2. Peramalan yang bersifat kuantitatif ( stastistical method )
2.4.3 Jenis-jenis Pengendalian
Menurut Hilton and Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih (2000;14), jenis-jenis pengendalian terdiri atas tiga macam, yaitu:
1. Pengendalian awal
Dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa sumber daya manusia dan bahan baku telah disispkan dan perusahaan telah siap untuk melaksanakan kegiatan.
2. Pengendalian berjalan
Pemantauan terhadap efektivitas berjalan untuk menjamin bahwa tujuan dapat dicapai, dan kebijaksanaan serta prosedur telah ditetapkan dengan benar selama proses operasi.
3. Pengendalian umpan balik
Tindakan pasca operasi memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas di masa yang akan datang.
Pengendalian Penjualan
Pengendalian penjualan dapat dilakukan dengan adanya laporan aktivitas penjualan yang dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih.
Pengertian pengendalian penjualan menurut Wilson and Campbell yang diterjemahkan oleh Tjintjin Felix Tjendera (1997;259), adalah sebagai berikut:
“Pengertian penjualan meliputi analisis, penelaahan, dan penelitian yang diharuskan terhadap kebijaksanaan, prosedur, metode dan pelaksanaan sesungguhnya untuk mencapai volume penjualan yang dikehendaki, dengan biaya yang wajar, yang menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil pengembalian yang diharapkan atas investasi (Return on Investment=ROI)”.
Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa pengendalian penjualan meliputi analisis, penelaahan dan penelitian yang telah dilakukan terhadap
kebijakan, prosedur dan metode, dan pelaksanaan yang sesungguhnya untuk mencapai volume penjualan yang diinginkan dengan biaya standar, dan menghasilkan laba kotor, dalam mencapai hasil pengembalian yang diharapkan atas investasi modal. Jadi penjualan harus dikendalikan supaya dapat dicapai hasil pengendalian yang optimal atas investasi
Laba bersih optimum hanya dapat dicapai apabila terdapat hubungan antara empat faktor dibawah ini, yaitu :
1. Investasi dalam modal kerja dan fasilitas 2. Volume penjualan
3. Biaya operasional 4. Laba kotor
Pengendalian dalam fungsi penjualan sebaiknya dipandang sebagai kegiatan komprehensif yang meliputi volume penjualan, hasil penjualan dan biaya-biaya distribusi. Pengendalian yang efektif menetapkan bahwa volume penjualan dan biaya-biaya distribusi haras dipandang sebagai satu permasalahan, bukan sebagai dua permasalahan yang terpisah dan tidak ada kaitannya sama sekali.
Teknik-teknik analisis untuk meningkatkan volume penjualan, yaitu : 1. Analisis dari penjualan masa lalu dalam hubungannya dengan kelemahan dari
anggaran penjualan dan melaporkannya.
2. Memberi bantuan kepada pimpinan penjualan untuk menentukan anggaran penjualan secara menyeluruh yang cocok dan melaporkan ketaatan pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
3. Memberi bantuan kepada pimpinan penjualan dalam menyusun standar penjualan.
4. Pembuatan analisis biaya yang wajar dan analisis investasi untuk digunakan dalam menentukan harga jual.
Dengan demikian pengendalian penjualan dilaksanakan dengan adanya laporan kegiatan penjualan yang dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk mengetahui besar selisih dan sebab-sebab terjadinya selisih tersebut.
Tujuan Pengendalian Penjualan
Pengendalian merupakan suatu proses yang menjamin bahwa sumber daya dapat diperoleh dan dimanfaatkan secara efisien dalam pencapaian tujuan organisasi. Penjualan harus dikendalikan supaya dapat tercapai hasil pengembalian yang sebaik-baiknya atas investasi. Dengan menerapkan pengendalian penjualan yang baik maka dapat membantu manajemen perusahaan untuk mengetahui selisih yang terjadi atas pelaksanaan anggaran penjualan, juga membantu dalam hal tindak lanjut yang tepat atas selisih tersebut. Sehingga tujuan perusahaan secara umum dapat tercapai. Tujuan dari pengendalian penjualan terangkum dalam pengertian pengendalian penjualan itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Wilson and Campbell yang diterjemahkan oleh Tjintjin Felix Tjendera (1997;259) adalah :
"…..Untuk mencapai volume penjualan yang dikehendaki dengan biaya yang wajar, yang menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil pengendalian yang diharapkan atas investasi".
