• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik mengarsir bermacam-macam caranya sehingga memunculkan kesan lebih menarik, lebih lembut, atau lebih ekspresif. Arah garis-garis arsiran tersebut antara lain : arsiran horizontal, vertikal, miring, atau pun gabungan. Selain itu ada jenis arsiran yang lebih unik yaitu bentuk lingkaran-lingkaran kecil dan berupa kumpulan titik-titik.

Arsiran horizontal adalah arsiran yang sejajar dengan garis tanah. Jika objek yang diarsir berupa benda kubistis maka arsiran tersebut berjejer lurus pada sisi luar kotak yang sejajar dengan tanah. Jika objek bersifat silendris seperti botol maka arsiran akan berjejer melengkung pada sisi luar botol sejajar dengan tanah.

71

Arsiran vertikal adalah arah arsiran yang tegak lurus terhadap tanah. Penerapan arsiran vertikal bararti berlawanan dengan arsiran horizontal. Kesan arsiran vertikal seperti pagar-pagar yang berdiri rapat lengket pada suatu bidang rata atau pun melengkug. Arah garis vertikal biasanya dapat mendukung bentuk terkesan lebih tinggi atau memberi kesan lebih langsing. Hal ini juga perlu diperhatikan ketika memberi arsiran pada objek gambar, supaya bentuk objek nampak lebih menarik.

72

Arsiran miring adalah arah garis arsiran dengan kemiringan 45 – 65 derajat dari garis tanah. Jika yang diarsir berupa kotak maka arsiran terlihat membentuk garis-garis diagonal pada sisi luar kotak tersebut. Jika objek yang diarsir berupa benda silendris seperti botol maka arsinya terlihat seperti ulir pada sekrup atau baut.

Arsiran miring merupakan teknik arsiran yang lebih mudah dibuat, karena kebiasaan orang menggerakkan engsel pergelangan tangan ketika menulis, sehingga lebih mudah membuat garis-garis miring.

73

Selanjutnya arsiran gabungan merupakan perpaduan dua jenis arsiran sekaligus pada suatu sisi objek, sehingga tejadi bentuk arsiran silang baik antara horizontal dengan vertikal, persilangan dua arah arsiran miring (miring kanan dan miring kiri), persilangan arsiran miring dengan horizon, dan persilangan arsiran vertikal dan miring.

Secara umum arsiran silang terlihat lebih hidup atau agresif pada objek. Hal ini sudah terbukti banyaknya para illustrator majalah, komik, dan cerita bergambar lainnya menggunakan arsiran silang. Jarak garis-garis arsiran silang yang teratur membentuk kesan

74

seperti jaring yang menyelimuti suatu objek. Jadi arsiran tersebut memberi kesan yang kuat terhadap objek yang ditampilkan.

Arsiran Silang Miring

Gb. 27. Arsiran Pointilis : Gambar oleh Mesra

75

Untuk mendapatkan kesan rata pada suatu bidang lebih mudah kalau menggunakan arsiran horizontal atau vertikal. Sedangkan untuk mendapatkan kesan plastis dari objek yang melengkung lebih mudah menggunakan arsiran horizontal yang melengkung.

76

BAB IX

PENGGUNAAN WARNA DALAM MENGGAMBAR BENTUK I

1. Pengetahuan Warna dalam Gambar Bentuk I

Hampir semua objek yang kita jadikan model dalam menggambar memiliki warna. Hal ini merupakan anugrah alam yang memberikan kesenangan kepada kita dalam memandangnya. Warna akan terlihat jika adanya cahaya, artinya jika tidak ada cahaya maka semua benda tidak akan terlihat sehingga tidak tahu warnanya.

Warna adalah pantulan cahaya yang jatuh ke permukaan benda dimana akan terlihat berbeda-beda berdasarkan sifat material benda tersebut. Para ahli menjadikan cahaya matahari sebagai studi terhadap elemen warna yang tidak terlihat kasat mata. Suatu cara untuk melihat elemen warna tersebut adalah dengan menggunakan prisma kaca yang dihadapkan kepada cahaya matahari, dimana akan muncul pancaran sinar berwarna. Elemen warna dari cahaya matahari akan jatuh kepada benda yang kita lihat, lalu pantulan warnanya akan sampai ke mata kita sehingga terlihatlah warna tersebut. Pantulan warna yang terlihat oleh mata kita

77

tersebut akan bervariasi warnanya sehingga dapat dikatakan berjuta-juta warna ada di alam.

