• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data diperoleh dari PT.Seman Tonasa.

D. Variabel Dan Defenisi Operasinal

Variabel yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari C3S (𝑥1), C2S (𝑥2), C3A(𝑥3), C4AF (𝑥4), Blaine (𝑥5). Variabel terikat terdiri dari kuat tekan 3 hari (𝑦1), 7 hari (𝑦2) dan 28 hari (𝑦3).

1. Variabel

𝑥1= C3S (Trikalsium Silikat) 𝑥5 = Blaine

𝑥2 = C2S (Dikalsium Silikat) 𝑦1 = kuat tekan 3 hari 𝑥3 = C3A (Trikalsium Aluminat) 𝑦2 = kuat tekan 7 hari

2. Definisi Operasional Variabel

• C3S (𝑥1) dan C2S (𝑥2) adalah hasil kalsinasi antara batu kapur dengan pasir silika.

• C3A (𝑥3) adalah hasil kalsinasi antara batu kapur dengan tanah liat.

• C4AF(𝑥4) adalah hasil kalsinasi antara batu kapur, tanah liat dan bahan biji besi.

• Blaine(𝑥5) adalah tingkat kehalusan semen.

• Kuat tekan semen adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji semen hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. E. Prosedur Penelitian

Untuk mengetahui variabel-variabel yang paling berpengaruh terhadap kuat tekan semen pada umur 3, 7, dan 28 hari berdasarkan data di PT.Semen Tonasa dilakukan dengan beberapa tahapan sebagaiberikut :

a. Uji normalitas data.

b. Menentukan rata-rata sampel, variansi dan kovariansi dari data kuat tekan semen.

c. Menentukan nilai T-Square dengan persamaan (2.1).

( )

2

( )

2

( )( )

2 2 2 2 1 1 1 2 2 12 1 1 2 2 2 2 2 1 2 12 2 n T S x x S x x S x x x x S S S   = − + − − − −

d. Menampilkan peta kendali T-Square.

f. Menampilkan Grafik spesifikasi PT. Semen Tonasa dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan dijelaskan berdasarkan tahapan-tahapan prosedur penelitian yang telah dijabarkan pada pembahasan sebelumnya dan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Statistik deskriptif

1.1Statistik deskriptif kandungan semen

Adapun Statistik deskriptif terhadap kandungan semen dari masing-masing varibel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kandungan Semen

Variabel

C3S (x1) C2S (x2) C3A (x3) C4AF (x4) Blaine (x5)

N 27 27 27 27 27 Mean 58,81 15,025 8,204 10,242 3,745 SE Mean 3,36 0,983 0,512 0,636 0,235 St Deviasi 18,38 5,383 2,805 3,485 1,286 Variansi 337,8 28,981 7,87 12,149 1,654 Minimum 55,150 12,870 8,47 10,88 3,839 Q1 57,58 14,5 8,62 11,035 3,917 Median 59,23 16,565 9,11 11,3 4,09 Q3 61,51 17,665 9,372 11,675 4,373 Makimum 64,87 20,48 9,82 11,88 4,529

Dari Tabel 4.1 diatas maka diperoleh hasil untuk kandungan kuat tekan semen menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan data dari kandungan semen adalah 27, mean menunjukkan rata-rata dari tiap variabel dimana pada tabel menunjukkan mean terbesar ada pada variabel 𝒙𝟏 sebesar 53,81 Standar eror mean menggambaran sebaran

rata-rata sampel terhadap rata-rata keseluruhan dimana yang terkecil ada pada variabel 𝒙𝟓 yaitu sebesar 0,23, sedangkan untuk standar deviasi yang terkecil adalah 𝒙𝟓 sebesar 1,286 dan yang terbesar ada pada varibel 𝒙𝟏 sebesar 18,83, sedangkan untuk nilai variansi yang terkecil adalah 𝒙𝟏=337,8, untuk nilai minimum yang memiliki nilai paling kecil adalah 𝒙𝟓 = 3,839dan untuk nilai maksumum yang terbesar

ada pada variabel 𝒙𝟏 sebesar 64,87. 1.1Statistik deskriptif kuat tekan semen

Adapun Statistik deskriptif terhadap kandungan semen dari masing-masing varibel dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Kuat Tekan Semen Variabel

