• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, EKSISTING DAN PEMBANDING

2.2 KAJIAN KARAKTERISTIK LANGGAM

2.2.1 Kajian Karakteristik Modern

Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri ( 1760 – 1863 ) . Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur selalu didahului dengan perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Industri juga berakibat pada perubahan dalam masyarakat4

Berikut beberapa ciri khas dari langgam modern terkini yang telah mengalami perubahan :

o Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia. o Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.

o Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.

o Konstruksi diperlihatkan.

o Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau ditempel - tempel.

o Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.

o Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan sekunder, dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam bangunan.5

4

http://miasiibungsu.blogspot.co.id/2013/05/periode-perkembangan-sejarah-arsitektur.html 5http://miasiibungsu.blogspot.co.id/2013/05/periode-perkembangan-sejarah-arsitektur.html

11 2.2.2 Kajian Karakteristik Natural

Konsep Natural merupakan sebuah konsep yang menonjolkan karakteristik dari bahan bangunan baik penggunaan material maupun elemen-elemen yang terkandung pada ruang dalam (interior). Konsep ini biasa menggnakan bahan-bahan alam berupa kayu, batuan ataupun elemen estetis seperti bunga ataupun jenis tanaman-tanaman lain yang dapat menghidupkan suasana alami dalam sebuah interior ruang. Konsep Natural difokuskan pada nuansa yang diciptakan agar mendekatkan psikologi yang berada di dalam ruangan merasa nyaman dan segar namun tidak melupakan fungsi ruangan tersebut.

Sumber:www.pinterest.com

Gambar 2.3: Penerapan Langgam Modern

Sumber:www.pinterest.com

12

menciptakan suatu suasana natural dalam Interior ada beberapa elemen yang dapat digunakan untuk menghadirkan suasana Natural pada Interior :

A. Warna

Warna yang tercipta berkat adanya cahaya merupakan bentuk energi yang dapat mempengaruhi pikiran (mood) dan emosi. (Gordon, 1995). Dalam Desain Grafis, warna mempunyai peran yang sangat penting, karena mempunyai nilai bahasa karakter (Language Character) dan efek psikologis terhadap yang melihatnya dan dapat memberikan makna dan kesan tertentu.

Gradasi warna coklat memiliki kesan natural karena warna tersebut menyerupai material yang berasal dari alam, seperti kayu, bambu, dan rotan.

B. Material

Material yang bersifat natural seperti kayu, batu, bambu, dan vegetasi dapat menghasilkan efek psikologis yang mempengaruhi indera manusia seperti pengelihatan dan peraba.

-

Sumber:www.pinterest.com

Gambar 2.6: Material Natural

Sumber:www.pinterest.com

13 2.2.3 Kajian Karakteristik Etnik Tengger

Suku asli yang mendiami kawasan Bromo adalah Suku Tengger. Menurut sejarah, asal – muasal kata Tengger berasal dari gabungan dua kata yaitu Roro Anteng dan Joko Seger (TENG-GER). Keduanya merupakan akhiran kata dari dua nama, yaitu Roro An-Teng Dan Joko Se-Ger. Hal itu terkait Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang terjadi pada jaman dahulu kalah ketika keturunan Majapahit yang menetap di Bromo.

Menurut sejarah, Roro Anteng, merupakan seorang putri asli keturunan dari Raja Majapahit dan Joko Seger, merupakan Putra seorang brahmana. Asal mula nama Suku Tengger diambil ketika Joko Seger yang menikah dengan Roro Anteng, dari pernikahan mereka, Keduanya membangun pemukiman dan memberikan nama desa Tengger yang di ambil dari nama belakang Roro An-TENG dan Joko Se-GER, mereka memerintah di kawasan Tengger ini kemudian menamakannya sebagai Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger atau artinya “Penguasa Tengger yang Budiman” 6

6

Wawan E Kuswandoro, Budaya Dan Kearifan Lokal Tengger http://www.lecture.ub.ac.id

Sumber : www. Timesindonesia.co.id

14

Masyarakat suku Tengger adalah suku tersendiri yang mendiami atau tinggal di kawasan lereng pegunungan Bromo – Semeru yang terletak di wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupateng Pasuruan, dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jumlah penduduk suku Tengger ini tidak banyak yakni sekitar 100.000 jiwa . Banyak kebudayaan yang menjadi ciri khas dari etnik Tengger, beberapa diantaranya adalah :

A. Upacara keagamaan  Upacara Kasada

Upacara keagamaan terbesar Etnik Tengger adalah Upacara Kasada. Kasada merupakan ritual keagamaan hindu yang diadakan oleh masyarakat Tengger namun tidak dilakukan oleh pemeluk agama Hindu lain. Upacara ini berkaitan erat mengenai asal usul masyarakat Tengger, terutama legenda Roro Anteng dan Joko Seger. Setelah menikah, Roro Anteng dan Joko Seger sangat ingin memiliki keturunan. Merekapun memohon kepada Dewata agar bisa memiliki 25 orang anak. Permohonan mereka dikabulkan dengan syarat anak ke-25 harus dipersembahkan untuk Dewa Bromo.

