• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUJUR TERHADAP ALLAH (Mazmur 51:8)

Dalam dokumen publikasi e-rh (Halaman 96-99)

Editor dari sebuah surat kabar mengakui bahwa mereka tidak melaporkan fakta-fakta dengan benar. Dalam suatu ralat, mereka mengeluarkan pernyataan untuk mengembalikan nama baik seseorang yang telah mereka kaitkan dengan suatu kasus kriminal.

Kebenaran adalah sesuatu yang mendasar bagi kehidupan, sebagaimana halnya pemberitaan surat kabar. Tanpa kebenaran, maka akan terjadi kekacauan moral. Tanpa kebenaran, penjahat akan dihormati, dan sebaliknya orang terhormat akan diperlakukan sebagai penjahat.

Oleh sebab itu, tidaklah mengejutkan bahwa Allah menginginkan agar kita menjunjung tinggi kebenaran. Tidak mengejutkan pula bahwa Tuhan senang ketika Daud mengakui perzinahannya, persekongkolannya dalam suatu pembunuhan, dan kepura-puraannya. Daud bertindak benar dengan mengatakan kebenaran -- mengatakan "salah" terhadap sesuatu yang memang salah. Hanya dengan demikian, ia kemudian dapat menyadari bagaimana dosanya telah merusak nama baik dan reputasi Allah.

Bagaimana dengan diri kita? Sudahkah kita bersikap jujur terhadap Allah? Sudahkah kita menyenangkan Dia dengan berkata jujur mengenai dosa kita? Sudahkah kita mengakuinya di hadapan Bapa, seperti yang telah dilakukan oleh Daud? Hanya dengan melakukan semua itu, kita dapat memulihkan kehormatan kita dan kembali menikmati berkat keselamatan kita (Mazmur

51:14). Allah menghendaki "kebenaran dalam batin" (ayat 8) -- dan itu berarti kita harus berani

mengatakan "salah" terhadap sesuatu yang salah -- MRDII Don't hide your sin and cover up,

Pretending that there's nothing wrong, Instead, confess it and repent

And God will fill your heart with song. -- Sper

KITA HARUS MEMBERESKAN DOSA-DOSA KITA SUPAYA KITA BENAR-BENAR DAPAT MENINGGALKANNYA

97

Jumat, 24 Maret 2000

Bacaan : Yosua 4:1-18

Setahun : Yosua 16-18, Lukas 2:1-24

Nats : Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu (1Petrus 3:15)

(24-3-2000)

PERTANYAAN

(1Petrus 3:15)

Seorang anak kecil mengikuti kebaktian bersama kakeknya. Dengan penuh rasa ingin tahu, sepanjang kebaktian ia terus-menerus bertanya, "Apa maksudnya itu?" Dengan perlahan sang kakek menjelaskan semua yang sedang berlangsung. Sebelum berkhotbah, Pak Pendeta melepas arloji dan meletakkannya di atas mimbar. Si anak pun berbisik, "Apa maksudnya itu?" Sang kakek, yang menduga bahwa itu berarti khotbah yang dibawakan akan cukup panjang, hanya berkata, "Itu tidak ada maksudnya, Nak. Tidak ada."

Cerita di atas memang lucu, namun ada sisi seriusnya. Rentetan pertanyaan anak lelaki tersebut mungkin mengesalkan hati sebagian orang, namun sang kakek mengetahui bahwa anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, yang membuat mereka terbuka terhadap kebenaran rohani. Menurut bacaan Alkitab hari ini, Yosua juga mengetahui hal tersebut. Ia tahu bahwa anak-anak kelak akan bertanya tentang tumpukan batu di Sungai Yordan. Karena itu, ia memerintahkan agar para orangtua menggunakan kesempatan itu untuk menceritakan bagaimana secara ajaib Allah telah membelah air Sungai Yordan (Yosua 4:6-7).

Karena pertanyaan dapat membukakan pintu untuk bersaksi tentang iman kita, kita harus memancing pertanyaan dari anak-anak atau orang dewasa. Jika kita tetap ramah, bermoral, baik hati, dan penuh damai sejahtera meski berada di bawah tekanan, orang-orang pasti akan

memperhatikan kita. Sebagian orang bahkan akan bertanya bagaimana kita dapat hidup seperti itu. Kemudian kita akan memiliki kesempatan untuk membagikan kepada mereka berita Injil yang mengubahkan kehidupan -- HVL

Lord, help us live in such a way That people ask and want to know How they can have real joy and peace While living in a world of woe. -- Sper

ALLAH MEMBERI ANDA PESAN YANG HARUS DIBERITAKAN JANGAN DISIMPAN SENDIRI!

98

Sabtu, 25 Maret 2000

Bacaan : Yakobus 1:22-27

Setahun : Yosua 19-21, Lukas 2:25-52

Nats : Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku (Matius 18:5)

(25-3-2000)

NILAI DARI "BAHAYA SOSIAL"

(Matius 18:5)

Anak-anak jalanan yang keluyuran di jalanan kota besar sering kali disebut sebagai "bahaya sosial." Mereka disebut demikian karena pekerjaan mereka adalah meminta-minta, mencuri, menjual tubuh; dan jika mereka dapat bertahan hidup, mereka akan tumbuh menjadi penjahat-penjahat besar. Untuk mengatasi "kanker sosial" ini, para pemimpin bisnis yang tak bermoral di beberapa kota bahkan telah menyewa orang untuk membantai mereka. Bayangkan! Membantai anak-anak jalanan karena mereka dianggap sebagai masalah sosial!

Bagaimana mungkin anak-anak yang diciptakan menurut gambar Allah dianggap sebagai bahaya sosial? Setiap anak sangat berharga di mata Allah. Kristus telah menderita dan mati bagi mereka di Kalvari, dan mereka perlu mendengar kabar baik tentang anugerah Allah!

Kita harus bertindak lebih dari sekadar menaruh belas kasihan. Kita harus mendukung dan berdoa bagi organisasi-organisasi yang berjuang untuk meredakan masalah yang sangat besar ini. Kita harus memohon kepada Allah agar memenuhi hati kita dengan kasih, sehingga kita mampu memenuhi kebutuhan anak-anak seperti itu di kota kita sendiri. Dengan demikian, kita telah mempraktekkan "ibadah yang murni dan yang tak bercacat," yang memperhatikan anak-anak yang membutuhkan (Yakobus 1:27).

Yesus tidak pernah memandang anak-anak sebagai bahaya sosial. Dia melihat mereka sebagai jiwa-jiwa yang sangat berharga dan perlu diselamatkan. Ia berkata, "Barangsiapa menyambut seorang anak ... dalam nama-Ku, ia menyambut Aku" (Matius 18:5) -- VCG

Some Things You Can Do

Volunteer at an inner-city ministry or homeless shelter. Support your local crisis pregnancy center.

Pray for God to help you love children in need.

99

Minggu, 26 Maret 2000

Bacaan : Kisah 16:16-34

Setahun : Yosua 22-24, Lukas 3

Nats : Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu

Dalam dokumen publikasi e-rh (Halaman 96-99)

Dokumen terkait