• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jawaban dan Tanggapan Termohon terhadap permohonan pemohon pada Huruf A, terkait dengan tuduhan Pemohon yang menyatakan bahwa

JMLH TOTAL SURAT

A. Jawaban dan Tanggapan Termohon terhadap permohonan pemohon pada Huruf A, terkait dengan tuduhan Pemohon yang menyatakan bahwa

Termohon Tidak Netral dan Memihak Pasangan Calon Nomor Urut 2 (Dua) .

Bahwa Termohon menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh Pemohon di dalam permohonannya berkenaan ketidaknetralan dari Termohon;

1. Bahwa adalah keliru dan tidak benar, Termohon (Komisi Pemilihan Umum Kota Jayapura) dikualifikasi sebagai Tidak Netral dan memihak Pasangan Calon Nomor Urut 2 (Dua). Seluruh sinyalemen itu tidak didasarkan atas fakta-fakta yang sesungguhnya dan seluruh tuduhan yang demikian tidak berdasar.

2. Adapun rincian alasan yang hendak diajukan oleh Termohon adalah sebagai berikut:

Tuduhan Para Pemohon bahwa Sdr. La Pona (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Jayapura) sebagai Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut : 2 (dua) adalah tidak benar.

3. Bahwa Surat keputusan KPU Provinsi Jayapura No. 4 Tahun 2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Antar Waktu Anggota KPUD Kota Jayapura tanggal 28 Januari 2011 dan Berita Acara Rapat Pleno No. 01/PL/KPU-KT-JPR/II/2011 tentang Pemilihan Ketua KPUD Kota Jayapura telah diangkat 4 (empat) anggota KPUD Kota Jayapura yang baru, yaitu: La Pona, Bernadus mandowen, Zulfi AR, dan Symasudin Umar. La Pona terpilihnya menjadi Ketua KPUD Kota Jayapura dan diresmikan pengangkatannya bukan dilantik sebagaimana dalil Pemohon melalaui Keputusan KPU Provinsi papua No. 05 Tahun 2011 tanggal 4 Februari 2011;

4. Bahwa persoalan terhadap La Pona diada-adakan dan baru muncul ketika ia menjadi Ketua KPU Kota Jayapura berdasarkan surat yang tidak pernah diketahuinya, yaitu dengan beredar Surat Keputusan Koalisi Bangkit Terus Membangun Nomor : 002/A/K-BTM/III/2010, tanggal 22 Maret 2010 yang mencantumkan nama Prof. Dr. La Pona, Msi (Ketua KPU Kota Jayapura) sebagai salah satu tim kampanye bidang Penggalangan Massa dari salah satu pasangan calon Nomor Urut 2. Pemohon dengan sengaja memanipulasinya menjadi SK No. 002/A/K-BTM/III/2011.

5. Surat Keputusan tersebut selanjutnya di persoalkan oleh Para Pemohon sebagai pasangan calon dalam Pemilukada Ulang di Kota Jayapura. Demikian juga Prof. Dr. La Pona, Msi (Ketua KPU Kota Jayapura) yang selama ini merasa tidak pernah terlibat dalam kegiatan politik dan tidak pernah dihubungi dan dimintai persetujuan oleh Tim Sukses manapun juga termasuk pihak yang mempersoalkan pencantuman namanya dalam Surat Keputusan Koalisi Bangkit Terus Membangun Nomor 002/A/K-BTM/III/2010, tanggal 22 Maret 2010 dimaksud.

6. Koalisi Bangkit Membangun menyatakan telah membuat perubahan yang juga tidak diketahui La Pona sesuai dengan perubahan atas Surat keputusan Koalisi Bangkit Terus Membangun No. 005/A/K-BTM/VII/2010 tanggal 21 Juli 2010. Bahkan pasca Putusan MK a quo tentang akan dilaksanakannya Pemilukada Ulang Kota jayapura 2011-2016 sesuai Surat keputusan Koalisi bangkit Terus membangun No.

007/A/K-BTM/XII/2010 tanggal 2 Deember 2010 yang sama sekali tidak lagi mencantumkan La Pona dalam keputusan dimaksud;

7. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua KPU Kota Jayapura dan sekaligus sebagai pihak yang dipermasalahkan baik oleh Panwaslu Kota Jayapura, Bawaslu dan Pasangan Calon sdr. Prof. Dr. La Pona, Msi meminta kepada ketua KPU Provinsi Papua untuk menyelesaikan persoalan ini sampai tuntas sebelum melangkah pada tahap selanjutnya.

8. Berdasarkan permintaan tersebut kemudian pada tanggal 08 Februari 2011, KPU Provinsi Papua mengundang semua pihak yang terlibat dalam permasalahan ini masing-masing : Ketua Tim Sukses Koalisi Bangkit dan Terus Membangun; Ketua dan Anggota Panwaslu Kota Jayapura; Prof. Dr. La Pona, Msi (Ketua KPU) dan Ketua Tim Pasangan Calon Pemilukada untuk mengklarifikasi kebenaran dan menyelesaikan persoalan ini.

