• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishba>h, menjelaskan dalam beberapa ayat terkait jihad dengan lisan. Diantarannya adalah “jihad dengan lisan yakni dengan menjelaskan ajaran Islam dan menangkal ide- ide yang bertentangan dengannya” (Qs. al-Ma>’idah[5]: 54)102

Menurut Quraish Shihab jihad tidak hanya mencakup upaya membela agama dengan senjata tetapi juga dengan pena dan lidah serta

cara-cara yang lain..”( Qs. al-Tawbah[9]:73)103

Akan tetapi jihad dengan lisan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Seperti dalam penafsiranya sebagai berikut: “Hai, Nabi berjihadlah dengan hati, lisan, harta serta jiwa dan kemampuan apapun yang kamu miliki masing-masing sesuai dengan kondisi dan situasi...”(Qs. al-Tah}ri>m[66]: 9).104

Terkait penafsiran jihad dengan lisan yang diuraikan Quraish Shihab

di atas, penulis setuju dengannya. Lisan adalah salah satu anggota badan

yang fungsinya untuk bertutur kata, berkomunikasi, secara verbal. Lisan juga merupakan sarana untuk berjihad, Nabi Saw bersabda ;”

ﺭﺎﻔﻜﻟﺍ ﺍﻭﺪﻫﺎﺟ

ﻢﻜﺘﻨﺴﻟﺃﻭ ﻢﻜﻳﺪﻳﺄﺑ

"(Berjihadlah menghadapi orang-orang kafir dengan

tangan dan lidah kamu)”. Dengan hadis tersebut semakin menguatkan,

102Shihab, Tafsir al-Mishba>h., vol. 3, hal. 131

103Ibid.,vol. 5, hal. 655

bahwa selain berjihad dengan tangan seseorang dapat berjihad menggunakan lisannya.

Lisan (ucapan) yang keluar dari seseorang dapat membawa yang mengucapkan pada derajat yang mulia atau dapat juga sebaliknya menjatuhkan kredibilitas seseorang. Oleh karena itu layak disebutkan kata pepatah “lidah (lisan) lebih tajam daripada pedang” maksudnya adalah ucapan yang keluar dari lisan seseorang mampu memberikan pengaruh terhadap lawan bicara. Kata-kata kotor atau kata ejekan yang keluar dari lisan seseorang yang dihadapkan pada seorang yang lain akan membuat orang lain menjadi marah atau sakit hati dan imbasnya akan kembali pada dirinya sendiri. begitu juga sebaliknya seseorang yang bertutur kata yang baik sopan pada orang lain tentu mitra bicara yang diajaknya akan senang dan akan menghargai apa yang diucapkanya. Maka benar yang di firmankan Allah :

ﲔﻤﹶﻟﺎﻌﹾﻟﺍ ﹺﻦﻋ ﻲﹺﻨﻐﹶﻟ َﷲﺍ ﱠﻥﹺﺇ ﻪِﺴﹾﻔﻨﻟ ﺪﻫﺎﺠﻳ ﺎﻤﻧﹺﺈﹶﻓ ﺪﻫﺎﺟ ﻦﻣﻭ

}

6

{

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.( Qs. al- ‘Ankabu>t [29]: 6)

Oleh karena itu sebagai muja>hid harus berjuang untuk mampu menjaga lisanya dari sesuatu hal yang dapat menjatuhkan kredibilitasnya. Jihad dengan tujuan untuk menegakkan Islam dengan sarana lisan (perkataan) banyak macamnya, lisan dapat menjadi sarana untuk berjihad dikarenakan ucapan-ucapan seseorang mampu mengantarkanya pada

derajat yang mulia. Sebagai contoh adalah seorang da’i dapat berjihad dengan ceramah-ceramah keagamaannya, seorang guru bertutur kata yang baik terhadap murid-muridnya, seorang aktivis yang berkata jujur pada pemerintah yang zalim, dll.

Bentuk jihad dengan lisan dalam buku Panduan Jihad karya Hilmi Bakar Almascaty ada beberapa macam, diantaranya : Pertama, Tabligh (menyapaikan) adalah usaha untuk menyampaikan seluruh ajaran Islam secara murni sebagaimana yang telah disampaikan Allah dan Rasul-Nya kepada kaum muslimin terdahulu sehingga mereka menjadi manusia- manusia agung di pentas sejarah kemanusiaan. Perintah untuk ber-tabligh atas dasar firman Allah dalam Qs. al-Ma>idah [5] : 67,92, Qs. al-A’raf [7] : 61-62, 67-68, Qs. al-Ah{qaf [46] : 23.

