• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jemuran baju yang mudah unutk dipindahkan

Dalam dokumen BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 9-48)

dipindahkan

E Durability : lamanya umur jemuran baju

12 Awet dalam

penggunaannya

F Aesthetic : Keindahan /daya tarik lampu belajar

13 Desain jemuran baju menarik

No. Pernyataan

Tingkat kepentingan Tidak

penting Tidak begitu penting

Biasa saja penting Cukup Penting

A Performance: Karakteristi k dari jemuran baju

1 Memiliki kapasitas menjemur dalam jumlah banyak

B Feature : Ciri khas dari produk yang membedakan dari produk lain

2 Tersedianya pengait untuk menggantung baju

C Reliability : Kehandalan jemuran baju

3 Praktis dalam penggunaan 4 Tidak banyak memakai tempat 5 Tidak mudah berkarat 6 Aman dalam penggunaannya 7 Kuat dalam menahan

beban baju

D Conform ance : kesesuain produk dengan syarat seperti ukuran dan karakteristik dari lampu belajar

8 Mudah untuk

disimpan

9 Harga jemuran baju terjangkau

10 Masa jemuran baju ringan

11 Jemuran baju yang mudah untuk dipindahkan

E Durability : lamanya umur jemuran baju

12 Awet dalam

penggunaannya

F Aesthetic : Keindahan /daya tarik lampu belajar

13 Desain jemuran baju menarik

Saran dan tanggapan Anda

Menurut anda dari pertanyaan yang ada dikolom atas hal yang paling penting dalam alat jemuran baju adalah poin dan nomor berapa?

...

Komentar dan saran anda untuk jemuran baju yang anda gunakan atau yang ada dipasaran

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Kuisioner survei Bobot Kepentingan Kebutuhan

Pelanggan Pada Kotak Saran Dan Tanggapan

1. M enurut anda dari 13 pertanyaan pada kolom diatas hal yang paling penting dalam alat jemuran baju adalah nomor : 1-9-12-10-13-2-3-5-7-8-4-6-11

2. Komentar dan saran anda untuk jemuran baju yang anda gunakan atau yang ada dipasaran :

• Komentar : murah, bagus, mudah patah, tidak berkarat, mudah berkarat, kurang kuat, cepat rusak, tidak awet, kualitasnya kurang baik, belum ada yang memuaskan, banyak memakai tempat, jemuran kecil, jemuran tidak memadai, sedikit kapasitasnya, mahal.

• Saran : harus murah, kokoh, tidak makan tempat, tahan karat, ringan, kuat dalam menahan beban baju, aman, mempermudah pekerjaan menjemur, praktis, simpel, lebih tahan lama, kualitas lebih ditingkatkan, modelnya bagus, ekonomis, mudah dalam

penggunaannya, mudah disimpan, memuat banyak jemuran, mudah untuk dipindahkan.

3. Pengolahan dan pengujian data

Setelah dilakukan survei maka data dapat diinput ke dalam tabel untuk dihitung jumlah rata-rata bobot yang diberikan untuk setiap variabel. Hasil perhitungan rata-rata bobot untuk ke-13 variabel disimpulkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.6 Tingkat Kepentingan Setelah M engalami Penyempitan

Hasil di atas perlu diuji terlebih dahulu validitas datanya dengan menggunakan uji signifikansi antara satu variabel dengan total bobot keseluruhan variabel. Uji ini dilakukan dengan uji Pearson Correlation. Dengan rumus sebagai berikut:

sxsy n y y x x r ) 1 ( ) )( ( =

No Kebutuhan Kepentingan

1 Jemuran baju M emiliki kapasitas menjemur dalam jumlah banyak 5 2 Jemuran baju Tersedianya pengait untuk menggantung

gantungan baju

5 3 Jemuran baju Praktis dalam penggunaan 5

4 Jemuran baju Tidak banyak memakai tempat 4

5 Jemuran baju Tidak mudah berkarat 5

6 Jemuran baju Aman dalam penggunaannya 5

7 Jemuran baju Kuat dalam menahan beban baju 5

8 Jemuran baju M udah untuk disimpan 5

9 Jemuran baju Harga jemuran baju terjangkau 4 10 Jemuran baju M asa jemuran baju ringan 4 11 Jemuran baju Jemuran baju yang mudah untuk dipindahkan 4