3 hari 7 hari 28 hari

N 27 27 27 Mean 151,12 214,1 297,4 SE Mean 9,59 13,6 18,9 St Deviasi 52,52 74,6 103,3 Variansi 146,77 249,74 496,46 Minimum 144,50 203,50 284,50 Q1 153,63 217,9 306,5 Median 166 235,5 329,3 Q3 173,73 248,5 346,4 Maksumum 189 278 373,5

Dari Tabel 4.2 maka diperoleh hasil untuk kuat tekan semen menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan data dari kandungan semen adalah 27 data, mean menunjukkan rata-rata dari tiap variabel dimana

pada tabel menunjukkan mean terbesar ada pada variabel kuat tekan semen 28 hari sebesar 297,4 , Standar eror mean menggambaran sebaran rata-rata sampel terhadap rata-rata keseluruhan dimana yang terkecil ada pada variabel kuat tekan semen umur 3 hariyaitu sebesar 9,59, sedangkan untuk standar deviasi yang terkecil adalah kuat tekan semen umur 3 hari sebesar 52,52 dan yang terbesar ada pada varibel kuat tekan semen umur 28 hari sebesar 103,3, sedangkan untuk nilai variansi yang terkecil adalah kuat tekan umur 3 hari sebesar 146,77, untuk nilai minimum yang memiliki nilai paling kecil ada variabel kuat tekan 3 hari sebesar 144,50 . Nilai kuartil 1 dan kuartil 3 yang terkecil adalah kuat tekan semen 3 hari sebesar 153,63 dan 173,63 sedangkan yang terbesar adalah kuat tekan semen 28 hari yaitu sebesar 306,5 dan 346,4. Sedangkan untun nilai median pada kuat tekan semen 3 hari, 7 hari dan 28 hari adalah sebesar 166,00 , 235,5 dan 329,3.

2. Pengaruh kuat tekan semen terhadap kandungan semen

Adapun tabel hasil untuk pengaruh kuat tekan semen terhadap kandungan yang ada pada semen dapat dilihat sebagai berikut:

2.1Kuat tekan 3 hari

Untuk pengaruh kuat tekan semen pada umur 3 hari terhadap kandungan semen dapat dilhat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Pengaruh kuat tekan 3 hari dengan kandungan semen

(Intercept)

Estimate Std. Eror t value Pr(> l t l ) 0.2293 6.8320 0.034 0.974

x1 2.4739 1.4555 1.700 0.102

x3 -9.8105 6.3818 -1.573 0.137

x4 1.2926 6.6747 0.194 0.848

x5 10.5191 12.3872 0.849 0.404

Adjusted R-Squared 0.9492

Dari Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa Persaman regresi yang diperoleh dari hasil diatas menunjukkan bahwa hubungan linear antara variable kuat tekan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen. Adapun persamaan regresinya dari kuat tekan 3 hari = 0,2293 + 2,4739 𝑥1+ 3,0364 𝑥2+ (−9,8105) 𝑥3+ 1,2926 𝑥4+ 10,5191 𝑥5. Dari persamaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh

positif variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen terhadap kuat tekan 3 hari. Nilai penduga menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen akan mempengaruhi kuat tekan semen pada umur 3 hari. Uji parsial digunakan untuk kesignifikan pengaruh masing-masing penduga parameter terhadap model regresi, dimana pengambilan kesimpulannya adalah 𝐻0ditolak jika p-value <α. Sehingga berdasarkan hasil diperoleh nilai p-value (intercept) = 0,974 <alfa = 0,05, sehingga kuat tekan semen umur 3 hari t signifikan berpengaruh terhadap model regresi dengan tingat kepercayaan 95%. Dari model regresi dapat dilihat kalau sudah bagus sebab terlihat pada nilai adjusted R-squared sebesar 0,9492 atau dengan nilai sebesar 94,92% yang artinya 94,92% keragama dari kuat tekan umur 3 hari dapat dijelaskan oleh varibel

2.2Kuat tekan 7 hari

Untuk pengaruh kuat tekan semen pada umur 7 hari terhadap kandungan semen dapat dilhat pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Pengaruh kuat tekan 7 hari dengan kandungan semen

(Intercept)

