4.1 Administrasi dan Karakteristik Fisik Wilayah 4.1.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Wilayah
Kabupaten Katingan merupakan wilayah yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, ibukotanya terletak di Kasongan, dengan koordinat geografis antara 0º 20' - 3º 38' Lintang Selatan dan 112º 00' - 113º 45' Bujur Timur. Sebelah utara Berbatasan dengan dengan Kabupaten Malawi Provinsi Kalimantan Barat; sebelah timur dengan Kabupaten Gunung Mas, Kota Palangkaraya, dan Kabupaten Pulang Pisau; sebelah selatan dengan Laut Jawa; sedangkan sebelah barat dengan Kabupaten Kotawaringin Timur serta Kabupaten Seruyan.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 20.403 km2
(2.040.300 Ha), sekitar 11,59 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Katingan saat ini terdiri dari 13 kecamatan dan 161 desa/kelurahan. Pada tahun 2010, dua diantaranya yaitu Kecamatan Petak Malai dan Bukit Raya merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Sanaman Mantikei dan Katingan Hulu. Kecamatan Kamipang merupakan kecamatan yang memiliki persentase luas kecamatan terhadap luas kabupaten terbesar. Kabupaten ini dilintasi oleh Sungai Katingan yang memiliki panjang ± 650 Km, lebar ± 300 m, serta kedalaman ± 6 m dengan banyak anak sungai, meliputi: Sungai Kalanaman, Sungai Samba, Sungai Hiran, Sungai Bemban, Sungai Senamang, Sungai Bulan, Sungai Kalarau, Sungai Baraoi, Sungai Taranei, Sungai Sebangau Besar, dan Sungai Sebangau Kecil. Dari luas wilayah tersebut terbagi ke dalam dua kawasan besar yaitu kawasan pasang surut yang merupakan daerah potensi pertanian tanaman pangan, dan kawasan non pasang surut yang merupakan potensi lahan perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta.
Dari luas wilayah tersebut terbagi ke dalam dua kawasan besar yaitu kawasan pasang surut yang merupakan daerah potensi pertanian tanaman pangan, dan kawasan non pasang surut yang merupakan potensi lahan perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, tentu saja strategi dan kebijakan pembangunan daerah ditempuh dengan cara yang berbeda berdasarkan karakteristik kawasan tersebut.
4.1.2 Kondisi Iklim
Keadaan iklim ditentukan dari data curah hujan yang ada di Kabupaten Katingan dan sekitarnya pada saat ini. Penentuan tipe curah hujannya didasarkan pada klasifikasi dari Schimdt-Ferguson (1951), dengan kriteria bulan kering (BK) jika curah hujan < 60 mm/bulan, bulan lembab jika curah hujan 60 – 100 mm/bulan, dan bulan basah (BB) jika curah hujan > 100 mm/bulan. Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh, Kabupaten Katingan mempunyai iklim dengan klasifikasi tipe B yakni tergolong dalam kondisi iklim basah. Jumlah curah hujan per tahun di Kabupaten Katingan sebesar 2320,6 mm.
Suhu udara di Kabupaten Katingan sangat bervariasi dengan suhu rata-rata 26,8 oC (variasi kisaran antara 26,2 oC – 27,7 oC). Suhu udara rata-rata minimun 25,5 o
o
C terjadi pada bulan Agustus. Intensitas penyinaran matahari rata-rata tahunan cukup tinggi (53%) dan sumber daya air yang cukup banyak (8,76% dari luas Kabupaten Katingan) sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal. Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Desember - Maret, sedangkan bulan kering/kemarau jatuh pada Juli sampai dengan September.
