• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Kualitas Produk

2. Kadar Air

4. Viskositas Ostwald (Winarti, 2013)

5. Kekuatan gel (Winarti, 2013)

4. Prosedur Penelitian

a) Persiapan kultur Xanthomonas campestris

Kultur murni yang didapat dari Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya diperbanyak menjadi kultur stok dan disimpan pada

suhu 4

o

C. Setiap akan digunakan maka dibuat kultur kerja

dengan cara menginokulasikan 9 ose kultur stok ke dalam 200

ml Nutrient Broth kemudian diinkubasi pada suhu 30

o

C selama

24 jam lalu di bagi 5 % (15 ml), 7 % (21 ml), 9 % (27 ml) sesuai

perlakuan.

b) Persiapan Substrat

Limbah padat ampas tahu kering ditimbang 2500 gr untuk sekali

ulangan, kemudian dihidrolisis HCl 0,2 N sebanyak 5000 ml

untuk sekali ulangan lalu diaduk. Sterilisasi dilakukan dalam

autoklaf pada suhu 121

o

C tekanan 1 atm selama 15 menit lalu

disaring.

c) Pembuatan Gum Xanthan

 Tahap persiapan dimulai dengan penimbangan bahan–bahan

antara lain: substrat (300 ml), kultur Xanthomonas campestris

5 % (15 ml), 7 % (21 ml), 9 % (27 ml) dan gula 2 % (6 gr), 3 %

(9 gr), 4 % (12 gr) serta urea 1% (3 gr).

 Fermentasi : difermentasikan selama 4 x 24 jam dengan

aerasi.

 Pasteurisasi : pemanasan mencapai titik didih sekitar 80

o

C

selama 15 menit.

 Sentrifius : pemisahan supernatant dengan endapan selama

15 menit dengan kecepatan 1400 rpm.

 Pengendapan : supernatant yang diperoleh ditambahkan

isoprofil alkohol sebanyak 2x volume filtrat. Kemudian

didiamkan 1 x 24 jam pada suhu 30

o

C.

 Penyaringan : endapan kemudian disaring menggunakan

kertas saring yang telah dikeringkan.

 Pengeringan : endapan yang didapat dikeringan di kabinet

drayer 1x24 jam.

 Penggilingan : endapan yang sudah kering digiling dengan

blender.

Gambar 8. Persiapan kultur Xanthomonas campestris

Gambar 9. Persiapan substrat

Nutrient Agar

Stok Kultur

200 ml

menginokulasikan 9 ose

kultur stok di Nutrient

Broth

Inkubasi pada

t = 30

o

C, 24 jam

Ampas tahu kering ditimbang 2500 gr

Hidrolisis dengan 5000 ml HCL 0,2 N

Sterilisasi di dalam autoklaf pada

suhu 121

o

C tekanan 1 atm

selama 15 menit

Di saring menggunakan kain

saring

Filtrat substrat

Analisa :

 Total Xanthomonas campestris

Analisa :

Fermentasi

T = 30

o

C, 4x24 jam

Sentrifius

300 rpm, 15 menit

 Konsentrasi kultur

B1 =5% (15 ml) (v/v)

B2 = 7% (21ml) (v/v)

B3 = 9% (27 ml) (v/v)

Gum

Xanthan

Analisa :

 Rendemen

 Kadar air

 Kadar abu

 Viskositas

 Kekuatan gel

Pengeringan

T = 70

o

C, 1 x24 jam

Pengayakan 80 mesh

Penggilingan

(blender)

Penyaringan

(kertas saring)

Filtrat Substrat 300 ml

 Urea 1%

 Penambahan gula

A1 = 2% (6 gr) (b/v)

A2 = 3% (9 gr) (b/v)

A3 = 4% (12 gr) (b/v)

Pasteurisasi

T = 80

o

C, 15 menit

Endapan Filtrat

Pengendapan dengan

isopropil alkohol 2x

volume filtrat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari analisa bahan baku

yaitu kadar glukosa dan total bakteri Xanthomonas campestris. Analisa produk

gum xanthan meliputi analisa fisik yaitu rendemen, kadar air, kadar abu,

viskositas dan kekuatan gel.