Estimate Std. Eror t value Pr(> l t l ) 0.07018 10.35188 0.007 0.995 x1 -0.18134 2.20538 -0,082 0.935 x2 0.84830 3.66122 0.232 0.819 x3 5.16054 9.66974 0.534 0.598 x4 15.72578 10.11357 1.555 0.133 x5 2.03470 18.76927 0.108 0.915 Adjusted R-Squared 0.9422

Dari Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa persaman regresi yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan linear antara variabel kuat tekan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen. Adapun persamaan regresinya dari kuat tekan 7 hari = 0,07018 + (−0,18134)𝑥1+ 0,84830𝑥2 + 5,16054𝑥3+ 15,72578𝑥4 +

2,03470𝑥5. Dari persamaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen terhadap kuat tekan 7 hari. Nilai penduga menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen akan mempengaruhi kuat tekan semen pada umur 7 hari. Uji parsial digunakan untuk kesignifikan pengaruh masing-masing penduga parameter terhadap model regresi, dimana pengambilan kesimpulannya adalah 𝐻0 ditolak jika p-value <α. Berdasarkan hasil yang ada nilai p-value (intercept) = 0,07018<alfa = 0,05, sehingga kuat tekan semen

umur 7 hari signifikan berpengaruh terhadap model regresi dengan tinggat kepercayaan 95%. Dari model regresi dapat dilihat kalau sudah bagus sebab terlihat pada nilai adjusted R-squared sebesar 0,9422 atau dengan nilai sebesar 94,22% yang artinya 94,22% keragama dari kuat tekan umur 7 hari dapat dijelaskan oleh varibel 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, 𝑥4, dan 𝑥5

yang sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. 2.3 Kuat tekan 28 hari

Untuk pengaruh kuat tekan semen pada umur 28 hari terhadap kandungan semen dapat dilhat pada Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Pengaruh kuat tekan 28 hari dengan kandungan semen

(Intercept)

Estimate Std. Eror t value Pr(> l t l ) -0.7815 11.7866 -0,066 0.9477 x1 0.4604 2.5110 0.183 0.8561 x2 -0.9516 4.1686 -0,228 0.8214 x3 3.5869 11.0099 0.326 0.7474 x4 7.9835 11.5153 0.693 0.4948 x5 47.1357 21.3706 2.206 0.0372 Adjusted R-Squared 0.9606

Dari Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa Persaman regresi menunjukkan bahwa hubungan linear antara variabel kuat tekan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen. Adapun persamaan regresinya dari kuat tekan 28 hari = (−0,7815) + 0,4604𝑥1+ (−0,9516)𝑥2+ 3,5869𝑥3+ 7,9835𝑥4+ 47,1357𝑥5. Dari persamaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen terhadap kuat tekan 28

hari. Nilai penduga menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel-variabel yang mempengaruhi kuat tekan semen akan mempengaruhi kuat tekan semen pada umur 28 hari. Uji parsial digunakan untuk kesignifikan pengaruh masing-masing penduga parameter terhadap model regresi, dimana pengambilan kesimpulannya adalah 𝐻0 ditolak jika p-value <α. Berdasarkan hasil diperoleh nilai p-value (intercept) = -0,7815<alfa = 0,05, sehingga kuat tekan semen umur 28 hari signifikan berpengaruh terhadap model regresi dengan tinggat kepercayaan 95%. Dari model regresi dapat dilihat kalau sudah bagus sebab terlihat pada nilai adjusted R-squared sebesar 0,9609 atau dengan nilai sebesar 96,09% yang artinya 96,09% keragaman dari kuat tekan umur 28 hari dapat dijelaskan oleh varibel 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, 𝑥4, dan 𝑥5

yang sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. 3. Uji Normalitas

Dalam permasalah ini dilakukan uji normalitas sebab diinginkan pengujian terhadap dugaan parameter yang dipengaruhi ataupun di peroleh yang kemudian bertujuan untuk menentukan data yang telah dikumpulkan apakah berdistribusi normal atau tidak, ada beberapa metode formal yang digunakan untuk uji normalitas diantaranya Shapiro wilk test, Jarque Bera, Kolmogorov-Smirnov dan lain-lain. Sedangkan untuk metode informal terkadang menggunakan plot. Dalam hal ini peneliti memilih uji Shapiro wilk test untuk uji normalitas adapun hasiluntuk tiap variabel dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Normalitas Variabel p-value x1 (C3S) 0,74 x2 (C2S) 0,83 x3 (C3A) 0,28 x4 (C4AF) 0,13 x5 (Blaine) 0,10 3 hari 0,50 7 hari 0,88 28 hari 0,34 3.1Trikalsium Silikat (C3S)

Adapun plot untuk Trikalsium Silikat (C3S) dapat dilihat pada

Gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Plot Trikalsium Silikat (C3S)

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa data berfluktuasi disekitar garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel memenuhi asumsi normal serta dapat diperkuat dengan uji Shapiro Wilk yang memiliki nilai p-value = 0,74>alfa = 0,05 maka terima 𝐻0.

