• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaitan SEO dengan Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham

Dalam dokumen ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA SA (Halaman 52-57)

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS

2.1.6. Kaitan SEO dengan Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham

Eckbo dan Masulis (seperti dikutip oleh Sunarjanto, 2007) mengungkapkan bahwa baik atau tidaknya kinerja keuangan perusahaan setelah melakukan SEO dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan, sedangkan untuk kinerja saham dapat dilihat dari return sahamnya. Adanya rasio-rasio keuangan dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan pasca adanya suatu kejadian, dalam hal ini adalah analisis kinerja keuangan setelah SEO. Kinerja saham dan kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari rasio-rasio keuangan, seperti likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, rasio pasar modal, diharapkan menjadi lebih meningkat setelah SEO.

Mereplikasi penelitian sebelumnya (Sukwadi, 2006; IM, 2006; Kurniawan, 2006; Harto, 2001; Sulistyanto dan Midiastuti, 2002; Putra, 2003; Natalia dan Rifka, 2009), maka ukuran rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan debt to equity ratio sebagai proksi rasio solvabilitas,

return on assets sebagai ukuran rasio profitabilitas, untuk rasio likuiditas diwakili

oleh current ratio, rasio pasar modal diukur dengan price to book value, sedangkan kinerja saham akan diukur menggunakan return saham.

2.1.6.1. Debt to equity Ratio

Debt to equity Ratio (DER) merupakan perbandingan total hutang yang

Schall dan Haley (1991) mengungkapkan bahwa tambahan dana hasil SEO dapat digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk kegiatan operasionalnya, sehingga dapat mengurangi pemakaian sumber dana yang berasal dari hutang karena dapat membebani perusahaan dengan resiko bunga yang tidak terbayar di saat kondisi perusahaan memburuk. Jadi setelah pelaksanaan SEO diharapkan

debt to equity ratio perusahaan menurun, sehingga resiko keuangan juga semakin

kecil.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Sunarjanto (2007) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada DER sebelum dan sesudah SEO. Namun hasil tersebut kontradiktif dengan penelitian Sukwadi (2006), yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan DER pada perusahaan yang melakukan right issue. Penurunan tersebut secara statistik cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa DER setelah SEO menunjukkan hasil yang positif, dimana perusahaan dapat mengurangi penggunaan hutang yang beresiko bagi kinerja perusahaan.

2.1.6.2. Return On Assets

Return on asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya (Prastowo dan Juliaty, 2005). Pelaksanaan SEO akan meningkatkan dana yang dimiliki perusahaan. Tambahan dana jika digunakan seefisien untuk ditanamkan pada investasi yang menguntungkan dapat mendukung terjadinya peningkatan laba. Semakin tinggi laba bersih maka rasio

ROA akan semakin besar dan menunjukkan profitabilitas perusahaan semakin baik (Natalia dan Rifka, 2009).

Penelitian pernah dilakukan oleh Putra (2003) menemukan bahwa ROA berbeda secara signifikan tetapi terjadi penurunan ROA setelah right issue. Hasil ini berbeda dengan penelitian IM (2006) yang menunjukkan bahwa ROA mengalami peningkatan pada satu tahun dan dua tahun setelah right issue. Hal ini menunjukkan bahwa ROA setelah SEO menggambarkan hasil yang positif, dimana perusahaan mengalami peningkatan laba.

2.1.6.3. Current Ratio

Current ratio (CR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar menggunakan aktiva lancarnya. Di samping itu CR dapat menunjukkan tingkat keamanan kewajiban jangka pendek (margin of safety) (Brigham dan Daves, 2001).

Schall dan Haley (1991) menyatakan bahwa perusahaan yang menerbitkan saham baru akan mengalami kenaikan aktiva lancar karena adanya kas masuk hasil pembayaran saham yang dibeli para investor. Pelaksanaan SEO akan membuat current ratio perusahaan mengalami peningkatan, yang menunjukkan bahwa kondisi perusahaan menjadi lebih likuid.

