• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. PERKEMBANGAN DAN PERANAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI

3.9. Jasa-jasa

Sektor Jasa-Jasa terdiri dari subsektor Jasa Pemerintahan Umum dan Jasa Swasta. Jasa Swasta terbagi lagi menjadi kelompok Jasa Sosial Kemasyarakatan, Jasa Hiburan dan Rekreasi, serta Jasa Perorangan dan Rumahtangga. Nilai PDRB atas dasar harga konstan untuk sektor Jasa-Jasa tahun 2010 senilai Rp. 823,77 miliar. Nilai tambah terbesar berasal

dari kegiatan pada subsektor Pemerintahan Umum, yakni sebesar Rp. 685,42 miliaratau

Sementara sisanya berasal dari kegiatan pada subsektor Jasa Swasta. Secara nominal sektor Jasa-Jasa Kota Jayapura mencapai Rp. 1,71 triliun, dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar 21,35 persen.

Tabel M. Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Jasa-Jasa di Kota Jayapura, 2009-2010 (%)

Sektor Pertumbuhan Ekonomi Kontribusi Sektor

2009*) 2010**) 2009*) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) Jasa-Jasa 28.95 14.13 20.35 21.35 Pemerintahan Umum 32.60 13.56 17.05 17.96 Jasa Sosial Kemasyarakatan 17.54 18.34 1.22 1.28

Jasa Hiburan dan Rekreasi 9.25 18.19 1.25 1.26

Jasa Perorangan dan RT 12.52 13.60 0.84 0.86

4. PDRB MENURUT KELOMPOK SEKTOR

Pengelompokkan dari sembilan sektor ekonomi menjadi tiga kelompok, didasarkan pada output-input untuk terjadinya proses produksi tiap sektor:

a. Sektor Primer

Jika outputnya masih merupakan proses tingkat dasar, yang termasuk kelompok ini adalah:

1. Sektor Pertanian

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

b. Sektor Sekunder

Jika inputnya berasal dari sektor primer, yang termasuk sektor ini adalah:

1. Sektor Industri

2. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

3. Sektor Bangunan

c. Sektor Tersier

Biasanya outputnya berupa jasa pelayanan, yang termasuk kelompok ini adalah:

1. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

2. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

3. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Kelompok sektor tersier di Kota Jayapura mampu meningkatkan jumlah produksinya

menjadi Rp. 2,25 triliun dengan pertumbuhan sebesar 4,52 persen, jauh lebih kecil

dibanding pertumbuhan tahun 2009 yang mencapai 27,00 persen. Sementara itu,

walaupun nilai tambah yang diciptakan lebih kecil dari kelompok sektor tersier, kelompok sektor sekunder mampu meningkatkan jumlah produksinya dengan pertumbuhan sebesar 17,69 persen, lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Jayapura.

Tabel N. PDRB Kota Jayapura menurut Kelompok Sektor, 2009-2010 (juta rupiah)

Kelompok Sektor PDRB ADHB PDRB ADHK 2000 2009*) 2010**) 2009*) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) Primer 343,243.51 378,923.00 219,691.11 237,103.22 Sekunder 1,572,843.29 2,180,169.58 750,921.19 883,776.01 Tersier 4,900,393.96 5,451,284.80 2,151,614.27 2,248,846.54

Dalam perekonomian Kota Jayapura, kelompok sektor tersier masih merupakan kelompok sektor yang dominan, baik nilai tambah maupun kontribusinya. Untuk tahun 2010 kontribusi kelompok sektor tersier mencapai 68,05 persen dengan nilai tambah yang

meningkat dari Rp. 4,90 triliunpada tahun 2009 menjadi Rp. 5,45 triliunpada tahun 2010.

Persentase kontribusi kelompok sektor ini lebih kecil dibanding pada tahun 2009 karena kontribusi sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap nilai tambah perekonomian Kota Jayapura menurun drastis.