3.2Dikalsium Silikat (C2S)

Adapun plot untuk Dikalsium Silikat (C2S) dapat dilihat pada

Gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2 Plot Dikalsium Silikat (C2S)

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa data berfluktuasi disekitar garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel memenuhi asumsi normal serta dapat diperkuat dengan uji Shapiro Wilk yang memiliki nilai p-value = 0,83>alfa = 0,05 maka terima 𝐻0.

3.3Trikalsium Aluminat(C3A)

Adapun plot untuk Trikalsium Aluminat (C3A)dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 PlotTrikalsium Aluminat(C3A)

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa data berfluktuasi disekitar garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel memenuhi asumsi normal serta dapat diperkuat dengan uji Shapiro Wilk yang memiliki nilai p-value = 0,28>alfa = 0,05 maka terima 𝐻0.

3.4Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF)

Adapun plot untuk Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF)dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini:

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa data berfluktuasi disekitar garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel memenuhi asumsi normal serta dapat diperkuat dengan uji Shapiro Wilk yang memiliki nilai p-value = 0,13>alfa = 0,05 maka terima 𝐻0.

3.5Blaine

Adapun plot untuk Blaine dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini:

Gambar 4.5 Plot Blaine

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa data berfluktuasi disekitar garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel memenuhi asumsi normal serta dapat diperkuat dengan uji Shapiro Wilk yang memiliki nilai p-value = 0,10>alfa = 0,05 maka terima 𝐻0.

3.6 Kuat tekan 3 hari (𝐲𝟏)

Adapun plot untuk Kuat tekan 3 haridapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini:

Gambar 4.6 Plot Kuat tekan 3 hari

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa data berfluktuasi disekitar garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel memenuhi asumsi normal serta dapat diperkuat dengan uji Shapiro Wilk yang memiliki nilai p-value = 0,50>alfa = 0,05 maka terima 𝐻0.

3.7 Kuat tekan 7 hari (𝐲𝟐)

Adapun plot untuk Kuat tekan 3 haridapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini:

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa data berfluktuasi disekitar garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel memenuhi asumsi normal serta dapat diperkuat dengan uji Shapiro Wilk yang memiliki nilai p-value = 0,88>alfa = 0,05 maka terima 𝐻0.

3.8Kuat tekan 28 hari (𝐲𝟑)

Adapun plot untuk Kuat tekan 3 haridapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini:

Gambar 4.8 Plot Kuat tekan 28 hari

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa data berfluktuasi disekitar garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel memenuhi asumsi normal serta dapat diperkuat dengan uji Shapiro Wilk yang memiliki nilai p-value = 0,34>alfa = 0,05 maka terima 𝐻0.

4. Membuat batas pengendalian kualitas kuat tekan semen di PT. Semen Tonasa.

a. Menentukan rata-rata sampel data produksi kuat tekan semen. Sampel data produksi kuat tekan semen yang didapatkan oleh penulis, sebagaimana tercantum pada Lampiran 1 yang merupakan data sekunder yang telah diberikan oleh perusahaan, dengan nilai rata-rata setiap karateristik kuat tekan semen dimana terdapat 27 sampel penelitin data produksi kuat tekan semen dimana tiap sampel memiliki 6 jenis data (𝑛 = 6), dimana dalam penelitian ini dilakukan tiga perbandingan. b. Menentukan variansi dan kovariansi data produksi kuat tekan

semen.

