• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Jenis-jenis Gaya Belajar

Tidak semua orang memiliki gaya belajar yang sama, sekalipun mereka berada di kampus yang sama, kelas yang sama bahkan di tempat duduk yang berdekatan. Kemampuan seseorang didalam memahami dan menyerap materi berbeda ada yang cepat, sedang dan bahkan sangat lambat. Ada yang suka dibacakan baru bisa mengerti pelajaran, ada yang membaca langsung dan bahkan

ada yang belajar dengan langsung melihat apa yang sedang dipelajari. Apapun cara belajar yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.

Banyak ahli yang mengungkapkan gaya belajar berdasarkan hasil penelitian mereka seperti Deporter dan Withkin. Adapun jenis jenis gaya belajar menurut Deporter (2010) adalah

1. Gaya Belajar Visual

Menurut Astuti (2010) orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki daya melihat (ketajaman indera mata) lebih memudahkan dalam belajar, lebih nyaman belajar dengan warna warni, garis dan bentuk, lebih suka membaca daripada mendengarkan, mengingat dengan gambar, teratur menulis rumus-rumus dengan tinta warna-warni.

Individu yang mempunyai gaya belajar visual harus bisa melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran, dan cenderung duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.

Di dalam kelas, individu visual lebih suka mencatat sampai detail-detailnya untuk mendapatkan informasi. Segala sesuatunya dibuat dengan

memperhatikan penampilan, termasuk kerapian catatan buku, membutuhkan bantuan gambar dan membuat detail-detail secara lengkap.

Ciri-ciri orang-orang visual menurut Deporter (2010) adalah sebagai berikut. a. Rapi dan teratur

b. Berbicara dengan cepat

c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik d. Teliti terhadap detail

e. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi f. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenaranya dalam

pikiran mereka

g. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar h. Mengingat dengan asosiasi visual

i. Biasanya tidak terganggu dengan keributan

j. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

k. Pembaca cepat dan tekun

l. Lebih suka membaca daripada dibacakan

m.Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek

n. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara selama berbicar di telepon dan dalam rapat

o. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain

p. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak q. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato

r. Lebih suka seni daripada music

s. Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata

t. Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.

2. Gaya Belajar Auditorial

Menurut Astuti (2010) siswa yang bertipe auditorial mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui teliga (alat pendengarannya). Siswa auditorial dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan guru. Siswa auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pith (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara, dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis kadang-kadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori. Individu seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset, kurang suka membuat catatan-catatan, dan lebih senang mendengarkan temannya yang sedang belajar.

Ciri-ciri orang-orang auditorial menurut Deporter (2010) adalah sebagai berikut.

b. Mudah terganggu oleh keributan

c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e. Dapat mengulangi kembali dan meniru nada, berirama dan warna suara f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam berbicara

g. Berbicara dalam irama yang terpola h. Biasanya pembicara yang pasif i. Lebih suka musik daripada seni

j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

k. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain m.Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

n. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik 3. Gaya Belajar Kinestetik

Menurut Astuti (2010) gaya belajar kinestetik adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat.

Ciri-ciri orang-orang kinestetik menurut Deporter (2010) adalah sebagai berikut.

a. Berbicara dengan perlahan b. Menanggapi perhatian fisik

c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang

e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak f. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar g. Belajar melalui memanipulasi dan praktik

h. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

i. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca j. Banyak menggunakan isyarat tubuh

k. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama

l. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu

m.Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

n. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot―mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

o. Kemungkinan tulisannya jelek p. Ingin melakukan segala sesuatu

Selain itu Withkin (dalam Gufron dan Risnawati,2010) melakukan penelitian pada 1600 mahasiswa dan menghasilkan dua tipe gaya belajar yang ada pada individu yaitu, gaya belajar field dependence dan gaya belajar field independence. Gaya belajar field dependence adalah ketika individu mempersepsikan diri dikuasai oleh lingkungan. Adapun individu yang mempunyai gaya belajar field independence adalah apabila individu mempersepsikan diri bahwa sebagian besar prilaku tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

Dokumen terkait