• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kerangka Teoretis

1. Pengertian Strateti Pembelajaran Aktif

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan pendapat di atas, Wina Sanjaya juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.8 Lebih lanjut konsep pembelajaran aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan peroses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini adalah memposisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. Dalam proses pembelajaran aktif itu terjadi dialog yang interaktif antara siswa dan siswa, siswa dan guru atau siswa dengan sumber yang lain.9 Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran aktif siswa dilibatkan dalam krangka kerja guru, diberikan tanggung jawab memecahkan suatu masalah serta mencari solusi dari masalah tersebut.10

8

Wina Sanjaya. Op. Cit. hlm. 125

9 Hamzah Uno, Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. (Jakarta Bumi Aksara. 2011), hlm. 10

10C. George Boeree. Metode Pembelajaran dan Pengajaran. (Jokjakarta: Ar-Ruzz. 2010), hlm. 62

8

Berdasarkan penjelasan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif merupakan proses atau cara guru melaksanakan pembelajaran dimana terjadi interaksi yang multi arah, seperti interaksi guru dan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan guru bahwakan antara siswa dengan sumber belajar lainnya. Oleh sebab itu, keberhasilan pencapaian suatu mata pelajaran tergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat memperngaruhi adalah bagaimana cara atau strategi seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Siswa kurang terlibah aktif dalam proses pemelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Di sampig itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna. Akibatnya bagi guru yang melakukan pembelajaran hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Sejara sederhana pembelajaran aktif dapat diartikan sebagai suatu proses aktif yang dilakukan oleh siswa dengan jelas mengkonstruksi sendiri gagasan baru atau konsep-konsep baru atas dasar konsep, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimiliki. Lebih lanjut pembelajaran aktif dapat diartikan sebagai kemampuan beraksi dan berkreasi. Dalam hal ini aktif diartikan bahwa pada siswa aktif secara mental (berpikir dan belajar untuk dirinya sendiri), secara fisik (dengan menggunakan tangan, indra, serta material belajar lainnya), dan juga aktif berinteraksi satu sama lainnya dalam kelompok dan pasangan.11

9

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diidentifikasi ciri-ciri pembelajaran aktif sebagai berikut:

a. Pebelajaran berpusat pada siswa

b. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata

c. Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi d. Pembelajaran melayai gaya belajar anak yang berbeda-beda e. Pembelajaran mengorong anak untuk berinteraksi multiarah

f. Pembelajaran menggunakan lingkungan atau media sebagai sumber belajar

g. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar

h. Guru memantau kegiatan belajar siswa

i. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.12

Lebih lanjut mengajar bukan semata persoalan menceritakan dan belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng, yang bias membuahkan hasil belajar yang yang langgeng hanyalah belajar aktif.13Penjelasan senada juga dikemukakan oleh Syaiful Sagala bahwa mengajar siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajarmerupakan penentu utama kebrhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa .14

Bertolak dari penjelasan di atas, untuk mencapai tujuan tersebut maka keaktifan belajar perlu pada siswa. Hal ini sejalan pendapat yang dinyatakan oleh Hisyam Zaini bahwa belajar aktif itu sangat diperlukan oleh siswa untuk

Kementerian Agama Republik Indonesia. 2011), hlm. 63 12Hamzah Uno, Nurdin Mohamad. Op. Cit. hlm. 76

13Selberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung : Nusamedia. 2006, hlm. 9

10

mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? Karena salah satu faktor yang menyebabkan informasi cepat di lupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan kata-kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosof kenamaan dari Cina, konfusius. Dia mengatakan : Apa yang saya baca saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat dan apa yang saya lakukan saya paham.15

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pebelajaran aktif merupakan tndakna yang dilakkan oleh guru untuk membelajarkan siswa secara langusung dalam bentuk interaksi searah, dua arah maupun interaksi tiga arah. Pada hakikatnya interaksi dalam pebelajaran aktif yang dimaksud adalah melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.