Warna yang sudah tersedia di alam disebut sebagai warna alami bersumber dari cahaya mata hari dan bintang. Cahaya bintang mungkin tidak sampai ke bumi sehingga tidak cukup bagi kita untuk melihat warna suatu objek. Warna matahari memang sangat terang sehingga warna-warni objek jelas kelihatan.

2. Teori Warna

Warna-warna yang datang dari alam disebut warna alami. Warna-warna tersebut terbagi atas warna dasar disebut warna primer, warna turunan pertama dari warna dasar disebut warna sekunder, dan warna turunan kedua dan seterusnya disebut warna tersier.

Warna primer yang terlihat pada prisma kaca adalah Merah, Biru, dan Kuning. Warna sekunder adalah warna irisan antara dua warna primer, yaitu Ungu (violet), Hijau, dan Orange. Sedangkan warna tersier adalah irisan antara dua warna sekunder dan atau campuran warna sekunder dengan warna primer.

78

Kemampuan manusia menciptakan warna hanyalah mencampur warna-warna yang sudah ada dari alam. Manusia menghancurkan pigmen-pigmen warna yang sudah tersedia di alam menjadi serbuk atau tepung warna. Kemudian serbuk warna tadi bisa dilarutkan kembali dengan zat cair seperti air, minyak, tiner, dll.

Manusia menciptakan media warna berupa pensil warna, pulpen warna, spidol, crayon, cat air, cat minyak, gincu, wantex, dll. Hal ini bertujuan memberi kemudahan kepada orang untuk menggunakan sesuai keperluannya. Dengan demikian media warna dapat diproduksi banyak, bisa diawetkan, dan dapat dipergunakan kapan saja diperlukan.

Dalam menggambar bentuk, manusia hanya bertugas menyusun warna-warna pada objek gambar berdasarkan penglihatannya terhadap objek model.

3. Aspek-Aspek dalam Warna

Penggunaan warna dalam menggambar tentu perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang ada dalam warna tersebut. Kita dapat merasakan dan membedakan antara gambar hitam-putih dengan gambar berwarna. Aspek

79

pertama dari warna adanya kecerahan. Sifat dari pigmen warna ada yang memantulkan warna cerah sekali atau terang, yang terasa ringan. Warna-warna demikian biasanya disukai sebagian orang seperti anak-anak, dan orang yang menggunakannya untuk kepentingan iklan. Kemudian ada juga partikel warna yang memantulkan warna gelap, sehingga terlihat kesan berat. Warna demikian biasanya disukai oleh orang-orang dewasa atau tua. Aspek kedua adalah ketajaman warna, artinya warna tersebut memancarkan pigmen-pigmen secara jelas, sehingga tampak berkualitas atau berbobot.

Dalam menggambar bentuk yang bertujuan menampilkan objek semirip mungkin dengan yang ditiru, maka aspek ketajaman warna sangat diperlukan untuk mendapatkan akurasi bentuk (representatif). Objek yang perspektif tentu menuntut adanya gradasi warna mulai dari yang gelap sampai kepada yang paling terang. Warna terang yang diharapkan adalah yang memiliki bobot atau berkualitas.

Gradasi warna pada objek model akan dipengaruhi oleh sumber cahaya, misalnya matahari, lampu pijar, lampu TL (neon), dan lampu berwarna.

80

4. Penerapan Arsiran Berwarna

Proses menggambar dengan teknik arsiran juga dapat menggunakan warna dari media-media yang bisa menghasilkan garis, misalnya pensil warna, pulpen warna, spidol, carkol, dan lain-lain. Paling umum orang mengarsir dengan pensil warna karena variasi warnanya yang banyak serta lebih mudah didapat.

