• Tidak ada hasil yang ditemukan

BARANG BARANG BAIK PERSENTASE RUSAK PERSENTASE

1 2 3 4 5 6

Lemari 58 51 87.93% 7 12.07%

Kursi 258 64 24.81% 194 75.19%

Meja 97 89 91.75% 8 8.25%

Total 413 204 209

Tabel 2.6 Jumlah Peralatan Kantor :

NAMA/JENIS JUMLAH KONDISI BARANG

BARANG BARANG BAIK PERSENTASE RUSAK PERSENTASE

1 2 3 4 5 6 Komputer 35 21 60.00% 14 40.00% Laptop 14 9 64.29% 5 35.71% Printer+Scanne r 22 14 63.64% 8 36.36% Mesin Ketik 9 3 33.33% 6 66.67% Televisi 11 10 90.91% 1 9.09% Dispenser 6 5 83.33% 1 16.67% Total 97 62 35

Tabel 2.7 Jumlah Peralatan Gedung Kantor :

NAMA/JENIS JUMLAH KONDISI BARANG

BARANG BARANG BAIK PERSENTASE RUSAK PERSENTASE

1 2 3 4 5 6

AC 2 PK 10 9 90.00% 1 10.00%

AC 1 PK 15 6 40.00% 9 60.00%

AC 3/4 PK 1 1 100.00% 0 0.00%

Total 26 16 10

Tabel 2.8 Jumlah Peralatan Multimedia :

NAMA/JENIS JUMLAH KONDISI BARANG

BARANG BARANG BAIK PERSENTASE RUSAK PERSENTASE

Camera Digital 6 1 16.67% 5 83.33%

Handycam 2 1 50.00% 1 50.00%

Proyektor 3 2 66.67% 1 33.33%

Total 11 4 7

Tabel 2.9 Jumlah Peralatan Musik :

NAMA/JENIS JUMLAH KONDISI BARANG

BARANG BARANG BAIK PERSENTASE RUSAK PERSENTASE

1 2 3 4 5 6

Alat Musik/ Band 1 1 100.00% 0 0%

Alat Musik Gendang

Pakkarena 10 10 100.00% 0 0%

Alat Musik Kecapi 6 6 100.00% 0 0%

Alat musik Pui-Pui 10 10 100.00% 0 0%

Alat Musik

Tennong 4 4 100.00% 0 0%

Alat Musik Gong

Besar 1 1 100.00% 0 0%

Alat Musik Kannong (Gong

Kecil) 3 3 100.00% 0 0%

Alat Musik Suling 6 6 100.00% 0 0%

Alat Musik Biola 2 2 100.00% 0 0%

Alat Musik

Parappasa 10 10 100.00% 0 0%

Alat Musik Katto-

Katto 20 20 100.00% 0 0%

Total 73 73 0

2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Dari 6 (enam) sasaran yang telah ditetapkan, semua telah mencapai kinerja yang diharapkan, tingkat keberhasilan sudah diwujudkan secara optimal dengan tingkat capaian sasaran 93,84% dari target yang telah ditetapkan, hal ini terlihat dari capaian sasaran diukur dari tercapainya kondisi yang ingin diwujudkan

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar tahun 2013 mengadakan pengukuran capaian kinerja pada kegiatan yang dananya bersumber dari Anggaran Pembangunan Daerah di luar belanja pegawai. Dengan memperhatikan Rencana Stratejik (Renstra) dan Rencana Kinerja (Tapkin) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar maka pencapaian kinerja pelayanan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat dilihat pada Tabel 2.10 dan 2.11

Berdasarkan Tabel 2.10 dapat diidentifikasi pada pelayanan mana saja target telah tercapai dan belum tercapai. Untuk indikator atau pelayanan yang dianggap berhasil memenuhi target berdasarkan rata-rata rasio capaiannya (90% - 100%) dari tahun 2009 s/d 2013 adalah :

1. Jumlah sistem dan prosedur pelayanan yang dilaksanakan 2. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara 3. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 4. Peningkatan jumlah kualitas SDM kelurahan wisata

5. Peningkatan jumlah kelompok masyarakat sadar wisata yang dibina 6. Jumlah kerjasama dengan pelaku seni dan budaya (sanggar seni) 7. Jumlah potensi objek wisata yang dikembangkan

Ketujuh indikator di atas dapat memenuhi capaian target karena semakin gencarnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan promosi-promosi wisata, banyaknya pementasan seni musik dan event-event berskala nasional dan internasional serta meningkatnya pelatihan peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata.

