• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Tujuan penilaian kelas terdapat 4, yaitu:

a) Penelurusan (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar memper- oleh gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh siswa.

b) Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembeIajaran. Melalui penilaian kelas, baik yang bersifat formal maupun informal guru melakukan pengecekan kemampuan (kompetensi) apa yang siswa telah kuasai dan apa yang belum dikuasai.

c) Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyeb- abkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif.

d) Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum. Penyimpulan sangat penting dilakukan guru, khususnya pada saat guru diminta melaporkan hasil kemajuan belajar anak kepada orangtua, sekolah atau pihak lain

seperti di akhir semester atau akhir tahun ajaran baik dalam bentuk rapor siswa atau bentuk-bentuk lainnya, (Chittenden, 1991).

2. Didaktis sebagai fungsi penilaian kelas adalah sebagai serangkaian kegiatan penilaian yang bersifat mendidik. Penilaian yang dilakukan oleh guru harus bersifat mendidik yaitu dengan cara tes maupun non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (lay out) dan tampilannya agar siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian.

3. Perbedaan penilaian proyek dengan penilaian unjuk kerja adalah

 Penilaian proyek merupakan penilaian yang dilakukan dalam periode/waktu tertentu. Dalam penilaian proyek perlu mempertimbangkan tiga hal pokok yaitu, (1) Kemam- puan pengelolaan, (2) Relevansi, (3) Keaslian.

 Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta ketrampilan di dalam berba- gai macam konteks.

4. Self assessment atau penilaian diri adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Adapun keuntungan penilaian diri adalah:

a) Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;

c) Mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

5. Pendekatan dalam menetapkan lokasi peta kemajuan belajar terdapat 3 pendekatan, yaitu

1) Kalibrasi perilaku

Kalibrasi perilaku biasanya dilakukan dengan teknik item respon, yaitu membuat skala lokasi kemampuan berdasarkan perilaku siswa yang diamati. Penentuan skalanya dapat dilakukan dengan menempatkan kemampuan yang paling banyak muncul pada kelompok tertentu pada skala lokasi yang terbaik, sedangkan perilaku yang paling sedikit muncul pada kelompok tersebut diletakkan pada lokasi teratas.

2) Pembagian dalam level kemampuan

Skala lokasi pada peta kemajuan belajar siswa dapat ditetapkan dengan membuat rentang atau tingkat kemampuan. Jumlah level pada peta tersebut tidak pasti, akan

tetapi lebih didasarkan pada kesepakatan. Model ini akan mempermudah guru dalam mendeskripsikan kemajuan belajar siswa. Penentuan rentang bisa dalam bentuk angka, misalnya angka 1 sampai 8.

3) Penggunaan skala numerik (nilai)

Kedua pendekatan di atas dapat dilengkapi dengan penggunaan skala numerik. Pemberian nilai pada garis kontinum harus menunjukkan jarak yang sama antar nilai. Jadi misalnya perbedaan jarak kemampuan antara nilai 10 - 20 harus sama dengan nilai 80 – 90.

6. PAN dan PAP adalah

a) Penilaian Acuan Normal (PAN)

PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil dalam kelompoknya. Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya” dalam arti, bahwa patokan pembanding semata–mata diambil dari kenyataan–kenyataan yang diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu berlangsung, yaitu hasil belajar siswa yang diukur itu beserta pengolahannya, penilaian ataupun patokan yang terletak diluar hasil–hasil pengukuran kelompok manusia.

b) Penilaian Acuan Patokan (PAP)

PAP merupakan penilaian yang membandingkan hasil belajar terhadap suatu patokan yang harus ditetapkan sebelumnya. Patokan tidak dicari-cari ditempat lain dan tidak dicari di dalam sekelompok hasil pengukuran. Patokan yang telah disepakati terlebih dahulu itu biasanya disebut “Tingkat Penguasaan Minimum”. Mahasiswa yang dapat mencapai atau bahkan melampaui batas ini dinilai “lulus” dan belum mencapainya nilai “tidak lulus”. Dengan patokan yang sama ini pengertian yang sama untuk hasil pengukuran yang diperoleh dari waktu ke waktu oleh kelompok yang sama ataupun berbeda-beda dapat dipertahankan. Yang menjadi hambatan dalam penggunaan PAP adalah sukarnya menetapkan patokan yang benar- benar tuntas.

Faktor-Faktor Internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri), antara lain:

a. Gangguan secara fisik

Seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan (alergi, asma, dan sebagainya).

g. Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.

h. Kelemahan emosional

Seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment), tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi.

i. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah

Seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

 Faktor Eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu), yaitu berasal dari a. Sekolah, antara lain :

1. Sifat kurikulum yang kurang fleksibel

2. Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru) 3. Metode mengajar yang kurang memadai

4. Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar j. Keluarga (rumah), antara lain :

1. Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis

2. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya 3. Keadaan ekonomi.

8. Penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan Iangsung dengan aktivitas proses belajar mengajar (PBM). Demikian pula, PBM akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru. Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian harus dipahami sebagai kegiatan untuk mengaktifkan proses belajar mengajar agar sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu guru perlu merencanakan proyek pembelajaran sesuai dengan isi dan teknik penilaian kelas yang akan digunakan. Proyek Pembelajaran merupakan suatu kegiatan dalam proses belajar mengajar (PBM). Keterkaitan dan

keterpaduan antara penilaian, rencana mengajar dan proyek pembelajaran dapat digambarkan pada siklus di bawah ini.

Gambar 2. Siklus keterkaitan dan keterpaduan antara penilaian dan Proyek Pembelajaran

9. Bentuk program tindak lanjut terhadap siswa yang bermasalah adalah 1. Program Perbaikan

Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan melalui perbaikan proses belaar mengajar, yang di dalamnya mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan hal itu, keberagaman penyajian dalam bentuk kegiatan, latihan, tugas dan pengayaan akan memberikan dampak terhadap kemampuan berpikir rasional, keterampilan social, meningkatkan intelektual, dan mampu melahirkan keputusan-keputusan yang tepat berdasar situasi dan kondisi yang dialami.

Remedial (perbaikan) diberikan kepada siswa yang mengalami hambatan dalam prestasi belajarnya. Ketentuan mengenai hal itu berpedoman pada pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), artinya siswa yang memiliki nilai di bawah KKM maka kepadanya akan diberikan remedial.

2. Program Pengayaan

Untuk pencapaian peningkatan prestasi siswa, dalam pelaksanaannya di sekolah, peserta didik diberikan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan yang bersifat pengayaan dengan tetap memperhatikan pengembangan pribadi peserta didik. Pengayaan diberikan kepada siswa-siswi yang memiliki nilai di atas KKM. Siswa-siswa ini diberikan materi tambahan dan juga bimbingan khusus untuk menggali kemampuannya dalam mata pelajaran tertentu.

10. Analisis Instrumen adalah instrumen pengungkap aspek kognitif yang digunakan untuk menggali data memiliki kualitas tinggi, maka harus dilakukan analisis butir instrumen yakni analisis teoretik, analisis kualitatif atau disebut juga telaah butir dan analisis empirik, analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif pada umumnya dilakukan setelah telaah

RENCANA MENGAJAR PROYEK PEMBELAJARAN ANALISIS DAN UMPAN BALIK PENILAIAN KELAS

butir atau analisis kualitatif. Sedangkan analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama.

Dokumen terkait