Menentukan nilai variansi dari data tersebut dapat digunakan Persamaan (2.5)yaitu : 2 2 1 1 ( ) 1 n jk ij k jk i S x x n = = − −

Berdasarkan data yang terlampir maka untuk variansi ( 2 1k

s ) sampel pertama pada rata-rata kuat tekan 3 hari 𝑥̅11 = 42,059 , menghasilkan :

=6 − 11 [(152,500 − 42,059)2+ ⋯ + (3,922 − 42,059)2] = 16583.0615

Dengan rumus yang sama untuk mencari nilai variansi maka dilakukan sampai pada sampel yang ke-27(𝑆1 272 )𝑥̅1 27 = 48.066 yaitu :

=6 − 11 [(186,500 − 48,066)2+ ⋯ + (4,269 − 48,066)2] = 25297,2185

= 𝟓𝟎𝟓𝟗, 𝟒𝟒𝟑

Demikian halnya juga dilakukan pada kuat tekan semen umur 7 dan 28 hari dengan nilai yang terdapat pada lampiran.Kemudian, menentukan nilai kovariansi dengan menggunakan persamaan (2.6) yaitu : 1 1 ( )( ) 1 n jhk ijk jk ihk hk i S x x x x n = = − − −

;

Dalam hal ini membandingkan sampel pertama pada kuat tekan 3 dan 7 hari (𝑆12 𝑘) dengan rata-rata 𝑥̅11 = 42,059 dan 𝑥̅2 1 = 52,975 yaitu:

=6 − 11 [(152,500 − 42,059)(218,000 − 52,975) + ⋯ + (3,922 − 42,059)(3,922 − 52,975)] = 23816,9705

Dengan rumus yang samauntuk mencari nilai kovariansi maka dilakukan sampai pada sampel ke-27 dangan rata-rata tiap sampel sebesar 𝑥̅1 27 = 48.066 dan 𝑥̅2 27 = 63,316 yaitu:

=6 − 11 [(186,500 − 48.066)(278,000 − 63,316) + ⋯ + (4,269 − 48.066)(4,269 − 63,316)] = 37963,8805

= 𝟕𝟓𝟗𝟐, 𝟕𝟕𝟕

Untuk mencari nilai kovariansi antara kuat tekan umur 3 hari dengan kuat tekan umur 28 hari dan kuat tekan umur 7 hari dengan kuat tekan umur 28 hari maka digunakan rumus yang sama, sehingga menghasilkan nilai-nilai tertentu yang dapat dilihat pada lampiran penelitian ini.

c. Menghitung nilai T-Square

Setelah menentukan nila rata-rata, variansi, kovariansi dari ke-tiga karakteristik tersebut sebabaimana yang ada pada lampiran, maka selanjutnya menentukan nilai T-Square dengan menggunakan persamaan (2.1) yaitu :

( )

2

( )

2

( )( )

2 2 2 2 1 1 1 2 2 12 1 1 2 2 2 2 2 1 2 12 2 n T S x x S x x S x x x x S S S   = − + − − − −

Untuk sampel pertama pada rata-rata kuat tekan semen 3 hari 𝑥̅1 = 42,059 dengan sampel pertama pada rata-rata kuat tekan semen 7 hari

𝑥̅1 = 52,975 di dapatkan nilai T-Squaresebagai berikut:

= 3661,291 . 7521,099 − 5203,2206 2[7521,099(42,058 − 40,356)2

+ 3661,291(52,975 − 50,851)2

− 2(5203,220)(42,058 − 40,356)(52,975 − 50,851)] = 463433,7004108,979

= 𝟎, 𝟎𝟎𝟗

Dengan rumus yang sama, untuk mencari nilai T-Squaredilakukan sampai pada sampel ke-27 pada rata-rata kuat tekan semen 3 hari 𝑥̅27= 48,066 dengan sampel ke-27 pada rata-rata kuat tekan semen 7 hari

𝑥̅27= 63,316 di dapatkan nilai T-Squaresebagai berikut:

= 3661,291 . 7521,099 − 5203,2206 2[7521,099(48,066 − 40,356)2

+ 3661,291(63,316 − 50,851)2

− 2(5203,220)(48,066 − 40,356)(63,316 − 50,851)] = 463433,70095092,250

Hal yang sama juga diperuntukkan untuk perbandingan antara kuat tekan semen umur 3 hari dengan kuat tekan semen umur 28 hari serta perbandingan antara kuat tekan umur 7 hari dengan kuat tekan semen umur 28 hari sehingga hasilnya dapat dilihat pada lampiran.

d. Peta kendali T-Square

Adapun bentuk dari peta kendali T-Square pada analisis kuat tekan semen pada umur 3 hari, 7 hari dan 28hari dapat di lihat pada Gambar 4.9 berikut ini:

Gambar 4.9 Peta kendali T-Square

Dari peta kendali menunjukkan pola siklis yang dimana kemungkinan dari penyebab terjadinya adalah peningkatan atau penurunan temperatur dengan penyalaan dan pemberhentian mesin, priodisitas kinerja mesin,kelelahan operator dan selanjutnya pemulihan tenaga mereka disaat dan setelah istirahat.

