• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN

A. Deskripsi Teoritik

2. Jigsaw

a. Pengertian Jigsaw

Jigsaw, bermula dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman sejawatnya, merupakan contoh strategi yang bagus untuk eksplorasi bahan-bahan bacaan dengan banyak variasi dan menggunakan kelas yang heterogen.35 Dalam instructional strategies online jigsaw didefinisikan sebagai berikut:

Jigsaw is a cooperative learning strategy that enables each student of a “home” group to specialize in one aspect of a learning unit. Students meet with members from other groups who are assigned the same aspect, and after mastering the material, return to the “home” group and teach the material to their group members.36

Dari kutipan di atas jigsaw didefinisikan sebagai strategi pembelajaran kooperatif yang mengelompokkan siswa yang dalam kelompok tersebut masing-masing siswa mendapat satu topik khusus, yang kemudian siswa tersebut berdiskusi dengan siswa dari kelompok

34

Musilimin Ibrahim. dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA, 2001), h. 18 -19

35

Carlos J. Ovando dkk, Bilingual and ESL Classrooms, (McGraw Hill, 2003), h. 98 36

Instructional Strategies Online , (Saskatoon Public School, 2008), diambil dari http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/jigsaw/index.html

lain yang mempunyai topik yang sama sampai mereka memahami topik tersebut. Setelah itu mereka kembali ke kelompok asalnya dan mengajarkan topiknya kepada teman kelompoknya.

Dalam bukunya Slavin mengemukakan, "Jigsaw is the one of the most flexible of the cooperative learning methods".37 Pendapat Slavin ini dapat diartikan bahwa jigsaw adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah disesuaikan.

Sunismi mendefinisikan jigsaw adalah "strategi pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa dalam tim yang beranggotakan enam siswa, dalam mempelajari materi akademik terbagi menjadi sub-bab".38

Dalam instructional strategies online dijelaskan langkah-langkah penerapan jigsaw sebagai berikut39:

1) Each student receives a portion of the materials to be introduced; (tiap siswa menerima bagian materi yang akan di perkenalkannya atau dibahas)

2) Students leave their "home" groups and meet in "expert" groups

(siswa meninggalkan kelompok asal dan bergabung dalam kelompok ahli)

3) Expert groups discuss the material and brainstorm ways in which to present their understandings to the other members of their

“home”group, (kelompok ahli mendiskusikan materi dan

menemukan gagasan untuk menjelaskannya pada teman kelompoknya di kelompok asal)

4) The experts return to their “home” groups to teach their portion of the materials and to learn from the other members of their “home” group, (anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal dan

37

Robert E. Slavin, Cooperative Learning Theory, Research, and Practice, (Massachussetts: A Simon & Schuster Company, 1995), Second Edition, h. 126

38

Sunismi, Implikasi Belajar Kooperatif Dalam Pembelajaran Matematika, (Malang: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran ., 2002), TH 15. no.1, h. 33

39

Instructional Strategies Online , (Saskatoon Public School, 2008), diambil dari http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/jigsaw/index.html.

mengajarkan bagian materi mereka dan mempelajari materi dari teman yang lain).

Dalam kelompok jigsaw setiap anggota mempunyai peranan penting dan bertanggung jawab atas satu bagian bahan yang harus dikuasainya untuk diajarkan kembali kepada kelompok asalnya. Untuk memudahkan dalam melaksanakan strategi ini terdapat sepuluh langkah yang mudah diikuti yaitu40:

1) Divide students into 5 or 6 person jigsaw groups. The groups should be diverse in terms of gender, ethnicity, race, and ability

(tentukan para siswa sekitar 5 atau 6 orang siswa ke dalam kelompok jigsaw. Setiap kelompok harus bermacam-macam yang berkenaan dengan jenis kelamin, suku, ras, dan kemampuan)

2) Appoint one student from each group as the leader. Initially, this person should be the most mature student in the group. (tunjuk satu siswa dari tiap kelompok sebagai ketua (leader) dengan syarat siswa tersebut harus berpandangan dewasa dalam kelompok). 3) Divide the day's lesson into 5-6 segments (tentukan bahan pelajaran

ke dalam 5 atau 6 bagian).

4) Assign each student to learn one segment, making sure students have direct access only to their own segment (berikan tiap siswa dalam kelompok tersebut satu bagian, dan yakinkan para siswa bahwa mereka berhubungan langsung dengan bagian yang lain dari mereka).

5) Give students time to read over their segment at least twice and become familiar with it. There is no need for them to memorize it

(berikan waktu kepada para siswa untuk mambaca bagian mereka dua kali yang menjadikan mereka terbiasa dengan hal tersebut. Mereka tidak perlu mengingat semuanya).

40

Elliot Arronson, Jigsaw in 10 Easy Steps, (Web Site: Copyright Sosial Psychology Network, 2007), diambil dari: http://www.jigsaw.org/steps.html.