4.1.3 Jenis Tanah, Kelerengan dan Geologi
Keadaan jenis tanah di Kabupaten Katingan saat ini secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 ordo. Ketiga ordo tersebut adalah : Histosol (Gambut), Entisol (Alluvial), dan Spodosol/Podsol (Pasir). Menurut Bappeda (2011), jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut:
- Podsolik Merah Kuning: tanah ini sering dijumpai terletak menyebar di tengah sampai hulu sungai seperti Kecamatan Katingan Hulu dan Kecamatan Marikit - Kompleks Podsolik: tanah ini tersebar di tengah, seperti Kecamatan Pulau
Malan, Tewang Sg Garing dan Katingan Hilir
- Kompleks Regosol: dijumpai menyebar di bagian timur Kec. Tasik Payawan. - Alluvial: banyak terdapat di sekitar daerah aliran sungai katingan serta di
daerah pantai sampai kebagian tengah kecamatan kamipang.
- Organosol: terdapat di Kecamatan Mendawai dan sedikit di Kecamatan Katingan Kuala
- Oksisol (lateritik): terdapat di bagian hulu Kecamatan Sanaman Mantikei. Secara topografis, wilayah Kabupaten Katingan di sekitar aliran Sungai Katingan mudah tergenang, berawa-rawa dan merupakan endapan serta bersifat organic dan asam. Wilayah daratan dengan ketinggian 0-7 m dari permukaan laut memiliki luasan 120.030 ha atau 11,16% dari luas wilayah, yang memiliki sifat datar sampai bergelombang, terkadang tergenang. Wilayah dengan ketinggian 100-500 m dari permukaan laut memiliki luasan 105.293 ha atau 9,79% dan lokasinya menyebar. Wilayah dengan ketinggian di atas 500 m mempunyai sifat berbukit sampai bergunung dengan kelerengan lebih dari 40% dan sangat potensi erosi. Sebagian besar wilayah Kabupaten Katingan mempunyai kelerengan 0-15%, meliputi 1.442.235 ha atau 71,04% dari total wilayah. Wilayah dengan kelerengan di atas 40% mempunyai areal yang paling sedikit, khususnya penyebarannya terkonsentrasi di bagian utara, dimana wilayahnya mempunyai ke-tinggian di atas 500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Katingan dalam bentuk peta topografis digambarkan dalam Gambar 9.
Secara geologi bagian utara merupakan jalur mineralisasi yang dikenal dengan “Sabuk Emas Kalimantan” yang menghasilkan Au. Ag. Cu. Zn. Pb. Fe dan Batu Mulia serta mineral-mineral industri seperti Batuan Beku. Pasir Kwarsa. Zirkon. Urutan formasi batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat dirincikan sebagai berikut : Batuan Malihan Pinoh, Batuan Gunungapi, Tonalit Sepauk, Formasi Tanjung, Batuan Gunungapi Malasan, Formasi Montalat, Batuan Terobosan Sintang, Formasi Warukin, Formasi Dahor dan Aluvium. Kabupaten Katingan dalam bentuk peta secara geologi digambarkan dalam Gambar 10.
33
35
4.1.4 Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Katingan sesuai sensus penduduk tahun 1990 berjumlah 99.531 jiwa; dan data sensus tahun 2000 berjumlah 120.429 jiwa. Pada tahun 2003 penduduk Katingan berjumlah 125.828 jiwa dan pada tahun 2007 naik menjadi 138.995 jiwa. Pada Tahun 2011, menurut BPS Kabupaten Katingan (2012), Jumlah penduduk Kabupaten Katingan adalah 150.642 Jiwa dengan laki-laki berjumlah 78.866 jiwa dan perempuan berjumlah 71.776 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk tiap tahun berfluktuasi. Pertumbuhan penduduk yang menurun terjadi pada tahun 2006, 2008, 2009, dan 2010. Grafik jumlah penduduk Kabupaten Katingan disajikan dalam Gambar 11.