Pensil warna yang akan dijadikan media arsiran mempunyai sifat-sifat yang berbeda, sehingga kita harus selektif menggunakannya supaya hasil yang dicapai akan memuaskan. Pigmen pensil ada yang keras, sedang, dan lembut. Pensil dengan pigmen keras biasanya warnanya kurang terang dan sulit dicampur dengan warna lain. Pensil yang keras harus ditekan kuat selalu sehingga terjadi pemadatan pada permukaan kertas gambar. Akibatnya pigmen cat yang digoreskan berikutnya sulit melengket pada permukaan kertas yang licin karena pemadatan tadi. Misalnya suatu bidang datar sudah kita warnai dengan satu warna polos, kemudian kita ingin mencampur dengan satu warna lain lagi, ternyata pigmen warna yang baru tidak menyatu dengan yang sudah ada.

81

Pensil yang “Sedang” kerasnya lebih mudah mencampur warna dan tekanan pensil bisa dilakukan secara berbeda pula untuk mendapatkan gradasi. Warna yang dihasilkan lebih cerah dan hasil pencampuran warna juga lebih menyatu. Pemadatan yang tercipta pada permukaan kertas tidak terlalu keras sehingga masih memungkinkan goresan berikutnya masih bisa lengket pada warna yang sudah ada. Di samping kecerahan warna dan kemudahan mencampur warna juga lebih tahan lama, dimana pigmen warna bisa menyatu sama lain serta lengket cukup kuat pada permukaan kertas.

Pensil warna yang lembut kelebihannya adalah sangat mudah mencampur warna dan tampak lebih cerah. Kelemahannya adalah tidak bisa ditekan kuat karena mudah patah. Akibatnya kepadatan pigmen yang melengket pada permukaan kertas tidak terlalu kuat. Ikatan pigmen satu sama lainnya juga kurang kuat sehingga mudah terlepas. Diperkirakan hasil gambar tersebut tidak bertahan lama. Pensil jenis lembut ini ada juga yang berbasis cat air, artinya setelah selesai diwarnai dengan teknik arsir lalu dikuaskan air, maka dia

82

berubah menadi cat air. Tetapi dalam menggambar teknik arsir tentu tidak perlu dikuaskan air.

5. Hubungan Antara Berbagai Warna

Menggambar bentuk yang menggunakan beberapa benda model atau sekelompok benda akan menimbulkan warna-warna irisan. Dua warna yang berbeda jika didekatan satu sama lain akan menimbulkan warna bias. Warna yang muncul merupakan pantulan dari dua warna yang berbeda.

Dua warna berbeda yang diletakkan berdekatan, maka memunculkan warna baru. Misalnya objek berwarna merah didekatkan dengan objek berwarna kuning, maka pada bagian pertemuan antara kedua objek tersebut akan muncul warna baru yaitu warna orange. Artinya terdapat suatu ikatan antara dua warna berbeda jika diletakkan berdekatkan, namun jika diletakkan terpisah maka warna baru tersebut tidak akan ada. Bagaimana kalau lebih dari dua warna yang didekatkan satu sama lain ? Tentu saja akan muncul warna-warna bias yang banyak pula. Hal ini akan memperkaya warna yang sudah ada, sehingga dapat berkesan terlalu ramai.

83

Oleh sebab itu seorang penggambar akan selektif memilih warna-warna objek yang akan dijadikan model.

Memilih warna objek model juga merupakan salah satu bentuk kreativitas. Memadukan beberapa model dengan warna berbeda-beda seharusnya dapat menambah nilai estetis. Prinsip komposisi dapat menjadi pedoman penataan objek model yang berwarna-warni, baik sebagai irama /pengulangan, sebagai kontras, dan

84

BAB X

HAL-HAL YANG DINILAI PADA GAMBAR BENTUK

Menggambar bentuk menuntut konsentrasi penuh si penggambar dalam mengamati objek yang ditiru secara mendetil dan memindahkannya ke bidang gambar. Kadang-kadang keseriusan memperhatikan objek itu dapat membuat si penggambar lupa terhadap komposisi dan finishing karya. Misalnya ada gambar yang sudah representatif dari model yang ditiru, tetapi objeknya terlalu kecil jika dibandingkan dengan luasnya bidang gambar, ada juga terlalu berat ke kiri, ke kanan, ke atas, atau ke bawah. Kemudian ada juga gambar yang sudah selesai dikerjakan tetapi tidak dicantumkan identitas senimannya (sering terjadi tugas-tugas kuliah yang tidak dituliskan nama pemiliknya). Kesalahan kecil itu ternyata merugikan sekali bagi si penggambar, karena prinsip-prinsip menggambar meletakkan komposisi sebagai yang utama mendapat penilaian.