Grafik 5. Pertumbuhan PDRB Kota Jayapura menurut Kelompok Sektor, 2007-2010 4.66 5.74 5.00 7.93 13.71 15.00 16.31 17.69 14.31 18.63 27.00 4.52 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 2007 2008 2009 2010 P e r s e n Tahun Primer Sekunder Tersier

Sementara itu, kelompok sektor sekunder memberi kontribusi sebesar 27,22 persen, dimana nilai tambah yang terbentuk mencapai Rp. 2,18 triliun. Kontribusi kelompok sektor primer terhadap pembentukan nilai tambah PDRB Kota Jayapura hanya sebesar 4,73

persendan cenderung terus turun. Hal ini sejalan dengan terjadinya proses transformasi

struktur ekonomi mencakup pergeseran secara perlahan-lahan aktivitas Pertanian ke arah sektor non Pertanian, dari sektor Industri ke sektor Jasa.

Grafik 6. Distribusi Persentase menurut Kelompok Primer, Sekunder, Tersier Tahun 2010 4.73 27.22 68.05 Primer Sekunder Tersier

A. CAKUPAN DAN METODE PENGHITUNGAN NILAI TAMBAH SEKTOR-SEKTOR EKONOMI

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapat dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain, tidak termasuk kegiatan yang tujuannya untuk hobi saja. Sektor pertanian meliputi lima subsektor yaitu : subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, dan perikanan.

1.1. Tanaman Bahan Makanan

Mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Data produksi diperoleh dari BPS dan Dinas Pertanian, sedangkan data harga bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh BPS.

Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing harganya kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga berlaku pada tahun yang bersangkutan.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu : mengalikan produksi pada tahun yang bersangkutan dengan harga pada tahun 2000,

kemudian dikurangkan lagi dengan biaya antara yang dihitung dengan harga konstan 2000.

1.2. Tanaman Perkebunan

Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti kelapa, kopi dan sebagainya. Termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti minyak kelapa rakyat dan kopi olahan. Data produksi dan harga diperoleh dari dinas perkebunan.

NTB atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 dihitung dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan.

1.3. Peternakan dan hasil-hasilnya

Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-hasil ternak, seperti sapi, babi, kambing, domba, telur, susu segar serta hasil pemotongan hewan. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak neto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, produksi susu dan telur diperoleh dari Dinas Peternakan, sedangkan data mengenai harga ternak diperoleh dari BPS.

NTB atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 dihitung dengan cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambahnya.

1.4. Kehutanan

Sebagaimana subsektor lainnya dalam sektor pertanian, output subsektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan harga masing-masing tahun dan ini disebut output atas dasar harga berlaku. Penggunaan harga pada tahun dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya NTB dihitung dengan menggunakan rasio nilai tambah terhadap output.

1.5. Perikanan

Mencakup semua hasil dari kegiatan seperti perairan umum, tambak, kolam, sawah dan karamba, serta pengolahan sederhana seperti penggaram ikan. Data produksi diperoleh dari Dinas Perikanan dan data harga diperoleh dari BPS.

Penghitungan NTB atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 dilakukan dengan cara yang sama seperti pada subsektor tanaman bahan makanan.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini terdiri atas tiga subsektor yaitu : pertambangan minyak dan gas bumi (migas); pertambangan tanpa migas; dan penggalian. PDRB Kota Jayapura hanya mencakup sub sektor penggalian.

2.1. Penggalian

Subsektor ini mencakup kegiatan penggalian seperti karang, pasir dan tanah liat. Penghitungan output atas dasar harga konstan 2000 menggunakan perubahan output sektor bangunan atas dasar harga konstan (2000=100) dikalikan dengan rasio NTB

terhadap output tahun 2000, sehingga diperoleh NTB atas dasar harga konstan.

Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dengan Indeks Harga Perdagangan Besar penggalian (2000=100). Selanjutnya untuk memperoleh NTB atas dasar harga berlaku output ini dikalkan dengan rasio NTB terhadap output pada masing-masing tahun.

3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini mencakup tiga sub sektor yakni industri besar dan sedang; industri kecil dan kerajinan rumah tangga; dan industri pengilangan minyak bumi. Industri besar dan sedang mempunyai tenaga kerja 20 orang dan lebih, industri kecil 5-19 orang, sedangkan industri kerajinan rumah tangga 1-4 orang. Di Kota Jayapura hanya mencakup dua subsektor saja yaitu subsektor industri besar/ sedang dan subsektor industri kecil kerajinan rumah tangga.