Gambar 11 Penduduk Kabupaten Katingan Tahun 2003 - 2011
Sumber: BPS Kabupaten Katingan (2008, 2010, 2012)
4.1.5 Penggunaan Lahan
Menurut Bappeda (2011) luas penggunaan lahan menurut status peruntukan lahan di Kabupaten Katingan pada tahun 2009 adalah sebesar 1.780.000 Ha. Jenis penggunaan tanah yang paling banyak terdapat di Kabupaten Katingan berupa bukan lahan sawah yaitu lahan kering 806.986 ha dan lainnya mencapai 941.671 ha. Sedangkan lahan sawah hanya mencapai 34.343 Ha (1,76%), dan total lahan bukan sawah seluas 1.748.657 Ha (98,24%). Penutupan lahan (land cover) berupa hutan, yaitu sekitar 73,22 %. Kawasan yang tidak berpenutupan hutan sekitar 26,78 %. Sementara berdasarkan data sebaran gambut, sekitar 29,46% dari wilayah Kabupaten Katingan merupakan kawasan bergambut dan kawasan yang bergambut dalam dan tebal sekitar 9,39% dari luas wilayah Kabupaten Katingan secara admnistratif, yaitu seluas 1.750.000 Hektar.
4.2 Aktivitas Perekonomian Daerah 4.2.1 PDRB, Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Ekonmi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Katingan setelah pemekaran selalu positif dengan kecenderungan terus meningkat (lihat Tabel 9). Tahun 2003 laju pertumbuhan hanya 2,84% dan tahun 2011 meningkat menjadi 6,21 %. Dalam periode 2003 – 2011 perekonomian Kabupaten Katingan tumbuh rata-rata dengan 4,45 % per tahun. Laju pertumbuhan ekonomi tersebut dibawah target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Daerah Tahun 2004 – 2008 (Bappeda, 2011).
0 20 40 60 80 100 120 140 160 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Ri b u ( Ji w a )
Tabel 9 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Katingan atas dasar harga berlaku (ADHB) dan harga konstan (ADHK) tahun 2000 periode 2003 – 2011
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (dalam
juta rupiah)
Laju Pertumbuhan
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (dalam juta rupiah)
Laju Pertumbuhan 2003 1.192.875,65 9,36% 946.439,75 2,84% 2004 1.282.200,35 7,49% 976.563,03 3,18% 2005 1.460.818,64 13,93% 1.010.502,77 3,48% 2006 1.695.541,80 16,07% 1.049.310,75 3,84% 2007 1.898.132,91 11,95% 1.102.070,47 5,03% 2008 2.166.241,80 14,12% 1.157.368,94 5,02% 2009 2.376.872,32 9,72% 1.211.765,96 4,70% 2010* 2.664.919,05 12,12% 1.281.800,67 5,78% 2011** 3.035.674,21 13,91% 1.361.445,48 6,21%
Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kabupaten Katingan (2012)
Sektor pertanian masih merupakan sektor yang dominan dan menjadi andalan dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Katingan dibandingkan sektor-sektor yang lain, walaupun setiap tahun cenderung mengalami penurunan (lihat Tabel 10 dan Gambar 12). Pada tahun 2003 sektor ini menyumbang PDRB sebesar 49,98 % dan dalam perkembangannya terus menurun hingga kini di tahun 2011 hanya memberikan sumbangan 44,35 %. Penurunan peran sektor ini karena berkurang disebabkan peranan sub sektor kehutanan yang cenderung menurun secara signifikan sejak tahun 2005. Pada sub sektor lainnya, seperti perkebunan dan peternakan, justeru mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak 2005 hingga sekarang. Menurut Bappeda (2011) diperkirakan pada tahun-tahun berikutnya kontribusi sub sektor perkebunan akan terus meningkat.
Dalam pengembangan struktur ekonomi Kabupaten Katingan, perlu dicermati untuk mengembangkan subsektor industri pengolahan, yaitu dengan mengolah hasil pertanian menjadi barang jadi atau setengah jadi. Subsektor ini diharapkan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Kenyataannya subsektor ini terlihat stagnan dan cenderung tidak berubah di kisaran 6 % - 7 %.
