• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN A.Data Penelitian

2. Jenis-jenis Kredit yang Disalurkan oleh Bank 1. Kredit Umum

Kredit umum adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada masyarakat pedesaan dan umumnya digunakan untuk pengembangan usaha-usaha mikro.

2. Kredit SPK

Kredit SPK (Surat Perintah Kerja) yaitu kredit modal kerja dalam bentuk Rekening Koran untuk membantu pengusaha yang mendapatkan kontrak kerja pemborongan/pengadaan barang atau jasa dari instansi pemerintah maupun perusahaan swasta yang bonafid menurut penilaian bank. Kredit ini mendukung modal kerja Kontraktor/Supplier untuk dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

3. Kredit Pensiunan

Kredit Pensiunan adalah produk kredit PT.Bank Sumut yang diberikan secara perseorangan kepada para penerima pensiun yang terdiri dari para pensiun sendiri dan pensiunan janda atau duda yang uang pensiunnya dikelola dan disalurkan oleh PT. Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (PT. Taspen). Pengembalian Kredit Pensiun dilakukan dengan pembayaran angsuran pokok dan bunga setiap bulan dari uang pensiun yang diterima sesuai dengan daftar angsuran.

4. Kredit Angsuran Lainnya

Kredit Angsuran Lainnya (KAL) merupakan kredit yang membantu keperluan modal kerja maupun investasi untuk badan usaha produktif (sector perdagangan, industry, jasa dan sector lainnya yang menurut Bank layak dan dapat dipertanggungjawabkan) maupun untuk perorangan (pegawai negeri, swasta, BUMN/BUMD yang mempunyai penghasilan sendiri).

5. Kredit Multi Guna

Kredit Multi Guna adalah kredit angsuran yang diberikan kepada pegawai Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah, BUMN, BUMD dan Swasta Nasional (yang layak menurut penilaian bank) baik yang pembayaran gajinya melalui maupun tidak melalui Bank Sumut. Kredit Multi Guna dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan (seperti : biaya sekolah anak,

biaya perbaikan rumah, biaya pengobatan, dll) maupun untuk membuka usaha sampingan.

6. Kredit Peduli Usaha Mikro

KPUM ( Kredit Peduli Usaha Mikro) merupakan kredit tanpa agunan dengan angsuran tetap yang diberikan kepada pemilik usaha mikro dalam rangka meningkatkan kemampuannya untuk mengembangkan usaha. 7. Kredit Program Pemerintah

Salah satu bentuk Kredit Program Pemerintah adalah Kredit Pembiayaan Pengusaha Nias (KPP-Nias) yang telah berdomisili dan/atau telah melakukan kegiatan usaha diwilayah bencana alam, gempa dan tsunami pada Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan.

8. Kredit Kepemilikan Rumah

Kredit Kepemilikan Rumah merupakan kredit yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan masa kerja minimal 1 tahun yang belum memiliki rumah serta berpenghasilan tetap dan mapu membayar angsuran.

9. Kredit Bersubsidi

Kredit Bersubsidi merupakan fasilitas kredit yang diberikan Bank Sumut disertai dengan bantuan dari Pemerintah.

10. Kredit Konstruksi

Kredit konstruksi merupakan fasilitas kredit yang diberikan Bank Sumut kepada pihak-pihak yang bergerak dalam bidang konstruksi.

11. Kredit Kepemilikan Sepeda Motor

Kredit kepemilikan sepeda motor adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian sepeda motor bagi karywan Bank Sumut. 12. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.

13. Kredit Sindikasi

Kredit sindikasi ialah pinjaman yang diberikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank-bank dan/atau lembaga-lembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk badan hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek (pembangunan gedung atau pabrik) milik debitur. Pinjaman tersebut diberikan secara sindikasi mengingat jumlah yang dibutuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat besar, sehingga tidak mungkin dibiayai oleh kreditur tunggal.

14. Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja disebut juga dengan Kredit Rekening Koran yaitu kredit yang menambah modal kerja pengusaha untuk memperlancar usaha. 3. Prosedur Pemberian Kredit Bank

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda, yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak pada dokumen persyaratan dan ukuran-ukuran penilaian yang diterapkan oleh bank dengan pertimbngan masing-masing. Adapun prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh bank Sumut adalah :

1. Permohonan Kredit

Sebelum Calon Debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit, dokumen-dokumen yang diperlukan, analisis kredit sampai kredit dicairkan. Untuk memperoleh fasilitas kredit oleh bank maka tahap pertama pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam bentuk proposal. Proposal kredit harus dilampirkan bersama dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan. Adapun dokumen-dokumen yang harus dilampirkan oleh Calon Debitur adalah :

a. Surat Permohonan Kredit

b. Foto Copy KTP (Pemohon dan Penjamin)

c. Izin-izin usaha seperti SITU (Surat Izin Tempat Usaha) d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

e. Akte Pendirian dan Perubahannya f. Pengesahan/Legalitas

h. Susunan Pemegang Saham i. Susunan Pengurus / Direksi j. Agunan

k. Tanda Terima Dokumen Permohonan Kredit 2. Prosedur Pengumpulan Data

Analis Kredit lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen-dokumen calon debitur untuk diverifikasi. Calon debitur akan diwawancarai untuk pertama kalinya untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Analis Kredit juga menyiapkan rencana kunjungan ke Calon Debitur untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan dan juga diupayakan untuk melakukan kunjungan dadakan. Kunjungan ke Calon Debitur dilengkapi dengan Surat Tugas dan dilakukan oleh dua petugas, selain berusaha untuk mengenal lebih dekat dan memperoleh data tambahan yang diperlukan, juga memperoleh pemahaman langsung mengenai kondisi lingkungan dan manajemen perusahaan. Pada tahap ini data yang dikumpulkan lebih terinci dari tahap-tahap sebelumnya. Pemotretan atas barang-barang jaminan juga dapat dilakukan sebagai dokumentasi.

3. Analisis Kredit

Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah Calon Debitur memiliki kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai

dengan ketentuan yang disepakati, sehingga kredit macet dapat diminimalis. Analisis kredit dilakukan dengan pendekatan prinsip-prinsip 5C untuk kriteria Calon Debitur yang layak menerima pinjaman kredit, yaitu :

• Character

Prinsip karakter yaitu penilaian terhadap personalitas Calon Debitur, bagaimana sifatnya, kejujurannya, rajin, pergaulannya di masyarakat, pendapat masyarakat mengenai Calon Debitur, dll. Watak Calon Debitur juga dapat diketahui dengan melihat kelancaran pembayaran kredit di masa lalu jika ada.

• Capacity

Prinsip capacity yaitu penilaian terhadap kemampuan Calon Debitur untuk membayar, di mana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya, reputasi perusahaan, riwayat uasahanya, keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga bank mempunyai keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai oleh kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat. Analisis yang dilakukan Analis Kredit seperti kemampuan Calon Debitur mencetak laba, kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-hari, memenuhi kewajiban kredit, dll.

• Capital

Prinsip capital yaitu penilaian terhadap besar kecilnya modal dan bagaimana pendistribusian modal, apakah ada modal yang cukup untuk menggerakkan

sumber daya secara efektif, apakah pengaturan modal kerja baik sehingga perusahaan berjalan lancar, berapa besar modal kerja, dll. dan dapat dilihat di Neraca Calon Debitur.

• Collateral

Prinsip Collateral yaitu jaminan yang diberikan Calon Debitur akan dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Nilai jaminan yang harus dipenuhi (Liquid Value) adalah 70% dari nilai jaminan (Nilai Pasar) sedangkan pemberian kredit akan dipertimbangkan jika Cover Ratio di atas 100%. Cover ratio = x100% Kredit Permohonan Value Liquid

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis jaminan antra lain adalah jaminan mempunyai nilai ekonomis secara umum dan barang jaminan tersebut mudah dipasarkan, tidak cepat rusak, serta kondisi dan lokasi jaminan yang cukup baik.

• Condition

Kondisi ekonomi secara umum dan khusus menyangkut fleksibilitas sector usaha calon cebitur dalam menghadapi perubahan di masa yang akan datang yang perlu diteliti dengan maksud agar bank dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh situasi ekonomi.

