• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan terhadap waktu aplikasi cendawan M.

PUSTAKA

Anonim, 1983, Petunjuk Penggunaan Cendawan Metarhizium anisopliae dan Baculovirus oryctes untuk Pengendalian Oryctes rhinoceros. Kerja sama antara Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian dengan Balai Penelitian Tanaman Industri. Bogor. hal 9 – 22.

_______, 1985, Pedoman Pengembangbiakan Musuh Alami Hama Tanaman Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. Jakarta. hal 1 – 6.

_______, 1986, Pengendalian Hama Kumbang Nyiur (Oryctes rhinoceros) Menggunakan Cendawan Metarhizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes. Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. Jakarta.

_______, 1989, Pengendalian Kumbang Kelapa Secara Terpadu. Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Bogor. hal 114 – 115.

_______, 1990, Pengendalian Hama Kumbang Nyiur (Oryctes rhinoceros L. Menggunakan Metarhizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes. Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. Buletin Media Perkebunan.

_______, 1995, Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

_______, 2005, Kebijakan Perlindungan Perkebunan. Direktorat Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. 20 hal.

_______, 2005, Statistik Perkebunan Jawa Tengah. 178 hal.

Baehaki, S. E, dan Noviyanti, 1993, Pengaruh umur biakan Metarhizium anisopliae strain lokal Sukamandi terhadap perkembangan wereng coklat, hal 113 – 124. dalam E. Martono, E. Mahrub, N. S. Putra, dan Y. Trisetyawati (Ed).

Simposium Patologi Serangga I. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 12 – 13 Oktober 1993.

Barnet, H.L dan B.N. Hunter, 1972, Illustrated Genera of Fungi Imperpecti. Thried Edition. Burges Publishing Compan. Minnosota. hal 90 – 96.

Darwis, M, 1989, Pengaruh Jenis Media Organik dan Kedalaman Inokulum Metarhizium anisopliae terhadap Mortalitas Larva Oryctes rhinoceros. Balai Penelitian Kelapa. Manado.

Herdrajat, 2006, Kebijakan Perlindungan Tanaman Perkebunan Dalam Menyonsong Era Globalisasi. Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia. Direktorat Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan.

Hosang, M. L., A. A. Lolong, D. Michellia dan D. Sitepu, 1989, Pengendalian Hayati Oryctes rhinoceros L. Dengan Baculovirus oryctes dan Metarhizium anisopliae. Balai Penelitian Kelapa. Manado. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

Gabriel, B. P. dan Riyatno, 1989, Metarhizium anisopliae (Metsch.) Sor. Taksonomi, Patologi, Produksi, dan Aplikasinya. Proyek Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan. Departemen Pertanian. Jakarta. 25 hal.

Genthner, F. J, S. S. Foss dan P. S. Glas, 2004, Virulence of Metarhizium anisopliae to Embryos of the Grass Shrimp Palaemonetes Pugio. U.S. Environmental Ptrotection Agency and National Research Council, Environmental Research Laboratory, 1 Sabine Island Drive, Gulf Breeze, Florida 32561. 18 Desember 2007.

Gomez, 1983, An Statistical Prosedures for Agricultural Research. International Rice Research Institute Book. Second Edition.

Kalshoven, L.G.E, 1981, The Pest of Crop in Indoneia. PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta. 701 hal.

Madry, B, 1993, Masalah Perlindungan Tanaman Kelapa di Indonesia. Prosiding Konperensi Nasional Kelapa III. Buku II. Puslitbangtri. hal 89 – 108.

Mangoendiharjo, S. dan E. Mahrub, 1983, Pengendalian Hayati. Jurusan Ilmu Hama Tumbuhan. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. hal 125 – 144.

Michellia, D. dan D. Sitepu, 1989a, Jenis Media dan Metode Perbanyakan Metarhizium anisopliae Guna Penanggulangan Oryctes rhinoceros. Balai Penelitian Kelapa. Manado. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

_______,1989b, Kelapa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Bogor. hal 127 – 129.

Nirula, K. K, 1957, Observations on the green muscardine fungus in the population of Oryctes rhinoceros L. J. Econ. Entomol. 50 (6): 767 – 770 dalam Munaan, A., W. Rumini, I. Sriwulan, dan Suharyon. Evaluasi Usaha Pengendalian hayati Oryctes rhinoceros di Jawa Tengah. 1995. 99 hal.

Pardede, DJ, R.Y. Purba, dan C.U. Ginting, 1997, Pengertian Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kelapa Sawit. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. 24 Juni 1887 di Medan. hal 1 - 8.

Prayogo, Y, W. Tengkano, dan Marwoto, 2004, Prospek Cendawan Entomopatogen Metarhizium anisopliae untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura pada Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.

Purba, R.Y, 2006, Sistem dan Aplikasi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 17 hal.

Sastrosupadi, A, 2000, Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Edisi Revisi. Kanisius. Yogyakarta. 27 hal.

Sitepu, D., 1988, Pengendalian Hama Oryctes dengan Jamur Metarhizium. Efektivitas, Pembiakan dan Penyebaran M. Anisopliae di Laboratorium Lapangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 12 hal.

Sitepu, D. dan S, Kharie, J. S., Warokka, dan M. F. J. Motulo, 1988a, Methods for the production and use of Metarhizium anisopliae againt Oryctes rhinoceros. In Annual Report. Integrated Coconut Pest Control Project. UNDP / FAO - CRI. Manado.

