139
Ferry N. Idroes dalam bukunya Manajemen Risiko Perbankan, menjelaskan manajemen risiko diperlukan untuk:140
a. mendukung pencapaian tujuan;
b. memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang memberikan peluang yang jauh lebih tinggi dengan mengambil risiko yang lebih tinggi; risiko yang lebih tinggi diambil dengan dukungan sikap dan solusi yang sesuai terhadap risiko; c. mengurangi kemungkinan kesalahan fatal;
d. menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan tingkatan dalam organisisasi sehingga setiap individu harus mengambil dan mengelola risiko masing-masing sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
3. Jenis-Jenis Risiko yang Dihadapi Bank
Banyak teori yang ada untuk mendefinisikan jenis-jenis risiko dalam menjalankan bisnis perbankan. Namun, pada dasarnya jenis-jenis risiko yang dihadapi dapat dibagi dua kelompok besar, yaitu:141
a. Risiko finansial
Risiko finansial terkait dengan kerugian langsung berupa hilangnya sejumlah uang akibat risiko yang terjadi. Risiko kredit, pasar, operasional, risiko konsentrasi kredit, risiko suku bunga pada buku bank, termasuk ke dalam risiko finansial.
138
Risiko sistemik (systemic risk) adalah risiko di mana kegagalan yang dialami oleh sebuah bank dapat menimbulkan kerusakan terhadap perekonomian secara menyeluruh. Masyhud Ali, Op. Cit., hal. 9.
139 H. Abbas Salim, 1998, Manajemen Risiko, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 201.
140 Ibid., hal. 6.
b. Risiko non finansial
Risiko non finansial terkait kepada kerugian yang tidak dapat dikalkulasikan secara jelas jumlah uang yang hilang. Dampak finansial dari risiko non finansial tidak langsung dapat dirasakan. Kasus seperti ketika kehilangan nasabah dan kehilangan bisnis akibat risiko yang terjadi tidak dapat terjadi tidak langsung membuat bank menjadi rugi. Namun pada gilirannya, risiko non finansial berpotensi untuk menimbulkan kerugian finansial. Risiko bisnis, risiko strateijk, serta risiko reputasional termasuk ke dalam non finansial.
Menurut Bank Indonesia risiko-risiko perbankan yang harus dikelola antara lain:142 a. Risiko Kredit; b. Risiko Pasar; c. Risiko Likuiditas; d. Risiko Operasional; e. Risiko Hukum; f. Risiko Reputasi; g. Risiko Stratejik; dan h. Risiko Kepatuhan;
Bank Umum Konvensional wajib menerapkan Manajemen Risiko untuk seluruh Risiko sebagaimana dimaksud di atas sedangkan Bank Umum Syariah wajib menerapkan Manajemen Risiko paling kurang untuk 4 (empat) jenis risiko sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.
Adapun yang dimaksudkan dengan risiko-risiko tersebut, yaitu: a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank.143
142 Pasal 4 Peraturan Bank Indonesia No.11/25/PBI/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.
yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-nya gagal dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada bank.144 Risiko dapat timbul karena beberapa hal, antara lain:145
1) adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi (surat utang) yang dibeli oleh bank tidak dibayar;
2) tidak dipenuhinya kewajiban, dimana bank yang terlibat di dalamnya dapat memenuhi pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada kontrak derivatif;
3) penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga dan produk derivatif.
b. Risiko Pasar;
Berdasarkan Pasal 1 angka (7), risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko ini muncul akibat harga pasar bergerak ke arah yang merugikan. Risiko ini merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal lain yang mempengaruhi harga pasar saham, ekuitas maupun komoditas. Bank terkena dampak faktor pembentuk harga di pasar modal seperti suku bunga karena melakukan hal sebagai berikut:146
1) Traded market risk (jika bank aktif dalam perdagangan instrumen pasar seperti obligasi yang nilainya terkait dengan market rate).
143 Pasal 1 angka (6) Peraturan Bank Indonesia No.11/25/PBI/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.
144 Masyhud Ali, Op. Cit., hal. 199. Bandingkan dengan Kasidi, Op. Cit., hal. 58. Bandingkan dengan Ferry N. Idroes, Op. Cit., hal. 54.
145 Imam Gozali, 2007, hal. 12, dalam Kasidi, Op. Cit., hal. 58.
2) Risiko suku bunga dalam pembukuan bank (bank terkena dampak dari pasar modal akibat stuktur bisnisnya, seperti pemberian pinjaman dan penerimaan tabungan).
Dua jenis risiko pasar (market risk) adalah147 a) Specific market risk
Adalah risiko terjadinya pengaruh buruk bagi bank sebagai akibat dari perubahan harga atas sekuritas tertentu. Perubahan harga itu secara spesifik dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu atau oleh peristiwa yang menimpa issuer-nya sendiri.
b) General market risk
Adalah risiko terjadinya pengaruh buruk bagi bank, sebagai akibat dari perubahan harga suatu instrumen moneter tertentu, sehingga secara umum berpengaruh terhadap harga pasar sejumlah instrumen sekuritas. Sebagai contoh, naik turunnya tingkat suku bunga bank resmi atau official (BI rate atau SBI), tentu akan berpengaruh pada tingkat suku bunga perbankan lainnya.
c. Risiko Likuiditas;
Berdasarkan Pasal 1 angka (8), risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko
likuiditas terbagi menjadi dua macam, yaitu risiko likuiditas aset dan risiko likuiditas pendanaan. Risiko likuiditas aset timbul karena suatu transaksi tidak dapat dilaksanakan pada harga pasar yang terjadi akibat besarnya nilai transaksi relatif terhadap besarnya pasar. Sedangkan risiko likuiditas pendanaan yaitu risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiiban jatuh tempo sehingga mengakibatkan likuidasi.148
d. Risiko Operasional;
Berdasarkan Pasal 1 angka (9) risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko operasional juga dapat menyebabkan terjadinya risiko pasar dan risiko kredit.149 Misalnya, adanya masalah operasional pada transaksi bisnis seperti, kegagalan settlement akan menciptakan risiko pasar dan risiko kredit, karena kerugian dari masalah operasional ini besarnya tergantung dari pergerakan harga pasar.
e. Risiko Kepatuhan;
Sebagaimana diatur pada Pasal 1 angka (10) risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Dalam praktiknya, risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan
148 Ibid., hal. 67.
ketentuan lain yang berlaku. Misalnya, risiko kredit terkait dengan ketentuan kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM), kualitas aktiva produktif, pembentukan penyisihan aktiva produktif (PPAP), batas maksimum pemberian kredit (BMPK), risiko pasar terkait dengan ketentuan posisi devisa netto (PDN), risiko strategik terkait dengan ketentuan rencana kerja anggaran tahunan (RKAT) bank.150
f. Risiko Hukum;
Sebagaimana diatur pada Pasal 1 angka (11) dinyatakan bahwa risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko hukum timbul sebagai akibat bank kurang memperhatikan persyaratan-persyaratan hukum yang memadai dalam rangka melindungi bank.
g. Risiko Reputasi;
Sebagaimana diatur pada Pasal 1 angka (12) dinyatakan bahwa, risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Risiko ini muncul akibat opini negatif publik terhadap operasional bank, sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah nasabah bank tersebut atau menimbulkan biaya besar karena gugatan pengadilan atau merosotnya pendapatan bank. Persepsi publik tentang pasar merupakan penyebab yang cukup signifikan dalam risiko reputasi.151
h. Risiko Stratejik;
150 Ibid., hal. 70.
Berdasarkan Pasal 1 angka (13), pengertian risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.