12 Jemuran baju Awet dalam penggunaannya 5

Dimana : r = Koefisien Korelasi Pearson y = jumlah bobot total tiap kolom X= Jumlah bobot total tiap baris N= banyaknya responden SxSy = Deviasi standar untuk x dan y

Pengujian dilakukan per variabel dengan memasukkan variabel-variabel tersebut ke dalam Microsoft Excel, maka didapatkan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) untuk tiap variabel:

r1= 0.991 valid r2= 0.99 valid r3= 0.992 valid r4= 0.981 valid r5= 0.988 valid r6= 0.994 valid r7= 0.994 valid r8= 0.989 valid r9= 0.991 valid r10= 0.982 valid r11= 0.986 valid r12= 0.992 valid r13= 0.967 valid

Karena nilai r untuk tiap variabel berada pada interval 0,3 < r < 1, maka data yang didapatkan dianggap valid untuk semua variabel. Dan dapat dipakai untuk diteruskan ke tahap selanjutnya yaitu spesifikasi produk.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Spesifikasi Produk

Dengan menggunakan input dari tabel 4.4 di atas, tahapan spesifikasi produk dapat dilakukan dengan tujuan mengetahui apa yang harus dilakukan produk jemuran baju ini untuk menjawab dari kebutuhan pelanggan yang telah teridentifikasi. Tahapan spesifikasi produk secara keseluruhan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu: 1. M enyiapkan daftar metrik.

2. M engumpulkan informasi tentang pesaing. 3. M enetapkan spesifikasi target.

4.2.1.1 Menyiapkan Daftar Metrik kebutuhan

Dalam tahapan ini yang perlu dilakukan adalah mencari hubungan antara metrik produk dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi, yang merupakan inti dari tahapan spesifikasi produk. Seperti terlihat pada daftar metrik kebutuhan dibawah ini

Tabel 4.7 Daftar M etrik Kebutuhan

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

1 1,2 Pengait terbuat dari plastic 5 list

2 3,4,11,8 Dimensi alat 4 mm

3 3,13 Model 4 list

4 3 Panjang tali 5 mm

5 12,5 Bahan dasar 5 list

6 10 Massa total alat 5 gram

7 9 Harga terjangkau 4 Subjektif

Pada daftar metrik kebutuhan terlihat bahwa kebutuhan mana saja yang berhubungan dengan kebutuhan yang ada. Seperti contoh: metrik kebutuhan no. 6 yaitu pengait terbuat dari plastic untuk menggantung hanger adalah menjawab kebutuhan nomor 1 dan 2 yaitu awet dalam penggunaan dan tidak mudah berkarat. Jadi jelas terlihat adanya hubungan antara metrik dengan kebutuhan, yang lebih jelasnya hubungan tersebut dapat terlihat pada matriks-metrik kebutuhan berikut.

Gambar 4.2 M atriks-M etrik Kebutuhan

1 2 3 4 5 6 7 8 Cant olan t er bu at dar i P las tik Dim ens i alat M odel P anjang t ali B ahan das ar M as sa To ta l a la t Har ga t er jangk a u A m an dalam pen ggu naa nny a 1 Memilik i kapas itas menjemur dalam jum lah banyak

2 Tersedianya pengait untuk menggantung baju

3 Praktis dalam penggunaannya ● ● ●

4 Tidak bany ak memakai tempat

5 Tidak mudah berkar at

6 Aman dalam penggunaannya

7 Kuat dalam menahan beban baju

8 Mudah untuk disim pan

9 Harga jemuran baju terjangkau

10 Masa jemur an baju ringan

11 Jemuran baju yang mudah unutk dipindahkan

12 Awet dalam penggunaannya

4.2.1.2 Mengumpulkan Informasi tentang pesaing

Dari daftar metrik yang ada, maka dapat dikumpulkan data-data dari produk-produk pesaing yang ada selama ini untuk jenis metrik yang sama. Tujuannya adalah untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan produk yang sedang dikembangkan dengan produk yang sudah ada. Jemuran baju yang menjadi bahan pembanding adalah jemuran baju yang dibuat oleh pabrik atau toko alumunium yang biasa memproduksi jemuran baju yang terbuat dari alumunium dan jemuran baju traditional.

