• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Jenis Penelitian

20

sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang/lembaga dalam jabatan maupun kedudukan tertentu, seseorang/ lembaga/ kelompok dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut.

G. Jenis Penelitian

Metode penelitian atau metode riset berasal dari bahasa Inggris. Metode berasal dari kata methodh, yang berarti ilmu yang menerangkan metode atau cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “reserch” yang terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian, pengejaran, penelurusan, dan penyelidikan). Maka research berarti melakukan pencarian, sehingga langkah logis dan sistematis tentang pencarian yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan pemecahannya.27

Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.28 Penelitian, sebagai ilmu, menggunakan metode ilmiah, dalam arti penemuan, pengembangan atau pengujian kebenaran dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisa data (informasi) secara teliti, jelas, sistematik, dan dapat dipertanggungjawabkan secara epistemologis.

27 Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana, 1999), 1.

28

21

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dahulu perlu di pahami metodologi penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah-masalah tertentu. Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat pada masalah tersebut.29

Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh fakta yang dipercaya kebenarannya, maka metode penelitian itu penting artinya karena penelitian dapat dinilai valid tidaknya itu berdasarkan ketetapan penggunaan metode penelitiannya.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif, menurut Gogdan dan Guba pendekatan kualitatif adalah prosedur peneltian yang menghasilkan data diskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka).30

Sedangkan metode penelitian yang peneliti gunakan adalah Analisis Isi (Content Analysis) yang artinya suatu model yang dipakai untuk meneliti dokumentasi data yang berupa teks, gambar, simbol, dan sebagainya. Analisis Isi (Content Analysis) pada awalnya berkembang dalam bidang surat kabar yang bersifat Kuantitatif . Ricard Budd, dalam bukunya Content Analysis In Communication Research, mengemukakan,

29 Imam Suprayogo, Metode Penelitian Sosial Agama (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001), hal. 6.

30

22

analisis adalah teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengopservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.

Penelitian dengan metode Analisis Isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari komunikasi, yang disampaikan dalam bentuk lambing yang terdokumentasi atau dapat didokumentasikan. Metode ini dapat dipakai untuk menganalisa semua bentuk komunikasi, seperti pada surat kabar, buku, film dan sebagainya. Dengan menggunakan metode Analisis Isi, maka akan diperoleh suatu pemahaman terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan oleh media massa, atau dari sumber lain secara obyektif, sistematis, dan relevan.

Menurut Klaus Krippendorff Analisis Isi bukan sekedar menjadikan isi pesan sebagai obyeknya, melainkan lebih dari itu terkait dengan konsepsi - konsepsi yang lebih baru tentang gejala-gejala simbolik dalam dunia komunikasi.31

Digunakannya pendekatan kualitatif pada penelitian ini, dikarenakan sebuah pertimbangan rumusan masalah yang menuntut untuk menggunakan model kualitatif, yaitu peneliti ingin mengetahui bagaimana peran dari PMII Jawa Timur periode 2016-1018 dalam menyebarkan nilai-nilai kebangsaan bersemangatkan toleransi beragama.

Sedangkan untuk metode penelitiannya, menggunakan analisis isi (Content Anayisis). Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk

31 Imam Subrayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Rmaja ROsda Karya, 2001), 71

23

membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (repicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemprosesan dalam data ilmiah dengan tujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru dan menyajikan fakta.32

Digunakannya analisis isi dalam penelitian ini adalah untuk meneliti berbagai dokumen-dokumen dan naskah lainnya yang berhubungan dengan peran PMII Jawa Timur dalam penyebaran nilai-nilai kebangsaan dan semangat toleransi beragama. Sehingga, dengan menggunakan analisis isi secara kualitatif terhadap naskah dokumen, peneliti mampu mengetahui bagaimana peran serta PMII Jawa Timur dalam penyebaran nilai kebangsaan bersemangatkan toleransi beragama. 2. Data yang Dikumpulkan