Ketika dewasa, Kusuma yang merupakan anak ke-25 dari Roro Anteng dan Joko Seger menceburkan diri ke kawah Gunung Bromo dan meminta saudara-saudaranya agar pada bulan kesepuluh tepat bulan purnama untuk memberikan kurban ke kawah Gunung Bromo. Inilah awal mula upacara Kasada dilaksanakan.

Sumber : www.pinterest.com

15  Upacara Karo

Selain upacara Kasada, beberapa upacara lain juga dilaksanakan seperti upacara Karo yakni upacara yang dilakukan oleh masyarakat suku Tengger untuk memuliakan tradisi leluhur. Selain sebagai tradisi, upacara ini merupakan wujud syukur masyarakat suku Tengger terhadap para leluhur. Dalam perayaan Karo , terdapat tarian bernama Sodoran. Tarian Sodoran ini erat kaitannya dengan asal-usul upacara Karo.

Tarian Sodoran merupakan lambang dimana dua bibit manusia bertemu. Dua bibit tersebut adalah laki dan perempuan. Yang dimaksud dengan laki-laki dan perempuan tersebut yakni Roro Anteng dan Joko Seger dimana telah

Sumber : www . bisniswisata.co.id

Gambar 2.2 Upacara Kasada

Gambar 2.9 Yadnya Kasada 2016

Sumber : www . wartabromo.com

16

menjadi kepercayaan sebagai cikal bakal tumbuhnya masyarakat Tengger. Arie Yunianto menyatakan bahwa :

Simbol tarian Sodoran yang hanya di pertunjukkan pada hari raya Karo ini ditandai dengan sebuah tongkat bamboo berserabut kelapa yang di dalamnya terdapat biji-bijian palawija. Di kalangan masyarakat suku Tengger, biji-bijian yang di pecahkan dari dalam tongkat ini dipercaya akan member rejeki, keturunan bagi pasangan keluarga yang belum memiliki anak.7

 Upacara Unan-Unan

Upacara Unan-unan adalah upacara yang dilakukan oleh suku Tengger dalam lima tahun sekali atau sewindu sekali menurut penanggalan suku Tengger. Upacara Unan-unan ini bisa disebut “mayu bumi”, selain itu upacara ini juga bisa disebut “bersih desa” untuk menghindari segala macam gangguan. Selain memohonkan pengampunan pada arwah leluhurnya, dalam upacara ini seluruh umat manusia di seluruh dunia juga dimohonkan agar diberi keselamatan, kesejahteraan dan kedamaian abadi.

R.P. Suyono menyatakan bahwa: Upacara Unan-unan dilakukan dengan tujuan membersihkan desa dari gangguan makhluk halus dan juga membersihkan arwah yang belum sempurna kematian fisiknya.8

7 Arie Yonianto, “Sejarah Suku Tengger”,

http://daerah.sindonews.com/read/796335/23/sukuTengger-rayakan-tradisi-Karo. 8 R.P Suyono, 2009, Mistisime Tengger, Yogyakarta, hlm 31.

Sumber : www.sindo-news.com Gambar 2.11: Upacara Unan-unan

17 B. Peribadatan

Tempat beribadah Suku Tengger memiliki letak yang berpisah sesuai dengan komposisi dan tahapan beribadah yang disebut Pura Luhur Poten.

Pura Luhur Poten terdiri dari beberapa bangunan yang ditata dalam suatu susunan komposisi di pekarangan yang dibagi menjadi tiga mandala/zona. Masing-masing Mandala Utama (lingkaran warna kuning) yaitu tempat pelaksanaan pemujaan persembahyangan yang di dalamnya sebuah Padma atau tempat pemujaan. Mandala Madya (lingkaran warna merah) sebagai tempat persiapan dan pengiring upacara persembahyangan, Mandala Nista (lingkaran warna hitam) yaitu tempat peralihan dari luar ke dalam pura.

Sumber : Explorebromo.com

Gambar 2.12: Pura Luhur Poten

Sumber : Explorebromo.com

18

Tiap mandala/zona memiliki bangunan candi bentar yang menjadi pintu masuk dengan arsitektur jawa dan bali. Pekarangan pura dibatasi oleh tembok penyengker dengan kreasinya sesuai dengan keindahan arsitekturnya. Bangunan pura pada umumnya menghadap ke barat, memasuki pura menuju ke arah timur demikian pula pemujaan dan persembahyangan menghadap ke arah timur ke arah terbitnya matahari.