2. Strategi pembelajaran aktif teknik tugas untuk pembelajaran dengan partner

Strategi pembelajaran aktif teknik tugas untuk pembelajaran dengan partner adalah salah satu cara yang efektif dan efesien untuk meningkatkan

11

pembelajaran yang aktif yaitu dengan cara membagi kelasa ke dalam bentuk berpasang-pasangan dan membuat kemitraan belajar. Dalam keadaan berpasangan seseorang sulit merasa di abaikan dan sulit juga untuk bersembunyi. Pembelajaran dengan partner dapat berlangsung dalm jangka waktu pendek atau jangka panjang. Partner belajar dapat menjalankan berbagai tugas singkat atau tugas yang memakan waktu lama.

Adapun langkah-langkah dalam penerapan strategi pembelajaran aktif teknik tugas untuk pembelajaran dengan partner sebagai berikut:

a. Guru meminta siswa untuk berbagi pendapat tentang materi pelajaran b. Guru meminta siswa untuk membahas pokok bahasan secara bersama-sama c. Guru meminta siswa memperaktikkan keterampilannya dengan partner

misalnya mempraktekkan cara melakukan umpan balik dan penjelasan tentang pokok bahasan

d. Guru meminta masing-masing pasangan untuk menyimpulkan pokok bahasan yang telah dipraktekkan.

e. Guru meminta masing-masing pasangan memberikan pertanyaan. f. Guru membahas jawaban dari pertanyaan siswa

g. Guru menguji sejauh mana pemahaman masing-masing partner dengan memberikan pertanyaan

h. Guru meminta siswa untuk memberikan pertanyaan.16

12

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Tugas Untuk Pembelajaran dengan Partner

Strategi pembelajaran aktif teknik tugas untuk pembelajaran dengan partner memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan di antaranya:

a. Membantuk melatih kecerdasan

b. Menciptakan aktivitas belajar siswa secara aktif dalam proses pembelajaran c. Melatih siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dalah belajar.

Adapun kekurangan strategi pembelajaran aktif teknik tugas untuk pembelajaran dengan partner di antaranya:

a. Membutukan waktu yang relatif lama dalam penerapannya di dalam kelas b. Dikhawatirkan adanya ketergantungan oleh siswa yang kurang aktif

kepada siswa yang lebih aktif

c. Membutuhkan pengawasan yang lebih dari guru untuk menjaga ketenangan suasana belajar17

4. Hasil Belajar

a. Pengertian

Sardiman mengemukakan beberapa prinsip dalam belajar yaitu belajar berarti mencari makna. Sehubungan dengan itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar yaitu sebagai berikut:

1) Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.

2) Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.

13

3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri. 4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan

dunia fisik dan lingkungannya.

5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.18

Menurut Winkel dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pembelajaran mengatakan belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap nilai.19

Berkaitan tentang hasil belajar, Sardiman mengemukakan pada intinya tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan, hasil belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, hasil belajar itu yaitu 1) Hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), 2) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif) dan 3) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).20

18Sardiman. Op. Cit. hlm.38.

19Winkel.W.S. Psikologi Pengajaran. (Jakarta: Grasindo. 1996), hlm. 59 20Sardiman. Op Cit. hlm. 28.

14

Menurut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.21 Tulus Tu’u mengatakan prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah dan merumuskan prestasi belajar sebagai berikut:

a) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. b) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya yang

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

c) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.22

Bila dicermati pendapat mengenai hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil belajar seseorang yang diperolah dari suatu proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperolehnya merupakan hasil dari evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh guru kepada siswanya. Penilaian tersebut dinterpretasikan dalam bentuk angka.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

21 Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta. 2004), hlm. 111.

22Tulus Tu,u. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: Grasindo. 2004), hlm. 75.

15

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri seseorang dan faktor luar (lingkungan sosial). Tulus Tu’u mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1) Kecerdasan

Artinya bahwa tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain sesuai macam kecerdasan yang menonjol yang ada dalam dirinya.

2) Bakat

Bakat diartikan sebagai kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tuanya.

3) Minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengarkan dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Minat dan perhatian yang tinggi pada suatu materi akan memberikan dampak yang baik bagi prestasi belajarnya.

4) Motif

Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dalam belajar, jika siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. 5) Cara belajar

Keberhasilan studi siswa dipengaruhi pula oleh cara belajarnya. Cara belajar yang efisien memungkinkan siswa mencapai prestasi yang tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien sebagai berikut:

1) Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar

2) Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima

3) Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha menguasai sebaik-baiknya

4) Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal. 6) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa.

16

Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa.23

Berdarsarkan kajian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi atau hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dipengaruhi oleh faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa). Dari luar diri siswa termasuklah di dalamnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pkn.

B. Penelitian yang Relevan

Nurafni Yulita tahun 2009 dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Tugas untuk Pembelajaran dengan Partner untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Negeri 031 Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur”.24 Adapun metode penelitian yang digunakan oleh Nurafni Yulita yaitu penelitian tindakan kelas dengan pendekatan deskriptis kuantitatif.

Berdasarkan judul di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu sama-sama menerapkan strategi pembelajaran aktif teknik tugas untuk pembelajaran dengan partner dalam proses pembelajaran. Sedangkan yang menjadi perbedaan adalah Karmila menerapkan pada pelajaran Bahasa Indonesia sementara peneliti menerapkan pada pelajaran Pkn. Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Kamila yaitu meningkatnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan rata-rata secara klasikal 82% dengan kategori baik sekali.

23Thulus Tu’u, Ibid, hlm. 78.

24 Karmila. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Tugas Untuk Pembelajaran dengan Partner untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Negeri 031 Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur. Pekanbaru: UIN. 2009.

17

C. Indikator Keberhasilan

1. Indikator Kinerja a. Aktivitas guru

1) Guru meminta siswa untuk berbagi pendapat tentang materi pelajaran 2) Guru meminta siswa untuk membahas pokok bahasan secara

bersama-sama

3) Guru meminta siswa memperaktikkan keterampilannya dengan partner misalnya mempraktekkan cara melakukan umpan balik dan penjelasan tentang pokok bahasan

4) Guru meminta masing-masing pasangan untuk menyimpulkan pokok bahasan yang telah dipraktekkan.

5) Guru meminta masing-masing pasangan memberikan pertanyaan. 6) Guru membahas jawaban dari pertanyaan siswa

7) Guru menguji sejauh mana pemahaman masing-masing partner dengan memberikan pertanyaan

8) Guru meminta siswa untuk memberikan pertanyaan b. Aktivitas siswa

1) Siswa berbagi pendapat tentang materi pelajaran 2) Siswa membahas pokok bahasan secara bersama-sama

3) Siswa memperaktikkan keterampilannya dengan partner misalnya mempraktekkan cara melakukan umpan balik dan penjelasan tentang pokok bahasan

18

4) Siswa bersama masing-masing pasangan menyimpulkan pokok bahasan yang telah dipraktekkan.

5) Siswa bersama masing-masing pasangan memberikan pertanyaan.

6) Siswa bersama guru membahas jawaban dari pertanyaan yang telah mereka berikan

7) Siswa menjawab pertanyaan guru 8) Siswa memberikan pertanyaan 2. Indikator Hasil Belajar

Penelitian ini dikatakan berhasil berdasarkan tes hasil belajar yang dilakukan siswa hasilnya mencapai di atas KKM yang telah ditetapkan. Adapun KKM yang telah ditetapkan adalah 65. Untuk itu, hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Pkn dengan menggunakan strategi Pembelajaran aktif teknik tugas untuk pembelajaran dengan partner harus mencapai 75%.25 Artinya dengan persentase tersebut Hasil belajar siswa tergolong tinggi.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, sesuai dengan judul dan latar belakang penelitian, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif teknik tugas dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas IV Dasar Negeri 011 Sei Simpang Dua Kecamatan Kampar Kiri Hilir Kabupaten Kampar.

25 Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008), hlm. 257

19

Dokumen terkait