Dengan demikian terlihat jelas bahwa dalam pengendalian penjualan terkandung unsur tidak lanjut yang dapat berupa perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi, untuk mencapai penjualan yang dikehendaki berdasarkan analisis yang dilakukan.
Efektivitas Pengendalian Penjualan
Menurut Robert N. Anthony (1998; 131), pngertian efektivitas adalah sebagai berikut:
"Effectiveness is the relationship between a responsibility centre's output and it's objectives"
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengendalian penjualan merupakan hubungan antara keluaran atau output suatu pusat pertanggung jawaban, dalam hal ini anggaran penjualan yang terealisir dengan sasaran perusahaan yang harus dicapainya.
Jadi semakin besar kontribusi keluaran atau output yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut dengan biaya yang wajar, maka dapat dikatakan semakin efektif pula suatu pengendalian tersebut.
Hubungan Anggaran Penjualan dengan Efektivitas Pengendalian Penjualan
Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa anggaran penjualan memiliki manfaat bagi manajemen sebagai alat pengendalian, sehingga manajemen dapat melihat penyimpangan yang terjadi atas selisih penjualan yang sebenamya yang telah dilakukan dengan yang direncanakan atau anggaran serta menganalisisnya, sehingga manajemen dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar penjualan yang dikehendaki dapat dicapai.
Masalah penjualan yang ada di dalam perusahaan bukan masalah yang sederhana, tetapi merupakan suatu bidang yang dinamis, disertai dengan kondisi yang selalu berubah-ubah sehingga selalu timbul masalah yang baru dan berbeda.
Masalah-masalah dalam pengendalian penjualan yaitu: masalah produk, penetapan harga, distribusi, metode penjualan, organisasi, perencanaan, dan pengendalian, dimana setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil tidak dapat menghindarinya. Oleh karena itu diperlukan alat pengendalian penjualan untuk memecahkan masalah tersebut di atas.
Pengendalian penjualan dapat mengungkapkan adanya penyimpangan melalui analisis dan penelitian. Penyimpangan yang terjadi harus dikoreksi manajemen agar volume penjualan yang diharapkan perusahaan dapat tercapai.
Anggaran adalah salah satu alat bantu manajemen untuk melaksanakan pengendalian penjualan agar penjualan dapat berjalan dengan benar serta meminimalkan adanya penyimpangan.
Dengan sedikitnya penyimpangan, berarti perusahaan dapat mencapai penjualan yang diharapkan. Dengan membandingkan anggaran penjualan dengan aktualnya maka dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan berperan sebagai alat bantu manajemen dalam menunjang efektivitas pengendalian penjualan.
Bila terdapat penyimpangan anggaran yang cukup material maka perlu segera diambil tindakan koreksi atas anggaran tersebut yang akan mengurangi kerugian bagi perusahaan dibandingkan bila tindakan koreksi tersebut tidak dilakukan.
Saat ini, perusahaan-perusahaan menghadapi kesulitan di bidang pemasaran maka penyusunan anggaran akan lebih baik bila dimulai dengan penyusunan anggaran penjualan. Anggaran secara umum mempunyai manfaat yaitu sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasankerja yang membantu manajemen dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan manfaat khusus adalah sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya di dalam perusahaan yang pada akhirnya akan membantu manajemen dalam perusahaan.
Anggaran penjualan dapat menunjang efektivitas pengendalian penjualan bila anggaran penjualan sesuai dengan aktualnya. Hal ini membuktikan bahwa operasi perusahaan dalam bidang penjualan dengan baik.