D. Candi

Candi merupakan bangunan replika tempat tinggal para dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru. Karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat

Sumber: www.pinterest. com

Gambar 2.14: Mandala Madya

Sumber:www.pinterest. com

19

arsitektur, relief, serta arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya9.

Pada Pura Poten Luhur atau tempat peribadatan suku Tengger terdapat beberapa bangunan candi. Jenis candi yang terdapat pada Pura Poten Luhur ini adalah candi hindu. Berikut ciri – ciri dari candi hindu :

- Tata letak dan lokasi candi utama : Mandala konsentris, simetris, formal; dengan candi utama terletak tepat di tengah halaman kompleks candi, dikelilingi jajaran candi-candi perwara yang lebih kecil dalam barisan yang rapi

- Bahan bangunan : Kebanyakan batu andesit - Bentuk bangunannya cenderung tambun

- Relief : Ukiran lebih tinggi dan menonjol dengan gambar bergaya naturalis

Relief yang terdapat pada kebanyakan candi hindu berupa gambar dengan gaya naturalis seperti yang terlihat pada candi yang terdapat pada pura poten luhur. Ukiran yang diterapkan berupa sulur dan bunga-bunga serta terdapat ukiran singa ditengahnya.

9 Candi

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi (diakses pada tanggal 18 Desember 2016) Sumber:Google.com

20 C Baju Adat

Keunikan masyarakat suku Tengger adalah cara mereka mereka memakai sarung yang difungsikan untuk mengusir dan mencegah hawa dingin yang menjadi ikim di kawasan lereng Gunung Bromo. Tidak kurang dari 7 cara bersarung yang memiliki istilah dan kegunaan sendiri.

 Kakawung : Yakni dengan menggunakan sarung yang dilipat dua kemudian disampirkan pada bahu dan diikat pada satu bagian, cara bersarung seperti ini hanya boleh dipakai saat hendak bekerja/ melakukan aktivitas agar mudah. Cara bersarung seperti ini tidak boleh digunakan untuk bertamu atau melayat.

 Sesembong : yakni cara bersarung untuk melakukan pekerjaan yang berat seperti berkebung, berladang, atau kegiatan lainnya yang membutuhkan tenaga lebih besar. Cara memakainya yaitu dilingkarkan pada pinggang kemudian diikat (dodot) pada dada agar tidak mudah lepas.

 Sempetan : Digunakan saat bertamu, yaitu dengan ujung sarung dilipat hingga garis pinggang.

 Kekemul : Dipakai saat keadaan santai yaitu dengan disarungkan pada tubuh bagian atas kemudian dilipat untuk menutupi kedua bagian tangannya, kemudian digantungkan di pundak.

 Sengkletan : adalah cara bersarung agar terlihat rapi saat bepergian. Kain sarung hanya disampirkan pada pundak secara lepas, atau menyilang dada.

Sumber:www.pinterest. com

21

Gambar 2.18 : Pawon

Sumber: Backpackology.net

 Kekodong : Biasa diterapkan saat berkumpul di tempat keramaian pada malam hari. Memakai sarung dengan ikatan dibagian belakang kepala, kain sarung kemudian dikerudungkan ke seluruh bagian kepala hingga yang terlihat hanya mata saja.

Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, kaum wanitanya menggunakan pakaian biasa berlengan panjang dan celana. Untuk acara resmi, mereka menggunakan beskap , udeng, dan kain wiron sebagaimana pakaian yang digunakan dalam adat Jawa. Selain sarung , topi rajut merupakan benda yang penting untuk melindungi kepala dari dingin.

D. Pawon / Dapur

Pawon adalah sebutan dapur bagi orang Jawa. Pawon berasal dari kata Pa yang berasal dari kependekan kata papan atau tempat, sedang Won berarti awon/awu yang berarti abu. Jadi pawon berarti tempat yang menghasilkan abu. Pengertian menghasilkan abu adalah tempat untuk memasak untuk keperluan hidup sehari-hari.

Pada umumnya dapur dibangun berada di bagian rumah bagian belakang (wingking dalan Bahasa Jawa). Segala kegiatan yang berhubungan dengan dapur dilakukan oleh ibu rumah tangga. Dalam masyarakat tradisional ibu rumah tangga disebut sebagai konco wingking yang artinya teman yang tugasnya mengurusi pawon (dapur). Letak pawon di rumah bagian belakang mempunyai tujuan agar segala hal yang berkaitan dengan asap dan limbah tersembunyi di belakang.

Dokumen terkait