• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.3 Jaringan Opportunistic (OppNet)

Jaringan Opportunistic merupakan jaringan nirkabel dimana terjadi pemutusan dan latency yang tinggi pada tiap-tiap node. Pada Jaringan

Opportunistic tidak ada jalur end-to-end path antara node untuk jangka

waktu yang panjang atau tidak ada jalur yang terbentuk secara langsung dari source node ke destinaton node. Jaringan Opportunistic dirancang untuk beroperasi secara efektif pada jarak ekstrim yang ditemui dalam komunikasi ruang angkasa dan digunakan untuk komunikasi antar planet inter-planetary

network [8] menggunakan gelombang elektromagnetik (kecepatan cahaya).

Dalam Jaringan Opportunistic sebagian besar source node mengirim messages ke destination tanpa membangun atau membentuk jalur lengkap

end-to-end atau konektivitas antara tiap node. Jalur ada secara kebetulan

atau jalur akan terbentuk secara kebetulan ketika node bertemu sehingga jalur sangat mudah terputus atau arah jalur dapat berubah setelah jalur terbentuk. Jaringan Opportunistic tidak menjamin adanya jalur antara source

node dan destination node setiap saat.

Paket di jaringan Opportunistic diasumsikan seperti bundle. Dalam jaringan Opportunistic proses store-carry-forward dilakukan pada sebuah

layer tambahan yang disebut bundle layer dan data yang tersimpan

sementara disebut bundle. Apabila suatu saat salah satu node yang menjadi router bermasalah, maka jaringan di Opportunistic tetap dapat bekerja. messages akan ditahan di node (router) terakhir yang masih berfungsi. Selanjutnya message tersebut akan diteruskan ke node berikutnya apabila

node berikutnya telah berfungsi normal. Jaringan Opportunistic selalu dapat bekerja pada jaringan yang penuh hambatan. Forwading data dalam jaringan

Opportunistic terjadi jika tidak ada koneksi yang tersedia pada waktu

tertentu maka node source perlu menyimpan dan membawa pesan sampai ke node berikutnya :

Gambar 2.1 Metode Store-carry-Forward pada jaringan Opportunistic Metode store-carry-forward memiliki konsekuensi yaitu setiap node harus memiliki media penyimpanan (storage). Storage akan digunakan untuk menyimpan messages apabila koneksi dengan node berikutnya belum tersedia atau terputus.

Gambar 2.2 Bundle Layer

2.3.1 Karakteristik jaringan Opportunistic

Beberapa karakteristik dari jaringan ini adalah :

a. Terjadinya Pemutusan topologi jaringan

Tidak ada koneksi antara node karena terjadi perubahan topologi jaringan. Hal ini dikarenakan node bergerak secara acak atau node berpindah secara terus menerus.

b. Intermittent Connectivity

Link yang terputus secara terus menerus atau tidak tersedianya jalur end-to-end antara source dan destination.

c. Latency yang Tinggi

Latency didefinisikan sebagai end-to-enddelay antara node. Latency tinggi terjadi karena jumlah pemutusan antara node yang

terjadi secara terus menerus.

d. Low Data Rate

Data Rate adalah tingkat yang menggambarkan jumlah

pesan yang disampaikan dibawah jangka waktu tertentu. Low Data

Rate terjadi karena delay yang lama antara transmisi. e. Sumber Daya Yang Terbatas

Jaringan Opportunistic memiliki kendala pada sumber daya (Resources). Hal ini membutuhkan desain protokol untuk mengefesienkan sumber daya. Dengan kata lain, penggunaan node harus mengkonsumsi sumber daya perangkat keras secara terbatas seperrti baterai. Selain itu, protokol routing yang baik akan mempengaruhi sumber dari beberapa node. Sebagai contoh, node dapat memilih untuk mengalihkan beberapa bundel mereka untuk disimpan ke node lain untuk membebaskan memori atau untuk mengurangi biaya transmisi.