Kedua, Da’wah (seruan) adalah usaha untuk menyeru, mengajak, dan mengimbau manusia agar mau mengikuti apa yang telah diturunkan Allah dan Rasul-Nya kepada seluruh manusia. Perintah untuk ber-dakwah seperti halnya dalam firman Allah Qs. al-‘Imran [3] :104, Qs. al-Ah{za>b [33]: 45-46, Qs. al-Nah{l [16] : 125, Qs. Yu>suf [12] :108, Qs. Fus}s}ilat [41] : 33.

Keempat, Tibyan (menjelaskan) adalah usaha untuk menjelaskan ajaran Islam sejelas-jelasnya kepada manusia agar mereka mengikuti petunjuk-Nya dengan penuh kesadaran dan keyakinan. Sebagaimana firman Allah dalam Qs. Ibra>hi>m [14] : 4, Qs. al-Anfa>l [8] :42, Qs. al- H{adi>d [57] : 25, Qs. al-Nah{l [16] : 89.

Kelima, Tazkir (mengingatkan) dalam artian usaha untuk member peringatan-peringatan (mengingatkan) kepada manusia agar mereka senantiasa mengikuti Islam dan ajaran-ajaranya. Hal tersebut sebagaimana perintah Allah dalam Qs. al-Dha>riya>t [51] : 55, Qs. Qa>f [50] : 45, Qs. al- Gha>siyah [88] :27, Qs. S{a>d [38] :87, Qs. T{a>ha [20] :2-3, Qs. al- Muzammil [73] :19.

Keenam, Tazkiyyah (menyucikan) adalah usaha untuk menyucikan manusia dari segala bentuk kejahiliyahan, kesyirikan, dan dosa lainya agar mereka kembali kepada fitrah-Nya sebagai makhluk terbaik. Perintah tersebut atas dasar firman-Nya dalam Qs. al-Baqarah [2] :151, Qs. al- Jumu’ah [62] :2, Qs. al-Nu>r [24] ;21, Qs. Fa>t}ir [35] :18.

Ketujuh, Maw’izah (pengajaran) adalah usaha untuk memberikan pengajaran terbaik dalam rangka mengajak manusia agar mengikuti Islam. Perintah ini atas dasar firman Allah dalam Qs. al-Nah{l [16] :125, Qs. al- Nu>r [24] :34, Qs. al-A’ra>f [7]: 145, Qs. Luqma>n [31] :13, Qs. al-Baqarah [2] :231, Qs. al-Nisa>’ [4] :163.

Kedelapan, Nasihah (menasihati) adalah usaha untuk memberikan nasihat-nasihat yang bermanfaat agar manusia tergugah untuk mengikuti Islam. Perintah ini sebagaimana dalam Qs. al-A’ra>f [7] :61-62,67-68, 79, 93, Qs. Hu>d [11] : 34.

Kesembilan, Hikmah (kebijaksanaan) adalah kebijaksanaan dalam memilih usaha-usaha terbaik untuk keberhasilan dalam mengajak manusia meenuju Islam. Perintah berlaku bijaksana sebagaimana tercantum dalam

Qs. al-Nah{l [16] : 125, Qs. al-Baqarah [2] :269, Qs. al-Qamar [54] :4-5, Qs. al-Baqarah [2] :251, Qs. al-Nisa>’[4] :54, Qs. al-Ma>idah [5] :110, Qs. Luqma>n [31] :12.

Kesepuluh, Rahmat (kasih sayang) dengan perasaan kasih sayang inilah, manusia diseru menuju Islam yang akan mengantarkan mereka kepada kedamaian dan keselamatan. Seperti dalam Qs. al-Anbiya>’ [21]

:107, Qs. al-Balad [90] :17, Qs. al-Fath{ [48] :29.

Kesebelas, Tabshir (menggembirakan) adalah upaya member kabar gembira agar manusia senang dan tertarik pada perintah Islam. Perintah tersebut tercantu dalam Qs. al-Ah{za>b [33] :47, Qs. al-Baqarah [2] :25, Qs. Fa>t}ir [35] :24, Qs. al-‘Imra>n [3] :126, Qs. Yu>nus [10] :2, Qs. al-Nisa>’ [4] :138, Qs. al-Tawbah [9] :3.

Keduabelas, Tandhir (mengancam) adalah usaha untuk memberikan peringatan atau ancaman agar manusia merasa takut dengan azab Allah sehingga mendorong mereka mengikuti petunjuk Islam. Seperti dalam Qs. Saba’ [34] :28, Qs. al-An’a>m [6] :19, 92, Qs. al-Anbiya>’ [21] :45, , Qs. Ibra>hi>m [14] :44, Qs. al-Shu’ara’ [26] :214.

Ketigabelas, Ghibah (mencela) celaan yang dimaksud disini adalah celaan dengan kata-kata untuk menolak pengingkaran manusia yang tidak mau mengikuti Islam. Seperti yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim as. yang diabadikan dalam Qs. al-Anbiya>’ [21] :67, dan Qs. al-Ankabu>t [29] :46.105

Dokumen terkait