Pada kesempatan ini penulis merasa perlu mengingatkan mahasiswa akan hal-hal yang menjadi penilaian pada sebuah karya gambar bentuk sebagai berikut :

85

1. Komposisi

Penilaian pertama pada karya gambar bentuk adalah komposisi objek gambar, yaitu tata letak benda di tengah-tengah bidang gambar terlihat seimbang atau wajar. Objek gambar terlihat tidak terlalu kecil atau terlalu besar jika dibandingkan luasnya bidang gambar. Posisi kertas (bidang gambar) baik secara horizontal (mendatar) maupun vertikal (tegak) menunjukkan kecendrungan objek gambar yang terkesan melebar ataupun meninggi.

Kesalahan yang sering terjadi pada gambar bentuk hasil tugas-tugas perkuliahan adalah mahasiswa menampilkan objek gambar yang cendrung meninggi, tetapi posisi kertasnya adalah mendatar. Posisi objek gambar yang terkesan berat ke bawah tidak diimbangi dengan penggarapan background pada bidang kosong di atas. Akibatnya adalah komposisi dari gambar secara keseluruhan tidak estetis.

2. Proporsi

Penilaian kedua pada gambar bentuk yaitu ketepatan proporsi objek sesuai model yang ditiru.

86

Proporsi benda secara sendiri-sendiri (benda tunggal) lebih mudah dicapai ketepatannya oleh mahasiswa. Tetapi ketika benda tidak berdiri sendiri (berkelompok) sering terjadi proporsi tidak wajar antara benda yang satu dengan yang lainnya. Misalnya pada model yang ditiru faktanya benda A lebih lebar daripada benda B, tetapi pada gambar malah terjadi sebaliknya.

Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, oleh karena itu disebut juga prinsip perbandingan. Prinsip proporsi berkenaan dengan pertimbangan besar- kecil, luas-sempit, panjang-pendek, atau tinggi-rendahnya bagian satu dengan bagian lainnya.

Dalam seni rupa prinsip proporsi ini yang lebih penting adalah proporsi pada objek karya itu sendiri. Perbandingan ukuran elemen-elemen yang membangun suatu objek itulah yang paling utama. Misalnya gambar sebuah botol, akan dilihat perbandingan antara tinggi dan lebar botol, panjang leher botol dibandingkan dengan tinggi botol, lebarnya mulut botol dibandingkan dengan lebar alas botol, dan sebagainya. Setelah itu akan dilihat lagi perbandingan antara suatu benda dengan benda lain

87

yang ada di sampingnya. Misalnya sebuah gelas diletakkan di samping ceret, maka perbandingan ukuran besar-kecil, tinggi dan lebar antara kedua benda tersebut dibandingkan.

Selanjutnya perbandingan digunakan untuk mempertimbangkan luas bidang gambar dengan objek yang digambar, misalnya membandingkan patung dengan ruang yang ditempati. Kertas gambar yang lebar dengan objek gambar yang kecil sudah barang tentu kurang proporsional. Hal ini sering kita lihat pada gambar murid-murid SD, dimana seringkali mereka menampilkan objek yang kecil-kecil pada bidang gambar yang luas. Misalnya mereka menggambarkan sekolah, kantor-kantor pemerintahan, hotel, supermarket, mesjid, gereja dan lainnya sekaligus, tetapi kertas gambarnya baru terisi sepertiga bagian tengah.

Seringkali prinsip proporsi dikacaukan dengan prinsip skala. Hal tersebut khususnya dalam kegiatan berkarya seni rupa yang merepresentasikan kondisi riil atau sesungguhnya. Misalkan yang digambar adalah objek botol, gelas, dan piring. Berdasarkan kondisi riil botol lebih tinggi dari pada gelas dan piring. Piring memiliki

88

ukuran lebih lebar dari pada botol dan gelas. Maka pada saat proses menggambar dapat dilakukan skala, misalnya tiggi botol 2,5 kali tinggi gelas, lebar piring dua kali tinggi gelas dan sebagainya. Ini adalah penerapan proporsi secara riil atau aktual.

Dapat ditegaskan kembali bahwa prinsip perbandingan lebih menekankan pada variasi dan keragaman ukuran unsur yang satu dengan yang lain akan tetapi tetap dalam satu kesatuan, perbandingan itu bisa saja secara aktual, atau dapat dilakukan upaya-upaya penyimpangan.

Proporsi terlihat pada perbandingan ukuran pada objek sendiri dan perbandingan ukuran dengan objek lain

89

3. Ketepatan Bentuk

Penilaian ketiga pada gambar bentuk adalah ketepatan bentuk objek gambar sesuai model yang ditiru. Benda-benda yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari sudah dikenal banyak oleh si pengamat, sehingga dapat ditebak dengan jelas benda apa yang dilihatnya. Misalnya orang menyebutkan jenis botol : botol sirup, botol limun, botol obat, dan sebagainya. Oleh sebab itu seorang penggambar harus mengerti, atau memahami bentuk benda model secara cermat sehingga akan dapat ditampilkan bentuk yang tepat. Secara umum bentuk yang tepat itu terlihat sangat wajar dan mudah ditebak nama bendanya karena ditampilkan secara mendetil.

Kesalahan yang sering terjadi mengenai ketepatan bentuk adalah pengamat tidak dapat menyebutkan dengan pasti gambar benda apa yang dilihatnya. Misalnya gambar buah sawo, buah duku dan telur ayam terlihat sama saja bentuknya.

4. Perspektif

Penilaian keempat pada gambar bentuk adalah ketepatan perspektif objek gambar. Perspektif sebetulnya

90

sangat mendukung untuk menghasilkan ketepatan bentuk. Hal ini tampak jelas pada benda-benda kubistis dimana garis sejajar dengan bidang datar akan menuju ke suatu titik hilang. Penataan model yang menempat benda pada bagian depan dan bagian belakang juga akan membentuk perspektif. Misalnya seutas tali sepatu terlihat tidak sama besarnya dari depan sampai belakang. Hal yang sama juga terlihat pada gambar telinga kuali yang terlihat tidak sama besarnya pada bagian depan dengan bagian belakang.

Kesalahan yang sering terjadi adalah mahasiswa menggunakan logika matematis dalam menggambar, sehingga menampilkan semua garis-garis sejar tidak menuju titik hilang, tali sepatu dibuat sama besarnya dari depan sampai belakang, dan telinga kuali juga dibuat sama besar bagian depan dan belakang.

Kesalahan perspektif juga sering terjadi pada benda-benda silendris dimana garis-garis elip yang sejar dibuat sama lengkungnya, pada hal seharusnya lengkungan itu harus berubah secara bertahap. Selain itu pespektif cahaya juga tidak jelas pada gambar

91

mahasiswa. Seharusnya benda yang dekat terlihat lebih terang dari benda yang jauh.

Perspektif merupakan suatu kondisi keterbatasan kemampuan mata manusia melihat suatu objek, dimana benda yang dekat dengan mata akan terlihat lebih besar atau lebih tinggi dari pada benda yang terletak lebih jauh dari mata, kemudian benda yang lebih dekat terlihat lebih jelas dari pada yang jauh, garis-garis yang sejajar dengan horizon akan terlihat menuju ke suatu titik hilang (disebut juga titik mata). Misalnya sebuah kotak diletakkan di atas meja, lalu diamati dari salah satu pojok kotak tersebut, maka garis-garis sejar dengan horizon pada kotak tersebut akan terlihat menuju ke suatu titik hilang.

Perspektif benda, garis-garis sejajar dengan horizon menuju kesuatu titik hilang.