5. Uji Perbandingan Kuat Tekan Semen

Dalam uji perbandingan kuat tekan semen ini digunakan metodeUji Tukey,dengan mengguakan program R dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Uji Tukey

Pair contrast P (tukey) P (snk) P (ducan) P (t)

28 hari & 7 hari 83.3500 0.0003 0.0001 0.0001 0.0001 28 hari & 3 hari 146.3166 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 7 hari & 3 hari 62.9666 0.0081 0.0029 0.0029 0.0029

Berdasarkan tabel hasil diatas dapat menunjukkan nilai p-value sebesar 0,001 ini mengindikasikan bahwa terima 𝐻0, berarti cukup bukti

untuk menyatakan bahwa mean dari kelompok sama. Dan untuk hasil perbandingan dari kuat tekan dapat dilihat dari output nilai tukey yang dimana menunjukan bahwa perbedaan rata-rata pada kuat tekan semen umur 28 hari dengan kuat tekan semen umur 7 hari yang memiliki nilai sebesar 0,0003, perbedaan perbedaan rata-rata pada kuat tekan semen umur 28 hari dengan kuat tekan semen umur 3 hari yang memiliki nilai sebesar 0,000 dan perbedaan perbedaan rata-rata pada kuat tekan semen umur 7 hari dengan kuat tekan semen umur 3 hari dengan nilai sebesar 0,0029 sehinggan bisa disimpulkan bahwa umur kuat tekan semen baik 3, 7, dan 28 hari signifikan secara statistik.

6. Perbandingan spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan PT.Semen Tonasa

Adapun perbandingan mengenai spesifikasi pabrik dengan spesifikasi dari Standar Nasional Indonesia dapat di lihat pada Grafik 4.2 berikut ini :

Grafik 4.2 Perbandingan spesifikasi SNI dengan PT.Semen Tonasa

SNI merupakan jaminan bahwa produk tersebut berkualitas dan telah disesuaikan dengan karakteristik bangunan di Indonesia. Tentunya produk semen yang standarnya lebih dari SNI akan lebih memberikan jaminan produk, mutu dan usia bangunan yang akan lebih lama. Sehingga dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa spesifiksi PT.Semen tonasa dalam hal kandungan semen serta kuat tekan semen telah melebihi dari Standar Nasional Indonesia sehingga lebih bisa memberikan jaminan produk, mutu,

0 50 100 150 200 250 300

3 HARI KG/CM2 7 HARI KG/CM2 28 HARI KG/CM2

Kuat Tekan Semen

dan kualitas terhadap konsumen, serta untuk perusahaan sendiri dapat lebih meminimalisir biaya lebih, waktu dan lain-lain.

B. Pembahasan

Berdasarkan peta kendali T-Square seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.9 terlihat bahwa tidak ada sampel yang titik kontrolnya melewati batas kontrol (UCL).Dengan batas pengendali sebesar 1,890 dan rata-rata sebesar 0,899 , batas kendali bawah (LCL)sebesar 0 karena fungsi batas kendali tersebut merupakan fungsi kuadrat sehingga tidak ada nilai dibawah nol (negatif). Meskipun tidak ada titik kontrol yang melewati batas UCL akan tetapi dari pola peta kendali membentuk pola siklis yang dimana kemungkinan dari penyebab terjadinya adalah peningkatan atau penurunan temperatur dengan penyalaan dan pemberhentian mesin, priodisitas kinerja mesin,kelelahan operator dan selanjutnya pemulihan tenaga mereka disaat dan setelah istirahat.

