• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Kaleng Plat Timah

Dalam dokumen Teknologi Pengemasan (Halaman 61-65)

DAFTAR BACAAN

C. KALENG PLAT TIMAH DAN BAJA BEBAS TIMAH

2. Jenis-Jenis Kaleng Plat Timah

Di dalam perkembangannya ada beberapa jenis kaleng yaitu :

- kaleng baja bebas timah (tin-free steel)

- kaleng 3 lapis (three pieces cans)

- kaleng lapis ganda (two pieces cans)

Plat timah atau tin plate adalah lembaran atau gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0.15 – 0.5 mm. Kandungan timah putih pada kaleng plat timah berkisar antara 1.0-1,25% dari berat

kaleng, seperti terlihat pada Gambar 6.1 . Kandungan timah putih ini bisanya dinyatakan dengan TP

yang diikuti dengan angka yang menunjukkan banyaknya timah putih, misalnya pada TP25

mengandung timah putih sebanyak 2.8 g/m2, TP50 = 5.6 g/m2, TP75 = 8.4 g/m2 dan TP100 =11.2 g/

m2.

Kaleng bebas timah (tin-free-steel=TFS) adalah lembaran baja yang tidak dilapisi timah putih. Jenis TFS yang paling banyak digunakan untuk pengalengan makanan adalah jenis Tin Free Steel

Chrome Type (TFS-CT), yaitu lembaran baja yang dilapisi kromium secara elektris, sehingga terbentuk

khromium oksida di seluruh permukaannya. Jenis ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu harganya murah karena tidak menggunakan timah putih, dan daya adhesinya terhadap bahan organik baik. Tetapi kelemahannya peluang untuk berkarat lebih tinggi, sehingga harus diberi lapisan pada kedua belah permukaannya (permukaan dalam dan luar).

Berdasarkan komposisi lapisan kaleng, cara melapisi dan komposisi baja penyusun kaleng, maka kaleng dibedakan atas beberapa tipe seperti terlihat pada Tabel 6.2, dan Tabel 6.3.

Kaleng Tipe L = Low Metalloids adalah kaleng yang mempunyai daya korosif rendah, sehingga dapat digunakan untuk makanan yang berasam tingi. Kaleng tipe MR (Medium Residual) dan tipe MC (Medium Metalloids Cold Reduces) adalah kaleng yang mempunyai daya korosif rendah sehingga digunakan untuk makanan berasam rendah. Kaleng dengan lapisan timah yang tebal digunakan untuk makanan dengan daya korosif yang tinggi.

A. Plat Timah (Tin Plate=TP) B. Baja bebas timah (Tin-Free Steel=TFS)

Gambar 6.1. Penampang melintang lembaran kaleng (Syarief et al., 1989)

Tabel 6.2. Komposisi kimia (kisaran dan persentase maksimum) dari beberapa jenis kaleng.

Unsur Kimia Jenis Kaleng

Tipe L Tipe MS Tipe MR Tipe MC Bir

Karbon 0.05-0.12 0.05-0.12 0.05-0.12 0.05-0.12 0.15 Mangan 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.70 Belerang 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Pospor 0.015 0.015 0.020 0.07-0.11 0.10-0.15 Silikon 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 Tembaga 0.06 0.10-0.20 0.20 0.20 0.20 Nikel 0.04 0.04 - - -Khromium 0.06 0.06 - - -Molibdenum 0.05 0.05 - - -Arsen 0.02 0.02 - -

-Keterangan : - : tidak ada batas yang spesifik Sumber : Syarief et al., 1989.

Kemasan plat timah mempunyai daya tahan terhadap karat yang rendah, tetapi daya tahannya terhadap reaksi-reaksi dengan bahan pangan yang dikemasnya lebih lambat dibanding baja. Kaleng dengan lapisan timah yang tebal digunakan untuk mengalengkan bahan makanan yang mempunyai daya korosif lebih tinggi.

Nama Dagang Jumlah Timah (13/Base Box) Cara Melapisi No. 10 0.10 Elektrolisis No. 25 0.25 Elektrolisis No. 50 0.50 Elektrolisis No. 75 0.75 Elektrolisis No. 100 1.00 Elektrolisis No. 135 1.35 Elektrolisis

No. 100-25 Sebelah 1.00 dan sebelah 0.25 Elektrolisis

Common Coke 1.25 Hot Dipped

Standard Coke 1.50 Hot Dipped

Best Coke 1.70 Hot Dipped

Canners Special Coke 2.00 Hot Dipped

Charcoal > 2.00 Hot Dipped

Sumber : Winarno,1993

Dalam memilih kemasan kaleng untuk pengemasan bahan pangan, maka perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- sifat korosif kaleng

- sifat keasaman makanan

- kekuatan kaleng (daya tahan terhadap tekanan dalam retort atau keadaan vakum)

- Ukuran kaleng

Tabel 6.4. Pemilihan tipe kaleng untuk pengemasan makanan dan minuman

Klasifikasi Makanan Sifat Keasaman Jenis kaleng

a. Sangat Korosif Keasaman tingi atau sedang (jus apel,

ceri, acar) Tipe L

b. Korosif Sedang Keasaman sedang (sayur asin,

aprikot, anggur, pir)

Tipe MS Tipe MR

c. Sedikit Korosif Keasaman rendah (kapri, jagung,

daging, ikan) Tipe MRTipe MC

d. Tidak Korosif Makanan yang tidak asam (produk

kering, makanan yang tidak diproses, makanan beku)

