• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Jenis Makna

1. Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski pada konteks apa pun. Bisa dikatakan juga, makna leksikal adalah makna yang bersifat leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata), bersifat leksem (satuan bentuk bahasa yang bermakna), atau bersifat kata.17 Mansoer Pateda mendefinisikan makna leksikal adalah makna kata ketika kata itu berdiri sendiri,

16

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, h.12 17

17

entah dalam bentuk leksem atau bentuk berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap, seperti yang dapat dibaca di dalam kamus bahasa tertentu.

Misalnya leksem pensil memiliki makna leksikal ‘sejenis alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang’. Dengan contoh itu dapat pula dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indra kita, atau makna apa adanya.18

Makna leksikal yang dapat dikatakan berdiri sendiri, apabila makna sebuah kata dapat berubah dan apabila kata tersebut telah berada di dalam kalimat. Dengan demikian, ada kata-kata yang makna leksikalnya dapat dimengerti jika kata-kata tersebut sudah dihubungkan dengan kata-kata yang lain. Kata-kata seperti ini disebut dengan kata tugas atau partikel, misalnya: kata dan, ini, ke, yang, dan lain-lain. Kata-kata ini tidak memiliki makna leksikal.19

2. Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Makna leksikal biasanya dipertentangkan atau dioposisikan dengan makna gramatikal. Kalau makna leksikal itu berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya, maka makna gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi atau kalimatisasi. Umpamanya, dalam proses afiksasi prefik

ber-dengan dasar baju melahirkan makna gramatikal ‘mengenakan’ atau ‘memakai baju’.20

18

Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 289 19

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 119 20

Makna leksikal dapat berubah ke dalam makna gramatikal secara operasional. Sebagai contoh dapat kita pahami makna leksikal kata belenggu

adalah (i) alat pengikat kaki atau tangan; borgol, atau (ii) sesuatu yang mengikat (sehingga tidak bebas lagi). Sebagaimana makna gramatikal perhatikan ekspresi berikut: (i) Polisi memasang belenggu pada kaki dan tangan pencuri yang baru tertangkap itu, (ii) mereka terlepas dari belenggu penjajahan.21

3. Makna Kontekstual/Situasional

Makna kontekstual (contextual meaning) atau makna situasional (situational meaning) muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks. Jadi, makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Makna konteks dapat juga berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan bahasa itu.

Konteks di sini dapat berwujud dalam banyak hal, seperti (1) konteks orang, di sini termasuk hal yang berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara, usia pembicara/pendengar, latar belakamg sosial ekonomi pembicara/pendengar; (2) konteks situasi, misalnya situasi aman dan ribut; (3) konteks tujuan, misalnya meminta dan mengharapkan sesuatu; (4) konteks formal; (5) konteks suasana hati pembicara/pendengar. Misalnya: takut, gembira, dan jengkel; (6) konteks waktu, misalnya malam setelah magrib; (7) konteks tempat, misalnya di sekolah, di pasar, di depan bioskop, dan lain-lain; (8) konteks objek, maksudnya apa yang menjadi fokus pembicaraan; (9) konteks alat kelengkapan bicara/dengar pada pembicara/pendengar; (10) konteks kebahasaan, maksudnya

21

19

apakah memenuhi kaidah bahasa yang digunakan oleh kedua belah pihak; (11) konteks bahasa, yakni bahasa yang digunakan.22

4. Makna Tekstual

Makna tekstual (textual meaning) adalah makna yang timbul setelah seseorang membaca teks secara keselruhan. Makna tekstual tidak diperoleh hanya melalui makna setiap kata, atau makna setiap kalimat, tetapi makna tekstual dapat ditemukan setelah seseorang membaca keseluruhan teks. Dengan demikian makna tekstual berhubungan dengan bahasa tertulis. Makna tekstual lebih berhubungan dengan amanat, pesan, boleh juga tema yang ingin disampaikan melalui teks.23

Makna tekstual adalah makna yang akan dipahami jika dibaca keseluruhan teks. Untuk mencari makna kata tertentu agaknya seseorang harus sabar. Ia harus membaca teks keseluruhan sebelum menentukan makna kata tertentu yang ia tidak ketahui maknanya.

5. Makna Konotatif

Makna konotatif (conotative meaning) muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap kata yang didengar atau kata yang dibaca. Zgusta (1971:38) berpendapat makna konotatif adalah makan semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai. Harimurti (1982:91) berpendapat “aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca)”. Dengan kata lain, makna konotatif merupakan makna leksikal.

22

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 116 23

Misalnya kata amplop. Kata amplop bermakna sampul yang berfungsi tempat mengisi surat yang akan disampaikan kepada orang lain atau kantor, instansi, jawatan, dan lain-lain. Makna ini adalah makna denotasi. Tetapi pada kalimat “ Berilah ia amplop agar agar urusanmu cepat selesai”, makna amplop

sudah bermakna konotatif, yakni berilah ia uang. Kata amplop masih ada hubungan, karena uang dapat saja diisi di dalam amplop. Dengan kata lain, kata

amplop mengacu kepada uang, dan lebih khusus lagi uang pelicin, uang pelancar, dan uang gosok. Makna kata amplop tidak sebagaimana adanya lagi, tetapi mengandung makna yang lain, yang kadang-kadang masih berhubungan dengan sifat, rasa, benda, peristiwa yang dimaksudkan.24

6. Makna Deskriptif

Makna deskriptif yang biasa disebut pula makna kognitif atau makna referensial adalah makna yang terkandung di dalam setiap kata. Makna yang ditunjukan oleh lambang itu sendiri. Jadi, kalau seseorang mengatakan air, maka yang dimaksud adalah sejenis benda cair yang digunakan untuk mandi, mencuci atau minum. Orang mengerti makna kata air, karena itu ia membawa air seperti yang kita kehendaki.

Makna deskriptif adalah makna yang terkandung dalam makna itu pada masa sekarang. Makna dimaksud adalah makna yang masih berlaku sekarang, makna yang berlaku dalam masyarakat pemakai bahasa. Makna deskriptif tidak dikaitkan lagi dengan makna kata itu pada waktu dahulu, atau tidak dikaitkan dengan makna ketika itu baru muncul. Yang diperhatikan yakni makna yang

24

21

sekarang berlaku dalam masyarakat pemakai bahasa. Makna dapat berubah, tetapi tetap yang diperhatikan adalah makna yang masih berlaku pada waktu sekarang.25

7. Makna Referensial

Makna referensial (referential meaning) adalah makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata. Sebelum dilanjutkan uraian makna referensial, ada baiknya dipahami lebih dahulu, apakah yang dimaksud dengan istilah referen. Menurut Palmer adalah hubungan antara unsur-unsur linguistik berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan dunia pengalaman yang non-linguistik.

Referen dan acuan boleh saja benda, peristiwa, proses atau kenyataan. Referen adalah sesuatu yang ditunjuk oleh lambang. Makna referensial mengisyaratkan kepada kita tentang makna yang langsung menunjuk kepada sesuatu, apakah benda, gejala, kenyataan, peristiwa, proses, sifat. Makna referensial merupakan makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia di luar bahasa.26

8. Makna Afektif

Makna afektif (affective meaning) merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Oleh karena itu, makna afektif berhubungan dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka dengan sendirinya makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.27

25

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 100 26

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 125 27

Dokumen terkait