Setelah data-data yang dibutuhkan untuk proses analisis dianggap cukup dari berbagai aspek mengenai kelengkapan Calon Debitur maka dilakukan

anlisis kredit. Pada tahap ini, analis kredit harus lebih banyak berdiskusi dengan rekan sejawat, Kasi/Kabag Pemasaran/ Kasi Kredit/ Kepala Cabang agar diperoleh hasil analisis yang tepat, efektif dan teruji. Analis Kredit lalu menyiapkan analisa pembahasan kredit secara umum yang menyangkut : • Aspek hukum

Analisis aspek hukum menekankan pada penelitian status yuridis badan usaha, yaitu mengutamakan pembahasan calon debitur dari segi hukum, mencakup :

a. Keabsahan akte pendirian dimana ditetapkan bahwa akte tersebut harus mendapatkan pengesahan dari Departemen Kehakiman.

b. Surat-surat izin perusahaan, seperti: SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi), dll.

c. Legalitas barang-barang jaminan yang diajukan sebagai jaminan. • Aspek manajemen

Titik berat analisis ini diarahkan kepada :

a. Riwayat perusahaan, mencakup bentuk/status perusahaan serta sejarah singkat perusahaan, gambaran mengenai struktur organisasi serta pembagian wewenang, gambaran pengalaman usaha dalam bisnisnya dan susunan pemegang saham.

b. Performance pengurus/ pemilik/ pemohon, yang perlu diperhatikan adalah latar belakang pendidikan serta pengalaman pengurus dalam mengelola perusahaan.

• Aspek keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek yang paling penting dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Cara yang digunakan oleh Bank Sumut untuk meneliti keadaan keuangan calon debitur adalah melalui analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yang meliputi rasio likuiditas, raso leverage, rasio coverage, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas.

• Aspek teknis

Aspek ini menekankan kelayakan dari segi proses produksi, dalam arti bahwa proses produksi dapat berjalan dengan baik dan dengan biaya yang efisien sehingga dapat diharapkan mampu menunjang pemasaran porduk. • Aspek pemasaran

Pemasaran yang berhasil merupakan sumber penggerak utama dari proses perkembangan perusahaan secara keseluruhan dan merupakan sumber utama untuk pengembalian kredit.

Dalam menilai aspek ini pihak bank secara langsung memperhatikan apakah jaminan yang diberikan oleh calon debitur memiliki bukti kepemilikan yang sah dan tidak dalam perebutan kekuasaan apapun.

• Aspek sosiologi, ekonomi dan lingkungan

Dalam menilai aspek ini, pihak bank secara langsung harus memperhatikan apakah usaha yang dijalankan calon debitur dapat diterima masyarakat umum, terutama yang menyangkut norma agama, adat istiadat, undang-undang serta lingkungan masyarakat setempat.

4. Tahap Keputusan Kredit

Setelah itu, Analis Kredit merumuskan kesimpulan dan saran atas hasil analisa pembahasan kredit yang meliputi : plafond, jangka waktu kredit, suku bunga, provisi biaya, dll. Jika telah diyakini pada suatu kesimpulan bahwa permohonan kredit terebut layak untuk diajukan maka hasil analisa dan usulan kredit dibuat dalam Formulir Memorandum Pengusulan Kredit (FMPK). Memorandum ini pada dasarnya merupakan proposal kredit yang berisi identitas Calon Debitur dan hasil analisa kredit serta kesimpulan dari analisis kredit terhadap permohonan kredit yang diajukan Calon Debitur.

Memorandum Pengusulan Kredit berisi : a. Identitas Pemohon

b. Uraian permohonan kredit c. Uraian jaminan kredit

d. Data umum tentang Calon Debitur e. Aspek-aspek yang dianalisa

f. Hasil/kesimpulan atas analisa yang dilakukan

Setelah itu, MPK diserahkan ke KPK (Kelompok Pemutus Kredit) untuk mendapatkan keputusan. Lalu KPK membuat keputusan dalam memorandum KPK dan menyerahkannya kembali ke Analis Kredit. Apabila permohonan kredit disetujui maka dilaksanakanlah penandatanganan akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan hipotik atau surat perjanjian yang dianggap perlu. Setelah akad kredit ditandatangani maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan kredit. Namun apabila analis kredit merekomendasikan penolakan permohonan terhadap kredit tersebut, cukup dibuat memo penolakan kredit yang isinya sebagai berikut :

a. Pertimbangan-prtimbangan/ alasan-alasan kuat unutk menolak permohonan kredit tersebut.

b. Laporan aspek-aspek penilaian c. Laporan kunjungan setempat

Setiap permohonan kredit yang ditolak wajib dibuatkan surat keputusan kredit dan segera disampaikan kepada Calon Debitur beserta alasan/ pertimbangan penolakannya.