• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.2. Kadar Zat Pewarna Pada Minuman Sirup dan Sirup

Penelitian secara kuantitatif pada 20 sampel yaitu minuman sirup dan sirup dengan menggunakan metode Gravimetri. Metode ini dilakukan untuk mengetahui kadar zat pewarna pada minuman sirup dan sirup. Penelitian secara kuantitatif ditemukan kadar yang bervariasi pada 20 sampel. Dari 20 sampel minuman sirup dan sirup yang diperiksa, 18 sampel menggunakan zat pewarna sintetis yang diizinkan, yaitu pada minuman sirup dan sirup yang dijual di SD Negeri No. 107955 sebanyak 8 sampel sebagai berikut pada minuman sirup kuning menggunakan zat pewarna Sunset Yellow dan Tartrazine dengan kadar 0,18 mg, dan pada sirup cap Pinguin warna kuning menggunakan Sunset Yellow dan Tartrazine dengan kadar 0,30 mg, minuman sirup merah menggunakan Ponceau 4R, dengan kadar 0,14 mg, pada sirup merah cap Mega Sari menggunakan Ponceau 4R, dengan kadar 0,25mg, dan pada minuman sirup kuning menggunakan Tartrazine sebesar 0,12 mg, dan sirup cap Pinguin Kuning menggunakan Tartrazine dengan kadar 0,35 mg.

Pada SD Negeri No. 107982 yaitu minuman sirup kuning yang menggunakan zat warna Sunset Yellow, dan Tartrazine dengan kadar 0,16 mg, dan sirup yang digunakan adalah sirup Pohon Pinang yang menggunakan zat warna Sunset Yellow dengan kadar 0,32 mg.

Pada SD Negeri No. 101899 yaitu minuman sirup merah menggunakan Ponceau 4R dengan kadar 0,18 mg, sirup Mega Sari menggunakan zat pewarna Ponceau 4R dengan kadar 0,23mg. Minuman sirup kuning menggunakan zat pewarna Sunset Yellow dan Tartrazine dengan kadar 0,11 mg, dan sirup kuning cap Y menggunakan zat pewarna Sunset Yellow dan Tartrazine dengan kadar 0,38mg.

Pada SD Negeri No. 105356 yaitu minuman sirup merah yang menggunakan zat pewarna Ponceau 4R dengan kadar 0,12 mg, dan sirup merah cap Padi Merah yang menggunakan zat pewarna Ponceau 4R dengan kadar 0,28 mg. pada minuman sirup kuning menggunakan zat warna Sunset Yellow, dan Tartrazine dengan kadar 0,10 mg, dan sirup kuning cap Padi Kuning menggunakan zat warna Sunset Yellow, dan Tartrazine dengan kadar 0,41 mg.

Pada SD Negeri No. 101901 yaitu minuman sirup kuning menggunakan zat warna Sunset Yellow dan Tartrazine dengan kadar 0,13 mg, dan sirup kuning cap Dewi Kuning yang menggunakan zat warna Sunset Yellow dan Tartrazine dengan kadar 0,37 mg.

Dari 20 sampel yang diperiksa, 18 sampel masih mengandung zat pewarna dan kadar yang sesuai dengan Permenkes RI no. 722/Menkes/Per/IX/1988. Dari hasil pemeriksaan terdapat 2 sampel yang menggunakan zat pewarna yang tidak diizinkan, yaitu pada minuman sirup dan sirup yang dijual di SD Negeri No. 107955. Pada minuman sirup merah menggunakan zat pewarna Ponceau 3R dengan kadar 0,09 mg dan sirup cap Pinguin merah menggunakan zat pewarna Ponceau 3R dengan kadar 0,18 mg.

Selama periode 1963-1970, dari hasil penelitian oleh FAO/WHO telah ditetapkan batas konsumsi perhari dari beberapa zat pewarna yang sering disebut dengan ADI. Hanya ada beberapa jenis zat pewarna yang sudah ditetapkan batas ADI yang dapat diserap oleh tubuh yaitu : Sunset Yellow sebesar 5,0 mg/kg, Eritrosin sebesar1,25 mg/kg, amarant 1,5 mg/kg, Indigotine sebesar 2,5 mg/kg, Fast Green sebesar 12,5 mg/kg dan Tartrzine sebesar 7,5 mg/kg (Winarno, 1997). Dari hasil

penelitian ini, zat pewarna yang termasuk dalam batas ADI adalah Tartrazine dan Sunset Yellow.

Pewarna Sunset Yellow, jika diasumsikan dengan BB rata-rata 70 kg, maka batas maksimum ADI yang dapat dikonsumsi adalah 350 mg/kg BB (jumlah ADI dikali BB) sehingga dapat diperkirakan jumlah maksimum yang dapat diserap tubuh untuk pewarna jenis sunset yellow sebesar 15,5 mg/hari (Winarno,1997). Dari pembahasan tersebut dapat diilustrasikan pada kelompok anak-anak dengan BB rata- rata 20 kg, maka batas ADI yang dapat dikonsumsi sebesar 100 mg/kg BB sehingga diperkirakan jumlah maksimum yang dapat diserap oleh tubuh adalah sebesar 4,4 mg/hari. Jika BB rata-rata 30 kg maka ADI yang dapat dikonsumsi sebesar 150 mg/kg BB sehingga dapat diperkirakan jumlah maksimum yang dapat diserap oleh tubuh adalah sebesar 6,6 mg/hari.

