• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis ikan hasil tangkapan utama nelayan di Kuala Tadu

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN

5.2 Jenis ikan hasil tangkapan utama nelayan di Kuala Tadu

Jenis ikan hasil tangkapan utama nelayan di Kuala Tadu diperoleh menurut musim penangkapannya, yaitu pada musim paceklik diwakili hasil tangkapan pada bulan Juni, untuk lebih jelas hasil tangkapan yang utama di Kuala Tadu disajikan pada tabel 10.

Tabel 11. Jenis Ikan Tangkapan Utama Nelayan Di Kuala Tadu

No Famili Genus Spesies

1. Pristigasteridae Opisthopterus Opisthopterustardoore

Pellona Pellonaditchela

2. Engraulidae Thryssa Thryssa hamiltoni

Septina Setipinna

3. Trichiuridae Trichiurus Trichiurus savala

4. Synodontidae Harpodon Harpodon nehereus

Selama penelitian, hasil tangkapan ikan yang didapatkan oleh nelayan PukatHela di Kuala Tadu ini tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan waktu penelitiantermasuk musim barat. Pada musim barat pada umumnya sebagian nelayan memilik untuk tidak melaut mengingat hasil tangkapan biasanya tak bisa menutupi biaya operasion.

Gambar 4 : P yang didapatkan pada

Engraulidae33%,Harpod Famili Pristigasterid 1. Pellona ditchela

Gambar 5. Ikan Lemur Menurut Gray (1835) berikut Kingdom : Anim Filum : Chor Subfilum : Verte Kelas : Actinopt Subkelas : Neopt Ordo : Clupe Subordo : Clupe Famili : Pristig 17% 17%

: Persentase Hasil Tangkapan UtamaHasil ta pada penelitian terdiri dari 4 jenis yaitu Pristigast

Harpodon17 % danTrichiudae17 %.

ridae

muru (Pellona ditchela)

1835), dalam Sisca (2011) ikan lemuru di klasifi

nimalia hordata ertebrata ctinopterygii eopterygii upeiformes upeoidei stigasteridae 33% 33% 17% pristigasteridae engraulidae harpodon trichiuridae tangkapan utama stigasteridae 33%, sifikasikan sebagai pristigasteridae

Genus : pellona

Spesies :Pellona ditchela

Nama Indonesia: Lemuru Nama Lokal : Kesee raya mata

Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalamfamili

Pristigasteridae dan termasuk genus Pellona, karena secara morfologisTubuh ikan ini berbentuk compressed, mata sangat besar, mulut berbentuk terminal, operculumsangat mulus tidak bersisik, dibawah perut bergerigi. Warna putih terang hampirsama dengan warna mata.

2. Opisthopterus tardoore

Gambar 6. Ikan lemuru (Opisthopterus tardoore)

Menurut Gray (1835), dalam Sisca (2011) ikan lemuru di klasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Actinopterygii Subkelas : Neopterygii Ordo : Clupeiformes Subordo : Clupeoidei Famili : Pristigasteridae Genus : Opisthopterus

Spesies :Opisthopterus tardoore

Nama Indonesia : Lemuru Nama Lokal : Kasee oen trieng

Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

Pristigasteridae dan termasuk genus Opisthopterus, karena secara morfologis, Badancompreseed, tubuh memanjang dan sangat pipih, dan perut cekung kedepan dengan bukaan mulut besar, mulut miring diarahkan ke atas. Warna tubuh putih cerah, ekor berbentuk cagak dua. habitaynya dekat dengan pantai dan perairan pelagis, juga memasuki muara.

Famili Engraulidae

1. Setipinna

Gambar 7 : Ikan lemuru (Setipinna)

Menurut Gray (1835), dalam Sisca (2011) ikan lemuru di klasifikasikan sebagai berikut Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Actinopterygii Subkelas : Neopterygii Ordo : Clupeiformes Subordo : Clupeoidei Famili : Engraulidae Genus : Setipinna

Spesies :Setipinna

Nama Indonesia: Lemuru Nama Lokal : Kasee Lipeh aso

Dari hasil identifikasi Ikan lemuru merupakan salah satu jenis ikan yang tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Setipinna, karena secara morfologis ikan ini memiliki bentuk badan pipih, dan ditangkap menggunakan rawai, pukat pantai dan juga pukat Hela yang didapatkan di perairanKuala Tadu dengan kedalaman 8-10 meter dan jarak ± 1 mil, dengan kapasitas kapal 3-5 GT ( kapal motor).

Menurut (Carpenter dan Niem, 1999). Ukuran umum ikan lemuru 20 cm. habitat: hidup bergerombol di perairan pantai. makanan: Phytoplankton dan

Zooplankton, Copepods. daerah penyebaran: ditemukan di Selat Bali, Selatan Ternate dan Teluk Jakarta dan berpusat di Jawa.