Tipe MR Tipe MC

Sumber : Syarief et al., 1989

Kelebihan dari tin plate adalah mengkilap, kuat, tahan karat dan dapat disolder. Tetapi

kekurangannya adalah terjadi penyimpangan warna permukaan tin plate karena bereaksi dengan makanan yang mengandung sulfur, yang disebut dengan sulphur staining/feathering (terbentuknya noda sulfur pada permukaan tin plate). Kekurangan ini dapat diatasi dengan proses lacquering dan

pasivitasi yaitu melapisi tin plate dengan lapisan krom setebal 1-2 mg/m2. Proses lacquering dan pasivitasi dapat memperpanjang daya simpan tin plate dan mencegah terjadinya sulphur staining. Pelapisan tin plate dengan pelumas seperti minyak biji kapas , minyak sintetis (parafin oil) dan

dibutil sebakat aman untuk kesehatan manusia. Lapisan tipis dari minyak diserap oleh film lacquer. Sebagian besar proses pasivitasi ilakukan secara cathodis dichromate, dimana lapisan dalam lebih tebal dari lapisan luar.

Pelapisan dengan elektrolit diberi kode D, misalnya D11.2/5.6 menunjukkan sebelah dalam

dilapisi 11.2 g Sn/m2 dan lapisan luar 5.6 g Sn/m2.

Tin plate juga dapat dibedakan atas beberapa tipe, berdasarkan perlakuan pelapisan yang diberikan, yaitu :

- CDC = Cathodic Dichromate Chemical Treatment

- SDC = Sodium Dichromate Chemical Treatment

- GP = General Purpose Lacquer

- Sr = Lacquer with sulphur resisting properties.

Masalah dalam penggunaan kemasan plast timah (tin plate) sebagai bahan kemasan pangan adalah terjadinya migrasi (perpindahan) logam berat yaitu Pb dan Sn dari kaleng ke makanan yang

dikemas. Batas maksimum Sn yang diperbolehkan dalam bahan pangan adalah 200 mg/kg makanan.

3. Coating (Lapisan Enamel)

Untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara kaleng pengemas dengan bahan pangan yang dikemas, maka kaleng plat timah harus diberi pelapis yang disebut dengan enamel. Interaksi antara bahan pangan dengan kemasan ini dapat menimbulkan korosi yang menghasilkan warna serta flavor yang tidak diinginkan, misalnya :

- Terbentuknya warna hitam yang disebabkan oleh reaksi antara besi atau timah dengan sulfida

pada makanan berasam rendah (berprotein tingg).

- Pemucatan pigmen merah dari sayuran/buah-buahan seperti bit atau anggur karena reaksi

dengan baja, timah atau aluminium.

Untuk mencegah terjadinya korosi ini maka kaleng lapisan enamel. Jenis-jenis lapisan enamel yang digunakan adalah :

Epoksi-fenolik, merupakan pelapis yang banyak digunakan, bersifat tahan asam serta

mempunyai resistensi dan fleksibilitas terhadap panas yang baik. Digunakan untuk pengalengan ikan, daging, buah, pasta dan produk sayuran. Pada pelapisan dengan epoksi fenolik juga dapat ditambahkan zink oksida atau logam aluminium bubuk untuk mencegah sulphur staining pada produk daging, ikan dan sayuran.

Komponen Vinil, yang mempunyai daya adhesi dan fleksibilitas tinggi, tahan terhadap asam

dan basa, tapi tidak tahan terhadap suhu tinggi pada proses sterilisasi. Digunakan untuk produk bir, juice buah dan minuman berkarbonasi.

Phenolic lacquers, merupakan pelapis yang tahan asam dan komponen sulfida, digunakan

Butadiene lacquers, dapat mencegah kehilangan warna dan mempunyai resistensi terhadap

panas yang tinggi. Digunakan untuk bir dan minuman ringan.

Acrylic lacquers, merupakan pelapis yang berwarna putih, digunakan sebagai pelapis internal

dan eksternal pada produk buah. Pelapis ini lebih mahal dibanding pelapis lainnya dan dapat menimbulkan masalah pada beberapa produk.

Epoxy amine lacquers, adalah pelapis yang mempunyai daya adhesi yang baik, tahan

terhadap panas dan abrasi, fleksibel dan tidak menimbulkan off-flavor, tetapi harganya mahal. Digunakan untuk bir, minuman ringan, produk hasil ternak, ikan dan daging.

Alkyd lacquers, adalah pelapis yang murah dan digunakan sebagai pelapis luar, tidak

digunakan sebagai pelapis dalam karena dapat menimbulkan masalah off-flavor.

Oleoresinous lacquers, digunakan untuk berbagai tujuan, harganya murah, pelapis dengan

warna keemasan. Digunakan untuk bir, minuman sari buah dan sayuran. Pelapis ini dapat digabung dengan zink oksida (C’enamel) yang digunakan untuk kacang-kacangan, sayur, sop, daging dan bahan pangan lain yang mengandung sulfur.

Berdasarkan aplikasinya pada kaleng, maka enamel dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu : lapisan pelindung dalam (LPD) dan lapisan pelindung luar (LPL). LPL dapat diaplikasikan untuk mencegah terjadinya korosi atau sebagai dekorasi, sedangkan aplikasi LPD dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Dalam dokumen Teknologi Pengemasan (Halaman 61-65)