6) Form temporary "expert groups" by having one student from each jigsaw group join other students assigned to the same segment. Give students in these expert groups time to discuss the main points of their segment and to rehearse the presentations they will make to their jigsaw group (membentuk kelompok ahli sementara dengan menunjuk satu orang siswa dari masing-masing kelompok jigsaw dengan bagian (bahasan) yang sama. Berikan waktu kepada kelompok ahli tersebut untuk mendiskusikan pokok utama dari pembahasan mereka dan berlatih untuk mempresentasikan kepada kelompok jigsaw mereka masing-masing).

7) Bring the students back into their jigsaw groups (kembalikan para siswa kepada kelompok jigsaw mereka (kelompok asal))

8) Ask each student to present her or his segment to the group. Encourage others in the group to ask questions for clarification

(Mintalah kepada tiap siswa untuk menerangkan bagiannya kepada kelompok jigsaw mereka. Anjurkan kepada siswa lain pada kelompok jigsaw tersebut untuk bertanya dan meminta penjelasan). 9) Float from group to group, observing the process. If any group is having trouble (e.g., a member is dominating or disruptive), make an appropriate intervention. Eventually, it's best for the group leader to handle this task. Leaders can be trained by whispering an instruction on how to intervene, until the leader gets the hang of it

(Mengamati setiap kelompok, jika terdapat masalah dalam kelompok (seperti dominasi kelompok oleh satu orang), dekatilah pada saat yang tepat. Yang pada akhirnya kelompok tersebut akan ditangani oleh ketuanya. Ketua dapat dilatih dengan membisikkan instruksi bagaimana cara mencampuri masalah tersebut, sampai ketua tersebut dapat mengatasinya).

10)At the end of the session, give a quiz on the material so that students quickly come to realize that these sessions are not just fun and games but really count (diakhir pembahasan, berikan kuis

kepada siswa tentang materi tersebut, jadi para siswa dengan cepat menyadari pembahasan, jadi pembahasan ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga berharga).

Kesepuluh langkah tersebut di atas dapat di kecilkan lagi menjadi tiga tahap yaitu41:

1) Tahap awal

Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok kecil beranggotakan 3 – 5 orang (kelompok asal atau home group) dan siswa diberi kode nomor urut. Kemudian masing-masing siswa diberi bahan berupa topik umum.

2) Tahap ahli

Setelah kelompok asal terbentuk, siswa diroling untuk membentuk kelompok baru sesuai dengan topik yang dipertanggungjawabkan. Kelompok ini disebut kelompok ahli, selanjutnya dalam kelompok ahli ini mereka secara bersama-sama mendiskusikan topik yang diberikan sehingga menjadi ahli dalam topik tersebut.

3) Tahap Serangkai

Pada tahap ini peserta kelompok yang telah memiliki keahlian sesuai dengan topik yang mereka bahas di kelompok ahli, kembali ke kelompok semula (home group). Mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan kepada teman-temannya di kelompok asal.

41

Yurni Suasti, dkk, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Coopertaive Learning Model Jigsaw, (Padang: Buletin Pembelajaran Universitas Negeri Padang, 2003), h. 329

Ilustrasi atau gambaran teknik jigsaw ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini42:

Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw

Jadi, teknik jigsaw dapat di definisikan sebagai metode pembelajaran berkelompok yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli dimana setiap anggota kelompok asal akan bergabung dalam kelompok-kelompok ahli seusai dengan topik yang diberikan dari masing-masing anggota dari kelompok asal. Sehingga setiap anggota kelompok akan berperan aktif dalam kelompoknya.

b. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Elliot Aronson mengatakan keunggulan jigsaw sebagai berikut:

what is the benefit of the jigsaw classroom? first and foremost, it is a remarkably efficient way to learn the material. But even more important, the jigsaw process encourages listening, engagement, and empathy by giving each member of the group an essential part to play in the academic activity.43

42

Yusuf, Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif

(Jigsaw), (Surabaya: Univerasitas Negeri Surabaya, 2003). Diambil dari:

http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf. 43

Elliot Arronson, Jigsaw, (Web Site: Copyright Sosial Psychology Network, 2007) diambil dari: http://www.jigsaw.org/steps.html

+ = # * + = # * + = # * + = # * + + + + = = = = # # # # * * * * Kelompok Asal Kelompok Ahli

Dari pernyataan di atas dapat dimaknai bahwa keuntungan dalam penerapan cooperative learning tipe jigsaw yaitu sangat efisien dalam mempelajari suatu materi, dan lebih penting lagi dalam prosesnya dapat mendorong siswa untuk mendengar, memakai waktu dan menumbuhkan rasa empati terhadap pemberian tiap anggota kelompok yang bagiannya juga penting dalam mencapai tujuan.

Untuk dapat membedakan metode jigsaw dengan metode lain dalam cooperative learning dapat dilihat pada tabel di bawah ini44:

Tabel 2.2 Jenis-jenis Metode Pembelajaran Kooperatif Metode Tujuan Kelompok Tanggung Jawab Individu Persamaan Kesempatan untuk Sukses Kompetisi Tim Tugas Khusus Penyesuaian Individu Learning

Together Ya Kadang Tidak Tidak Tidak Tidak

Student team learning

Ya Ya Ya Kadang Tidak Tidak

Jigsaw Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak

The social family

Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak

Dokumen terkait