Sementara indikator atau pelayanan yang dianggap kurang berhasil memenuhi target adalah:

1) Jumlah pelaku usaha industri pariwisata (hotel, hiburan, dan restoran/RM)

2) Peningkatan jumlah koleksi museum 3) Nilai luhur yang dilestarikan

Untuk indikator jumlah pelaku usaha industri pariwisata belum mencapai target, hal ini disebabkan berlakunya UU No. 10 tentang Kepariwisataan dan UU No. 28 tentang Pajak pada tahun 2012, secara otomatis banyak usaha mikro tidak tercatat karena mereka terlepas dari pembayaran retribusi setiap tahunnya sehingga jumlah yang terdaftar sebagai pelaku usaha industri pariwisata juga semakin menurun. Sementara untuk indikator peningkatan jumlah koleksi museum masih belum mencapai target hal ini masih minimnya usaha Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam melakukan pencarian dan penelusuran benda-benda bersejarah maupun situs bersejarah kota Makassar.

Berdasarkan Tabel 2.11 dapat dilihat perkembangan anggaran dan realisasi anggaran dari tahun 2009 s/d 2013. Rasio antara realisasi dan anggaran dari tahun ketahun dapat tercapai dengan baik dimana angka rasio menunjukkan diatas 90%. Hal ini menunjukkan penyerapan anggaran dapat dilaksanakan secara baik khusunya pada tahun 2012 rasio belanja daerah menunjukkan angka 99,57% yang merupakan rasio tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan Tabel 2.12 dapat dilihat pencapaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesenian yang terbagi atas 2 (dua) jenis pelayanan dasar yakni ; Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Bidang Kesenian serta Sarana dan Prasarana. Untuk 2 (dua) jenis pelayanan tersebut berdasarkan indicator yang ditetapkan diperoleh informasi bahwa sampai tahun 2013 capaiannya berada pada kisaran 50% sampai dengan 100%, adapun salah satu indikator yang tidak terlaksana adalah cakupan organisasi 34% hal ini dikarenakan karena dewan kesenian yang ada saat ini telah terbentuk saat ini bukan merupakan bentukan dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melainkan melalui inisiatif dari para

pemerhati seni dan budaya sendiri sehingga tidak dapat dimasukkan sebagai capaian untuk indikator cakupan organisasi yang dibentuk oleh pemerintah daerah.

Tabel 2.12

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesenian

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Dalam rangka upaya pencapaian kualitas kinerja yang lebih baik, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar senantiasa diperhadapkan pada beberapa permasalahan utama, baik di sektor pariwisata maupun di sektor ekonomi kreatif. Permasalahan tersebut akan menjadi tantangan dalam proses pengembangan dan peningkatan kualitas kinerja. Adapun tantangan yang dihadapi oleh dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah:

1. Ketersediaan infrastruktur destinasi wisata yang masih rendah; 2. Rendahnya kualitas SDM pariwisata dan kesiapan masyarakat. 3. Pengembangan industri kreatif yang belum optimal.

4. Pengembangan sumber daya ekonomi kreatif belum optimal, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Adapun peluang yang diperkirakan dapat dimanfaatkan selama Tahun 2015- 2019 dalam rangka pengembangan pelayanan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif antara lain ;

1. Terbentuknya kelompok sadar wisata dan sapta pesona di setiap kecamatan.

2. Tersedianya ajang promosi dan pemasaran pariwisata di dalam dan luar negeri

3. Menjadi kota alternatif tempat penyelenggaraan event / kegiatan yang berskala nasional dan internasional

4. Trend gaya hidup yang membutuhkan rekreasi

5. Tersedianya ruang dan waktu untuk penyelenggaraan atraksi seni budaya

6. Adanya political will dari pemerintah untuk pengembangan destinasi.

BAB III

Dokumen terkait