A. Hasil Analisa Bahan Baku

1. Analisa Substrat

Biokonversi limbah padat ampas tahu menjadi gum xanthan diawali

dengan hidrolisis limbah padat ampas tahu untuk mendapatkan gula.

Proses pembentukkan gum xanthan secara mikrobial dibutuhkan gula

(glukosa) sebagai sumber karbon dalam proses fermentasi gum xanthan

oleh Xanthomonas campestris. Hasil hidrolisis limbah padat ampas tahu

dapat di lihat pada tabel 4.

Tabel 4.Hasil analisa glukosa pada ampas tahu

Sample Kadar Glukosa

Ampas Tahu 1,9 %

Hidrolisis limbah padat ampas tahu ini merupakan hidrolisis asam

yang menggunakan HCL. Menurut kinetika hidrolisis asam pada

konsentrasi tinggi tidak tergantung pada struktur kristal selulosa sehingga

lebih 90% gula dapat dihasilkan (Greithlein, 1978 didalam Adi 1994).

Konsentrasi gula substrat yang didapat untuk biokonversi menjadi gum

xanthan masih dalam kisaran konsentrasi pertumbuhan mikroba. Menurut

Palennari dan Rante (2009) konsentrasi awal substrat yang sesuai untuk

produksi gum xanthan berkisar 1-5%. Pengaturan konsentrasi gula

substrat sebesar 5% bertujuan agar optimalisasi proses fermentasi dapat

tercapai. Diketahui bahwa konsentrasi gula substrar dibawah 1% tidak

cukup untuk menunjang pertumbuhan mikroba sedangkan diatas 5%

menyebabkan tingkat konversi gula menjadi gum xanthan kurang optimal.

2. Analisa Total Bakteri Xanthomonas campestris

Analisa total bakteri awal dilakukan pada kultur yang akan digunakan

pada fermentasi substrat gum xanthan. Analisa ini dilakukan untuk

mengetahui total bakteri yang dimasukkan pada substrat. Hasil analis

terhadap total bakteri Xanthomonas campestris dapat dilihat pada Tabel

5.

Tabel 5. Hasil analisa total bakteri Xanthomonas campestris

Kultur Ulangan Total Bakteri

(log CFU/ml) (CFU/ml)

Xanthomonas

campestris

1 9,09 1,24 x10

9

2 9,06 1,17 x10

9

3 9,03 1,09 x10

9

Rata-Rata 9,06 1,17 x10

9

Hasil analisis total bakteri Xanthomonas campestris awal sebesar

9,06 log CFU/ml atau 1,17x10

9

CFU/ml. Pada penelitian Rottava et al

(2009), menggunakan inokulum Xanthomonas dengan konsentrasai 10

11

CFU/ml untuk menghasilkan gum xanthan dari beberapa strain

Xanthomonasyang berbeda.

3. Hasil Kualitas Produk

Analisis terhadap kualitas produk meliputi rendemen, kadar air, kadar

abu, viskositas, dan kekuatan gel.

1. Rendemen

Berdasarkan hasil analisis ragam rendemen (Lampiran 2)

menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan konsentrasi kultur dan

penambahan gula menunjukkan adanya interaksi yang nyata (p ≤

0,05). Nilai rata-rata rendemen gum xanthan di peroleh sekitar 5,241

%-7,506%.

Nilai rata-rata rendemen gum xanthan dari perbedaan konsentrasi

kultur dan penambahan gula selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

6.

Tabel 6.Nilai rata-rata rendemen gum xanthan perlakuan konsentrasi

kultur dan penambahan gula.

