• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Dalam dokumen BAB II VALUE PROPOSITION (Halaman 43-49)

2.11 Teori Laporan Keuangan

2.11.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

1. Laporan Laba-Rugi (income statement)

Laporan laba-rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode akuntansi. Laporan laba-rugi (statement of income) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Berikut kegunaan laporan laba-rugi :

● Mengevaluasi kinerja masa lalu

● Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan ● Membantu menilai resiko atau ketidakpastiaan pencapaian arus kas

masa depan

Bagian Laporan Laba-rugi : a. Bagian Operasi :

o Bagian penjualan/pendapatan

o Bagian Harga pokok penjualan

o Beban penjualan

o Beban Administrasi atu umum b. Bagian Non Operasi :

59

o Beban kerugian lain c. Pajak Penghasilan d. Operasi yang dihentikan e. Pos-pos luar biasa f. Laba per saham

2. Laporan Perubahan Modal (statement of equity)

Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi. Di dalam laporan perubahan modal terdapat beberapa komponen diantaranya :

Modal awal : Keseluruhan dana yang di investasikan kedalam perusahan

yang digunakan untuk menunjang pengoperasian perusahan pada saat awal perusahan tersebut baru berdiri atau posisi modal awal perusahan pada awal bulan pada tahun yang bersangkutan.

Laba / rugi : Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total

biaya.

Prive : Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahan yang digunakan untuk keperluan di luar kegiatan / operasional perusahaan atau yang digunakan untuk keperluan pribadi.

60

Modal akhir : Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari

penambahan modal awal ditambah dengan laba ( jika mengalami keuntungan ) atau pengurangan modal awal dikurangi rugi usaha ( Jika mengalami kerugian ) kemudian dikurangi dengan total prive dan hasil merupakan modal akhir.

Jadi unsur yang termasuk di dalam laporan perubahan modal terdiri dari Investasi awal atau modal awal, laba-rugi selama periode yang bersangkutan, prive penarikan modal oleh pemilik dan modal akhir.

3. Neraca (balance sheet)

Laporan neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.

Isi / komponen laporan neraca terdiri atas :

● Harta Aktiva (Asset) : Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misal kas persediaan aktiva tetap aktiva yang tak terwujud dan lain-lain. Pengertian asset ini dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai berikut : Menurut Accounting Principal Board (APB) Statement (1970:132) dikemukakan bahwa : “kekayaan ekonomi perusahaan termasuk didalam pembebanan yg ditunda yg dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi yg berlaku.” Selanjutnya Financial

61 Accounting Standard Board (FASB) (1985) memberikan definisi sebagai berikut : “asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.” Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai asset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan. Klasifikasi aktiva yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai macam. Secara umum klasifikasi aktiva tetap terdiri atas : 1) aktiva tetap berwujud (Fixed Asset) dan 2) aktiva tetap tak berwujud (Intangible Assets). Aktiva tetap berwujud meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dipakai secara aktif dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa kegunaan relatif permanen. Aktiva tetap berwujud yang mempunyai masa kegunaan yang terbatas harus didepresiasi selama masa kegunaan dan disajikan dalam neraca sebesar nilai buku (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasinya). Yang termaduk dalam golongan aktiva ini adalah bangunan mesin dan alat-alat pabrik mebel dan alat-alat kantor kendaraan dan alat-alat transport alat kerja bengkel aktiva sumber alam. Sedang aktiva tetap berwujud yang mempunyai masa kegunaan tak terbatas disajikan di dalam neraca sebesar harga perolehan. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud meliputi hak-hak preferensi (istimewa) yang dijamin oleh undang-undang kontrak perjanjian-perjanjian dan mempunyai masa manfaat dalam waktu relatif permanen.

62 Menurut Harnanto (1991:357) bagi manajemen operating investment (assets) meliputi seluruh mesin dan alat-alat pabrik dan lain-lain equipmen serta modal kerja yang ditempatkan untuk dikelola atau dioperasikan dalam usaha perusahaan untuk menghasilkan laba.

Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pada sudut pandang operasional investasi aktiva tetap adalah salah satu unsur penting yang perlu menjadi fokus perhatian bagi perusahaan dalam kegiatan operasional dalam kaitan dengan menghasilkan pendapatan/laba. Disamping itu untuk tujuan pemeliharaan kondisi aktiva tetap baik berwujud maupun tak berwujud tetap dalam kondisi produktif bagi perusahaan diperlukan ada depresiasi dan amortisasi sebagai proses alokasi harga perolehan aktiva tetap tersebut.

● Kewajiban/utang (Liabilities)

Menurut definisi yang diberikan oleh APB bahwa : “kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai seusuai prinsip akuntansi. Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.”

Berdasarkan definisi di atas maka kewajiban ekonomis bagi perusahaan adalah diartikan sebagai penyerahan harta atau jasa di masa yang akan datang. Selanjutnya FASB memberikan definisi kewajiban sebagai berikut :

“….kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk

63 memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi.”

Definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa kewajiban memiliki 3 sifat utama yaitu ; (1) kewajiban itu benar ada (2) kewajiban itu tak dapat dihindarkan (3) kewajiban yang mewajibkan perusahaan telah terjadi. Kewajiban jika dikategorikan sesuai dengan jangka waktu maka terdapat kewajiban jangka pendek (Current liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long-term liabilities). Menurut Harnanto (1991:59) hutang jangka panjang adalah semua hutang yang jatuh tempo pembayaran melampaui batas waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau pembayaran tak akan dilakukan dalam periode siklus operasi perusahaan tetapi lebih panjang dari batas waktu tersebut. Hutang obligasi hutang hipoteik hutang bank (kredit investasi) merupakan contoh-contoh dari hutang jangka panjang.

Dalam kegiatan operasi perusahaan hutang jangka panjang merupakan salah satu sumber permodalan yang mengandung resiko karena memiliki komitmen untuk melakukan pembayaran sesuai jumlah yang disepakati meski perusahaan dalam keadaan rugi sekalipun sehingga hutang dapat saja menanggung resiko melebihi jumlah modal sendiri. Hal ini dipertegas oleh Harnanto (1991:304) bahwa semakin besar proporsi hutang di dalam struktur permodalan perusahaan akan semakin besar pula kemungkinan terjadi ketak mampuan untuk membayar kembali hutang beserta bunga

64 pada tanggal jatuh temponya. Pernyataan tersebut berarti bahwa bagi para kreditur bahwa kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan di dalam perusahaan untuk dipertaruhkan pada resiko kerugian juga semakin besar. Sedangkan bagi para pemilik khusus pemegang saham biasa adalah hutang di dalam perusahaan merupakan pula suatu resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan. Tetapi resiko itu juga diimbangi ada harapan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi (rentabilitas) sebagai akibat penggunaan modal asing. Akan tetapi perlu diingat bahwa proporsi hutang/modal asing yg berlebihan akan berakibat pada fleksibilitas manajemen untuk beralih pada aktivitas yang profitable akan tertutup dan menghadapi banyak hambatan/tintangan.

● Modal Pemilik (Owner’s Equity)

Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Kategori modal bagi tiap perusahaan dapat berbeda yaitu pada perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemilik sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseroan terdiri dari modal setor dan modal dari pendapatan (retained Earnings).

Dalam dokumen BAB II VALUE PROPOSITION (Halaman 43-49)

Dokumen terkait