• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Sampah

Dalam dokumen sanitasi (Halaman 27-39)

Pada umumnya sampah terbagi menjadi 3 yaitu ;

•Sampah padat, yaitu sampah yang berasal dari permukiman, restoran dan lain-lain.

Gbr. 1. Sampah padat

Gbr.2. sampah cair

•Sampah gas, yaitu sampah yang berupa gas yang menimbulkan polusi udara, seperti asap kendaraan, asap pabrik, dan sebagainya.

Gbr.3. Sampah Gas

Jenis-jenis sampah di bagi berdasarkan sumber dan sifatnya:

Berdasarkan sumbernya:

1. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

2. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vector (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan

sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

3. Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah-sampah. Ini adalah sampah-sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

4. Sampah nuklir

Sampah nuklir ahasil dari fusi nuklir dan fusi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkngan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir di simpan di tempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut( walau jarang namun kadang masih di lakukan)

5. Sampah industry

Sampah yang berasal dari kawasan industry, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industry dan segala sampah yang berasal dari proses industry, misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastic, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.

Sampah yang bersal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri . Misalnya : batu-batuan, tanah/cadas, pasir sisa-sisa pembakaran (arang) dan sebagainya.

7. Sampah sisa bangunan dan konstruksi Bangunan

Sumber sampah yang menghasilkan barang-barang sisa yang kurang atau bahkan tidak di peerlukan dalam kegiatan pembangunan gedung atau pemugaran bangunan. Sampah ini biasa berupa bahan organic maupun an-organik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu-bata, ubin, besi, baja, kaca, dan kaleng.

8. Sampah Pertanian dan perkebunan

Sampah sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya : jerami, sisa sayur mayor, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.

9. Sampah Rumah Sakit

Sampah ini merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan (misalnya pisau bedah yang di buang), botol, infuse dan sebagainya, serta obat-obatan (pil, obat,bius, vitamin). Semua sampah ini mungkin terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sebagian beracun ehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk lainnya. Limbah medis semestinya di bakar menjadi abu di incinerator (tempat pembakaran) yang bersuhu minimal 1200 derajat celcius.

Berdasarkan sifatnya

1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan. Pemanfaatan sampah organik, seperti

composting (pengomposan). Sampah yang mudah membusuk

dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah

lingkungan untuk melestarikan

fungsi kawasan wisata.

2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit

terurai secara biologis sehingga

penghancurannya

membutuhkan penanganan lebih

lanjut. Misalnya adalah

plastik dan styrofoam.

Pemanfaatan kembali secara

langsung, misalnya

berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.

ss

Tujuan Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan

dengan dua tujuan:

mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis, atau

mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Cara pengolahan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau

radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Metoda Pembuangan : Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah.

Pembakaran/pengkremasian

Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.

Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang

beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara. Metode Daur-ulang :

Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.

Pengolahan biologis

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Penimbunan darat

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau

memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen.

Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

Metode penghindaran dan pengurangan :

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan

yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

Konsep pengelolaan sampah :

Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang digunakan adalah:

Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.

Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.

prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan.

Manfaat pengelolaan sampah

1. Penghematan sumber daya alam 2. Penghematan energi

3. Penghematan lahan TPA

4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Dalam dokumen sanitasi (Halaman 27-39)

Dokumen terkait