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengurangkan output dengan biaya antara, sedangkan NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai output atas dasar harga berlaku dengan indeks harga yang sesuai dengan kelompoknya masing-masing. NTB diperoleh dengan cara mengalikan output atas dasar harga konstan untuk masing-masing tahun dengan rasio nilai tambah pada tahun dasar.

4. Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor ini terdiri dari dua subsektor, yaitu : subsektor listrik dan subsektor air bersih

4.1. Listrik

Kegiatan ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umun Listrik Negara (PLN) maupun perusahaan Non PLN seperti pembangkitan listrik oleh Perusahaan Pemerintah Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perusahaan maupun perorangan) dengan tujuan untuk dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan listrik yang dicuri.

Metode penghitungan yang dilakukan untuk subsektor ini untuk harga berlaku adalah dengan pendekatan Produksi, yaitu nilai tambah bruto diperoleh dari nilai output dikurangi dengan biaya antara. Sedangkan penghitungan untuk harga konstan digunakan metode Revaluasi, yaitu output diperoleh dari perkalian antara produksi masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar.

4.2. Air Bersih

Kegiatan ini mencakup proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air minum, serta pendistribusian dan penyalurannya melalui pipa dan alat lain ke rumahtangga, instansi pemerintah maupun swasta baik yang dilakukan oleh PAM maupun bukan PAM.

Metode penghitungan NTB harga berlaku maupun harga konstan sama dengan cara penghitungan subsektor listrik.

5. Sektor Bangunan

Mencakup segala kegiatan pembangunan fisik (konstruksi) baik berupa gedung, jalan, jembatan dan konstruksi lainnya. Perkiraan output menggunakan hasil Sensus Ekonomi 2006 yang disesuaikan dan data tahunan dari laporan realisasi pengeluaran pembangunan pemerintah, selanjutnya ditambah dengan output bangunan yang dikerjakan oleh swasta dan masyarakat. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolatornya.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor yaitu subsektor perdagangan, subsektor hotel dan subsektor restoran. Pada dasarnya kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi/ hotel, serta penjualan makanan dan minuman seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya.

6.1. Perdagangan Besar dan Eceran

Output perdagangan merupakan jumlah margin perdagangan yang timbul dari seluruh komoditi yang diperdagangkan. Output atas dasar harga berlaku diperkirakan berdasarkan jumlah tenaga kerja dikalikan dengan rata-rata output per tenaga kerja.

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan nilai output dengan rasio nilai tambah. Sementara NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan Indeks Harga Perdaganan Besar sebagai deflator.

6.2. Hotel

Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Yang dimaksud akomodasi disini adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen, motel, dan hostel. Output diperoleh dari perkalian jumlah malam kamar dengan rata-rata tarif per malam kamar.

NTB diperoleh dengan mengalikan output dengan rasio nilai tambahnya. Sedangkan output dan NTB atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi atau metode deflasi dengan indeks tarif hotel tertimbang sebagai deflatornya.

6.3. Restoran

Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan dan penjualan makanan dan minuman jadi. Output diperoleh dari perkalian antara jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja.

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan nilai output dengan rasio nilai tambah. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan IHK makanan sebagai deflator.

7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang baik melalui darat, laut, sungai/ danau dan udara termasuk jasa penunjang angkutan dan komunikasi.

7.1. Angkutan Jalan Raya

Subsektor ini meliputi semua kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum seperti bis, truk, taksi, ojek, dan sebagainya.

Perkiraan NTB atas dasar harga berlaku didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang yang diperoleh dari Dinas Perhubungan. Sementara NTB atas dasar konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks produksi masing-masing jenis angkutan jalan raya.

7.2. Angkutan Laut

Subsektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi didalam dan keluar daerah.

Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan indikator produksi (jumlah barang dan penumpang yang diangkut) dengan indikator harganya. Output atas dasar harga konstan bisa dihitung dengan metode revaluasi ataupun ekstrapolasi. Untuk penghitungan NTB diperoleh dengan cara perkalian antara rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.

7.3. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

Jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kendaraan/ kapal sungai dan danau baik bermotor maupun tidak bermotor. NTB atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 dihitung dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada angkutan laut.

7.4. Jasa Penunjang Angkutan

Jenis kegiatan yang dicakup adalah kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan meliputi pelayanan jasa terminal dan parkir, keagenan, ekspedisi, bongkar muat, pergudangan dan lain sebagainya.

