GAMBARAN DATA PRAKTIK
ANALISA DATA DAN EVALUASI
A. Analisa Masalah
1. Statistik Kuantitas Pendaftaran Dan Pencabutan Pengukuhan Nomor Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)
Berikut ini jumlah pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di KPP Pratama Lubuk Pakam Pada Tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011.
Tabel 4.1 Jumlah Pengukuhan PKP PKP 20008 2009 2010 2011 Orang Pribadi 6 8 7 9 Badan 95 172 180 108 Jumlah 101 180 187 117
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam (Seksi Pelayanan) a. ORANG PRIBADI
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2008 ada sebanyak 6 orang PKP yang dikukuhkan, dan selanjutnya pada periode 2009 terdapat sebanyak 8 orang PKP yang dikukuhkan sehingga terlihat bahwa telah terjadi
periode 2010 menjadi 7 sehingga terjadi penurunan PKP sebanyak 1 orang atau sebesar 12.5% (1/8 x 100%). Kemudian pada periode 2011 menjadi 9 orang dimana telah terjadi lagi peningkatan PKP sebanyak 2 orang atau sebesar 28.5% (2/7 x 100%).
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa setiap tahun jumlah PKP Orang Pribadi yang dikukuhkan pada KPP Pratama Lubuk Pakam mengalami peningkatan dan penurunan. Terjadi peningkatan PKP berarti kesadaran para PKP untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP semakin bertambah. Dan terjadi penuranan PKP dimungkinkan karena kurangnya kesadaran para PKP untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP juga dikarenakan karena banyaknya PKP yang pindah tempat tinggal/tempat kedudukan usahanya ke wilayah kerja KPP lain.
b. BADAN
Berdasarkan tabel diatas terlihat pada periode 2008 terdapat 95 orang PKP yang dikukuhkan dan pada periode 2009 jumlah PKP yang dikukuhkan menjadi 172 orang sehingga terjadi peningkatan sebanyak 77 orang atau sebesar 81.05% (77/95 x 100%). Kemudian pada periode 2010 menjadi 180 orang dimana terjadi lagi peningkatan PKP sebayak 8 oarang atau sebesar 4.65% (8/172 x 100%). Lalu pada periode 2011 jumlah PKP yang dikukuhkan menjadi 108 orang sehingga terjadi penurunan PKP sebanyak 72 orang atau sebesar 40% (72/180 x 100%).
Berdasarkan data diatas juga disimpulkan bahwa setiap tahun jumlah PKP Badan yang dikukuhkan di KPP Pratama Lubuk Pakam mengalami peningkatan
dan penurunan. Hal ini dimungkinkan karena perusahaan-perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk dikukuhkan sebagai PKP Badan. Namun, tidak semua pengusaha yang melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dapat dikukuhkan sebagai PKP. Pihak KPP dapat menolak jika ternyata pengusaha tersebut tidak memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai PKP ataupun dalam hal alamat PKP terbukti tidak benar.
2. Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)
Berdasarkan data yang diperoleh, pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) dilakukan karena :
1. Pengusaha Kena Pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak yang lain.
2. Pengusaha Badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan Ketentuan Peraturan perUndang-Undangan perpajakan yang berlaku.
3. Tidak memenuhi syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Adapun hasil pendataan di Kantor Pelayanan Pratama Lubuk Pakam sejak tahun 2008 sampai tahun 2011 belum ada Pengusaha Kena Pajak yang memohon agar fiskus mencabut Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) yang telah diterbitkan sebelumnya.
Melihat data di atas, dapat disimpulkan bahwa hal ini merupakan keadaan yang baik karena jumlah pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) tersebut tidak mempengaruhi jumlah Pengusaha Kena Pajak yang telah dikukuhkan.
Dalam hal tersebut tidak mempengaruhi penerimaan pajak sehingga pemerintah tidak terlalu dirugikan karena berkurangnya penerimaan pajak.
3. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pendaftaran Dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak
1. Rendahnya Tingkat Pengetahuan PKP tentang Perpajakan
Rendahnya tingkat pengetahuan PKP tentang perpajakan merupakan suatu kendala tersendiri yang seharusnya mendapatkan perhatian khusus. Hal ini, secara tidak sadar sudah melakukan suatu perlawanan dalam perpajakan dalam bentuk tidak membayar pajak yang disebut dengan perlawanan Pasif, yaitu perlawanan yang disebabkan oleh faktor ketidaksengajaan.
Bentuk perlawanan pasif ini tidak terlihat adanya unsur kesengajaan dari pengusaha untuk menghindari pembayaran pajak apalagi menghambatnya. Pengusaha Kena Pajak hanya tidak mengetahui tentang untuk apa, bagaimana, kapan, dan pada siapa pajak harus dibayarkan. Jika dilihat dari sanksi yang diberikan terhadap perlawanan pasif merupakan perlawanan yang paling sulit untuk dikenai sanksi karena mereka memang betul-betul tidak sengaja dalam melakukan pelanggaran.
Sehingga dapat dikatakan apapun betuk perlawanan yang telah dilakukan tetap saja merugikan Negara dan menghambat proses perpajakan.
Dalam hal komunikasi dan informasi antara PKP dan fiskus menyebabkan terhambatnya pengurusan administrasi perpajakan, ini terlihat apabila PKP melakukan pengurusan-pengurusan dalam hal administrasi perpajakan selalu saja memiliki kendala-kendala PKP tidak melengkapi surat-surat sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam administrasi perpajakan, Pengusaha menggunakan perantara yang ditunjuk secara sah oleh hukum atau dengan kata lain tidak dilengkapi dengan surat kuasa dari PKP yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan terhambatnya kelancaran tugas-tugas aparat pajak.
4. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Untuk Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Dalam Pendaftaran Dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak :
a. Dalam hal melaksanakan tugasnya merancang Undang-Undang Pajak, pemerintah harus membuat peraturan yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Jika peraturan yang dibuat sulit untuk dimengerti oleh masyarakat awam, maka secara otomatis akan timbul suatu bentuk perlawanan pajak baik perlawanan aktif maupun pasif, yang cara dan bentuknya berbeda-beda.
b. Jika ditinjau dari pungutan pajak, sebenarnya petugas pajak dapat menyebarkan informasi pajak yang seluas-luasnya dengan biaya yang terjangkau. Karena tujuan utama dari penyebaran informasi pajak adalah untuk memberikan pengertian kepada masyarakat luas sehingga pada akhirnya masyarakat sadar dan ikut berpartisipasi dalam pembayran pajak.
c. Kebijakan lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam menyebarkan informasi perpajakan adalah mengadakan sosialisai dan memperbanyak buku-buku panduan perpajakan. Cara ini sebenarnya dapat dikatakan cara yang termurah dan efisien, karena sebagian buku-buku ini diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah.