• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis dan fungsi lapisan perkerasan lentur

Dalam dokumen 5 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Definisi Jalan (Halaman 50-54)

2.4 Penentuan Stationing

2.4.3 Jenis dan fungsi lapisan perkerasan lentur

Supaya perkerasan mempunyai daya dukung dan keawetan yang memadai, tetapi tetap ekonomis, maka perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis. Lapis paling atas disebut sebagai lapis permukaan, merupakan lapisan yang paling baik mutunya. Di bawahnya terdapat lapis pondasi, yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan.

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari empat lapisan, yaitu: 1. Lapis Permukaan (LP)

Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Lapisan permukaan dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga meng-hasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama. Fungsi lapis permukaan dapat meliputi:

a. Struktural:

Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima oleh perkerasan, baik beban vertikal maupun beban horisontal (gaya geser). Untuk hal ini persyaratan yang dituntut adalah kuat, kokoh, dan stabil. b. Non Struktural, dalam hal ini mencakup:

- Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan perkerasan yang ada di bawahnya dan melemah lapisan-lapisan tersebut.

- Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup.

- Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien gerak (skid resistance) yang cukup untuk menjamin tersedianya keamanan lalu lintas.

- Sebagai lapisan aus, yaitu lapis yang dapat aus yang selanjutnya dapat diganti lagi dengan yang baru.

Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua lapisan lagi, yaitu:

- Lapis Aus (Wearing Course)

Lapis aus (wearing course), yaitu lapisan yang langsung meng-alami gesekan akibat rem kendaraan, sehingga mudah aus. Lapis aus

(wearing course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di atas lapis antara (binder course). Fungsi dari lapis aus adalah:

- Mengamankan perkerasan dari pengaruh air. - Menyediakan permukaan yang halus. - Menyediakan permukaan yang kesat. - Lapis Antara (Binder Course)

Lapis antara (binder course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di antara lapis pondasi atas (base course) dengan lapis aus (wearing course). Fungsi dari lapis antara adalah (Nono, 2007):

- Mengurangi tegangan.

- Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus mempunyai kekuatan yang cukup.

2. Lapis Pondasi (LP) atau Base Course

Lapis pondasi adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah apabila tidak menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis ini adalah:

a. Lapis pendukung bagi lapis permukaan.

b. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya.

c. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah 3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) atau Subbase Course

Lapisan perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas (base course) dan lapisan tanah dasar (subgrade). Lapisan pondasi bawah ini berfungsi sebagai berikut, antara lain:

- Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.

- Efisiensi penggunaan material, material pondasi bawah relatif murah dibandingkan dengan lapis perkerasan diatasnya.

- Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang harganya cenderung lebih mahal. - Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

- Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar, sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar menahan beban alat berat.

- Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.

4. Lapisan tanah dasar (Subgrade)

Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah setebal 50 - 100 cm tempat diletakkannya lapisan pondasi bawah, dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya memenuhi syarat, atau tanah yang didatangkan dari tempat lain lalu dipadatkan atau tanah yang distabilisasi dengan kapur atau bahan lainnya.

Mutu dan daya tahan konstruksi perkerasan tak lepas dari sifat tanah dasar. Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri serta kemampuan mempertahankan perubahan volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan dan jenis tanah setempat. Sifat masing-masing tanah tergantung dari tekstur, kadar air dan kondisi lingkungan. Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah semula, permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.

Perkerasan lentur yaitu perkerasan yang menggunakan bahan campuran aspal dan agregat atau bahan-bahan yang bersifat tidak kaku atau lentur. Pada umumnya perkerasan lentur baik digunakan untuk jalan yang melayani beban lalulintas ringan sampai dengan sedang, seperti jalan perkotaan, jalan dengan sistem utilitas terletak di bawah perkerasan jalan, pererasan bahu jalan, atau perkerasan dengan konstruksi bertahap.

Susunan untuk masing-masing lapisan pada perkerasan lentur dapat dilihat pada gambar 2.22.

Gambar 2.22 Susunan Lapisan Konstruksi Perkerasan Lentur

Bahan penyusun lapisan untuk perkerasan lentur yang utama terdiri atas bahan ikat dan bahan pokok. Bahan pokok bisa berupa pasir, kerikil, batu pecah/agregat dan lain-lain. Sedang untuk bahan ikat untuk perkerasan bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis perkerasan jalan yang akan dipakai. Bisa berupa tanah liat, aspal/bitumen, portland cement, atau kapur/lime.

- Aspal

Aspal merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam pekat yang dibentuk dari unsur-unsur asphathenes, resins, dan oils. Aspal pada lapis perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak, sehingga akan member-kan kekuatan masing-masing agregat. Selain sebagai bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi rongga antara butir agragat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri.

Pada temperatur ruang aspal bersifat thermoplastis, sehingga aspal akan mencair jika dipanaskan sampai pada temperatur tertentu dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara 4-10% berdasarkan berat campuran, atau 10-15% berdasarkan volume campuran (Silvia Sukirman, 1995).

Berdasarkan tempat diperolehnya, aspal dibedakan atas aspal alam dan aspal minyak. Aspal alam yaitu aspal yang didapat di suatu tempat di alam, dan dapat digunakan sebagaimana diperolehnya atau dengan sedikit peng-olahan. Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau Buton,

dan ada pula yang diperoleh di danau seperti di Trinidad. Asbuton merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam bentuk batuan. Aspal minyak adalah aspal yang merupakan residu pengilangan minyak bumi. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan aspal minyak jenis asphaltic base crude oil.

Dalam dokumen 5 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Definisi Jalan (Halaman 50-54)

Dokumen terkait