Gambar 4.4 M odel Jemuran Baju Toko Alumunium

Gambar 4.3 dan gambar 4.4 adalah salah satu contoh produk jemuran baju yang dibuat oleh toko alumunium yang ada dipasaran harga produk jemuran tersebut berkisar antara Rp 200.000 – 400.000. Jemuran baju ini biasa

dipergunakan untuk rumah yang memiliki halaman yang luas. Warna jemuran baju ini pun terdiri dari warna hijau dan silver. Jemuran ini dapat dilipat apabila jemuran ini tidak digunakan dalam menjemur.

Gambar 4.5 Jemuran Galah

Pada gambar 4.5 dan 4.6 adalah contoh dari jemuran traditional. Jemuran traditional terbuat dari tali atau juga menggunakan galah. Dalam membuat jemuran traditonal biaya yang diperlukan adalah berkisar antara Rp 10.000 – Rp 20.000.

Gambar 4.7 Jemuran Baju Lion Star

Jemuran baju lion star digunakan dalam menjemur pakaian kecil. Jemuran ini dapat dilipat kembali apabila jemuran ini tidak digunakan. Harga jemuran ini berkisar Rp 30.000 – Rp 40.000.

Tabel 4.8 Tabel Analisis Pesaing Berdasarkan M atrik No Kebutuhan Matrik Kepentingan Satuan Jemuran

Tradisional

Lion star Hotata Toko Allumunium 1 1,2 Pengait terbuat

dari plastic 5 list - - - -

2 3,4,11,8 Dimensi alat 4 cm 200x100x160 40x50x40 200x120x50 200x120x150

3 3,13 Model 4 list - - - -

4 3 Panjang tali 5 cm 600 - - -

5 12,5 Bahan dasar 5 list - plastic rangka

alumunium alumunium rangka 6 10 Massa total alat 5 kg <5 <0.5 <7 <7

7 9 Harga terjangkau 4 Rp 10000 30000 630000 300000 8 6 Aman dalam penggunaannya 5 Subjektif - - - -

Tabel 4.9 Tabel Analisis Pesaing Berdasarkan kebutuhan No Kebutuhan Kepentingan Jemuran

Tradisional Lion star Hotata Allumunium Toko 1 Memiliki kapasitas menjemur

dalam jumlah banyak 5

2 Tersedianya pengait untuk

menggantung gantungan baju 5

3 Praktis dalam penggunaan 5 4 Tidak banyak memakai

tempat 4

5 Tidak mudah berkarat 5 6 Aman dalam penggunaannya 5 7 Kuat dalam menahan beban

baju 5

8 Mudah untuk disimpan 5

9 Harga jemuran baju terjangkau

4 10 Masa jemuran baju ringan 4

11 Jemuran baju yang mudah untuk dipindahkan

4 12 Awet dalam penggunaannya 5

4.2.1.3 Menetapkan Spesifikasi Target

Dalam menetapkan spesifikasi target ini dapat ditentukan dengan menetapkan batasan-batasan dari tiap-tiap spesifikasi produk dan dalam menentukan angka tersebut dapat dilakukan dengan melihat data pesaing dan menggunakan data tersebut menjadi dibuat sebuah margin dan setelah itu baru ditentukan nilai ideal dari data tersebut.

Tabel 4.10 Spesifikasi Target

NO Kebutuhan M atrik Satuan Nilai

M arginal

Nilai Ideal

1 1,2 Pengait terbuat dari plastic

list - - 2 3,4,11,8 Dimensi alat cm 12x9x13 9x6x10

3 3,13 Model list - -

4 3 Panjang tali mm 3-6 6

5 12,5 Bahan dasar plastik list alumunium plastik

6 10 Massa total alat kg 2 0.5

7 9 Harga terjangkau Rp 40000 60000

8 6 Aman dalam

penggunaannya Subjektif - -

Nilai ideal didapatkan dengan cara mengambil nilai yang masih ada pada batasan marginal maksimum dan minimum. Sehingga nilai ideal tersebut dapat digunakan sebagai spesifikasi akhir untuk penyusunan

4.3 Hasil Perancangan Konsep 4.3.1 Penyusunan Konsep

Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir.