2.3.2 Aplikasi Jaringan Opportunistic

Jaringan Opportunistic didesain untuk digunakan pada situasi yang ekstrim (sesuatu yang tidak membutuhkan pengiriman yang cepat). Jaringan Opportunistic dapat mengirimkan messages di jaringan yang memiliki medan yang sulit atau koneksinya tidak tersedia secara terus-menerus. Beberapa contoh aplikasi pada jaringan

Opportunistic adalah kondisi ekstrim atau darurat dimana dukungan

infrastruktur hampir tidak ada, operasi militer dan pada daerah yang terkena bencana yang besar (daerah pasca bencana).Pada situasi pasca

bencana, asumsi ini kemungkinan tidak berlaku ketika sebagian atau seluruh infrastruktur jaringan hancur atau terputus.

Jaringan Opportunistic dapat digunakan untuk penanganan khasus pasca bencana. Oleh karena itu aplikasi di jaringan

Opportunistic mentolerir keterlambatan yang sangat lama karena

koneksi yang terputus secara terus menerus karena pergerakan node yang random. Beberapa network yang mengikuti paradigma ini adalah Wildlife tracking sensor networks (dijalankan di Afrika untuk memantau pergerakan Zebra (ZebraNet)), Military networks dan Inter-planetary network (project NASA), communication in Rural

Villages dengan tujuan untuk membawa konektivitas Internet untuk

daerah pedesaan dan dapat digunakan pada kondisi emergency [8].

2.3.3 Protokol Routing

Protokol routing merupakan aturan dalam routing protokol dalam proses pengiriman dan pertukaran data (berupa blok-blok data) dari sebuah node ke node yang lain dalam jaringan. Jaringan

Opportunistic adalah sekumpulan node yang bergerak secara mobile

dan berkomunikasi secara wireless. Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan node yang lain selama masih berada dalam jangkauan perangkat radio (radio range) yang sama. Node yang bersifat sebagai penghubung (relay node) digunakan untuk meneruskan message dari source node ke destination node.

Sebuah jaringan wireless akan mengorganisir dirinya sendiri dan beradaptasi dengan sekitarnya. Ini berarti jaringan tersebut dapat terbentuk tanpa sistem infrastruktur. Perangkat pada jaringan

Opportunistic harus mampu mendeteksi keberadaan perangkat lain

untuk melakukan komunikasi dan berbagi informasi.

Routing merupakan perpindahan informasi diseluruh jaringan dari source node ke destination node dengan minimal satu node berperan sebagai perantara (relay node). Routing dibagi menjadi 2

bagian. Yang pertama adalah protokol routing yang berfungsi untuk menentukan bagaimana node berkomunikasi dan membagikan informasi dengan node lainnya yang memungkinkan node source untuk memilih rute yang optimal ke node destination dalam sebuah jaringan komputer. Fungsi utama dari routing pada jaringan

Opportunistic adalah mencari jalur dari node source ke node

destination. Protokol routing akan menyebarkan informasi pertama kali ke relay node, kemudian ke seluruh jaringan.

Strategi routing pada jaringan Opportunistic dibagi menjadi dua yaitu: flooding (replikasi) dan forwading. Pada strategi flooding copy message akan dikirim ke relay nodes dan kemudian disimpan sampai salah satu relay node bertemu dengan destination node. Contoh penggunaan strategi flooding adalah routing Epidemic, dimana pada prinsipnya Epidemic tidak memerlukan pengetahuan tentang topologi jaringan, karena Epidemic menggunakan mekanisme copy message untuk meningkankan delivery probability dan meminimalkan latency, tetapi penggunaan strategi flooding

mengakibatkan boros resources (buffer) dan baterai (node power). Strategi yang kedua adalah forwading dimana penggunaan strategi forwading memerlukan pengetahuan tentang topologi jaringan untuk memilih jalur terbaik ke node destination. Message akan diteruskan dari node ke node yang lain sepanjang jalur terbaik. Setiap node akan menentukkan relay node yang baik berdasarkan routing

metric tertentu untuk setiap message agar delivery probability yang

diterima destination node tinggi. Contoh penggunaan strategi ini adalah protokol Spray And Focus.

Dokumen terkait