Perlakuan

Nilai rata-rata

rendemen (%)

Penambahan

gula

Konsentrasi

kultur

2%

5 % 6,013 + 0,092

c

7 % 5,666 + 0,140

d

9 % 5,520 + 0,069

de

3%

5 % 7,506 + 0,333

a

7 % 6,906 + 0,161

b

9 % 6,213 + 0,140

c

4%

5 % 5,493 + 0,128

def

7 % 5,360 + 0,040

ef

9 % 5,241 + 0,042

f

Keterangan : angka yang didampingi oleh huruf yang berbeda

menunjukkan perbedaan yang nyata (p≤0.05).

Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata rendemen gum

xanthan dengan penambahan gula 3% : konsentrasi kultur 5%

menunjukkan rendemen tertinggi yaitu 7,506 % sedangkan nilai

rata-rata rendemen gum xanthan dengan penambahan gula 4% :

konsentrasi kultur 9% menunjukkan rendemen terendah yaitu 5,24 %.

Hubungan antara perlakuan konsentrasi kultur dan penambahan gula

pada rendemen gum xanthan ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 11. Hubungan antara konsenterasi gula dan konsentrasi

kultur terhadap rendemen gum xanthan.

Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa peningkatan konsentrasi

kultur dan penambahan gula cenderung menurunkan rendemen gum

xanthan. Hal ini disebabkan larutan substrat yang semakin pekat

seiring dengan penambahan gula yang menyebabkan terjadinya

osmosis sehingga metabolisme kultur terganggu dalam mensintesa

substart menjadi gum xanthan. Hal ini diperkuat oleh Souw dan

Demain (1979) bahwa konsentrasi sumber karbon mempengaruhi

hasil gum xanthan jika konsentrasi substrat yang tinggi akan

menghambat pertumbuhan, konsentrasi sumber karbon yang disukai

Xanthomonas campestris+ 2%-4%.

Glukosa merupakan bahan baku dalam fermentasi gum xanthan

oleh bakteri Xanthomonas campestris. Kadar glukosa dan

konsentrasi kultur bakteri Xanthomonas campestris merupakan 2

faktor yang berpengaruh terhadap gum xanthan yang dihasilkan.

Untuk memfermentasi bahan baku tersebut agar menghasilkan gum

xanthan maka diperlukan bakteri Xanthomonas campestris(Souw dan

Demain, 1979).

Menurut Souw dan Demain (1979), volume inokulum untuk

fermentor produksi adalah antara 5-10 % dari volume kaldu total

dalam bejana. Jumlah tahapan untuk menekan sementara sintetis

xanthan dengan membangun sel dan meningkatkan volume biorektor

produksi.

Pada konsentrasi kultur yang tinggi sintesa substart menjadi gum

xanthan semakin menurun disebabkan metabolisme sel yang

terganggu adanya penambahan gula. Hal tersebut juga diperkuat

oleh Mabrouk (2013), proses produksi xanthan terkait dengan

pertumbuhan bakteri. Inokulum build-up bertujuan untuk

meningkatkan konsentrasi sel tetapi meminimalkan produksi xanthan

karena disekitar sel menghambat transportasi massa nutrisi dan

memperpanjang fase lag pertumbuhan.

Selain glukosa dan kultur, oksigen merupakan syarat mutlak untuk

pertumbuhan mikroba aerob. Suplai oksigen saat fermentasi

kemungkinan kurang mencukupi untuk pertumbuhan bakteri,

sehingga kekurangan oksigen menyebabkan berkurangnya produksi

energi pertumbuhan sekaligus mengalihkan alokasi penggunaan

substrat untuk pemeliharaan sel, sehingga mengurangi produksi gum

xanthan. Keadaan ini sejalan dengan hasil analisa viskositas gum

xanthan (Palennari dan Rante, 2009).

2. Kadar air

Berdasarkan hasil analisis ragam kadar air (Lampiran 3)

menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan konsentrasi kultur dan

penambahan gula menunjukkan tidak adanya interaksi yang nyata (p

> 0,05) tetapi masing-masing perlakuan berbeda nyata (p < 0,05).