Dalam merancang konsep jemuran baju ini, dapat digunakan table kombinasi konsep yang mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis. Kolom pada table diisi dengan penggalan solusi untuk setiap submasalah yang diperoleh. Dalam beberapa hal, table kombinasi merupakan cara yang sederhana dalam membuat kombinasi antara penggalan-penggalan solusi untuk mendorong pemikiran kreatif yang lebih jauh.

Dalam mengkombinasi konsep jemuran baju ini digunakan kombinasi 3 kategori yaitu:

1. Bentuk fisik yaitu: kotak dan bulat

2. Pengoperasian pengunci yaitu: ditekan atau digeser

3. Sistem pemasangan yaitu sistem pengait, dipaku dan sistem ulir

Kombinasi konsep tersebut dapat dilihat pada tabel kombinasi konsep dibawah ini yang akan membentuk 3 kombinasi jemuran baju berdasarkan kategori-kategori yang telah diuraikan.

Tabel 4.11 Kombinasi Konsep 1

Bentuk Fisik Pengoperasian pengunci Sistem pemasangan

Kotak Ditekan Sistem pengait

Dipaku

Sistem ulir

Konsep yang pertama ini merupakan kombinasi antara bentuk fisik jemuran baju yang berbentuk kotak , pengoperasian pengunci dengan cara ditekan dan sistem pemasangan yang menggunakan paku. Konsep ini sangat sederhana dan pemasangannya pun tidak begitu rumit

Tabel 4.12 Kombinasi Konsep 2

Bentuk Fisik Pengoperasian pengunci Sistem pemasangan

Kotak Ditekan Sistem pengait

Dipaku

Sistem ulir

Konsep yang kedua ini merupakan kombinasi antara bentuk fisik jemuran baju yang kotak, pengoperasian pengunci dengan cara ditekan, dan sistem pemasangan yang menggunakan sistem ulir. Konsep ini cukup unik terutama

pada sistem pemasangan dengan menggunakan ulir yang belum pernah dijumpai dipasaran.

Tabel 4.13 Kombinasi Konsep 3

Bentuk Fisik Pengoperasian pengunci Sistem pemasangan

Kotak Ditekan Sistem pengait

Dipaku Sistem ulir

Konsep yang ketiga ini merupakan kombinasi antara bentuk fisik jemuran baju yang berbentuk kotak, pengoperasian pengunci dengan cara ditekan, dan sistem pemasangan dengan menggunakan sistem pengait. Dalam konsep ketiga ini pun merupakan konsep yang jarang ditemukan dipasaran jemuran baju ini cukup unik terutama pada sistem pemasangan dengan menggunakan sistem pengait.

Ketiga konsep yang telah diuraikan merupakan tiga konsep yang akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu seleksi konsep yang akan mempersempit jumlah konsep yang akan dikembangkan menjadi hanya satu konsep.

4.3.2 Seleksi Konsep

Seleksi konsep merupakan proses membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari setiap konsep dan memilih satu atau dua konsep untuk penyelidikan pengujian dan pengembangan selanjutnya.

Dalam tahap ini, metode yang digunakan dalam seleksi konsep adalah dengan cara mengumpulkan 5 orang pengguna potensial jemuran baju ke dalam focus group kemudian akan dilakukan diskusi terhadap terhadap tiga konsep yang telah dibuat dan diakhiri dengan pemilihan dua konsep yang akan diseleksi kembali untuk menentukan salah satu konsep dari kedua konsep yang telah terseleksi menjadi konsep akhir. Beberapa kriteria yang akan menjadi pertimbangan dalam konsep tersebut, yaitu: desain jemuran baju, kemudahan penggunaan, kemudahan untuk disimpan, kemudahan untuk dibuat, besarnya ukuran dan panjang tali jemuran. Seleksi konsep dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

1. Tahap pertama dengan metode seleksi konsep Pugh (Pugh,1990)

Pelanggan potensial yang hadir dalam focus group akan bersama-sama berdiskusi dalam menyeleksi ketiga konsep yang dipimpin oleh seorang moderator dengan status sebagai pengembang jemuran baju. Dengan metode ini moderator akan menilai berdasarkan keputusan bersama pengguna potensial dengan cara mengkode secara sederhana yaitu dengan memberi tanda (+) untuk ”lebih baik”, tanda (0) untuk sama dengan dan tanda (-) untuk “kurang baik “ terhadap kriteria yang ada.

