• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Sanksi

Dalam dokumen Laporan Akhir KATA PENGANTAR (Halaman 103-108)

PEDOMAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

2. Jenis Sanksi

Sanksi administrasi, dapat berupa tindakan pembatalan ijin dan pencabutan hak. Sanksi ini dikenakan atas pelanggaran penataan ruang yang berakibat pada terhambatnya pelaksanaan program pemanfaatan ruang. Sanksi administratif merupakan sanksi yang dikenakan terlebih dahulu dibandingkan sanksi-sanksi lainnya. Dalam

pelanggaran adalah pemilik persil atau lembaga pemberi ijin (dalam hal ini diwakili oleh pejabat yang bertanggung jawab). Sanksi yang dikenakan adalah;

¾ Aparat pemerintah • Teguran. • Pemecatan. • Denda. • Mutasi. ¾ Masyarakat • Teguran. • Pencabutan ijin. • Penghentian Pembangunan. • Pembongkaran.

Sanksi diberi batas waktu pelaksanaan terutama untuk putusan yang membutuhkan waktu seperti pembongkaran atau pelaksanaan administrasi. Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan sudah terlampaui, sanksi administrasi belum dilaksanakan, maka pemerintah berhak mengajukan kasus ke lembaga peradilan.

Sanksi Perdata, dapat berupa tindakan pengenaan denda atau pengenaan ganti rugi. Sanksi ini dikenakan atas pelanggaran penataan ruang yang berakibat terganggunya kepentingan seseorang, kelompok orang atau badan hukum. Sanksi perdata dapat berupa ganti rugi, pemulihan keadaan atau perintah dan pelarangan melakukan suatu perbuatan

Sanksi pidana, dapat berupa tindakan penahanan atau kurungan. Sanksi ini dikenakan atas pelanggaran penataan ruang yang berakibat terganggunya kepentingan umum. Sanksi pidana dapat berupa kurungan, denda dan perampasan barang.

Tabel 5.4

Kegiatan Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang (Sanksi Administratif)

Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode

Pelaksanaan Keterangan Menyiapkan langkah-langkah penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang Rumusan awal langkah-langkah penertiban Bappeda

kabupaten Sesuai kebutuhan Berdasarkan hasil pemantauan (bagian dari tahap pengawasan pemanfaatan ruang) Membahas langkah penertiban dalam forum TKPR propinsi Rumusan final langkah-langkah penertiban Bappeda atau BKPRD kabupaten Sesuai kebutuhan - Melaporkan kepada Bupati tentang rencana tindakan penertiban. Surat Ketua TLPRD

kota kepada Bupati. BKPRD kabupaten. Sesuai kebutuhan Berisi rencana tindakan penertiban. Pembentukan tim khusus pelaksana koordinasi tindakan penertiban Keputusan Bupati tentang pembentukan tim khusus penertiban pelanggaran

pemanfaatan ruang.

Bupati. Sesuai

kebutuhan Bupati membentk tim khusus untuk melakukan koordinasi tindakan penertiban yang melibatkan bagian penertiban, satpol pamong praja dan instansi terkait. Koordinasi tindakan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang Pemberian sanksi adminitratif kepada aparat pemerintah atau sanksi administratif kepada masyarakat.

Tim khusus

penertiban. Sesuai kebutuhan • Tim khusus dapat menugaskan anggotanya untuk melaksanakan tindakan penertiban sesuai dengan perundang-undangan.

• Tim khusus dapat bekerja sama dengan Polisi, Kodim dll, untuk melaksanakan penertiban langsung. Pengawasan

pelaksanaan sanksi Daftar pelanggar yang tidak melaksanakan sanksi.

Tim khusus penertiban/tim wibawapraja

Sesuai

kebutuhan Apabila pelanggar tidak menjalankan sanksinya maka tim khusus wajib

mengajukan ke pengadilan untuk diproses secara hukum.

Pengajuan atau pengaduan ke lembaga peradilan

Berkas pengajuan ke

pengadilan. • Tim khusus.

• Masyarakat atau badan hukum.

Sesuai

kebutuhan Pengajuan ke lembaga peradilan dapat dilakukan oleh masyarakat atau badan hukum tertentu apabila merasa dirugikan oleh pelanggar.

Pengenaan sanksi Sanksi pidana dan atau

sanksi perdata. Lembaga peradilan. Sesuai kebutuhan Sanksi dikenakan apabila terbukti bersalah secara hukum oleh pengadilan.

Tabel 5.5

Alternatif Bentuk Penertiban

Bentuk Pelanggaran Alternatif Bentuk Penertiban

Setelah RTR Diundangkan

Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang/penggunaan lahan yang telah ditetapkan dalam RTR.

