• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Pelatihan di Setiap Tingkat Kematangan

Dalam dokumen SURVEY NASIONAL MANAJEMEN RISIKO 2017 (Halaman 24-37)

Dengan distribusi yang cukup serupa, ada beberapa perbedaan preferensi jenis pelatihan di setiap tingkat kematangan. Perusahaan yang tidak memiliki pelatihan Manajemen Risiko mempersepsikan

On-the-Job Training sebagai jenis pelatihan yang paling efektif untuk menginternalisasi Manajemen Risiko. Sedangkan perusahaan di tingkat kematangan lebih tinggi ternyata memilih simulasi atau demonstrasi dan pendekatan diskusi sebagai jenis pelatihan paling efektif.

Sebaliknya, hanya sebagian kecil responden yang melihat E-learning sebagai jenis pelatihan yang efektif.

Konvensional Diskusi E-learning Simulasi/Demo OJT Konvensional Diskusi E-learning Simulasi/Demo OJT Konvensional Diskusi E-learning Simulasi/Demo OJT Konvensional Diskusi E-learning Simulasi/Demo OJT Konvensional Diskusi E-learning

Tidak ada pelatihan Manajemen Risiko

Pelatihan Manajemen Risiko bersifat insidental

Pelatihan Manajemen Risiko telah terjadwal

Pelatihan Manajemen Risiko merupakan bagian dari Strategi SDM

Pelatihan Manajemen Risiko merupakan bagian dari perusahaan

44% 51% 24% 39% 59% 62% 61% 38% 29% 48% 33% 59% 29% 70% 47% 35% 57% 32% 59% 57% 33% 56% 56% 30%

Simpulan

Berdasarkan survey atas 9 komponen yang diajukan, kondisi Manajemen Risiko di Indonesia pada tahun 2017 dapat

disimpulkan dalam beberapa poin berikut.

Sebagian besar perusahaan telah menginternalisasi prinsip dan kerangka kerja Manajemen Risiko.

Hasil survey atas tingkat kematangan Manajemen Risiko tidak jauh berbeda dari tahun 2016, sebagian besar perusahaan di Indonesia telah menginternalisasi prinsip dan kerangka kerja Manajemen Risiko.

Mayoritas perusahaan di Indonesia menggunakan standar SNI ISO 31000.

Standar Manajemen Risiko yang

digunakan oleh perusahaan di Indonesia tidak mengalami perubahan dari tahun 2016, dengan SNI ISO 31000 menjadi standar yang paling luas digunakan oleh perusahaan Indonesia. Survey juga

menemukan sektor yang memiliki regulasi ketat mengenai Manajemen Risiko relatif memiliki tingkat kematangan lebih tinggi.

Risiko reputasi menjadi ancaman terbesar di tahun 2017.

Tren risiko-risiko yang dinilai sebagai risiko terbesar di tahun 2017 mengalami pergeseran dibandingkan dengan tahun

terbesar disusul dengan risiko kegagalan perencanaan dan risiko ketidakpastian kebijakan pemerintah.

Direktur memegang akuntabilitas tertinggi Manajemen Risiko.

Tanpa perubahan signifikan dari tahun lalu, direktur perusahaan masih menjadi pemegang akuntabilitas tertinggi Manajemen Risiko pada mayoritas perusahaan di Indonesia.

Analisis strategis wajib dimiliki pemegang akuntabilitas tertinggi Manajemen Risiko.

Keahlian yang paling penting dimiliki oleh penanggung jawab tertinggi Manajemen Risiko dalam perusahaan tidak mengalami perubahan signifikan dari tahun 2016, yaitu keahlian analisis strategis disusul dengan kemampuan mengelola perubahan dan

kepemimpinan.

Manajemen Risiko memberikan manfaat 360˚ bagi perusahaan.

Manajemen Risiko dinilai mampu memberikan manfaat bagi keempat perspektif dalam Balanced Scorecard, yaitu perspektif pelanggan, finansial, internal bisnis dan pengembangan.

Kepemimpinan dan komitmen manajer senior merupakan hambatan terbesar dalam

mengimplementasikan Manajemen Risiko.