Gambar 12 Grafik kontribusi Sub Sektor dalam sektor Pertanian Kabupaten Katingan 0 5 10 15 20 25 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan
37
Tabel 10 Kontribusi masing-masing Lapangan Usaha terhadap PDRB Kabupaten Katingan, Periode 2003 s/d 2011 (Atas Dasar Harga Konstan)
Lapangan Usaha Kontribusi Lapangan Usaha per tahun (%)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 49,98 50,03 47,36 46,04 46,15 45,50 45,35 44,97 44,35 a. Pertanian Pangan 7,91 7,92 7,62 7,68 7,61 7,11 7,23 7,29 7,07 b. Perkebunan 16,79 17,88 17,76 21,20 22,44 22,31 22,42 22,54 22,55 c. Peternakan 0,03 3,45 3,57 4,18 4,69 4,88 5,08 5,04 4,98 d. Kehutanan 14,00 12,85 10,96 5,50 3,97 3,77 3,30 3,27 3,24 e. Perikanan 7,89 7,93 7,45 7,48 7,43 7,44 7,33 6,82 6,51 2. Pertambangan dan Penggalian 1,15 1,10 4,27 4,26 4,10 4,09 4,14 3,83 3,63 3. Industri Pengolahan 6,85 6,88 6,72 6,65 6,47 6,68 6,72 6,66 6,58
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,16 0,15 0,14 0,15 0,15 0,15 0,14 0,15 0,15 5. Bangunan 2,23 2,11 2,16 2,43 2,56 2,74 2,96 3,32 3,52 6. Perdagangan, Hotel, Restoran 18,93 19,02 18,20 17,99 17,67 17,57 17,37 17,96 18,63 7. Pengangkutan dan Telekomunikasi 10,43 10,15 10,60 11,34 11,75 11,91 11,96 11,66 11,52 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
1,36 1,34 1,71 1,75 1,85 1,87 1,85 1,93 2,03
9. Jasa-jasa 8,91 9,21 8,84 9,38 9,30 9,49 9,50 9,53 9,58 JUMLAH (PDRB) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : diolah, BPS (2011)
4.2.2 Potensi Sektor Perekonomian 4.2.2.1 Sektor Pertanian
Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk desa/kelurahan di tiap kecamatan di Kabupaten Katingan adalah sektor pertanian, terutama sub sektor pertanian tanaman pangan. Sampai saat ini sub sektor pertanian tanaman pangan menyumbang sekitar 7% - 8% terhadap PDRB Kabupaten Katingan. Tabel 11 menunjukkan besarnya luas panen dan produksi tanaman pangan dalam kurun waktu 4 tahun ke belakang (2008 – 2011).
Tabel 11 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Katingan Tahun 2008 – 2011 Komoditas 2008 2009 2010 2011 Luas Produk si Luas Produk si Luas Produk si Luas Produk si (ha) (Ton) (ha) (Ton) (ha) (Ton) (ha) (Ton) 1 Padi 16.184 39.188 16.375 41.607 20.915 55.201 18.013 51.373 2 Jagung 84 165 120 235 202 391 63 121 3 Kedelai 32 35 42 46 287 331 211 254 4 Kacang Tanah 168 184 190 215 46 52 34 38 5 Kacang Hijau 21 17 12 10 1 1 7 6 6 Ubi Kayu 390 4.546 241 2.813 184 2.150 112 1.325 7 Ubi Jalar 142 988 121 844 85 593 64 455 8 Buah-buahan - 14.729 - 17.870 - - - 13.776 9 Sayuran - 10.842 896 3.230 266 - 441 113
Luas panen dan produksi yang ada di Kabupaten Katingan dapat disajikan pada tabel tersebut di atas. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam luas lahan dan produksi padi yang berasal terutama dari sawah. Meskipun di tahun 2011 luasan dan produksi menurun, secara keseluruhan komoditas padi memiliki kecenderungan yang positif baik secara luasan maupun produksinya.
