BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA
II.4 Kabel LAN (Local Area Network)
Ada beberapa tipe kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer. Kabel - kabel ini sebelumnya harus diuji kelayakan sebelum dipasarkan dan digunakan.
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda. Oleh karena itu dibuatkan pengenalan tipe kabel. Salah satu jenis kabel yang banyak digunakan untuk jaringan LAN adalah twisted pair (UTP dan STP).
b) Twisted Pair Cable
selain kabel coaxial, ethernet juga dapat menggunakan jenis kabel lain, yakni UTP (unshield twisted pair) dan STP (shielded twisted pair). Kabel UTP dan STP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel yang terpilih.
untuk mengirim dan menerima data.
Perangkat-perangkat lain yang berkenaan dengan penggunaan jenis kabel ini adalah konektor RJ-45 dan hub.
Standart EIA/TIA 568 menjelaskan spesifikasi kabel UTP sebagai aturan dalam instalasi jaringan komputer. EIA/TIA menggunakan istilah kategori untuk membedakan beberapa tipe kabel UTP, kategori untuk twisted pair sebagai berikut yaitu :
Tipe kabel keterangan
UTP category 1 Analog. Biasanya digunakan diperangkat telepon pada jalur ISDN(Integrated service digital network), juga untuk menghubungkan modem dengan line telepon.
UTP category 2 Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada topologi token ring).
UTP/STP category 3
16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token ring atau 10BaseT).
UTP/STP category 4
20 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token ring).
UTP/STP category 5
Bisa mencapai 100 Mbits data transfer atau 22db (sering digunakan pada topologi start atau tree).
UTP/STP category 5 Enhanced
1 gigabit ethernet, jarak 100m, terdiri dari 4 pasang kabel tembaga yang tiap pasangannya diplintir (sering digunakan pada topologi token ring 16 Mbps, ethernet 10 Mbps atau pada Fast Ethernet 100Mbps).
UTP/STP category 6
2.5 gigabit ethernet menjangkau jarak hingga 100m atau 10Gbps up to 25m, 20,2db (gigabit ethernet) up to 155 Mhz atau 250 Mhz.
UTP/STP category 7
Gigabit ethernet atau 20,8 db (gigabit ethernet) up to 200Mhz atau 700 Mhz.
Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan lokal, ditambah satu jenis pemasangan khusus untuk cisco router, yakni :
• pemasangan menyilang (cross over cable)
➢ Straight Through Cable
jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit komputer melalui perantara HUB/Switch yang berfungsi sebagai konsentrator maupun repeater.
Gambar 2.6 Kabel Straight
Penggunaan kabel UTP model straight through pada jaringan lokal biasanya akan membentuk topologi start atau tree dengan HUB/Switch sebagai pusatnya. Jika sebuah HUB/Switch tidak berfungsi, maka seluruh komputer yang terhubung dengan HUB tersebut tidak dapat saling berhubungan.
Penggunaan HUB harus sesuai dengan kecepatan dari ethernet card yang digunakan pada masing-masing komputer. Karena perbedaan kecepatan pada NIC dan HUB berarti kedua perangkat tersebut tidak dapat saling berkomunikasi secara maksimal.
➢ Cross Over Cable
Berbeda dengan pemasangan kabel Straight Through Cable. Penggunaan kabel cross ini digunakan untuk komunikasi antara komputer, dapat juga dapat digunakan untuk mengcascade HUB jika diperlukan. Sekarang ini ada
cross, tetapi juga dapat menggunakan kabel straight through.
Gambar 2.7 Kabel Cross
Tipe kabel Keterangan
10Base2 10 Mbps baseband ethernet dari IEEE 802.3, menggunakan kabel thin coaxial 50ohm, jarak maksimal 606.8 feet – 185 meter per-segment. Mampu menghubungkan 5 segmen sehingga panjang keseluruhan mencapai 925m. Sebuah segmen hanya mampu menampung max 30 komputer.
10Base5 10 Mbps baseband 500m, bekerja di lapisan phisical mengunakan kabel thick coaxial 50ohm berdiameter 0.5 inchi (10mm). Jarak maksimal 1640 feet – 500meter per-segment, jika dipasang penghubung (repeater), sebuah jaringan bisa mencapai maksimum 2.5 km.
10BaseF Merujuk ke 10BaseFB, 10BaseFL dan 10BaseFP yang merupakan standar untuk kabel fiber optic. 10BaseF merupakan standart IEEE 802.3. bentuk jaringan 10BaseF sama dengan 10BaseT, yakni berbentuk start. Karena menggunakan fiber optic untuk media transmisi, maka panjang jarak antara NIC dan konsentrator-nya menjadi lebih pangjang sampai 20x (2000m). demikian pula dengan panjang total jaringannya pada 10BaseF, untuk transmisi output (TX) dan input (RX) menggunakan kabel/media yang berbeda.
10BaseFB Tidak digunakan untuk koneksi antara workstation, melainkan untuk jalur backbone, penambahan segmen dan repeater yang berhubungan ke jaringan.