Walaupun ada perbedaan persepsi hambatan terbesar bagi setiap perusahaan di

masing-masing tingkat kematangan Manajemen Risiko, mayoritas sektor memilih perlunya komitmen dan waktu, faktor kepemimpinan, dan integrasi ke aspek perusahaan sebagai hambatan terbesar yang dihadapi dalam menerapkan Manajemen Risiko di perusahaannya.

Pelatihan Manajemen Risiko belum terstruktur.

Pelatihan Manajemen Risiko belum dilakukan secara terstruktur oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sebagian besar perusahaan mengadakan pelatihan secara insidental atau hanya dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan. Semakin tinggi tingkat kematangan Manajemen Risiko, semakin tinggi pula tingkat kematangan pelatihannya.

Simulasi dan demonstrasi dinilai paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas Manajemen Risiko.

Simulasi atau demonstrasi serta pendekatan diskusi merupakan jenis pelatihan yang dinilai paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas Manajemen Risiko.

Tabel 1 Tingkat Kematangan Manajemen Risiko

Lampiran

Q1: Sejauh apa perusahaan Anda menerapkan Manajemen Risiko terintegrasi atau Enterprise Risk

Management (ERM)?

Belum sama sekali. 2% Manajemen Risiko dilakukan secara intuitif, tanpa ada upaya formalisasi. 11% Manajemen Risiko sudah diatur secara informal, tetapi belum ada pelatihan maupun komunikasi

menyeluruh. 18% Manajemen Risiko sudah distandardisasi, ada prinsip-prinsip tertulis, disertai pelatihan dasar. 23% Telah terdapat sistem pengawasan terhadap implementasi Manajemen Risiko, prinsip-prinsip telah

dijalankan, dan terdapat perbaikan secara periodik. 29% Manajemen Risiko dijalankan secara optimal, prinsip dan proses telah terintegrasi dalam proses bisnis. 16%

Lainnya. 0%

TOTAL 100%

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7% 7% 14% 14% 43% 14% Pertambangan dan Penggalian 0% 0% 32% 21% 32% 16% Industri Pengolahan 0% 0% 11% 32% 47% 11% Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 0% 0% 18% 27% 36% 18% Konstruksi 0% 15% 5% 30% 30% 20% Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda

Motor 10% 40% 20% 20% 10% 0% Pengangkutan dan Pergudangan 0% 0% 27% 36% 18% 9% Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 0% 0% 50% 50% 0% 0% Informasi dan Komunikasi 44% 0% 0% 11% 33% 11% Keuangan dan Asuransi 0% 5% 14% 18% 38% 25% Real Estat 8% 8% 33% 42% 8% 0% Profesional, Ilmiah, dan Teknis 0% 20% 20% 60% 0% 0% Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen

Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya 0% 0% 50% 0% 50% 0% Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0% 33% 14% 14% 29% 10% Pendidikan 9% 22% 39% 17% 4% 9% Kesehatan Manusia dan Sosial 0% 27% 36% 18% 18% 0% Jasa Lainnya 3% 13% 5% 33% 28% 20%

Tabel 2 Persentase Tingkat Kematangan di Setiap Industri

Tabel 3 Standar Manajemen Risiko Tabel 5 Risiko Terbesar

Tabel 4 Akuntabilitas Manajemen Risiko

Q2: Framework Manajemen Risiko apa yang digunakan oleh perusahaan Anda?

Jawaban %

SNI ISO 31000 62% COSO 19% Lainnya 10% Tidak ada/Tidak tahu 7% Kombinasi 2%

TOTAL 100%

Q3: Siapa yang memiliki tanggung jawab tertinggi dalam proses Manajemen Risiko di perusahaan Anda?