Tabel 4.14 Hasil Seleksi Tahap I Dengan M etode Pugh

Kriteria seleksi Konsep

1 2 3

Desain jemuran baju 0 - +

Kemudahan penggunaan 0 - +

Kemudahan untuk disimpan - + +

Kemudahan untuk dibuat + - +

Besarnya ukuran 0 + 0

Daya Tahan Jemuran 0 0 0

Panjang tali jemuran 0 0 0

Jumlah + 1 2 4 Jumlah 0 5 2 3 Jumlah - 1 3 - Nilai akhir 0 -1 4 Peringkat 2 3 1 lanjutkan? ya tidak ya

Dari hasil penyaringan konsep didapatkan bahwa konsep ke-3 mendapat peringkat pertama, disusul dengan konsep yang ke-2 dan terakhir konsep yang ke-1. Oleh karena itu, hanya peringkat ke-3 dan peringkat ke-2 yang diputuskan untuk diteruskan ke seleksi penilaian konsep.

2. Tahap kedua dengan metode penilaian konsep

Cara penggunaan metode ini adalah setiap kriteria diberi beban terlebih dahulu secara subjektif dengan presentase tertentu untuk setiap kriteria. Selanjutnya peserta sebelumnya yang pernah mengikuti focus group dalam seleksi konsep tahap pertama akan kembali mengikuti seleksi konsep yang kedua .Peserta yang terlibat akan memberikan bobot skala dengan interval 1 sampai 5 untuk setaiap matrik seleksi dimana bobot 1 untuk “sangat kurang”,

bobot 2 untuk “kurang baik” bobot 3 untuk ”cukup baik”, bobot 4 untuk “baik “ dan bobot 5 untuk “sangat baik”.

Selanjutnya bobot yang telah diberikan peserta focus group akan dijumlahkan dan dirata-ratakan. Nilai yang dimasukan dalam matriks seleksi penilaian akan dikalikan dengan beban presentase yang sudah diberikan menjadi nilai beban. Nilai beban ini akan dijumlahkan untuk masing-masing konsep. Dari kedua konsep yang diseleksi akan dipilih salah satu konsep yang akan diteruskan untuk dikembangkan berdasarkan hasil seleksi tahap II.

Tabel 4.15 Bentuk Kuesioner Seleksi Konsep Tahap II

KUESIONER SELEKSI KONSEP JEM URAN BAJU TAHAP II

Pelanggan: T anggal: Alamat:

T elepon:

Apakah bersedia di follow-up: Ya/T idak

No. Kriteria Bobot Konsep 1 Bobot Konsep 2 1 Desain jemuran baju

2 Kemudahan penggunaan

3 Kemudahan untuk disimpan

4 Kemudahan untuk dibuat

5 Besarnya ukuran

6 Daya Tahan Jemuran

7 Panjang tali jemuran

Tabel 4.16 Hasil Pengumpulan Data M etode Penilaian Konsep

Kriteria seleksi Konesp 1 Rata-rata Konsep 3 Rata-rata

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Desain jemuran baju 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3.6 Kemudahan penggunaan 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 Kemudahan untuk

disimpan 4 3 4 4 2 3.4 5 3 4 4 2 3.6

Kemudahan untuk dibuat 4 5 4 4 4 4.2 4 3 4 4 4 3.8

Besarnya ukuran 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

Daya Tahan jemuran 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4

Panjang tali jemuran 3 3 4 5 5 4 3 4 4 5 5 4.2

Tabel 4.17 Hasil Seleksi Tahap II Dengan M etode Penilaian Konsep

Konsep

1 3

Kriteria seleksi Beban Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban

Desain jemuran baju 12% 3 0.36 3.6 0.432

Kemudahan penggunaan 15% 4 0.6 4 0.6 Kemudahan untuk disimpan 10% 3.4 0.34 3.6 0.36 Kemudahan untuk dibuat 20% 4.2 0.84 3.8 0.76 Besarnya ukuran 15% 4 0.6 4 0.6

Daya Tahan jemuran 18% 4 0.72 4 0.72

Panjang tali jemuran 10% 4 0.4 4.2 0.42

Total Nilai 3.86 3.892

Peringkat 2 1

4.3.3 Pengujian Konsep

Pengujian konsep dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kembali, dengan dicantumkan spesifikasi konsep dan gambar konsep didalamnya agar orang-orang dapat mengetahui produknya secara detail.

