• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Kajian Empiris

Beberapa penelitian yang relevan dengan peran guru dan managemen kelas dalam peningkatan kecerdasan emosional adalah:

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rosmiati Ramli dan Nanang Prianto Vol. VIII No 1 tahun 2019 hal 24 yang berjudul “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional”. Hasil penelitian ini menyatakan peranan guru pendidikan Agama islam SMK Muhamadiyah Parepare berperan dalam memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa, baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran guna menciptakan siswa yang mampu mengendalikan emosionalnya agar menjadi siswa yang memiliki kecerdasan emosional. Peran guru PAI dalm membina kecerdasan emosional yaitu sebagai berikut: meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi diri, meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi, meningkatkan kemampuan mengenali emosi orang lain, dan meningkakan kemampuan memotivasi diri serta meningkatkan kemampuan membina hubungan social.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarip Munawar Holil Vol.4 No.2 tahun 2018 Hal 102-103 yang berjudul “Peran Guru PAI dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional(EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ)

Siswa SMP Negeri 1 Ciwaru”. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa peran guru PAI dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa di SMP Negeri 1 Ciwaru adalah sebagai pembuat program, pelaksana program, dan sebagai contoh atau suri tauladan. Bentuk perhatian seorang guru terhadap siswa berupa bimbingan, arahan, nasihat, motivasi belajar serta program-program yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Much Solehudin Vol.1 No.3 tahun 2018 Hal. 318-321 yang berjudul “Peran Guru PAI dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional(EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Siswa SMK Koputama Majenang ”. hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa Guru PAI SMK koputama majenang sudah berperan sebagai layaknya seorang guru, hal ini dibuktikan dengan guru yang sudah melakukan inisiator, evaluator dan suri tauladan. Namun dalam mengembangkan kecerdasan emosional membutuhkan waktu yang lama. Guru berupaya menjadi sosok yang dapat memotivasi serta memberikan program-program positif terhadap siswa agar memiliki kecerdasan emosional yang baik.

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Purnomo dan Feblilia Aulia Volume 3 Nomor 1 tahun 2018 yang berjudul “ Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Disekolah Dasar “ dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola kelas di SDN 77/1 Penerokan guru perlu mengatur siswa yang berada didalam kelas dulu agar mudah mengawasi. Guru juga mengatur fasilitas yang ada dikelas dengan baik, tak lupa kebersihan kelas tempat belajar

juga selalu diingatkan oleh guru. Jadi pengelolaan kelas sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kenyaman belajar guru dan siswa.

5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nisa Wiyati Ilahi dan Nani Imaniyati volume 1 nomo 1 tahun 2016 yang berjudul “ Peran Guru Sebagai Manajer Dalam Meningkatkan Efektivitas Proses Pembelajaran” dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru sebagai manajer sudah sangat efektif dalam menjalankan perannya ditandai dengan peningkatan dalam menyediakan sumber belajar. Pembelajaran yang dihasilkan juga meningkat. Jadi peran guru sebagai manajer memiliki pengaruh terhadap efektivitas proses pembelajaran.

6. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pascalian hadi Pradana Dan Dewi Masyitoh Volume 11 Nomer 1 tahun 2018 yang berjudul “Upaya Peningkatan Kecerdasan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Dalam Pendidikan Islam” yang menyatakan bahwa peran pendidikan agama Islam sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan sosio-emosional anak karena didalamnya terdapat pendidikan moral dan membentuk karakter moral anak yang lebih baik, mengingat anak seusia ini adalah usia keemasan. Meskipun adanya perbedaan cara mendidik anak antara yang diterapkan di sekolah dengan pendidikan yang didapat di rumah atau di lingkungan luar sehingga sangat penting pula peranan dari orang tua di rumah.

7. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni Astuti, Serli Marlina, Dadan Suryana Volume 5 Nomor 2 tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Kecerdasan Emosional Anak Usia

Dini di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Adzkia III Padang” dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kompetensi kepribadian guru terhadap kecerdasan emosional anak ditaman kanak-kanak Islam Terpadu Adzkia III Padang dengan sig> 0,05 dan sumbangan yang diberikan oleh kompetensi kepribadian guru 0,725 artinya bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecerdasan emosional anak. 8. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Minsih dan Aninda Galih D

Volume 5 nomor 1 tahun 2018 yang berjudul “ Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas” dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura dimulai dari perencanaan guru terhadap pembelajaran mulai dari pembuatan RPP hingga menyusun materi yang diajarkan. Peran guru dalam pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura sangat kompleks yaitu menjadi pengelola kelas atau pengelola pengajaran guru juga berperan sebagai fasilitator, motivator, demonstrator, mediator, dan evaluator.

9. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Candra Aditya A.I, Anwar Sutoyo, dan Edy Purwanto volume 4 nomor 2 tahun 2015 yang berjudul “Model Bimbingan Belajar Berbasis Hadits Nabi Salallahu’alaihi Wa Sallam Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional” dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil analisis deskriptif pada uji coba produk, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kecerdasan emosional siswa sebelum menerima layanan bimbingan belajar dan sesudah diberikan layanan bimbingan belajar berbasis hadits Nabi Salallahu’alaihi wa sallam.

Hasil penelitian menunjukan kenaikan rata-rata sebesar 17,75 % dari kategori sedang ke tinggi. Jadi model bimbingan belajar berbasis hadits nabi salallahu’alaihi wa sallam efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa dan peran guru dalam membimbing sangat efektif.

10. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Agustini, I Wayan Sujana, dan I Ketut Adnyana Putra volume 2 nomor 1 tahun 2019 yang berjudul “ Korelasi Antara Kecerdasan Emosional dengan Interaksi Sosial Siswa Kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat ” didapatkan simpulan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional semakin meningkat interaksi sosial siswa, serta hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan membentuk kecerdasan emosional dan interaksi sosial siswa di sekolah sehingga sekolah mampu menghasilkan siswa yang berkualitas.

11. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi dan Maria S.N volume 2 nomor 2 tahun 2017 dengan judul “Implementasi Manajemen Kelas Di Mts Jabal Nurrohman Kasreman Kabupaten Ngawi Jawa Timur” menyatakan bahwa manajemen kelas merupakan sebuah cara dilakukan sebuah lembaga (sekolah) dalam memudahkan seorang guru ketika menyampaikan pembelajaran. Dengan menciptakan situasi kelas yang kondusif dapat memotivasi siswa untuk mengeksplor prestasi belajar. Pembelajaran merupakan sebuah proses yang dimulai dari sebuah perencanaan yang matang. Menyusun Manajemen kelas merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.

12. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sumarno volume 24 nomor 1 tahun 2015 yang berjudul “ Model Konstruk kecerdasan emosional siswa SD” menyimpulkan bahwa siswa SD Kota medan memiliki Kecerdaan Emosional sedang, pola asuh merupakan faktor dominan yang mempengaruhi Kecerdasan emosional siswa. Maka perlu adanya aktifitas dari guru maupun orang tua untuk menumbuhkan relek sosial, seperti empati dan keinginan membantu orang lain.

13. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mursalin, Sulaiman, dan Nurmasyitah Vol. 2 No. 1 tahun 2017 halaman 107-109 yang berjudul “Peran Guru Dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas di Gugus Bungong Seulanga Kecamatan Syiah Kualakota Banda Aceh”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa dalam manajemen kelas dibutuhkan kemampuan guru yang cukup. Guru harus mampu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin serta membimbing siswa yang memiliki latar belakang, sifat, dan kemampuan yang berbeda-beda pula.