• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Model Desain Organisasi KUD Karya Teguh dan KPSBU Lembang Melalui Faktor-Faktor Dalam Profil Ciri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kajian Model Desain Organisasi KUD Karya Teguh dan KPSBU Lembang Melalui Faktor-Faktor Dalam Profil Ciri.

Model desain organisasi dapat dilihat melalui nilai rataan (Mean) dari

setiap kategori tanggapan pada faktor-faktor dalam profil ciri. Nilai rataan yang

lebih kecil atau sama dengan lima dapat digolongkan pada desain mekanistik,

sedangkan nilai rataan yang lebih besar dari lima digolongkan pada desain

organik. Hasil analisis terhadap faktor-faktor dalam profil ciri organisasi dengan

menggunakan tehnik Independent-Samples T Test, menunjukkan bahwa

perbandingan rataan dari kedua koperasi tersebut mempunyai rataan yang sama

atau tidak secara signifikan. Hasil perhitungan yang diperoleh dibandingkan

dengan nilai t tabel sebesar 1,645 dengan derajat bebas (db) = 50. Berikut penjelasan dari jawaban responden disertai dengan analisis variabel dari masing-

masing faktor pada profil ciri organisasi koperasi.

Setelah dilakukan identifikasi melalui profil ciri organisasi maka diperoleh

desain organisasi pada KUD Karya Teguh dan KPSBU Lembang. Hasil ini

diperoleh dengan mendiagnosis sejauh mana suatu organisasi mendekati sistem

mekanistik atau organik. Dengan kuesioner yang telah didesain oleh Likert

melalui 51 butir pertanyaan maka para responden mengungkapkan persepsi

mereka mengenai desain organisasinya. Rataan dari setiap kategori tanggapan

dikalkulasikan dan diplotkan untuk sepanjang kontinum yang melukiskan

ciri-ciri proses komunikasi, ciri-ciri proses interaksi, ciri-ciri proses pengambilan

keputusan, ciri-ciri penetapan sasaran dan pemberian perintah, ciri-ciri proses

kontrol serta sasaran prestasi dan latihan.

Profil ciri KUD Karya Teguh menunjukkan desain organisasi yang

organik, dimana semua variabel (51 butir pertanyaan) setelah dirataankan nilai

totalnya dari 26 responden KUD menunjukkan kepada sistem organik . Untuk

KPSBU desain organisasinya lebih bervariasi, selain organik terdapat juga

beberapa variabel yang menggambarkan sistem mekanistik. Terdapat 20 variabel

yang menunjukkan desain mekanistik pada KPSBU sedangkan 31 variabel

lainnya menunjukkan desain organik. Antara KUD dan KPSBU kebanyakan nilai

rataan berbeda signifikan. Diantara nilai-nilai yang berbeda terdapat juga

beberapa nilai rataan yang tergolong sama atau tidak signifikan perbedaannya.

Dari Gambar 4 dapat dilihat dengan jelas bagaimana profil organisasi dari dua

Berdasarkan desain organisasi dua koperasi, maka dapat diuraikan bahwa

terdapat variabel-variabel yang menunjukkan perbedaan antara koperasi yang top-

down (KUD Karya Teguh) dengan koperasi yang bottom-up (KPSBU). Perbedaan pada dua koperasi terdapat dalam faktor proses kepemimpinan yang digunakan

dan faktor ciri-ciri proses komunikasi.

Dalam faktor proses kepemimpinan yang digunakan, terdapat perbedaan

yaitu pada variabel :

• Kepercayan atasan terhadap bawahan,

• Perilaku atasan yang menunjang terhadap orang lain,

• Sikap atasan terhadap kebebasan berbicara bawahan dan

• Sikap atasan yang meminta pendapat bawahan dalam memecahkan masalah. Untuk variabel-variabel tersebut, pada KUD Karya Teguh atasan percaya

sepenuhnya dalam segala hal pada bawahan, atasan sepenuhnya menunjukkan

perilaku menunjang, bawahan benar-benar merasa bebas membicarakan masalah

pekerjaan dan atasan selalu meminta pendapat atau gagasan serta

memanfaatkannya maka sebaliknya pada KPSBU Lembang.

Pada faktor proses kepemimpinan yang digunakan terdapat empat

variabel dari lima variabel yang memiliki nilai rataan yang berbeda signifikan.

Perbedaan ini disebabkan dari kepemimpinan yang diterapkan pada kedua

koperasi, bila pada KUD Karya Teguh pemimpin yang ada lebih mengutamakan

Faktor ciri-ciri komunikasi juga diterapkan berbeda pada kedua koperasi

ini. Perbedaan ini dapat dilihat dari variabel-variabel sebagai berikut, yaitu :

• Arah arus informasi,

• Komunikasi ke bawah,

• Sejauh mana atasan mau meneruskan informasi pada bawahan,

• Cukup tidaknya komunikasi ke atas,

• Apakah komunikasi ke samping sudah memadai dan bagaimana ketelitiannya,

• Keeratan hubungan psikologis antara atasan dan bawahan,

• Sejauh mana atasan tahu dan mengerti masalah bawahan.