2. Thryssa Hamiltoni

Gambar 8. Ikan Lemuru (Thryssa hamiltoni)

Menurut Gray (1835), dalam Sisca (2011) ikan lemuru di klasifikasikan sebagai berikut

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata

Kelas : Actinopterygii Subkelas : Neopterygii Ordo : Clupeiformes Subordo : Clupeoidei Famili :Engraulidae Subfamili : Coilinae Genus : Thryssa

Spesies :Thryssa hamiltonii

Nama umum : Hamilton's thryssa, Hamilton's anchovy Nama Indonesia : Lemuru

Nama Lokal : Kasee Tebai Aso

Dari hasil identifikasi Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan yang tergolong kedalam famili Engraulidaedan termasuk genusThryssa, karena secara morfologis ikan ini memiliki bentuk tubuh compressed warna ikan ini putih keperakan, pada bagian atas operculum terdapat bercak warna hitam gelap yang menjadi perbedaan dengan ikan sejenis lainnya.

Menurut (Carpenter dan Niem, 1999). Thryssa hamiltoni(Engraulidae), hidup di daerah pantai muara sungai membentuk gerombolan yang tidak begitu besar, pemakan plankton, dapat mencapai panjang 18 cm, umumnya 13-15 cm. tergolong ikan pelagis kecil, tetapi hidupnya cenderung didasar, penangkapan dengan purse seine, jaring insang lingkar, pukat tepi, payang tepi, jermal, ambai, sering masuk Trawl, dipasarkan dalam bentuk asin kering, juga sebagai bahan terasi (terasi ikan). Daerah penyebaran: sepanjang pantai perairan Indonesia terutama di Jawa, Sumatera bagian timur, sepanjang Kalimantan, Sulsel, Arafuru, ke utara sampai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, ke selatan sampai utara Queensland (Australia), juga ke barat sampai pantai Afrika Timur.

Gambar 9. Ikan Luli (

Nama lain dari Ikan lul berikut Kindom : Anim Filum : Chorda Kelas : Actinopt Ordo : Aulopi Family : Synodont Genus : Harpa Spesies :H. Ne

Nama Indonesia : Lul Nama Lokal : Lumi

Ikan Luli juga tubuhnya bilateral si Ikan ini tidak bersi Ikan luli yang berukur jerait ini akan dijemur plankton dan ikan kec sendiri karena lambun kali lipat dari ukuran ba

uli (Harpodon nehereus)

n luli (Harpodon nehereus) Klasifikasi ikan lul

nimalia hordata tinopterygii ulopiformes nodontidae rpadon . Nehereus Luli umi-lumi

juga termasuk ke dalam kelompok Gnathost

simetris, compressed, sedangkan bentuk kepa bersisik, ukuran mulut lebar dan berbentuk

ukuran kecil mempunyai nama tersendiri yaitu ur menjadi ikan sagang baru dijual. Ikan luli se kecil, ikan luli juga memakan udang bahkan a bungnya yang elastis dan mulutnya yang bisa m

n badannya sehingga bisa menelan ikan yang ukur

luli adalah sebagai

hostomata. Bentuk kepalanya tumpul. ntuk nonprotactile. tu ikan jerait. Ikan uli selain memakan n anak ikan luli itu membuka lebar 2

Gambar 10. Ikan Layur (Trychiurus savala) Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Ordo : Perciformes Family : Trichiuridae Genus : Trichiurus

Spesies :Trichiuridae savala

Nama Indonesia : Layur Nama Lokal : Cuale

Ikan Layur (T.Savala) tergolong kepada keluarga Trichiuridae, bentuk tubuh panjang gepeng, ekornya panjang seperti pecut.Kulitnya tidak bersisik, warnanya memutih keperak-perakkan sedikit kuning.Sirip punggungnnya satu, dimulai dari belakang kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-jari sirip lunaknya antara 140-150 buah.Sirip ekor tidak tumbuh, sirip dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas.Tidak mempunyai sirip perut dan ikan ini bersifat karnivor, ciri - ciri morfologi ikan layur (Trichiurus sp)Ikan layur mempunyai tubuh yang panjang dan pipih sedangkan ekornya seperti cambuk. Kulit tidak berisik, warna tubuh perak, dengan sedikit kekuning - kuningan. Ikan layur tidak mempunyai sirip perut sedangkan sirip dubur terdiri dari sebaris duri - duri kecil yang mudah lepas. Rahang bawah pada ikan layur lebih panjang dari pada rahang atas. Mulut lebar dan kedua rahangnya bergigi kuat dan tajam. Ikan ini bersifat karnivora.

Habitat dan tingkah laku ikan layur adalah di perairan Laut Jawa terdiri atas 100 jenis ikan demersal. Salah satu jenis ikan demersal tersebut adalah ikan layur. Ikan layur pada umumnya hidup di daerah perairan dalam dan berlumpur. Juvenil dan ikan layur dewasa mempunyai kebiasaan yang berlawanan dalam bermigrasi vertikal untuk mencari makan. Juvenil dan ikan layur muda membentuk suatu scooling pada kedalaman 100 meter sampai kedasar perairan pada waktu siang hari. sedangkan pada malam hari, ikan layur lebih dekat dengan permukaan air untuk mencari makanan berupa plankton. Ikan layur yang sudah dewasa akan mencari makan pada siang hari didekat permukaan seperti ikan pelagis kecil. Ikan layur yang sudah dewasa juga akan bermigrasi kedasar pada saat malam hari (Anita, 2003 dalam Dianiet. al,2012).