Nilai rata-rata kadar air gum xanthan dari perlakuan perbedaan

konsentrasi kultur dan penambahan gula selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Nilai rata-rata kadar air gum xanthan perlakuan penambahan

gula.

Penambahan Gula Nilai rata-rata kadar air (%)

2% 10,489 + 0,151

a

3% 10,436 + 0,121

ab

4% 10,347 + 0,100

b

Keterangan : angka yang didampingi oleh huruf yang berbeda

menunjukkan perbedaan yang nyata (p≤0.05).

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air gum

xanthan antara 10,347%-10,489%. Perbedaan penambahan gula

berpengaruh terhadap kadar air gum xanthan karena gula sebagai

“dehydrating agent”. Gugus hidroksil dari molekul gula dapat

membentuk ikatan hidrogen intramolekul dengan molekul air

membentuk hidrat yang stabil dan air terperangkap dalam gel

(Gardjito dan Sari, 2005). Kadar air gum xantan tertinggi di dapat

pada penambahan gula 2% dan kadar air gum xanthan terendah

didapat pada penambahan gula 4%. Hal ini terjadi karena semakin

tinggi konsentrasi gula semakin tinggi pula kelarutan gula dalam

substrat sehingga mikroba tidak dapat mensintesis substrat menjadi

gum xanthan. Dengan demikian substrat yang terbentuk lebih rendah

sehingga air yang diikat juga semakin rendah. Hal tersebut diperkuat

oleh Buckle et al (1987) gula mempunyai sifat daya larut yang tinggi,

kemampuan mengurangi kelembaban relatif dan kemampuan

mengikat air yang ada sehingga tidak tersedia untuk pertumbuhan

mikroorganisme.

Tabel 8. Nilai rata-rata kadar air gum xanthan perlakuan konsentrasi

kultur.

Konsentrasi Kultur Nilai rata-rata kadar air (%)

5% 10,544 + 0,095

a

7% 10,444 + 0,840

b

9% 10,282 + 0,061

c

Keterangan : angka yang didampingi oleh huruf yang berbeda

menunjukkan perbedaan yang nyata (p≤0.05).

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air gum

xanthan antara 10,282%-10,544%. Perbedaan konsentrasi kultur

berpengaruh terhadap kadar air gum xanthan karena kultur

mempengaruhi terikatnya air dalam bahan. Kadar air gum xantan

tertinggi di dapat pada konsentrasi kultur 5% dan kadar air gum

xanthan terendah didapat pada konsentrasi kultur 9%. Hal ini terjadi

disebabkan adanya kompetisi Xanthomonas campestris dalam

metabolisme sehingga semakin sedikit substrat yang tersintesa dan

menyebabkan air yang terikat lebih kecil. Menurut Fardiaz (1989),

gum xanthan merupakan hidrokoloid alami hasil fermentasi bakteri.

Jika hidrokoloid ini membentuk gel, maka sebagaian air bebas dalam

bahan pangan akan terikat sehingga nilai AW akan turun dan jumlah

air bebas yang dapat dipakai oleh mikroba untuk hidup akan

berkurang juga (Widyaningtyas, 2014).

Penurunan kadar air juga dapat disebabkan karena adanya udara

yang terperangkap dalam larutan gum xanthan dapat menurunkan

tegangan permukaan (interface) antar molekul dalam larutan tersebut

sehingga mempermudah penguapan air pada proses pengeringan.

Semakin banyak kadar air yang dapat diuapkan maka kadar air dalam

bahan kering semakin kecil. Standar mutu kadar air gum xanthan

menurut Food and Drug Administrationberkisar < 15%. Kadar air dari

gum xanthan penelitian ini masih memunuhi standar mutu yaitu 10,28

%-10,48 %. Keadaan ini sejalan dengan hasil analisa kekuatan gel

gum xanthan.

Dokumen terkait