Output atas dasar harga berlaku dari kegiatan ini diperkirakan berdasarkan pendekatan produksi.

7.5. Komunikasi

Subsektor ini mencakup jasa pos giro, telekomunikasi dan jasa penunjang komunikasi.

a. Pos dan Giro

Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya.

Perkiraan NTB atas dasar harga berlaku didasarkan pada data produksi yang diperoleh dari PT POS sedangkan NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi.

b. Telekomunikasi

Mencakup kegiatan pemberian jasa telekomunikasi dalam hal pemakaian hubungan telepon, telegraf dan teleks.

PT. Telkom, PT. Indosat serta perusahaan penyedia jasa telekomunikasi lainnya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan IHPB umum sebagai deflator.

c. Jasa Penunjang Komunikasi

Mencakup kegiatan wartel/ warpostl/ warparpostel, radio panggil dan telepon seluler. Output diperoleh dari perkalian antara indikator produksi masing-masing kegiatan dengan output per indikatornya.

NTB atas dasar berlaku diperoleh dengan mengalikan nilai output dengan rasio NTB sedangkan NTB atas dasar konstan 2000 dihitung secara ekstrapolasi dengan indikator masing-masing kegiatan sebagai ekstrapolatornya.

8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor ini meliputi kegiatan bank, lembaga keuangan bukan bank, sewa bangunan serta jasa perusahaan.

8.1. Bank

Kegiatan yang dicakup dalam subsektor bank adalah kegiatan yang memberikan jasa keuangan pada pihak lain. Output subsektor ini diperoleh dari data yang diberikan oleh Bank Indonesia.

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank

pensiun. Output diperoleh dengan mengalikan rata-rata output per lembaga atau perusahaan (diperoleh dari hasil SKPR) dengan jumlah seluruh usaha yang ada.

NTB atas dasar berlaku diperoleh dengan mengurangkan output dengan biaya antara sedangkan NTB atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi dengan IHK Umum sebagai deflator.

8.3. Sewa Bangunan

Mencakup usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan serta usah persewaan tanah. Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara konsumsi rumah tangga per kapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah milik sendiri, pajak dan pemeliharaan rumah dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Data usaha persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Sensus Penduduk (SP). Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan tarif sewa per meter persegi.

8.4. Jasa Perusahaan

Subsektor ini meliputi kegiatan pemberian jasa yang pada umumnya melayani perusahaan, seperti jasa hukum dan notaris, jasa akuntan dan pembukuan, jasa persewaan alat-alat dan jasa perusahaan lainnya. Output atas dasar harga berlaku berdasarkan jumlah perusahaan dikalikan dengan rata-rata output per perusahaan.

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian rasio nilai tambah bruto dengan output. Sedangkan output dan NTB atas dasar harga konstan dapat dihitung dengan ekstrapolasi dengan menggunakan jumlah perusahaan sebagai ekstrapolator.

9. Sektor Jasa-jasa

Mencakup jasa pemerintahan umum dan pertahanan serta jasa swasta yang meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perorangan dan rumah tangga.

9.1. Pemerintahan Umum

Jasa pemerintahan umum pada prinsipnya terbagi dua, yakni pelayanan dari pemerintahan departemen dan pertahanan, dan kedua pelayanan yang diberikan oleh badan-badan di bawah departemen tersebut. Pelayanan kedua ini disebut jasa pemerintahan lainnya. Pemerintahan umum dan pertahanan mencakup semua departemen dan non departemen, badan/ lembaga tinggi negara, kantor-kantor dan badan-badan yang berhubungan dengan administrasi pemerintahan dan pertahanan. Pegawai guru pemerintah yang tugasnya mengajar dikategorikan sebagai jasa pendidikan sementara guru pemerintah yang memegang tata usaha dikategorikan sebagai administrasi pemerintah. Begitu juga dokter pemerintah yang tidak melayani masyarakat dikelompokkan sebagai jasa kesehatan. Kegiatan-kegiatan ini meliputi semua tingkat pemerintahan, baik pemerintahan pusat dan pemerintah daerah termasuk angkatan bersenjata.

belanja pegawai dan perkiraan penyusutan. Sedangkan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks tertimbang jumlah pegawai negeri menurut golongan kepangkatan.