Penelitian pernah dilakukan oleh Putra (2003) menunjukkan hasil bahwa CR tidak berbeda secara signifikan. Namun penemuan tersebut kontradiktif dengan penelitian IM (2006) yang menunjukkan hasil bahwa CR signifikan mengalami peningkatan pada tiga periode terakhir yaitu pada saat right issue, satu tahun, dan dua tahun setelah right issue. Kenaikan CR sesudah SEO juga

ditemukan pada hasil penelitian Kurniawan dan Rusiti (2004), Sunarjanto (2007), dan Harto (2001). Likuiditas perusahaan mengindikasikan hasil yang positif pasca SEO, dimana posisi likuiditas perusahaan menjadi semakin baik setelah ada tambahan dana dari SEO.

2.1.6.4. Price to Book Value

Price to book value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar

menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001). Wardjono (2010) menyatakan bahwa tambahan dana hasil SEO dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengambil kesempatan investasi yang menguntungkan sehingga terjadi peningkatan laba perusahaan, dan berakibat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Rasio profitabilitas sangat diperhatikan oleh pemegang saham. Pemegang saham akan memilih rasio profitabilitas yang tinggi karena tingginya rasio ini mengindikasikan tingginya tingkat kembalian hasil investasi mereka. Pemanfaatan dana hasil SEO untuk keperluan investasi dapat menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi, sehingga semakin banyak investor yang akan menginvestasikan dananya dan semakin tinggi kepercayaan investor pada prospek perusahaan, tercermin dari nilai PBV perusahaan yang meningkat.

Penelitian IM (2006) menunjukkan hasil bahwa PBV signifikan mengalami peningkatan sebelum dan pada saat right issue. PBV menunjukkan hasil yang positif setelah SEO, karena investor semakin percaya pada prospek perusahaan yang melakukan SEO di masa depan.

2.1.6.5. Return Saham

Sesuai dengan penelitian Sulistyanto dan Wibisono (2003) bahwa kinerja saham diukur dengan menggunakan tingkat pengembalian (return). Dalam melakukan investasi, investor menginginkan tingkat keuntungan (return) yang tinggi di masa mendatang. Kinerja saham perusahaan berkaitan dengan perolehan harga dan nilai saham di pasar modal yang sangat dipengaruhi oleh kinerja operasi dan kinerja keuangan.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), apabila harga pelaksanaan emisi right ditetapkan sedemikian rendahnya, maka akan banyak orang yang tertarik untuk membeli saham. Permintaan saham akan naik diikuti dengan peningkatan harga saham. Teori tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pravita (2009), dalam penelitiannya disebutkan bahwa dengan melakukan

right issue, jumlah saham yang beredar semakin bertambah banyak, sehingga

kapitalisasi pasar saham meningkat dalam persentase yang lebih kecil dari pada persentase jumlah lembar saham yang beredar. Penambahan jumlah lembar saham di pasar akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut. Meningkatnya volume perdagangan saham perusahaan berarti saham yang diperdagangkan di pasar sekunder semakin likuid. Semakin banyak jumlah saham yang beredar maka secara teoritis likuiditas saham tersebut juga semakin tinggi. Saham dengan tingkat likuiditas tinggi akan memberikan return yang tinggi pula daripada saham dengan likuiditas rendah. Semakin tinggi return saham, semakin tinggi pula minat investor untuk memiliki saham tersebut. Dengan adanya SEO akan meningkatkan likuiditas saham selanjutnya dapat meningkatkan return saham tersebut.

Hasil penelitian Kurniawan (2006) menunjukkan hasil yang fluktuatif dan tidak signifikan pada rata-rata return lima hari sebelum dan sesudah right issue. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian Safitri dan Tandelilin (2000) menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada return saham untuk perusahaan yang melakukan right issue di pasar modal. Return saham yang meningkat pada hari keempat sampai hari pertama sebelum pengumuman right

issue, menurun sampai hari ketiga setelah right issue, dan kemudian kembali

meningkat lagi. Penemuan tersebut konsisten dengan temuan Natalia dan Rifka (2009) yang menunjukkan perbedaan yang signifikan pada return saham sebelum dan sesudah SEO

Dalam dokumen ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA SA (Halaman 52-57)