4.2.2.2 Sektor Peternakan
Sub sektor Peternakan dan hasil-hasilnya memiliki kontribusi yang relatif kecil yaitu hanya sekitar 3,3% - 4,7% dalam pembentukan PDRB. Pengusahaan hasil peternakan di Kabupaten Katingan tersebar di 11 Kecamatan dengan produksi: Daging sapi/kerbau, Daging kambing, Daging babi, Daging unggas, Ayam dan Itik. Potensi peternakan Kabupaten Katingan dan produksi daging ternak tahun 2004 – 2007 tertera dalam Tabel 12.
Tabel 12 Potensi dan Produksi Ternak Kabupaten Katingan Tahun 2004 – 2007
Jenis Ternak
Potesi Peternakan (ekor) Produksi daging (ton) 2004 2005 2006 2007 2004 2005 2006 2007 Sapi 4.328 4.331 4.792 5.132 10,89 11,983 12,367 12,568 Babi 5.259 5.613 5.935 6.324 14,23 14,94 14,99 15,01 Ayam Buras 107.692 114.296 212.173 215.257 66,30 69,62 70,25 70,35 Kerbau 213 233 240 252 - - - - Kambing 524 543 573 586 0,18 0,20 0,27 0,33 Jumlah 118.232 126.465 223.713 227.551 91,6 96,73 97,88 98,26 Sumber: Bappeda (2008) 4.2.2.3 Sektor Perkebunan
Komoditi perkebunan mencakup hasil tanaman perkebunan baik yang diusahakan oleh masyarakat maupun yang dikelola oleh perusahaan perkebunan (perkebunan besar) seperti karet, kelapa dan sebagainya. Kondisi Luas, dan Produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Katingan Tahun 2004 – 2007 disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 13 Data Luas, dan Produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Katingan Tahun 2003 – 2007
No Komoditas 2004 2005 2006 2007
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi (ha) (Ton) (ha) (Ton) (ha) (Ton) (ha) (Ton)
1 Kelapa sawit 156 - 156 - 625 - 694 - 2 Karet 9.198 5.547 13.292 5.175 13.266 4.018 14.740 7.618 3 Kelapa dalam 3.515 2.302 3.195 1.844 3.163 1.460 3.514 1.150 4 Kopi 391 9.130 355 77 351 93 390 - 5 Kakao 316 7 285 6 - - - - 6 Pinang - - 13 1 13 1 14 2 7 Aren - - 5 - 5 - 5 - 8 Kapuk/Randu - - 6 0 6 0 7 1 9 Cengkeh - - 8 - 8 - - - 10 Jambu Mete 3 3 127 7 - - - - 11 Lada 91 91 336 4 - - - - Sumber : Bappeda (2008)
39
Untuk Perkebunan Besar Swasta (PBS) di Kabupaten Katingan sampai tahun 2007 berjumlah 28 buah yang sudah memperoleh Hak Guna Usaha (HGU). Perkebunan yang belum berproduksi tetapi sudah ada kegiatan pembukaan lahan untuk Pembibitan dan Penanaman berjumlah 10 PBS, sedangkan yang belum beroperasi dan sebagian baru memperoleh Persetujuan Prinsip berjumlah 16 PBS.
4.2.2.4 Sektor Perikanan
Kabupaten Katingan mengembangkan pembangunan di sektor perikanan dan kelautan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Dari sisi perencanaan dan pelaksanaan program, pembangunan bidang/urusan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Katingan sudah berlangsung dengan baik. Target produksi dan juga PAD yang diraih dalam periode 2003 – 2007 sudah dapat dilampaui. Namun demikian peranan sub sektor ini dalam PDRB cenderung menurun. Pada tahun 2003 sumbangannya terhadap PDRB mencapai 7,89% sedangkan tahun 2007 turun menjadi 7,43%.
