• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Adapun hasil penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:

Hasil penelitian Aluysius Pandu Saputra (2009) yang berjudul Keefektifan Implementasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI terhadap Hasil Belajar pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 26 Kota Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009. Simpulan dari penelitian tersebut adalah pembelajaran dengan pendekatan PMRI efektif terhadap hasil hasil belajar pada meteri pokok persamaan linear satu variabel siswa kelas VII SMP Negeri 26 Kota Semarang. Hasil penelitian berdasarkan uji t dua sampel,

diperoleh = 1,73 > = 1,673 pada taraf signifikansi 5%, sehingga ditolak. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 72,51 dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol adalah 67,15. Kedua kelas mempunyai rata-rata > 65, dan rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini berarti pembelajaran dengan pendekatan PMRI efektif terhadap hasil belajar.

Hasil penelitian lainnya yaitu karya Rinawati (2010) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Pokok Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan melalui Pembelajaran Matematika Realistik di SD Negeri Dumeling 02 Brebes. Simpulan dari penelitian tersebut adalah Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas belajar siswa kelas V SD Negeri Dumeling 02 tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan pecahan serta performansi guru di dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan tersebut diketahui setelah membandingkan hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II. Hasil penelitian siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 63,97 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 59%, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu 55,25%, dan persentase performansi guru sebesar 52,08%. Sedangkan pada silkus II rata-rata hasil belajar siswa 76,62, ketuntasan belajar siswa secara klasikal 74%, nilai rata-rata aktivitas siswa 71,75 dan skor persentase performansi guru dengan nilai 72,91%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan terhadap hasil belajar, aktifitas belajar siswa dan performansi guru pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Aluysius Pandu Saputra merupakan penelitian yang menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik dalam mata pelajaran matematika. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada metode penelitian, satuan pendidikan, materi, serta subjek yang diteliti. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Rinawati merupakan penelitian yang menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik dalam mata pelajaran matematika. Perbedaannya terletak pada materi dan subjek yang diteliti. Peneliti mengambil materi sifat-sifat bangun datar dan subjek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Kluwut 04 Bulakamba Brebes.

Penelitian-penelitian diatas menjadi bukti bahwa dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan performansi guru. Melihat keberhasilan penelitian dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik. Penelitian yang menjadi fokus peneliti adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa serta performansi guru kelas V pada materi sifat-sifat bangun datar melalui Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah Dasar Negeri Kluwut 04 Bulakamba Brebes.

2.3

Kerangka Berpikir

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang bersifat abstrak, sedangkan tahap berpikir siswa SD pada tahap berpikir konkret, sehingga umumnya siswa SD masih merasa kesulitan mempelajari materi pada pelajaran matematika yang bersifat abstrak. Dalam pembelajaran yang selama ini berlangsung, guru dalam menyampaikan materi lebih dominan menggunakan metode ceramah dan hanya menanamkan konsep tanpa mengaitkan antara materi pelajaran dengan permasalahan dari dunia nyata dan tidak melibatkan siswa secara langsung dalam memperoleh pengetahuannya sendiri. Pembelajaran matematika tersebut menyebabkan siswa kurang memahami konsep

Matematika

(mempelajari struktur yang abstrak)

• Siswa tidak aktif

• Siswa kurang memahami konsep pelajaran

• Siswa mudah lupa terhadap materi pelajaran

• Guru lebih dominan

menggunakan metode ceramah • Guru hanya menanamkan konsep • Guru kurang mengaitkan materi

dengan dunia nyata

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika

Pembelajaran Matematika Realistik

1. Pembelajaran menjadi bermakna dan hasil belajar siswa meningkat.

2. Siswa aktif dalam pembelajaran 3. Performansi guru meningkat

yang diberikan guru, meskipun paham siswa akan mudah lupa karena tidak mengalaminya secara langsung.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika adalah dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Melalui PMR siswa diajak untuk menyelesaikan masalah nyata sesuai dengan pengalaman atau strategi yang mereka miliki. Dengan demikian siswa terlibat secara langsung dalam menemukan konsep matematika sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa. Melalui tindakan guru menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik, dapat diduga bahwa hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan performansi guru dapat meningkat.

2.4

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir. Berdasarkan kerangka berpikir, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

(1) Melalui Pembelajaran Matematika Realistik, aktivitas belajar siswa kelas V pada materi sifat-sifat bangun datar di Sekolah Dasar Negeri Kluwut 04 dapat meningkat.

(2) Melalui Pembelajaran Matematika Realistik, hasil belajar siswa kelas V pada materi sifat-sifat bangun datar di Sekolah Dasar Negeri Kluwut 04 dapat meningkat.

(3) Melalui Pembelajaran Matematika Realistik, performansi guru dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar di kelas V Sekolah Dasar Negeri Kluwut 04 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

3.1

Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2008: 3). Dalam pelaksanaan PTK minimal terdiri dari 2 siklus dimana pada masing-masing siklus terdapat 4 tahap/langkah penting, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Keempatnya harus terencana sebaik mungkin agar pelaksanaan penelitian dapat terlaksana dan mendapat hasil yang sesuai dengan keinginan peneliti. Berikut ini merupakan gambaran langkah-langkah/prosedur yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2008: 16):

3.1.1 Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Rencana akan menjadi dasar dalam melaksanakan tindakan. Menurut Taggart dalam Aqib (2008: 30), bentuk-bentuk perencanaan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

(1) Membuat skenario pembelajaran.

(2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. Jika digunakan instrumen pengamatan tertentu, perlu dikemukakan bagaimana pembuatannya, siapa yang akan menggunakan dan kapan akan digunakan.

(3) Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

(4) Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

3.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan penelitian tersebut, yaitu mengenai tindakan yang akan dilakukan di kelas. Pada tahap tindakan, guru sekaligus sebagai peneliti melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran Matematika Realistik disertai dengan kegiatan observasi. Dalam tahap ini guru pelaksana harus berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus berlaku wajar dan tidak dibuat-buat.

3.1.3 Pengamatan

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam suatu penelitian yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Pengamat mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran dan mengamati guru saat melakukan tindakan dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Guru pelaksana penelitian juga berstatus sebagai pengamat. Guru pelaksana mengamati aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

3.1.4 Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada tahap refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, hambatan yang dijumpai, dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan serta penarikan kesimpulan. Pada tahap ini, peneliti mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

Dokumen terkait