Jawaban %

Komisaris 10% Direktur 55% Eksekutif Senior 4% Chief Risk Officer 8% Manager Senior atau setingkatnya 5% Kepala Divisi atau setingkatnya 7% Tidak tahu 5% Lainnya (Mohon sebutkan) 6%

TOTAL 100%

Risiko reputasi 43% Risiko kegagalan perencanaan SDM 39% Ketidakpastian kebijakan pemerintah 37% Risiko kerja sama dengan pihak ketiga 36% Risiko cyber / keamanan informasi 34% Risiko perubahan arah perusahaan 33% Risiko hukum 30% Budaya perusahaan yang tidak kondusif 23% Ketidakstabilan politik 19% Lainnya 13% Perubahan iklim dan cuaca 10% Risiko persaingan usaha / bisnis 4% Risiko operasional 4% Risiko kredit 3%

Q4: Risiko terbesar apa yang dihadapi oleh perusahaan Anda saat ini? (pilih semua yang sesuai)

% Jawaban

Tabel 6 Risiko Terbesar Setiap Industri

INDUSTRI

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 17% 33% 50% 8% 42% 8% 33% 42% 25% 0%

Pertambangan dan Penggalian 28% 17% 39% 28% 56% 61% 56% 17% 33% 67%

Industri Pengolahan 17% 33% 22% 6% 17% 33% 61% 22% 39% 28%

Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air

Panas dan Udara Dingin 30% 70% 20% 40% 40% 50% 40% 20% 70% 40%

Konstruksi 19% 38% 0% 25% 38% 44% 25% 19% 44% 19%

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil

dan Sepeda Motor 0% 22% 0% 11% 22% 67% 33% 44% 44% 44%

Pengangkutan dan

Pergudangan 45% 82% 9% 36% 45% 55% 45% 55% 73% 64%

Penyediaan Akomodasi dan

Penyediaan Makan Minum 0% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0%

Informasi dan Komunikasi 78% 44% 0% 33% 44% 56% 67% 22% 44% 56%

Keuangan dan Asuransi 54% 35% 7% 23% 33% 37% 33% 24% 37% 57%

Real Estat 9% 27% 0% 36% 9% 55% 36% 9% 45% 36%

Profesional, Ilmiah, dan Teknis 60% 40% 20% 20% 40% 40% 60% 60% 40% 60%

Penyewaan & SGU Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya

0% 50% 0% 50% 0% 50% 50% 50% 50% 50%

Adm. Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib 63% 42% 0% 16% 42% 16% 53% 32% 53% 58%

Pendidikan 10% 19% 5% 10% 10% 19% 14% 10% 62% 24% 40% 50% 10% 0% 40% 40% 30% 40% 40% 30% Risiko cyber/ keamanan informasi Risiko perubahan arah perusahaan Perubahan iklim dan cuaca Ketidakstabilan

politik hukumRisiko

Risiko kerja sama dengan pihak ketiga Ketidakpastian kebijakan pemerintah Budaya perusahaan yang tidak kondusif Risiko kegagalan perencanaan SDM Risiko reputasi RISIKO TERBESAR

Tabel 7 Kapabilitas Pemilik Akuntabilitas Tertinggi Manajemen Risiko

Tabel 8 Persepsi Manfaat Manajemen Risiko

Q5: Keahlian apa yang menurut Anda penting untuk dimiliki oleh penanggung jawab tertinggi Manajemen Risiko dalam perusahaan? (pilih semua yang sesuai)

Jawaban %

Analisis strategis 70% Kemampuan mengelola perubahan 63% Kepemimpinan 61% Kemampuan memecahkan masalah 58% Komunikasi 58% Fokus pada kepentingan seluruh stakeholder 52% Pengelolaan sumber daya 43% Etika dan norma 39% Kerja sama 38%

Result-oriented 29%

Service facilitation 23%

Lainnya 4%

Q6: Apa saja yang menurut Anda menjadi manfaat dari adanya proses Manajemen Risiko dalam perusahaan?