Kuisioner tersebut dilakukan untuk mengetahui dan menguji konsep yang sudah diseleksi. Survei ini dilakukan untuk mengetahui apakah pelanggan-pelanggan mau membeli produk tersebut atau tidak dan seberapa ingin mereka membeli produk tersebut bila produk tersebut sudah keluar di pasaran.

Survei dilakukan kembali dengan metode menyebarkan kuesioner sejumlah 100, jumlah ini dianggap sudah cukup mengingat sudah banyaknya survei yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Konsep yang akan diuji memang sudah mewakili kebutuhan yang sudah teridentifikasi.

Tabel 4.18 Bentuk Kuesioner Pengujian Konsep

Survey Pengujian Konsep Jemuran Baju (Magic Roler Rope)

Nama : Pewancara : Daniel Rustanto

Alamat : Tanggal :

Telepon :

Saya adalah seorang Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bina Nusantara yang sedang menyusun Skripsi tentang pengembangan produk jemuran baju (magic roler rope). Berikut ini adalah gambar produk dan cara kerja serta.

Produk ini adalah produk jemuran baju yang ringan dan minamalis . Produk ini juga dapat dipindahkan, selain itu juga terdapat :

1. Tali sepanjang 6 meter yang dapat dipanjangkan dan dipendekan sesuai keperluan 2. Roler berfungsi untuk mengencangkan tali

3. Gantungan hanger untuk mengantungkan hanger

4. Tombol pengunci untuk menjaga agar tali tetap mamiliki tegangan sehingga tidak kendor waktu digantungkan pakaian

Jika produk dihargai Rp. 60.000,- dan tersedia pada toko-toko toserba di sekitar anda bagaimana peluang anda membeli produk ini dalam satu tahun mendatang?

Saya pasti tidak

akan membeli Saya mungkin tidak akan membeli Saya mungkin/tidak membeli Saya mungkin akan membeli Saya pasti membeli

Tabel 4.19 Hasil Pengumpulan Data Kuesioner Pengujian Konsep

Frequency Percent Valid percend

1.Pasti tidak akan membeli 9 9 9

2.Mungkin Tidak akan

membeli 13 13 13

3.Mungkin atau tidak

membeli 40 40 40

4.Mungkin akan membeli 27 27 27

5.pasti akan membeli 11 11 11

Total 100 100 100 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1.Pasti tidak akan membeli 2.Mungkin Tidak akan membeli 3.Mungk in atau tidak membeli 4.Mungkin akan membeli 5.pasti ak an membeli Pengujian Konsep Fr e que nc y

Gambar 4.9 Diagram Batang Hasil Pengujian Konsep

Dari data tersebut didapatkan Fdefinitely (proporsi responden survei dari survei pengujian konsep yang memilih ‘pasti akan membeli’) adalah 0.11 dan Fprobably (proporsi responden survei pengujian konsep yang memilih ‘mungkin akan membeli’) adalah 0.27. Pada Cdefinitely dan Cprobably

Dalam pemilihan Cdefini tely (responden pasti akan membeli produk tersebut) adalah 0.2 dan Cprobably (responden mungkin akan membeli produk tersebut) adalah 0.3. Dengan demikian, dapat diketahui nilai P yang merupakan probabilitas pelanggan pada target pasar untuk membeli produk pada periode yang ditentukan untuk 1 tahun mendatang.

P = Fdefinitely× Cdefinitely + Fprobably× Cprobably P = 0.11 × 0.2 + 0.27 × 0.3

P = 0.103

Sehingga probabilitas peluang untuk menjangkau pasar dalam penjualan jemuran baju presentasi yaitu 10.3 %. Dalam hal ini, membuktikan produk jemuran baju cukup diminati oleh masyarakat.