4.2.2.5 Sektor Kehutanan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.292/Menhut-II/2011 tanggal 31 Mei 2011, tentang Perubahan Antar Fungsi Kawasan Hutan seluas ± 1.168.656 ha, Perubahan Antar Fungsi Kawasan Hutan seluas ± 689.666 ha dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan seluas ± 29.672 ha di Provinsi Kalimantan Tengah, diketahui data kawasan Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut :
1. Hutan Suaka Alam dan Wisata (HSAW) seluas ± 441.221,91 ha meliputi: - Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya seluas ± 125.354 ha.
- Taman Nasional Sebangau seluas ± 315.858 ha. 2. Hutan Lindung (HL) seluas ± 47.927,91 ha.
3. Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 379.838,05 ha. 4. Hutan Produksi Terbatas seluas ± 573.335,42 ha.
5. Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK) seluas ± 393.759,09 ha. 6. Areal Penggunaan Lain (APL) seluas ± 170.934,08 ha, termasuk didalamnya
Areal Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) seluas ± 17.299,32 ha. 7. Tubuh Air seluas ± 20.222,69 ha.
Produksi hasil hutan kayu di Kabupaten Katingan terus menurun seiring dengan lesunya kegiatan industri perkayuan dan juga perusahaan hutan yang berkurang sumber kayunya. Adapun target dan realisasi produksi kayu dapat dilihat dalam Tabel 14.
Tabel 14 Target dan Realisasi Produksi Kayu Bulat HPH No. Tahun RKT Target (m3) Realisasi (m3) Prosentase (%)
1. 2. 3. 4. 5. 2007 2008 2009 2010 2011 661.199 641.092 520.000 460.881 383.197 540.407 501.297 385.348 347.556 496.724 81,73 78,19 74,10 75,41 129,62 Jumlah 2.666.369 2.271.333 85,18
Sumber : Bidang Pengusahaan Hutan Dinas Kehutanan Kabupaten Katingan (2011)
Menurut Bappeda (2011) Penurunan produksi sub sektor kehutanan karena adanya pengetatan illegal logging yang berdampak pada penurunan hasil hutan terutama kayu-kayu log. Sekarang ini hasil hutan yang akan digalakkan adalah rotan, yang dulunya merupakan tanaman liar di hutan dan sekarang sudah mulai dibudidayakan. Hasil Hutan non kayu primadona Kabupaten Katingan ini ternyata juga tidak begitu besar produksinya, tercatat oleh Dinas Kehutanan (2011) hingga 2010 baru menghasilkan 30.411 batang dan 3.254 ton (rotan taman, rotan irit maupun rotan lainnya)
4.2.2.5 Sektor Pertambangan
Banyaknya cadangan berbagai macam bahan tambang wilayah Kabupaten Katingan, menjadikan Kabupaten Katingan merupakan daerah yang potensial untuk kegiatan pertambangan. Izin pertambangan yang telah dikeluarkan sampai dengan tahun 2007 sebanyak 29 buah.
Deposit tambang seperti emas, sirkon, kaolin, pasir kwarsa, batubara dan lain-lain terdapat di wilayah Tengah dan Utara, seperti :
a. Emas dan Sirkon terdapat di Sungai Hampalit/Kasongan dan Tumbang Sanamang.
b. Kaolin dengan deposit + 2,091,754 ton di Kasongan.
c. Bijih Besi dan Air raksa granit terdapat di Tumbang Sanamang.