_______, 1988b, Methods for the production and use of Metarhizium anisopliae againt Oryctes rhinoceros. In Annual Report of Integrated Coconut Pest Control Project. FAO / UNDP. Balai Litbang Pertanian. - CRI. Manado. Hal 104 – 111.

Strack, B. H., 2004, Biological Control of Termites by the Fungul Entomopathogen Metarhizium anisopliae. en.wikipedia.org. 18 Desember 2007.

Susilo, A., S. Santoso, dan H. A. Tutung, 1993, Sporulasi, viabilitas cendawan Metarhizium anisopliae (Metsenikoff) Sorokin pada media jagung dan patonesitasnya terhadap larva Oryctes rhinoceros, hal 104 – 111. dalam E. Martono, E. Mahrub, N. S. Putra, dan Y. Trisetyawati (Ed). Simposium

Patologi Serangga I. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 12 – 13 Oktober 1993.

Untung, K, 1993, Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Gadjah Mada University Press. 271 hal.

_______, K, 1996, Pengembangan Sistem Pertanian Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.. Seminar Nasional Pertanian Berwawasan Lingkungan. Kampus USI. P. Siantar. 29 Juli 1996. hal 1 – 13.

Wagiman, F.X, 2006, Sistem Pengamatan dan Pengendalian Eksplosi Hama Oryctes rhinoceros. Laboratorium Pengendalian Hayati. Jurusan Perlindungan Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 21 hal.

Wahyono, T.E. dan Tarigan, N., 2007, Uji Patogenisitas Agen Hayati Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae Terhadap Ulat Serendang (Xystrocera festiva). Buletin Teknik Pertanian Vol. 12 No. 1 2007. htpp://www.pustaka-deptan.go.id/media/data/uji-toksis. 19 Desember 2007.

Warauw, J, 1985, Pengendalian Hayati pada Tanaman Kelapa di Indonesia.

Widiyanti, N. dan S. Muyadihardja, 2004, Uji Toksisitas Jamur Metarhizium anisopliae Terhadap Nyamuk Aedes aegypty. www.litbang.depkes.go.id. hal 25 – 30. 19 Desember 2007.

Wikardi, E.A, 1980, Penggunaan Baculovirus oryctes dan Metarhizium anisopliae dalam Pengendalian Biologi Oryctes rhinoceros L. (Coleoptera; Scarabaeidae). Laporan Intern. Balittri. 16 hal.

Wikipedia, 2004, Metarhizium anisopliae. htpp://www.en.wikipedia.org. 29 Nopember 2007.

Wikipedia, 2004, Metarhizium anisopliae. htpp://www.answers.com/topic/ metarhi-zium anisopliae. 29 Nopember 2007.

_______, 1983, Pengujian Penggunaan Virus dan Cendawan untuk Pengendalian O. rhinoceros. Laporan Balittri. Bogor. 16 hal.

Wirjosoehardjo, S, 1985, Pedoman Pengembangbiakan Musuh Alami Hama Tanaman Kelapa. Departemen Pertanian. Jakarta. 70 hal.

Lampiran 1. Siklus hidup O. rhinoceros

a b d c

Gambar 15. a. Telur (Foto: Mul, 2007), b. Larva (Foto: Mul, 2007), c. Pupa (Foto: Anonim, 1989), dan d. Imago (Foto: Anonim, 1989)

Lampiran 2. Eksplorasi cendawan M. anisopliae

a

b

Gambar 16. a. Sarang O. rhinoceros berupa kotoran ternak (pupuk kandang), b. Membongkar sarang O. rhinoceros (Foto: Mul, 2007)

Lampiran 3. Hasil pemurnian cendawan M. anisopliae

A

Gambar 17. A. Biakan cendawan M. anisopliae pada media PDA dalam petridish (Foto: Mul, 2007), B dan C. Konidiofor, D. Konidia (ilustrasi) (Foto: Barnet, H.L dan B.N. Hunter, 1972)

Lampiran 4. Perbanyakan cendawan M. anisopliae pada media jagung

a

b

Gambar 18. a. Inokulasi cendawan M. anisopliae pada media jagung, b. inkubasi media jagung yang telah dinokulasi cendawan M. anisopliae (Foto: Pri, 2007)

Lampiran 5. Hasil inokulasi biakan cendawan M. anisopliae pada media jagung

a

b

Gambar 19. a. Media jagung yang mulai ditumbuhi miselia cendawan M. anisopliae berwarna putih, b. pertumbuhan selanjutnya berwarna hijau dan siap diaplikasikan (Foto: Mul, 2007)

Lampiran 6. Tempat penelitian

Lampiran 7. Persiapan media sarang penelitian

a

b

Gambar 21. a. Media sarang serbuk gergaji, b. Persiapan sterilisai media (Foto: Mul, 2007)

Lampiran 8. Sterilisasi media sarang

a

b

Gambar 22. a. Sterilisasi media (Foto: Mul, 2007), b. Media yang sudah disteril ditempatkan pada pot penelitian (Foto: Pri, 2007)

Lampiran 9. Lay-out penelitian dan serangga uji (larva O rhinoceros)

a

b

Gambar 23. a. Tata letak penelitian (Lay-out) dengan RAL, b. Larva O. rhinoceros sebagai serangga uji (Foto: Mul, 2007)

Lampiran 10. Aplikasi O. rhinoceros pada media sarang

a

b

Gambar 24. a. Aplikasi larva O. rhinoceros media sarang serbuk gergaji, b. Aplikasi larva O. rhinoceros media sarang pupuk kandang (Foto: Mul, 2007)

Dokumen terkait