9. Hasil klarifikasi yang dilakukan oleh KPU Provinsi Papua sebagaimana tersebut diatas didapat fakta obyektif bahwa Prof. Dr. La Pona, Msi, tidak terbukti sebagai Tim Sukses dari Koalisi Bangkit dan Terus Membangun. TIM Koalisi Bangkit menyatakan bahwa nama tersebut dicantumkan tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari pihak sdr. Prof. Dr. La Pona, Msi dan Sdr. Prof. Dr. La Pona, Msi sendiri baik sebelum dan sesudah menjadi Ketua KPU Kota Jayapura tidak mengetahui adanya surat yang dipersoalkan yang mencantumkan namanya, kalau saja surat tersebut tidak muncul dan menjadi permasalahan.

10. Diakui juga oleh Tim Bangkit bahwa adanya kesalahan terhadap surat keputusan yang dibuatnya telah dilakukan revisi sebelum surat tersebut dipersoalkan atau muncul ke Permukaan atau sebelum Prof. Dr. La Pona, Msi menjadi Ketua KPU Kota Jayapura yaitu melalui Surat Keputusan Koalisi Bangkit dan Terus Membangun Nomor : 005/A/K-BTM/VII/2010, tanggal 21 Juli 2010, tentang Restrukturisasi Tim Kampanye Pemilukada Kota Jayapura Periode 2010-1015; dan 007/A/K-BTM/XII/2010 tanaggal 2 Desember 2010.

11. Uraian di atas menegaskan bahwa La Pona memang bukan dan tidak pernah menjadi anggota dari Tim Sukses Koalisi Bangkit. Hal ini diperkuat dengan hasil klarifikasi yang telah dilakukan oleh Komisi

Pemilihan Umum Provinsi Papua pada saat telah diterima oleh semua pihak (Panitia Pengawas Pemilukada Kota Jayapura, Masing-masing Ketua Tim Sukses Pasangan Calon yang mempersoalkan dan oleh Sdr. Prof. Dr. La Pona M.Si sendiri sebagai pihak yang kepentingannya dirugikan) dan persoalan ini dianggap telah selesai.

12. Dengan demikian jika kemudian sekarang Para Pemohon mempersoalkan lagi di depan Persidangan Mahkamah Konstitusi yang terhormat ini, maka hal ini merupakan sikap Inkonsistensi dari Para Pemohon, yang sudah tentu tidak berdasar hukum, karena Sdr. Prof. Dr. La Pona M.Si tidak pernah melakukan Pelanggaran terhadap Pasal 2, Pasal 28 ayat (2) dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu dan Pasal 2, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 11 huruf b, huruf f, Pasal 13 huruf a, huruf c dan huruf f, Pasal 17 huruf e, Pasal 19 Peraturan KPU Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu;

13. Bahwa sekalipun hasil klarifikasi KPU Provinsi Papua telah diterima oleh semua pihak, namun ketika Para Pemohon mengetahui kekalahanya kemudian persoalan tersebut diangkat lagi dan dilaporkan ke tingkat Bawaslu dan KPU Pusat dan Bawaslu tanpa memiliki dasar yang kuat selanjutnya memberi rekomendasi untuk membentuk Dewan Kehormatan di KPU Provinsi untuk memeriksa Sdr. Prof. Dr. La Pona M.Si. Kondisi seperti ini bisa difahami sebagai dinamika politik dan demokrasi;

14. Bahwa fakta senyatanya dalam proses Pemilukada Ulang di Kota Jayapura berjalan secara demokratis dan lancar tanpa ada gangguan yang signifikan dan bisa diterima oleh masyarakat kota pada umumnya. Keberadaan Sdr. Prof. Dr. La Pona M.Si di KPU Kota Jayapura tidak ada tanda-tanda sedikitpun bersikap tidak Netral atau tidak Independen. 15. Bahwa Surat KPU No. 265/KPU/V/2011 tanggal 25 Mei 2011 kepada

Ketua KPU Provinsi dimaksudkan untuk melakukan klarifikasi tentang adanya dugaan Ketua KPU Kota Jayapura seperti terurai di atas dan diminta untuk menyelesaikannya secara tuntas. Surat KPU Pusat itu bukan bersifat judgment yang sudah menyatakan bahwa Ketua KPUKota jayapura bersalah. De facto, KPU Provinsi telah melakukan

langkah-langkah persuasif untuk mengklarifikasi hal dimaksud dan telah menyatakan tidak ada masalah sebagaimana diuraikan di atas.

16. Bahwa surat yang dikeluarkan oleh Panwas Kota Jayapura dan Bawaslu tidak pernah diberikan kepada Termohon dan permohonan pembentukan Dewan Kehormatan jikapun itu benar hingga saat ini belum dilaksanakan oleh KPU Provinsi. Secara hukum, Termohon tidak dapat dihukum dan dinyatakan bersalah karena jikapun kelak Dewan Kehormatan itu dibentuk tidak berarti dan serta merta, Termohon sudah pasti dinyatakan bersalah;

17. Pemohon telah secara sengaja mencampuradukan suatu dugaan dengan judgment sehingga Termohon harus dinyatakan bersalah. Fakta menegaskan, pemilukada yang pemungutan suaranya dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2011 jau lebih baik dari pelaksanaan pemilukada Kota Jayapura pada tahun 2010. Fakta ini hendak mengaskan dan sekaligus memperlihatkan, sinyalemen yang diajukan oleh Pemohon tidaklah benar, mengada-ada dan bersifat insinuatif. Pemilukada Ulang sesuai dengan mandat dari MK telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan sesuai dengan asas, prinsip dan prosedur pelaksanaan pemilukada sesuai pertauran perundangan yang berlaku.

B. Jawaban dan Tanggapan Termohon terhadap Permohonan Pemohon