92

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa kotak-kotak tersebut sisinya semakin mengecil menuju ke suatu titik, pada hal secara matematika kotak yang sesungguhnya memiliki ukuran yang sama dari sisi-sisi yang berhadapan. Garis-garis vertikal dari kotak-kotak tersebut terlihat semakin pendek menuju ke suatu titik, sedangkan pada kotak yang sesungguhnya garis-garis vertikal pada kotak pasti sama tingginya.

Jika dilihat pada gambar di atas kaki meja tidak sama panjang, bukanlah berarti salah. Tetapi itulah kemampuan mata memandang suatu objek.

Perspektif benda yang nampak tiga dimensi, maka garis-garis horizon terlihat menaik ke kanan dan ke kiri, Jika garis horizon di bawah disambung garis lurus, dan garis yang di atas juga disambung, maka akan berpotongan pada suatu titik hilang.

93

5. Gelap Terang

Penilaian kelima pada gambar bentuk adalah ketepatan gelap terang pada objek gambar. Gelap terang yang tidak tepat sangat mempengaruhi ketepatan bentuk. Oleh sebab itu pada saat penataan model perlu dibuat pencahayaan yang jelas dari satu arah cahaya. Dengan demikian akan terlihat dengan jelas mana sisi yang terang, agak terang, dan tidak terang, begitu juga terlihat jelas bayangan benda tersebut.

Gelap terang yang dimunculkan dengan teknik arsiran cukup menyulitkan bagi mahasiswa, satu sisi ingin menampilkan bentuk yang jelas, di sisi lain ingin konsisten dengan satu arah cahaya yang dominan. Adakalanya benda yang berdekatan memantulkan cahaya kepada benda yang lain, sehingga terjadi hal-hal yang terasa tidak mungkin. Misalnya pada bagian yang seharusnya gelap karena bayangan suatu benda, tetapi malah terlihat terang karena ada cahaya pantulan seperti cermin. Oleh sebab itu gelap terang pada gambar bentuk harus sesuai apa adanya yang terlihat pada model.

94

6. Plastisitas

Penilaian keenam pada gambar bentuk adalah Plastisitas bentuk benda. Kesalahan yang sering terjadi dimana plastisitas bentuk objek gambar tidak sesuai dengan model yang ditiru. Hal ini terjadi akibat si penggambar gagal mengarsir untuk memenuhi syarat-syarat plastisitas tersebut.

Plastisitas adalah kelenturan bentuk suatu objek yang tercipta karena intensitas cahaya. Jatuhnya cahaya yang menimpa kepada objek melengkung akan terlihat gradasi cahaya dari sangat terang, terang, cukup terang, kurang, dan gelap. Perubahan cahaya yang secara bertahap serta tidak menunjukkan batas-batas perubahannya itulah yang disebut dengan plastisitas.

Perwujudan plastisitas akan terlihat pada benda-benda melengkung seperti bola, botol, kendi, buah-buahan dan lain-lain. Untuk memperoleh bentuk plastisitas adalah dengan memberi penekanan pensil yang berbeda ketika digoreskan, sehingga akan terlihat perubahan yang bertahap dari paling hitam menuju kepada yang paling terang. Selain memberi tekanan pada waktu menggoreskan pensil, juga bisa dilakukan dengan

95

mengganti-ganti jenis pensil menggunakan tingkat kehitaman berbeda secara bertahap.

Pada gambar di atas terlihat cahaya paling terang jatuh pada benda adalah berwarna putih (diberi tanda lingkaran kecil). Mulai dari tanda tersebut penyebaran cahaya ke segala arah secara bertahap semakin redup. Terlihat cahaya paling terang pada bagian atas agak ke kanan dari setiap benda, maka cahaya yang paling redup jatuh pada bagian bawah benda agak ke kiri (berlawanan dari arah jatuhnya sumber cahaya). Akibat perubahan

Bola terlihat sangat bulat karena adanya intensitas cahaya yang berubah secara bertahap (plastisitas). Seandainya tidak ada plastisitas maka bola tersebut akan tampak

Dokumen terkait