4.4 Arsitektur Produk

Dalam menetapkan arsitektur produk konsep yang ke-3 ini sangat diperlukan pemahaman mengenai kondisi dan fungsi produk. Fungsi-fungsi komponen secara garis besar dapat digambarkan dengan skema produk seperti di bawah ini.

Gambar 4.10 Skema Jemuran Baju

Skema jemuran baju tersebut hanya menunjukkan komponen-komponen utama dari produk tersebut. Setelah skema disusun, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan komponen tersebut kedalam kelompok chunk. Tiap chunk memiliki fungsi yang berbeda, komponen yang memiliki fungsi yang sama dapat dikelompokkan dalam satu chunk.

Gambar 4.11 Pengelompokan Elemen-Elemen Jemuran

Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa produk jemuran baju ini memiliki 4 kelompok chunk yang berbeda, yang masing-masing memiliki fungsi sebagai penahan body, body, pemutar panjang pendeknya tali, pengunci untuk menahan agar tali tidak kendor.

Gambar di atas merupakan gambar susunan dari geometris jemuran baju yang direncanakan akan dibuat, gambar tersebut disusun berdasarkan skema produk dan diagram fungsi untuk memastikan susunan komponen tidak saling bertentangan dalam hal fungsinya.

4.5 Design For Manufacturing Product ( DFM )

Pada tahapan design for manufacturing ini akan dibuat perhitungan

biaya komponen dengan bersumber dari data-data yang ada pada Bill of

Material (BOM ) dan Operation Process Chart (OPC), yang berguna dalam hal

memberikan informasi mengenai jumlah komponen yang dibutuhkan, tahapan proses yang perlu dilaksanakan dalam pembuatan maupun perakitan serta waktu perakitan untuk mencari biaya perakitan yang nantinya dikalikan dengan jam kerja dan upah tenaga kerja.

Bill of Material yang dibuat terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk tabel

biasa maupun bentuk berstruktur (biasa disebut struktur produk). Berikut ini akan digambarkan struktur jemuran baju yang terdiri dari 6 level atau tingkatan. Output dari struktur produk ini yang nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel yang juga dapat dilihat pada tabel 4.16.

Fungsi dari Bill of material ini adalah untuk melihat jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk membuat satu unit jemuran baju sesuai yang sudah dirancang pada tahap sebelumnya.

Tabel 4.20 Bill of Material (BOM )

No

komp Level Description Kode Quantity Keterangan

1 1 Assembly- 6 A-6 2 Beli

2 .2 Assembly- 5 A-5 2 Beli

3 ..3 Assembly- 4 A-4 2 Beli

4 …4 Assembly- 3 A-3 2 Beli

5 ….5 Assembly- 2 A-2 2 Beli

6 …..6 Assembly- 1 A-1 2 Beli

7 …..6 Roller R 2 Beli

8 ….5 Pengait Hanger PG 2 Beli

9 …4 Body 1 B-2 2 Beli

10 ..3 Sekrup SK 6 Beli

11 .2 Pengait P 2 Beli

12 1 Sekrup SK 2 Beli

Alat bantu yang juga digunakan dalam analisis Design of M anufacturing adalah Operation Process Chart (Peta Proses Operasi / OPC). Operation

Proses Chart berisi tentang langkah-langkah proses operasi seperti pencetakan,

pemotongan dan perakitan. Proses inspeksi atau pemeriksaan juga dapat dimasukkan dalam Operation Process Chart untuk menjaga kualitas dari produk.

Peran Operation Process Chart dalam Design of Manufacturing ini nantinya adalah untuk merancang proses yang paling sistematis dan waktu yang paling efektif untuk membuat setiap 1 unit magic roler rope.

Berikut adalah gambar dari Operation Process Chart untuk pembuatan jemuran baju yang dilakukan pada pembuatan prototype awal sebelum Design

Nama Objek : Jemuran baju No Part : 1

Dipetakan Oleh : Daniel Rustanto Tanggal dipetakan : 29 january 2008

Peta Proses Operasi

X Sekarang Usulan A-2 A-3 A-4 A-5 Roller

Dalam dokumen BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 9-48)

Dokumen terkait