9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan

Meliputi jasa pendidikan, kesehatan, riset, palang merah, panti asuhan, rumah ibadah, dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh swasta. Output diperoleh dari hasil perkalian dari setiap indikator produksi.

9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi

Meliputi kegiatan perusahaan/ lembaga swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti penyiaran radio dan televisi, tari, musik, taman hiburan, kelab malam dan sebagainya. Output diperoleh dari hasil perkalian dari setiap indikator produksi.

9.4. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

Meliputi jasa perbengkelan/ reparasi kendaraan bermotor; jasa reparasi lainnya seperti reparasi jam, tv,kulkas dll; jasa pembantu rumah tangga; jasa perorangan lainnya seperti pangkas rambut, tukang jahit, binatu, dll. Penghitungan output dan nilai tambah bruto dapat dilakukan dengan cara pendekatan produksi.

B. DAFTAR ISTILAH PENTING

Asset (Harta):

Pemilikan atas berbagai macam harta yang dimiliki oleh perorangan, perusahaan ataupun pemerintah. Secara praktis biasanya dinilai dalam bentuk moneter.

Biaya Antara:

Input yang dipergunakan habis dalam proses produksi dan terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa baik yang dibeli dari pihak lain ataupun yang diproduksi sendiri.

Bunga Neto:

Selisih antara bunga diterima dan bunga yang dibayar atas pinjaman yang diberikan.

Faktor Produksi:

Mencakup faktor-faktor yang terlibat langsung dalam suatu proses produksi baik secara langsung maupun tidak langpesung seperti tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian.

Harga Berlaku:

Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun berjalan.

Harga Konstan:

Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun tetap di satu tahun dasar.

Imputasi Jasa:

Merupakan perkiraan atas nilai output jasa yang dihasilkan, sebagai contoh imputasi jasa bank, jasa asuransi, jasa dana pensiun dan sebagainya.

Investasi:

Dana yang disisihkan untuk ditanamkan sebagai modal dalam usaha dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dengan harapan modal tersebut akan kembali dalam beberapa tahun.

Kapital:

Faktor produksi yang diciptakan leh keahlian manusia dari sumber alam yang tersedia dan digunakan untuk menciptakan pendapatan seperti mesin, peralatan, pabrik, dan sebagainya (barang modal).

Margin Perdagangan dan Biaya Pengangkutan:

Merupakan selisih nilai transaksi pada tingkat harga pembeli dengan tingkat harga produsen. Selisih ini mencangkup keuntungan perdangan enceran dan biaya pengankutan yang timbul dalam penyaluran barang dari produsen ke pembeli.

Input Primer:

Disebut juga nilai tambah bruto, terdiri atas balasan jasa tenaga kerja, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

Pajak Tidak Langsung Neto: Pajak tidak langsung dikurangi subsidi

Perlengkapan(Mark Up) :

Merupakan besaran persentase tertentu yang ditambahkan terhadap suatu bilangan estimasi yang fungsinya untuk melengkapi data yang tidak lengkap

Permintan antara:

Merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi proses produksi.

Permintaan Akhir:

Permintaan barang dan jasa untuk memenuhi konsumsi akhir, pembentukan modal dan ekspor.

Tahun Dasar:

Tahun terpilih sebagai rujukan statistik, yang digunakan sebai dasar perhitungan tahun-tahun yang lainya. Tahun dasar dapat mengambarkan seri data dengan indikator yang rinci mengenai perubahan/ pergerakan yang terjadi.

Revaluasi:

Metode yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah dan ouput atas dasar harga konstan dengan nilai produksi pada tahun yang bersangkutan dengan memakai harga pada tahun dasar.Begitu pula biaya-biaya antara di nilai dengan harga pada tahun dasar.

Defaluasi:

Metode yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah atas dasar harga dengan mendeflate nilai tambah atas dasar berlaku dengan indeks yang bersangkutan.

Ekstrapolasi:

Metode yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan mengekstrapolasi nilai tambah pada tahun dasar dengan menggunakan indeks kuantum dari barang- barang yang bersangkutan.

Tabel 1. PDRB Kota Jayapura Atas Dasar Harga Berlaku

Dokumen terkait