Pada KPSBU arah arus informasi sebagian besar ke bawah, komunikasi ke

bawah dimulai dipuncak organisasi, atasan hanya memberikan informasi yang

minimum pada bawahan, komunikasi ke atas terbatas, komunikasi ke samping

belum memadai dan teliti, keeratan hubungan psikologis atasan dan bawahan

kurang dan ketelitian pengertian atasan dan bawahan seringkali keliru, sebaliknya

pada KUD Karya Teguh.

Variabel yang mempunyai perbedaan yang paling signifikan dalam nilai

rataan yang diperoleh pada kedua koperasi adalah variabel komunikasi ke bawah

yang terdapat dalam faktor ciri proses komunikasi. Anggapan responden di KUD

Karya Teguh yang menyatakan bahwa komunikasi dimulai di semua tingkat

berbeda dengan KPSBU yang menganggap komunikasi ke bawah hanya di

puncak organisasi (hanya melaksanakan pengarahan dari puncak). Hal ini

disebabkan oleh perbedaan pola komunikasi yang terjadi pada dua koperasi

Perbedaan siginifikan lain dijumpai pada variabel sejauh mana fungsi

peninjauan kembali kontrol dipusatkan. Responden di KUD Karya Teguh

menganggap fungsi peninjauan kembali dan kontrol dilaksanakan disemua tingkat

dan tingkat bawah kadang-kadang melakukan peninjauan kembali yang lebih

mendalam serta kontrol yang lebih ketat dari puncak manajemen. Hal ini berbeda

dengan responden KPSBU yang menganggap fungsi peninjauan kembali dan

kontrol dipusatkan dipuncak manajemen.

Selain terdapat perbedaan koperasi top-down dan bottom-up, dari profil

ciri yang diperoleh juga terdapat keterkaitan antara dua koperasi yang berbeda

dalam pendiriannya ini. Keterkaitan yang ada dapat dilihat dari ciri-ciri proses

interaksi-pengaruh dan persamaan dalam ciri-ciri penyusunan tujuan. Pada ciri-

ciri proses interaksi dan pengaruh, baik KUD Karya Teguh maupun KPSBU

menyatakan bahwa :

• Banyak interaksi yang terjadi dan disertai kepercayaan yang besar,

• Banyaknya kerjasama kelompok diseluruh bagian,

• Baik atasan atau bawahan berpendapat bahwa bawahan dapat mempengaruhi sasaran, cara kerja dan kegiatan unit atau departemen,

• Atasan banyak berpengaruh terhadap sasaran dan kegiatan unit atau departemen

• Terdapatnya struktur yang efektif untuk meneruskan pengaruh ke segala arah. Pada faktor ciri-ciri penetapan sasaran dan perintah (penyusunan tujuan),

pada kedua koperasi menilai sasaran biasanya ditetapkan melalui peran serta

kelompok, sasaran yang tinggi diinginkan oleh semua tingkatan dan sasaran

Hal menarik yang ada pada gambar profil ciri organisasi yang ada ialah

adanya nilai rataan yang sama pada variabel kekuatan-kekuatan untuk menerima,

menentang atau menolak sasaran pada KUD Karya Teguh dan KPSBU. Hal ini

menunjukkan bahwa jawaban responden memiliki rataan yang sama pada kedua

koperasi dan mereka berpendapat pada koperasi tempat mereka bekerja penetapan

sasaran sepenuhnya diterima, baik secara terang-terangan ataupun sembunyi-

sembunyi.

Variabel-variabel lain yang ada keterkaitannya dapat dijumpai pada

variabel sebagai berikut, yaitu :

• Sejauh mana pengambil keputusan mengetahui masalah-masalah khususnya yang terjadi ditingkat bawah,

• Pada tingkat hierarki mana terdapat perhatian yang besar terhadap keberhasilan fungsi kontrol,

• Bagaimana ketelitian hasil pengukuran dan informasi untuk mengarahkan dan melaksanakan fungsi kontrol

• Sejauh mana pengaruh kehadiran kekuatan dalam mengubah informasi.

Selain adanya proses interaksi-pengaruh dan penyusunan tujuan yang

mirip, juga terdapat kesamaan proses kontrol. Hal ini ditunjukkan dari nilai rataan

pada proses kontrol dimana hanya terdapat satu variabel dari lima variabel pada

faktor ini yaitu mengenai sejauh mana fungsi peninjauan kembali kontrol

dipusatkan yang mempunyai perbedaan signifikan.

Terdapat hubungan antara keragaan organisasi dan keragaan usaha pada

kedua koperasi. Perbedaan jumlah asset yang ada pada kedua koperasi ada

hubungannya dengan desain organisasi yang diperoleh melalui pendapat

responden (terkait dengan karyawan pada kedua koperasi). Jumlah asset KPSBU

Lembang jauh lebih besar yaitu empat kali lipat lebih dari asset yang dimiliki

KUD Karya Teguh. Selain itu pada KUD Karya Teguh banyak terdapat jumlah

unit usaha dan dalam perkembangannya mengikuti pasar dan kurang jelas dengan

permintaan yang ada sedangkan pada KPSBU Lembang pembelian susu jelas

berasal dari para peternak sapi perah dan jumlah yang dijual juga jelas.

5.2. Perbandingan Model Desain Organisasi Berdasarkan Profil Ciri

Dokumen terkait