Peneliti ingin menempatkan naskah dokumen maupun media pemberitaan yang diproduksi oleh PMII Jawa Timur sebagai sasaran yang mengandung pesan dan nilai-nilai kebangsaan dengan semangat toleransi beragama. PMII Jawa Timur dijadikan sasaran penelitian atas dasar dan pertimbangan bahwa pergerakan mahasiswa tersebut, gencar dalam menyampaikan pesan toleransi beragama ditengah isu-isu intoleran yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Sehingga, hal tersebut mampu diterima oleh masyarakat luas, karena menghadirkan nilai ke-Islam-an

32 Klaus Krispendoff, Analisis Isi Pengantar Dan Teori Metodologi (Jakarta: Rajawali Press, 1993), 15.

24

dalam kerangka Islam yang Rahmatan lil ‘alaminin. Subyek dalam penelitian ini bisa diartikan sebagai sasaran penelitian.

3. Sumber Data

Jenis data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah teks wacana yang diambil dari naskah maupun dokumen yang diproduksi oleh PMII Jawa Timur Periode 2016-2018. Adapun Sumber data, terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder sebagai berikut:

a. Sumber Primer

Sumber Primier dari penelitian ini ialah naskah dokumentasi berupa AD/ART,PO (peraturan organisasi), hasil raker pkc pmii periode 2016-2018, seluruh kegiatan pmii jawa timur yang berkaitan dengan fokus peneilitian, yaitu terkait toleransi beragamavisi misi. b. Sumber Sekunder

Sumber Data Sekunder merupakan data tambahan atau data pelengkap yang sifatnya melengkapi data yang sudah ada, yaitu dari penelitian ini adalah tentang toleransi beragama dan buku-buku, majalah, Koran-koran, website, dan sumber data lainnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.

4. Tekhnik Pengelelolaan Data a. Studi Dokumentasi

Kata “dokumen”, digunakan untuk mengacu pada setiap tulisan atau selain “rekaman”. Tekhnik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran PMII Jawa Timur

25

periode 2016-1018 terkait penyebaran nilai-nilai kebangsaan bersemangatkan toleransi beragama dengan menggunakan data-data dokumentasi resmi yang terdiri dari dokumen internal dan eksternal. Adapun, pertama, dokumen internal dapat berupa catatan-catatan seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan pimpinan yang telah didokumentasikan dari PMII Jawa Timur periode 2016-2018. Kedua, data eksternal dapat berupa bahan-bahan informasi yang terkait dengan PMII Jawa Timur periode 2016-2018 seperti majalah, Koran, bulletin, surat pernyataan, maupun website.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik penggumplan data yang paling alamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktifitas.33 Peneliti melakukan pengamatan lapangan secara mendalam terhadap obyek kajian dalam penelitian ini, yakni terkait aktivitas PMII Jawa Timur dalam melakukan penyebaran nilai-nilai kebangsaan bersemangatkan toleransi beragama. Untuk mendapatkan data yang lebih tajam dan lengkap, peneliti menerapkan observasi partisipatif. Dalam hal ini, peneliti terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan PMII Jawa Timur periode 2016-2018.

33 Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2001),167.

26

c. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi secara lebih mendalam terkait dengan bagaimana pandangan PMII Jawa Timur terhadap toleransi beragama dan berbagai program - program dari PMII Jawa Timur dalam melakukan penyebaran nilai-nilai kebangsaan bersemangat toleransi beragama. Dalam hal ini, wawancara akan ditujukan kepada jajaran struktural PMII Jawa Timur periode 2016-2018 maupun beberapa cabang-cabang yang ada di Jawa Timur. 5. Tekhnik Analisis Data

Setelah peneliti mengumpulkan sejumlah data yang berkaitan dengan tema dan pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti segera memulai pesan analisa data-data tersebut. Teknik analisis yang digunakan adalah metode Content Analysis. Dalam proses tersebut hal pertama yang harus dilakukan adalah mengklasifikasi data. Analisis Data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data.

Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data, agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah. Kegiatan analisis tidak terpisah dari angkaian kegiatan secara keseluruhan.34 Jadi tujuan dari analisis data ini adalah untuk menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan.35

34 Ibid.,191

35 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995 ), 88.

27

Untuk lebih lanjut memahami prosedur penelitian analisis isi, Krippendorff memberikan gambaran mengenai tahapan-tahapan yang ada di dalam penelitian ini. Ia membuat skema penelelitan analisis isi ke dalam 6 tahapan, yaitu:36

a. Unitizing (peng-unit-an)

Unitizing, adalah upaya untuk mengambil data yang tepat dengan kepentingan penelitian. Dalam hal ini, peneliti melakukan tahap peng-unit-an dengan menggunakan data yang mencakup teks, gambar, suara, dan data-data lain terkait PMII Jawa Timur periode 2016-2018 yang dapat diobservasi lebih lanjut. Unit merupakan objek penelitian yang dapat diukur dan dinilai dengan jelas, oleh karena itu peneliti memilahnya sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat.

b. Sampling

Sampling adalah cara analis untuk menyederhanakan penelitian

dengan membatasi observasi yang merangkum semua jenis unit yang ada. Dengan demikian terkumpullah unit-unit yang memiliki tema/karakter yang sama. Dalam pendekatan kualitatif, sampel tidak harus digambarkan dengan proyeksi statistik. Dalam perdekatan ini kutipan-kutipan serta contoh-contoh, memiliki fungsi yang sama sebagai sampel. Sampel dalam bentuk ini digunakan untuk mendukung atas pernyataan inti dari peneliti.

36 Klaus Krispendoff, Analisis Isi Pengantar Dan Teori Metodologi (Jakarta: Rajawali Press, 1993), 17.

28

c. Recording/coding (perekaman/koding)

Dalam tahap ini peneliti mencoba menjembatani jarak (gap) antara unit yang ditemukan dengan pembacanya. Perekamaan di sini dimaksudkan bahwa unit-unit dapat dimainkan/digunakan berulang-ulang tanpa harus mengubah makna. Kita mengetahui bahwa setiap rentang waktu memiliki pandangan umum yang berbeda. Oleh karenanya recording berfungsi untuk menjelaskan kepada pembaca untuk dihantarkan kepada situasi yang berkembang pada waktu unit itu muncul dengan menggunakan penjelasan naratif dan atau gambar pendukung. Dengan demikian penjelasan atas analisis isi haruslah tahan lama dapat bertahan disetiap waktu.

d. Reducing (pengurangan) data atau penyederhanaan data

Tahap ini dibutuhkan untuk penyediaan data yang effisien. Secara sederhana unit-unit yang disediakan dapat disandarkan dari tingkat frekuensinya. Dengan begitu hasil dari pengumpulan unit dapat tersedia lebih singkat, padat, dan jelas.

e. Abductively inferring (pengambilan simpulan); bersandar kepada analisa konstuk dengan berdasar pada konteks yang dipilih.

Tahap ini mencoba menganalisa data lebih jauh, yaitu dengan mencari makna data dari unit-unit yang ada. Dengan begitu, tahap ini akan menjembatani antara sejumlah data deskriptif dengan pemaknaan, penyebab, mengarah, atau bahkan memprovokasi para audience/pengguna teks. Inferring, bukan hanya berarti deduktif atau

29

induktif, namun mencoba mengungakap konteks yang ada dengan menggunkan konstruksi analitis (analitical construct).

f. Naratting

Naratting, merupakan tahapan yang terakhir. Narasi merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam narasi biasanya juga berisi informasi-informasi penting bagi pengguna penelitian agar mereka lebih paham atau lebih lanjut dapat mengambil keputusan berdasarkan hasil penelitian yang ada.

Dokumen terkait