Pada pewarna Tartrazine diketahui batas maksimum ADI sebesar 7,5 mg/kg, jika diasumsikan dengan BB rata-rata 70 kg maka batas maksimum ADI yang dapat dikonsumsi adalah 525 mg/kg BB sehingga perkiraan jumlah maksimum yang diserap oleh tubuh untuk pewarna jenis Tartrazine adalah sebesar 16,3 mg/hari (Winarno, 1997). Dapat juga diilustrasikan untuk kelompok anak-anak dengan BB rata-rata 20 kg maka jumlah ADI yang dapat dikonsumsi sebesar 150 mg/kg BB sehingga perkiraan jumlah maksimum yang dapat diserap oleh tubuh adalah sebesar 4,6 mg/hari. Jika BB rata-rata 30 kg maka batas ADI sebesar 225 mg/kg BB dan perkiraan jumlah maksimum yang dapat diserap oleh tubuh adalah sebesar 6,9 mg/hari.

Dari hasil penelitian terhadap kadar zat pewarna pada minuman sirup menunjukkan bahwa kadar zat pewarna pada minuman sirup tersebut masih dalam batas yang diizinkan. Kadar zat pewarna yang paling besar terdapat pada minuman sirup kuning yang dijual di SD Negeri No. 107955 yaitu sebesar 0,18 mg dalam setiap 100 ml minuman sirup. Berdasarkan hasil wawancara kepada anak SD Negeri Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam terhadap frekuensi membeli minuman sirup yaitu yang membeli minuman sirup yang lebih dari enam kali di dalam satu minggu atau hampir setiap hari yang paling banyak terdapat pada anak SD Negeri No. 107955 sebanyak 14 orang (46,7%).

Dapat diasumsikan jika seorang anak sekolah dasar dengan berat badan 20 Kg membeli minuman sirup setiap hari sebanyak 250 ml dengan kadar zat pewarna yang terkandung pada minuman sirup tersebut sebesar 0,45 mg, atau membeli minuman sirup sebanyak 500 ml dengan kadar zat pewarna yang terkandung dalam minuman sirup tersebut sebesar 0,9 mg, kadar tersebut masih dalam batas yang dizinkan walaupun minuman sirup tersebut dikonsumsi sebanyak 500 ml di dalam satu hari, sebab kadar zat pewarna yang dapat diserap tubuh setiap hari pada anak dengan berat badan 20 Kg, adalah sebesar 4,4 mg/hari.

Kadar zat pewarna pada minuman sirup tersebut memang masih dalam batas yang aman jika dikaitkan dengan ADI atau batas konsumsi perhari, namun penggunaannya sebaiknya harus lebih diminimalkan sebab jika minuman sirup tersebut dikonsumsi walaupun dalam jumlah yang kecil secara berulang-ulang dan terus menerus akan dapat terakumulasi di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan (Cahyadi, 2006).

Yuliarti (2007), menyatakan penggunaan Tartrazine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi, selain dapat menyebabkan asma dapat pula menyebabkan hiperaktif pada anak. Sunset Yellow dapat mengakibatkan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan gangguan pencernaan.

Menurut Permenkes No. 722/Menkes/Per/V/1988, tentang jenis zat pewarna yang dinyatakan berbahaya digunakan pada produk pangan, salah satu diantaranya adalah Ponceau 3R. Dari hasil penelitian di atas diperoleh bahwa ada penjual minuman sirup di SD Negeri No. 107955 yang menggunakan zat pewarna Ponceau 3R. Berdasarkan hasil penelitian terhadap tindakan anak SD Negeri terhadap konsumsi minuman sirup menunjukkan bahwa minuman sirup masih sangat digemari anak-anak. berdasarkan data yang diperoleh dari SD Negeri No. 107955 terhadap 30 responden terdapat 14 orang atau (46,7%) yang membeli minuman sirup tersebut hampir setiap hari, 8 orang atau (26,7%) anak SD tersebut menyukai minuman sirup yang berwarna merah. Hal ini sangat berbahaya jika dikonsumsi secara terus menerus, sebab jika di dalam minuman sirup tersebut mengandung zat pewarna yang tidak diizinkan, sekecil apapun kadar yang terkandung di dalam minuman sirup tersebut sebaiknya tidak boleh dikonsumsi sebab zat pewarna yang dilarang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Menurut Syah (2005), zat pewarna Ponceau 3R ini dalam waktu yang lama (kronis) berpotensi mencetuskan kanker, sehingga sejak tahun 1984 penggunaan Ponceau 3R sudah ditarik dari peredaran.

Dokumen terkait