• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS JENIS INFLASI

Dalam dokumen Makalah Kebijakan Ekonomi di Indonesia (1) (Halaman 34-37)

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%

Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi:

1) Inflasi Ringan (Creeping Inflation)

Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun 2) Inflasi Sedang

Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun 3) Inflasi Berat

Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun 4) Hiper Inflasi

Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Hal ini pernah dialami Indonesia pada masa orde lama.

Ada pun Jenis-jenis inflasi, berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut :

1. Inflasi tarikan pemerintah 2. Inflasi desakan biaya 3. Inflasi diimpor

Inflasi Tarikan Pemerintah

Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat.Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan pendapatan tinggi yang selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.Pengeluaran ini dapat menimbulkan inflasi.

Disamping dalam masa perekonomian berkembang pesat , inflasi tarikan permiantaan juga bisa bersalu pada masa ketidakstabilan politik yang terus menerus.Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang di pungutnya.Untuk membiayai kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksa mencetak uang atau meminjam dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah agregat akan akan mewujudkan melebihi kemampuan ekonomi tersebut menyediakn barang dan jasa.Maka keadaan ini inflasi.

Inflasi Desakan Biaya

Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah rendah.Apabila perusahan – perusahan masih menghadapi permintaan yang bertambah , mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan

mencari pekerja baru dengan tawaran dengan pembayaran gaji dan upah yang tinggi ini.Langkah ini menyebabkan biaya produksi meningkat yang akhirnya menyebabkan kenaikan harga – harga berbagai barang.

Inflasi Di Impor

Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga – harga barang yang di impor.Inflasi ini akan wujud apabila barang – barang yang diimporyang mengalami kenaikan harga mempunyai persanan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan – perusahaan.Satu contoh hal yang nyata dari inflasi ini adalah efek kenaikan harga minyak dalam tahun 1970an kepada perekonomian Negara – Negara barat pengimpor barang lainnya.Minyak penting artinya dalam proses proses barang – barang industri.Maka kenaikan harga minyak tersebut menaikkan biaya produksi , dan kenaikan biaya produksi mengakibatkan kenaikan harga –harga.

Stagflasi adalah suatu kondisi suatu perekonomian mengalami inflasi dan stagnasi dalam waktu yang bersamaan. Stagnasi adalah suatu keadaan di mana tingkat pertumbuhan ekonomi adalah sekitar 0% per tahun.Contoh lain dari peristiwa ini stagflasi adalah keadaan dalam ekonomi Indonesia sesudah krisis ekonomi asia pada tahun 1997. Pada tahun berikutnya pendapatan nasional Indonesia menurun sebesar 13 persen, penganguran mengalami kenaikan yang sangat nyata dan tingkat inflasi mencapai 70 persen .Stagflasi ini berlaku sebagai akibat kemerosatan nilai rupiah yang sangat besar dan ketidakstabilan politik yang ditimbulkan oleh penurunan nilai mata uang yang dratis tersebut.

Jenis-jenis inflasi berdasarkan persentasi atau nominal digit inflasinya, dapat dibedakan kedalam :

Moderate Low Inflation (inflasi 1 digit) misalnya 1% s.d 9%, biasanya orang masih percaya dan memiliki daya beli dan juga nilai mata uang masih berharga.

Galloping Inflation (inflasi dua digit) misalnya 10% s.d 99%, dimana orang mulai ragu, daya beli menurun, nilai mata uang menjadi semakin menurun.

Hyper Inflation (inflasi tinggi diatas 100%) adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam jangka waktu yang singkat, keadaan seperti ini orang-orang sudah tidak percaya pada mata uang. Dimana nilai nominal uang jadi tidak berharga jika situasi

ini terjadi maka pemerintah melakukan Senering yaitu pemotongan nilai uang.

Faktor - faktor yang mempengaruhi Inflasi

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor yang menyebabkan

timbulnya inflasi:

a. DemandPull Inflation

Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran

dan pennintaan agregat.

b. Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation

Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang efektif.

Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh :

a) Domestic Inflation

Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secara umum di dalam negeri.

b) Imported Inflation

Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atu gabungan dari dua masalah berikut :

1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

2. Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.

Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari : Pertama, kenaikan harga-harga

barang yang diimpor. Kedua, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti

pertambahan produksi dan penawaran barang. Ketiga, kekacauan politik dan ekonomi sebagai

Akibat-akibat buruk dari inflasi beragam seperti pengangguran yang kian bertambah, menurunkan taraf kemakmuran masyarakat dimana upah riil para pekerja akan merosot sehingga taraf hidupnya pun akan menurun. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk jika inflasi tidak dapat dikendalikan atau diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung akan mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikan impor. Kecenderungan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba sebagai akibat suatu peristiwa tertentu ysng berlaku diluar ekspektasi pemerintah misalnya depresiasi nilai uang yang sangat besar atau keadaan politik yang tidak stabil.

Inflasi Merayap

Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalnnya.Yang di golongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat , yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipay dalam masa yang singkat . Di Indonesia sebagi contoh , pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen.dan inflasi seperti ini di golongkan sebagai inflasi sederhana atau moderate inflation.

Inflasi Merayap dan Pertumbuhan Ekonomi

Segolongan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi merayap adalah diperlukan untuk menggalakkan perkembangan ekonomi.Menurut mereka harga barang pada umumnya naik dengan tingkat yang lebih tinggi dari kenaikan upah.Maka dalam inflasi merayap upah tidak berubah atau naik dengan tingkat yang lebih rendah dari inflasi.sebagai akibatnya kenaikan harga-harga yang berlaku terutama mengakibatkan pertumbuhan dalam keuntungan perusahaan-perusahaan.Untung yang sangat besar akan menggalakkan pertambahan investasi. Penanggulangan

Dalam dokumen Makalah Kebijakan Ekonomi di Indonesia (1) (Halaman 34-37)

Dokumen terkait