• Kegiatan/pembangunan dihentikan. • Pencabutan ijin.

Pemanfaatan sesuai dengan fungsi ruang, tetapi luasan tidak sesuai dengan ketentuan dalam RTRW.

• Kegiatan/pembangunan dihentikan.

• Kegiatan dibatasi pada luasan yang ditetapkan. • Denda.

• Kurungan. Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang,

tetapi kondisi teknis pemanfaatan ruang (bangunan, proporsi pemanfaatan, dll) tidak sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan dalam RTR.

• Kegiatan dihentikan.

• Memenuhi persyaratan teknis.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi bentuk atau pola pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam RTR.

• Kegiatan dihentikan.

• Menyesuaikan bentuk pemanfaatan ruang. • Denda. dan Kurungan.

Sebelum RTR * Diundangkan

Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang. Contoh terjadi alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi bangunan pertokoan, perumahan maupun bangunan lainnya yang terjadi di sekitar jalan jalan utama seperti di Jalan Banda Aceh – Medan, Jalan Soekarno Hatta

a. Pemulihan fungsi ruang secara bertahap, melalui; • Pembatasan masa perijinan.

• Pemindahan/relokasi/resetlement. • Penggantian yang layak.

b. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; • Pembatasan luas areal pemanfaatan ruang. • Pembatasan perluasan bangunan.

• Pembatasan jenis dan skala kegiatan. • Penyesuaian persyaratan teknik. • Penyesuaian bentuk pemanfaatan ruang. c. Pembinaan melalui penyuluhan.

Pemanfaatan sesuai dengan fungsi ruang, tetapi luasan menyimpang. Contoh pembangunan rumah yang sesuai dengan fungsinya, tetapi luasannnya tidak sesuai dengan izin yang diterima

a. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; • Pembatasan luas areal pemanfaatan ruang. • Pembatasan perluasan bangunan.

• Pembatasan jenis dan skala kegiatan. b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi persyaratan teknis menyimpang. Contoh bangunan bangunan yang tidak sesuai dengan aturan sempadan bangunan.

a. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; • Penyesuaian persyaratan teknis. • Pembatasan perluasan bangunan. • Pembatasan jenis dan skala kegiatan. b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang,

tetapi bentuk pemanfaatan ruang menyimpang. a. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; • Penyesuaian bentuk pemanfaatan ruang. • Pembatasan perluasan bangunan. • Pembatasan jenis dan skala kegiatan. • Penyesuaian persyaratan teknis. b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Eksisting Lebar Badan Jalan (m) Lebar Badan Jalan (m) Garis Sempadan Bangunan (GSB) m Garis Sempadan Jalan (GSJ) m

1 Bundaran Lambaro - Arah Banda Aceh 3,627 Arteri Primer Jln. Nasional 6*) 6*) 6 18

2 Bundaran Lambaro - Arah Blang Bintang 1,689 Arteri Primer Jln. Nasional 6*) 6*) 12 22

3 Bundaran Lambaro - Sukarno Hatta 1,705 Kolektor Jln. Provinsi/Pemkot 6 6*) 15 18

4 Bundaran Lambaro - Arah Medan 860 Arteri Primer Jln. Nasional 7 7 12 22

5 Jln. Inspeksi DAS Mns. Manyanglu 1,976 Kolektor Jln. Provinsi 3 4 5 8

6 Mns Siron - Mns. Tutong 1,136 Lokal Jln. Kabupaten 3 4 3.5 7

7 Pantee - Bineh Blang 1,166 Lokal Jln. Kabupaten 3 4 3.5 7

8 Mns. Krueng - Bineh Blang 399 Lokal Jln. Kabupaten 3 4 3.5 7

9 Pasar Lambaro - Mns. Santan 2,245 Kolektor Jln. Provinsi 3 5 5 8

10 Pasar Lambaro - Arah Sibreh 976 Kolektor Jln. Provinsi 3 5 5 8

11 Mns. Manyet - Kayee Lheu 795 Lokal Jln. Kabupaten 3 3 3 6

12 Mns. Ajee - Mns. Manyet 816 Lokal Jln. Kabupaten 3 3 3 6

13 Jln. Inspeksi Lampreh 996 Lingkungan Jln. Kabupaten 3 3 3 6

14 Jln. Inspeksi Bada 813 Lingkungan Jln. Kabupaten 3 3 3 6

15 Jembatan Krueng Aceh 308 Kolektor Jln. Provinsi 7 7

-Sumber : Hasil Rencana Keterangan : *) = 2 Jalur No Nama Ruas Pan jang (m) Fungsi Status Rencana Tabel 4.11

Dalam dokumen Laporan Akhir KATA PENGANTAR (Halaman 103-108)

Dokumen terkait