Berdasarkan Uji Tukey yang di lakukan ada tiga perbandingan yang dilakukan yaitu :

1. Kuat tekan semen 3 hari dengan kuat tekan semen 7 hari 2. Kuat tekan semen 3 hari dengan kuat tekan semen 28 hari 3. Kuat tekan semen 7 hari dengan kuat tekan semen 28 hari

Dari uji perbandingan yang dilakukan dapat dilihat bahwa pengaruh kuat tekan semen 3 hari dibandingkan dengan kuat tekan semen 7 hari memiliki tingkat nilia signifikan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan perbandingan antara

kuat tekan semen 7 hari dengan kuat tekan semen 28 hari serta perbandingan antara kuat tekan semen 3 hari dengan kuat semen 28 hari yaitu sebesar 0,0081. Kemudian dari variabel bahan baku semen yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap kuat tekan semen terutama pada kuat tekan akhir yaitu pada kuat tekan 28 hari adalah tingkat kehalusan semen (Blaine) yang dimana dalam hal ini semakin tinggi nilai tingkat kehalusan maka semakin besar pengaruh terhadap kuat tekan semen. Oleh karena tidak ada titik yang berada di luar batas pengendali, maka proses produksi tersebut dinyatakan dalam keadaan terkendali secara statistis. Variabilitas atau pemencaran pada proses produksi semen dengan menggunakan pengendalian kualitas statistik menunjukkan terkendali dan berjalan secara wajar serta berlangsung terus menerus sehingga tidak perlu tindakan apapun karena bahan baku semen dan kekuatan tekan semen yang telah diteliti berada dalam standar yang telah ditentukan atau dalam keadaan terkontrol. Serta, dari Grafik 4.2 spesifiksi perbandingan Standar Nasional Indonesia (SNI)dengan PT. Semen tonasa dalam hal kandungan semen serta kuat tekan semen telah melebihi dari Standar Nasional Indonesia sehingga lebih bisa memberikan jaminan produk, mutu, dan kualitas terhadap konsumen, serta untuk perusahaan sendiri dapat lebih meminimalisir biaya lebih, waktu dan lain-lain.

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari 3 level yang diuji, diperoleh :

a. Hari 3 dan 7 hari tidak terdapat variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kuat tekan semen meskipun data yang ada menunjukkan bahwa proses produksi berada diatas Standar Nasional Indonesia (SNI).

b. Hari 28 hari dengan variabel Blaine (tingkat kehalusan) memiliki pengaruh paling besar terhadap kuat tekan semen yaitu sebesar 0,0372 dengan data yang tetap berada diatas Standar Nasional Indonesia (SNI).

2. Batas pengendali atas data kuat tekan semen tersebut sebesar 1,890 dengan rata-rata sebesar 0,899 sedangkan batas kendali bawah bernilai 0 (nol) karena fungsi batas kendali tersebut merupakan fungsi kuadrat yang memungkinkan tidak adanya nilai dibawah nol atau bernilai negatif. Sehingga kualitas produksi kuat tekan semen di PT. Semen Tonasa terkendali secara statistik, karena pada peta kendali yang tunjukan pada Gambar 4.9 tidak ada titik yang berada di luar batas pengendali atas maupun melewati nol (bernilai negatif). Oleh karena itu, pihak perusahaan

perlu tetap menjaga ataupun meningkatkan serta mengontrol produksi semen agar output yang dihasilkan menjadi lebih baik.

B.Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan,ada beberapa hal penting yang disarankan kepada perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan pengendalian kualitas produksi semen di PT. Seman Tonasa harus dipertahankan ataupun lebih ditingkatkan lagi agar produksi yang dihasilkan dapat memenuhi Kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI). 2. Untuk mencapai hasil penelitian yang lebih akurat, sebaiknya dilakukan

eksperimen yang lebih spesifik lagi agar kiranya permasalahan pada karakteristik kualitas semen dapat lebih diketahui penyebabnya.

3. Untuk mencapai hasil yang maksimal, sebaiknya penerapan pengendalian kualitas harus diperhatikan segala faktor yang mempengaruhi kualitas produksi misalnya cetakan yang bermasalah ataukah kesalahan yang dilakukan oleh karyawan, dan lain sebagainya.

4. Diperlukan tim kerja yang melakukan pemeriksaan terhadap kualitas produk yang dihasilkan karena tingkat ketelitian merupakan faktor

Dokumen terkait