Ikan layur (Trichiurus savala), termasuk ikan buas, makanannyan ikan kecil (crustacea, dan cumi-cumi), hidup diperairan pantai dapat mencapai panjang 100 cm, umumnya 70-80 cm. tergolong ikan pelagis, tetapi hidupnya lebih cenderung di dasar perairan. Penangkapan dengan Trawl, cantrang dan sejenisnya, pancing, jaring insang dan lain-lain, dipasarkan dalam bentuk ikan segar, asin kering dan harganya sangat murah. Daerah penyebarannya di perairan pantai seluruh Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa unit penangkapan pukat Hela yang dioperasikan di Kuala Tadu pada bagian badan pukat Hela terbagi menjadi dua bagian yang dibedakan berdasarkan ukuran mata jaring. Selain itu disamping pelampung yang berada di sepanjang mulut jaring bagian atas, juga terdapat pelampung tanda yang disebutbaluserta pelampung lainnya yang berada di atas badan jaring. Pemberat terdiri atas 2 macam, yaitu pemberat yang berada

sepanjang mulut jaring bagian bawah dan pemberat yang disebut bandul yang berada di ujung sayap jaring. Pemasangan pemberat pada bagian ujung sayap jaring serta otter board ditujukan untuk membuka bagian jaring kearah vertikal sehingga akan membuka mulut jaring lebih optimal. Pembukaan mulut jaring (net spread) merupakan faktor penting pada saat melakukan penarikan jaring terutama berhubungan dengan perubahan panjang taliwarppada setiap kedalaman .

Hasil tangkapan utama di dominasi oleh ikan domersal. Hal ini berkorelasi dengan daerah pengoperasian dari pukat Hela yang dioperasikan pada kedalaman 8-10 m. Ikan maupun udang berlimpah pada kedalaman yang dangkal. Hasil tangkapan sampingan didominasi oleh jenis ikan pelagis lain nya selain udang. Tertangkapnya jenis moluska pada saat penelitian seperti cumi-cumi diduga berkaitan dengan sebaran dari cumi-cumi yang menghuni demersal dan semi pelagis serta pergerakan diurnal dari cumi pada siang hari. Selain cumi-cumi. hasil tangkapan sampingan pukat Hela juga terdiri atas jenis krustase seperti kepiting.

Hasil tangkapan sampingan didominasi oleh sumberdaya ikan pelagis. Namun tidak ada satu spesies yang jumlahnya mendominasi. Hal ini dikarenakan ikan pada perairan tempat penelitian cukup beragam jenisnya. Sedangkan ikan pelagis kecil kemungkinan besar ikut tertangkap pada saat hauling atau jaring sedang ditarik ke permukaan. Hasil tangkapan sampingan yang bernilai ekonomis rendah selama penelitian didominasi oleh udang rebon, Hal tersebut sedikit banyak mempengaruhi jumlah hasil tangkapan yang tertangkap untuk tiap jenis ikan. Sedangkan ikan pelagis kecil kemungkinan besar ikut tertangkap pada saat

sampingan yang tertangkap dikarenakan alat tangkap pukat Hela memiliki sifat aktif yaitu mengejar target ikan dengan cara ditarik oleh perahu. Sehingga ikan yang bukan menjadi target penangkapan ikut tertangkap.

Morfologi ikan hasil tangkapan pukat Hela didominasi oleh bentuk

compressed(pipih). Bentuk badan ikan berkorelasi dengan ekologi dan tingkah lakunya. Dalam menentukan konstruksi dari alat pemisah ikan yang tepat, perlu diper-hatikan morfometrik dari hasil tangkapan sampingan, untuk mengurangi jumlah hasil tangkapan yang bukan merupakan target penangkapan .

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Hasil tangkapan utama nelayan berdasarkan alat tangkap yang digunakan nelayan di Kuala Tadu adalah 4 jenis yaitu Pristigasteridae 33%,

Engraulidae 33%, Harpodon 17 % dan Trichiudae 17 %, (ikan layur, luli, dan lemuru).

2. Hasil tangkapan sampingan nelayan diKuala Taduadalah kepiting, gulamah, cumi-cumi, petetek, dan teri.

3. Sebagian besar ikan hasil tangkapan nelayan, berada di bawah ukuran standar atau belum layak untuk ditangkap seperti ikan - ikan kecil sehingga dalam jangka panjang berpotensi mengganggu keberlanjutan sumber daya ikan di Nagan Raya.

4. Kisaran berat dan panjang ikan hasil tangkapan utama berkisar antara 100-200 gr, dan panjang 22-30 cm.

6.2 Saran

Perlu adanya evaluasi dari pihak terkait dalam hal ini Pemerintah Daerah mengenai penggunaan alat tangkap ramah lingkungan yang digunakan di wilayah Kuala Tadu

Dokumen terkait