10BaseFL Dirancang untuk menggantikan spesifikasi FOIRL, namun tetap mampu beroperasi dilingkungan FOIRL. Jangkuan segmen 10BaseFL dapat ditingkatkan hingga mencapai 3280 feet – 1000m jika digunakan dengan FOIRL. Jarak dapat ditingkatkan hingga 1.24mil(2000m) jika digunakan secara ekslusif.
10BaseFP 10 Mbps fiber passive baseband ethernet, menggunakan kabel fiber optic. 10BaseFL mengatur penomoran komputer di dan kedalam topologi start tanpa menggunakan repeater. Jangkuan segmen 10BaseFL dapat ditingkatkan hingga 1640feet – 500 meter.
10BaseT Menggunakan kabel UTP category 3, 4 atau 5. satu pasang kabel digunakan untuk transmisi data, satu pasang lainnya untuk receive data. Jangkuan maksimal 328 feet – 100 meter per-segment. Menggunakan HUB/Switch sebagai pengganti kosentrator dan repeater pada topologi start. Setiap HUB bisa dihubungkan untuk memperpanjang jaringan sampai 4 unit sehingga maksimal komputer tersambung bisa mencapai 1024 unit.
100BaseT Merupakan standart IEEE 802.3 100 Mbps baseband Fast Ethernet, menggunakan kabel UTP seperti 10BaseT. 100BaseT mengirimkan link pulse ke segmen jaringan lain ketika tidak ada traffic. Seri 100Base mempunyai beragam jenis berdasarkan metode akses data, diantaranya adalah 100BaseT, 100BaseTX dan 100BaseFX kecepatan tranmisi 100Base bisa melebihi kecepatan chip pendahulunya (seri 10Base) antara 2-20 kali (20-200 Mbps). Ini dibuat untuk menyaingi jenis LAN berkecepatan tinggi lainnya seperti FDDI, 100VG-AnyLAN dan lain sebagainya.
100BaseTX 100 Mbps baseband Fast Ethernet menggunakan kabel UTP/STP. Satu pasang kabel digunakan untuk transmisi data, satu pasang lainnya untuk receive data. Bergaransi sesuai time signal. Sebuah segmen 100BaseTX jangkuannya melebihi jarak 328 feet -100 meter per-segment.
100BaseFX Menggunakan 2 untai multimode kabel fiber optic per link. Bergaransi sesuai time signal. Sebuah 100BaseFX jangkuannya bisa melebihi 1312 feet – 400 meter per-segment.
100BaseX Standart untuk Fast Ethernet kabel fiber optic. Seperti 100BaseTX dan 100BaseFX berbasis standart IEEE 802.3.
II.5 Router
Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang berbeda. Router menentukan arah paket yang dikirimkan ke suatu alamat tujuan. Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju jaringan di luarnya. Router bekerja pada lapisan network layer dalam OSI. Umumnya router memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bridge dan dapat digunakan pada internetwork dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Router yang saling terhubung dalam internetwork akan ikut serta dalam menentukan jalur optimum yang akan dilalui paket dari satu sistem ke sistem lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, maka setiap LAN dianggap sebagai subnetwork yang berbeda.
Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak LAN jika memang diinginkan. Keuntungan menggunakan router [7]:
1. Isolasi trafik broadcast. Kemampuan ini memperkecil beban internetwork pada router, karena trafik jenis ini dapat diisolasikan pada sebuah LAN saja. 2. Fleksibilitas. Router dapat digunakan pada topologi jaringan apapun dan tidak
peka terhadap masalah kelambatan waktu yang dialami jika menggunakan bridge.
3. Pengaturan prioritas. Router dapat mengimplementasikan mekanisme pengaturan prioritas antar protocol.
4. Pengaturan konfigurasi. Router umumnya lebih gampang dikonfigurasi daripada bridge.
5. Isolasi masalah. Router membentuk penghalang antar LAN dan memungkinkan masalah yang terjadi pada sebuah LAN yang akan diisolasikan.
6. Pemilihan jalur. Router umumnya lebih cerdas daripada bridge dan dapat menentukan jalur optimal antara dua sistem.
Kerugian menggunakan router:
1. Biaya. Router umumnya lebih kompleks daripada bridge dan lebih mahal. Overhead pemrosesan pada router lebih besar sehingga throughput yang dihasilkannya dapat lebih rendah daripada bridge.
2. Pengalokasian alamat. Dalam internetwork yang menggunakan router, proses memindahkan sebuah mesin antar LAN berarti juga mengubah alamat network pada sistem tersebut.
Gambar 2.8 Penerapan Router Dalam Jaringan LAN [8]
Gambar 2.12 menjelaskan tentang pemakaian router pada jaringan LAN. Router menjadi pusat di mana LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 saling terhubung. Dengan router inilah semua informasi dari luar dapat dijalurkan ke LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 atau sebaliknya.