Peningkatan kualitas pelayanan 68% Kinerja keuangan secara keseluruhan 67% Efisiensi penggunaan sumber daya 66% Peningkatan kinerja pekerja 62% Peningkatan kepuasan konsumen 55% Peningkatan efektivitas dan efisiensi rantai pasok (supply chain) 53% Peningkatan pendapatan perusahaan 48% Peningkatan kepuasan pekerja 42%

(pilih semua yang sesuai)

Tabel 9 Persepsi Manfaat Manajemen Risiko Setiap Tingkat Kematangan

Tabel 10 Hambatan Implementasi Manajemen Risiko

TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN RISIKO

Pengembangan Kinerja pekerja 84% 56% 62% 62% 60%

Kepuasan pekerja 59% 54% 40% 33% 38%

Internal Bisnis Efisiensi sumber daya

66% 63% 60% 72% 73%

Efektivitas & efisiensi

rantai pasok 56% 54% 52% 56% 51%

Pelanggan Kepuasan konsumen 63% 50% 57% 53% 64%

Kualitas pelayanan 69% 65% 78% 67% 67%

Finansial Kinerja keuangan 59% 71% 68% 66% 78%

Pendapatan perusahaan 38% 52% 35% 52% 69%

Q7: Apa hambatan terbesar dalam mengimplementasikan Manajemen Risiko? (pilih semua yang sesuai)

Perlu kepemimpinan yang kuat dan komitmen dari manajer senior 69% Menanamkan Manajemen Risiko terintegrasi atau ERM ke dalam seluruh aspek perusahaan memerlukan usaha yang besar 62% Implementasi Manajemen Risiko memerlukan komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu 59% Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan 54% Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko 28% Sulit mengintegrasikan Manajemen Risiko dengan operasi bisnis yang saat ini sedang berjalan 27% Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan yang proaktif 22% Sulit melakukan operasionalisasi Manajemen Risiko 20%

Lainnya 3%

PERSPEKTIF INDIKATOR Sangat Lemah Lemah Menengah Baik Optimal

Tabel 11 Hambatan Implementasi Manajemen Risiko Setiap Tingkat Kematangan Manajemen Risiko

TINGKAT KEMATANGAN

HAMBATAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN RISIKO

Belum / Tidak ada 50% 33% 83% 50% 50% 67% 50% 67%

Sangat Lemah 70% 27% 76% 58% 36% 27% 42% 55% Lemah 50% 33% 60% 69% 35% 19% 29% 56% Menengah 52% 26% 48% 71% 23% 23% 11% 58% Baik 70% 23% 51% 77% 26% 19% 16% 65% Optimal 53% 28% 40% 60% 26% 21% 13% 72% Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Sulit mengintegrasikan Manajemen Risiko dengan operasi bisnis yang sedang berjalan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior

Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Manajemen Risiko

Perlu usaha besar untuk menanamkan Manajemen Risiko terintegrasi di seluruh aspek perusahaan

Tabel 12 Hambatan Implementasi Manajemen Risiko Setiap Sektor

INDUSTRI

HAMBATAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN RISIKO

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 54% 15% 69% 85% 23% 15% 31% 69% Pertambangan dan Penggalian 59% 24% 47% 76% 76% 24% 0% 65% Industri Pengolahan 44% 39% 28% 83% 39% 33% 6% 44% Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air

Panas dan Udara Dingin 78% 22% 67% 67% 11% 33% 22% 78% Konstruksi 47% 18% 47% 41% 12% 18% 18% 59% Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi dan Perawatan Mobil

dan Sepeda Motor 56% 0% 56% 44% 11% 11% 11% 33% Pengangkutan dan Pergudangan 50% 60% 70% 70% 70% 40% 30% 50% Penyediaan Akomodasi dan

Penyediaan Makan Minum 100% 50% 50% 0% 0% 0% 0% 0% Informasi dan Komunikasi 86% 43% 71% 86% 14% 29% 29% 100% Aktivitas Keuangan dan Asuransi 62% 29% 51% 69% 23% 11% 20% 71% Real Estat 50% 25% 33% 58% 0% 25% 17% 58% Aktivitas Profesional, Ilmiah, dan

Teknis 75% 25% 50% 75% 25% 25% 75% 75% Aktivitas Penyewaan dan Sewa

Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen

Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya

50% 0% 0% 50% 50% 0% 0% 50% Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 71% 18% 76% 88% 41% 29% 41% 71%

Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Sulit Manajemen Risiko dengan operasi bisnis yang sedang berjalan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior

Sulit mendapatkan data yang tepat

untuk memahami risiko Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Manajemen Risiko Perlu usaha besar untuk menanamkan Manajemen Risiko terintegrasi di seluruh aspek perusahaan mengintegrasikan

Tabel 13 Integrasi Peningkatan Kapabilitas Manajemen Risiko

Tabel 14 Integrasi Peningkatan Kapabilitas di Setiap Tingkat Kematangan

TINGKAT KEMATANGAN

Belum / Tidak ada 50% 0% 17% 33% 0%

Sangat Lemah 64% 27% 3% 6% 0% Lemah 27% 56% 13% 4% 0% Menengah 3% 35% 34% 12% 15% Baik 1% 19% 36% 19% 26% Optimal 0% 15% 11% 15% 60% Tidak ada pelatihan Manajemen Risiko Pelatihan Manajemen Risiko bersifat insidental Pelatihan Manajemen Risiko telah terjadwal Pelatihan Manajemen Risiko merupakan bagian dari strategi SDM Pelatihan Manajemen Risiko merupakan bagian dari Perusahaan Q8: apa perusahaan Anda menjalankan peningkatan kapabilitas Manajemen Risiko

melalui program edukasi dan pelatihan?

Jawaban %

Tidak ada pelatihan mengenai Manajemen Risiko 14% Pelatihan Manajemen Risiko diberikan secara insidental, tidak terstruktur 29% Pelatihan Manajemen Risiko dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan 23% Pelatihan Manajemen Risiko merupakan bagian dari strategi pengembangan SDM 13% Pelatihan Manajemen Risiko telah menjadi bagian dari perusahaan yang ditingkatkan secara berkelanjutan 21%

TOTAL 100%

Sejauh

Tabel 15 Hambatan Implementasi Manajemen Risiko di Setiap Integrasi Peningkatan Kapabilitas Manajemen Risiko PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJEMEN RISIKO Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Sulit mengintegrasikan Manajemen Risiko dengan operasi bisnis yang sedang berjalan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Manajemen Risiko Perlu usaha besar untuk menanamkan Manajemen Risiko terintegrasi di seluruh aspek perusahaan

Tidak ada pelatihan

Manajemen Risiko 44% 27% 66% 56% 34% 29% 37% 49% Pelatihan Manajemen

Risiko bersifat insidental 62% 33% 62% 70% 32% 23% 24% 62% Pelatihan Manajemen

Risiko telah terjadwal 63% 25% 54% 76% 21% 21% 16% 58% Pelatihan Manajemen

Risiko merupakan bagian dari Strategi SDM

62% 24% 46% 70% 35% 24% 19% 62% Pelatihan Manajemen

Risiko merupakan bagian

dari perusahaan 60% 22% 38% 65% 23% 17% 10% 75%

Tabel 16 Jenis Pelatihan Paling Efektif

Tabel 17 Jenis Pelatihan Paling Efektif di Setiap Integrasi Peningkatan Kapabilitas Manajemen Risiko

Q9: Jenis pelatihan apa yang menurut Anda paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas Manajemen Risiko?

%

Pendekatan pelatihan konvesional 36% Pendekatan diskusi 57% E-learning 28% Simulasi dan/atau demonstrasi 58% On-the-Job Training (OJT) 48% Lainnya 5%

Jawaban

INTEGRASI PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJEMEN RISIKO

JENIS PELATIHAN

Konvesional Diskusi E-learning Simulasi/Demo OJT

Tidak ada pelatihan Manajemen Risiko 44% 51% 24% 39% 59% Pelatihan Manajemen Risiko bersifat

insidental 38% 62% 29% 61% 48% Pelatihan Manajemen Risiko telah

terjadwal 33% 59% 29% 70% 47% Pelatihan Manajemen Risiko merupakan

bagian dari Strategi SDM 35% 57% 32% 59% 57% Pelatihan Manajemen Risiko merupakan

Dalam dokumen SURVEY NASIONAL MANAJEMEN RISIKO 2017 (Halaman 24-37)

Dokumen terkait