4.2.2.6 Sektor Pariwisata
Keadaan obyek wisata di Kabupaten Katingan secara umum terdiri dari tiga kelompok, yaitu : (1) Obyek wisata alam yang meliputi taman nasional, taman hutan rakyat, taman laut, sungai, danau dan dataran tinggi, (2) Obyek wisata budaya yang meliputi pengelolaan peninggalan sejarah, pusat-pusat kesenian dan budaya, festival budaya, bentuk fisik bangunan perkampungan tradisional, upacara adat dan kehidupan masyarakat tradisional, (3) Obyek wisata minat khusus yang meliputi pusat industri, pusat budaya dan kerajinan. Obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Katingan misalnya Riam Jerawi, Taman Nasional Sebangau, Pusat Industri Rotan di Hampangen.
4.3 Kebijakan Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang
Penelitian ini mengkaji sejauh mana elemen dasar dan proses REDD+ tertuang dalam dokumen perencanaan di Kabupaten Katingan. Didalam sub bab bahasan ini kebijakan yang akan dipaparkan meliputi: (1) Peraturan Daerah No. 2 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Katingan Tahun 2005-2025, (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Katingan periode 2008 – 2013, dan (3)
Draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Katingan Tahun 2011 –
2031.
4.3.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Katingan Tahun 2005-2025
Sejak dimekarkan tahun 2002, Kabupaten Katingan baru memiliki dokumen RPJPD-nya pada tahun 2008, meskipun periode RPJPD direncanakan sepanjang
41
2005 -2025. Dokumen ini merupakan dokumen rencana pembangunan yang memiliki jangka waktu yang panjang, yaitu 20 tahun.
RPJPD Kabupaten Katingan sebagai dokumen perencanaan dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi para pihak (stakeholder) di Kabupaten Katingan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan yang disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif dan saling melengkapi. Dokumen ini disusun dengan tujuan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Katingan dalam periode 2005–2025.
Menurut Bappeda (2008) Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Katingan merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat untuk mendorong dan membangkitkan semangat dan kemampuan bersama membangun daerah agar dapat mandiri sejajar dengan daerah-daerah lain. Masalah-masalah mendasar yang terdapat di Kabupaten Katingan antara lain:
- Masih dijumpai penduduk dengan tingkat pendapatan rendah - Sulit menciptakan kesempatan kerja yang luas
- Minim investasi di berbagai sektor
- Masih tertinggal sektor pertanian dan perdesaan
- Masih terjadi penyusutan sumberdaya alam dan degradasi lingkungan - Sulitnya aksesibilitas
- Masih rendah kualitas pendidikan dan derajat kesehatan - Masih lemah penegakan hukum
- Belum mantapnya otonomi daerah - Belum jelas tapal batas wilayah
Secara substansi, RPJPD Kabupaten Katingan ini memuat pemahaman bersama tentang Visi, Misi dan Arah Pembangunan Daerah di berbagai bidang.
Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Katingan periode 2005 – 2025, adalah : “ Kabupaten Katingan yang Maju, Mandiri, Adil dan Sejahtera”. Indikator majunya suatu wilayah dalam hal ini dilihat dari berbagai aspek, yaitu aspek ekonomi (pendapatan, industri pengolahan, kelembagaan ekonomi yang kuat dan kondisi perekonomian yang stabil), aspek sosial politik (pendidikan, jumlah penduduk, angka harapan hidup, pelayanan sosial, peran serta masyarakat dan tersedianya infrastruktur).
Kabupaten Katingan mengangkat isu kemandirian dalam visinya, dimana langkah awal kemandirian dalam kabupaten ini adalah ketika berhasil dilakukan pemekaran wilayah. Kemandirian merupakan konsep yang dinamis karena mengenali bahwa kehidupan dan kondisi saling ketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-nilai yang mendasari dan mempengaruhinya. Cerminan kemandirian dapat dilihat dari aspek ketersediaan SDM yang tangguh, PAD yang meningkat, pemenuhan kebutuhan pokok sendiri dan keberlanjutan sumberdaya alam.
Masalah keadilan dan pemerataan merupakan ciri yang harus ditonjolkan dalam pembangunan Kabupaten Katingan. Semua rakyat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf kehidupan; memperoleh lapangan
pekerjaan; mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan; mengemukakan pendapat; melaksanakan hak politik; peduli terhadap keamanan masyarakat dan lingkungan; serta mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum. Dengan demikian, masyarakat yang berkeadilan berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender, maupun wilayah. Sementara “Sejahtera”, secara materil, merupakan terpenuhi nya pertumbuhan (ekonomi) yang ditandai dengan terus meningkat diikuti peningkatan pendapatan, kesehatan, pendidikan, rasa aman masyarakat serta diimbangi dengan pemerataan pendapatan, kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik.
Sebagai upaya merealisasikan masyarakat Kabupaten Katingan yang maju, mandiri, adil dan sejahtera tersebut, ditetapkan 6 (enam) Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Katingan, yaitu:
(1) Meningkatkan perekonomian rakyat dengan mengutamakan sektor pertanian dalam arti luas, pariwisata dan industri agar terwujud perekonomian rakyat yang tangguh dan berdaya saing tinggi.
(2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan pendidikan yang terencana agar tercipta produktivitas penduduk yang tinggi dan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Katingan yang semakin meningkat. (3) Membuka isolasi daerah melalui Pembangunan Infrastruktur sehingga
terjamin kelancaran arus barang, manusia, modal dan informasi dari dan ke Kabupaten Katingan secara cepat dan murah.
(4) Meningkatkan Pembangunan Sosial Budaya (termasuk kemitraan sosial dan kesetia-kawanan sosial), Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan Ketertiban agar supaya terwujud masyarakat Kabupaten Katingan yang bermoral, beretika, berbudaya dan berdaya saing tinggi.
(5) Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara bijaksana, menstabilkan keseimbangan ekosistem, menghemat penggunaan SDA, menghentikan pemborosan penggunaan berbagai sumber daya, menghentikan kerusakan lingkungan hidup agar terwujud pembangunan Kabupaten Katingan yang berkelanjutan.
(6) Memacu Pembangunan Bidang Pemerintahan agar terwujud tata pemerintahan yang baik dan bersih serta memantapkan pelaksanaan otonomi daerah dalam bingkai NKRI, meningkatkan kualitas pelayanan umum dengan menerapkan pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga pelaksanaan Otonomi Daerah semakin nyata dan bertanggung jawab sebagai perwujudan dari tata pemerintahan yang baik dan bersih.
4.3.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Katingan periode 2008 – 2013
Sesuai dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih. Dokumen ini merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang pada hakekatnya bertujuan menjadikan Kabupaten Katingan sebagai salah satu daerah yang maju dan berkembang melalui percepatan pembangunan di segala bidang.
Visi Kabupaten Katingan adalah Katingan Pusat Produksi dan Perdagangan Rotan Indonesia, yang sekaligus menjadikan komoditas rotan
43
sebagai ikon Katingan. Hal ini menjadikan pemerintah lebih fokus dalam program dan kegiatan pembangunannya, sehingga pihak swasta terdorong untuk melakukan investasi dan kesempatan kerja meningkat. Visi tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari konsep pemberdayaan ekonomi rakyat yang berkelanjutan
Perwujudan visinya dikembangkan dalam misi “Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Katingan Yang Maju, Mandiri, Dan Produktif Dalam Suasana Lingkungan yang Sehat”, melalui :
1. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Pembangunan prasarana dan sarana untuk membuka isolasi daerah.
3. Peningkatan kemampuan ekonomi rakyat melalui penyediaan prasarana /sarana serta pengembangan komoditas unggulan
4. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
5. Pembentukan kepemerintahan yang baik dan bersih (good governance) di Kabupaten Katingan melalui kebijakan otonomi daerah.
4.3.3 Draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Katingan Tahun 2011 – 2031.
Penataan ruang Kabupaten Katingan mempunyai tujuan yang didasarkan atas visi, misi dan masalah terkini yang ada di Kabupaten, yaitu : “Penataan