BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian oleh McDermott, Rosenquist, dan van Zee (1986)
Menemukan beberapa kesalahan umum pada mahasiswa dalam menginterpretasikan grafik fisika pada materi kinematika. Kesulitan mahasiswa dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu kesulitan dalam menghubungkan grafik dengan konsep fisika dan kesulitan menghubungkan grafik dengan keadaan sebenarnya. Peneliti mengemukakan bahwa menggambar grafik merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam pembelajaran fisika.
2. Penelitian oleh Subali, Rusdiana, Firman, dan Kaniawati (2015)
Secara umum hasil analisis kemampuan interpretasi grafik mahasiswa calon guru fisika diperoleh bahwa 1) mahasiswa masih kesulitan dalam menempatkan sumbu koordinat sebagai varibel penelitian, 2) dalam penelitian ditemukan bahwa mahasiswa yang hanya membaca trend garis pada grafik kinematika tanpa mengkaitkan dengan arti fisisnya, 3) Mahasiswa masih kesulitan dalam merumuskan persamaan matematik dari grafik yang telah dibuat, 4) kemampuan interpretasi mahasiswa berkait dengan kemampuan pemahaman konsep. Hasil penelitian ini sejalan dengan penemuan McDermott, Rosenquist, dan van Zee, bahwa mahasiswa masih mengalami kesalahan dalam menginterprestasikan grafik.
3. Penelitian oleh Handhika, Purwandari, Cari, Suparmi, dan Sunarno (2015) Mahasiswa memiliki konsepsi salah dalam memahami grafik, walaupun mahasiswa sudah mampu menyebutkan secara verbal dan menuliskan persamaan konsep yang dikaji. Pemahaman akan pemaknaan simbol merupakan akar masalah kesalahan mahasiswa dalam memahami persamaan. Peneliti merekomendasikan untuk penelitian berikutnya bahwa representasi persamaan matematis dan grafik dapat digunakan untuk menguji konsepsi mahasiswa serta pengintegrasian antar konsep dapat dijadikan indikator salah satu penguasan konsep mahasiswa.
4. Penelitian oleh Handhika, Cari, Soeparmi, dan Sunarno (2015)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep Hukum Newton. Persepsi yang dimiliki siswa berpengaruh terhadap konsep yang diterima. Mahasiswa hanya memahami konsep sebagian dari bahasa matematika dan fisika dalam pembelajaran konsep. Kemampuan matematis lebih dominan daripada persepsi mahasiswa sehingga menyebabkan kesalahan konsep. Menurut penelitian ini integrasi antara kemampuan matematis dan fisika sangat penting untuk mengurangi kesalahan konsep.
5. Penelitian oleh Nguyen dan Rebello (2007)
Mahasiswa mengalami berbagai kesulitan ketika menyelesaikan permasalahan mekanika yang disajikan dalam representasi yang berbeda. Khususnya kesulitan representasi grafik dan fungsi yang disebabkan karena siswa kesulitan menerapkan pengetahuan matematika kedalam kontek fisika. Mahasiswa umumnya memiliki tingkat kesulitan yang signifikan dalam menransfer kemampuan memecahkan masalah dalam beberapa representasi. 6. Penelitian oleh Ainswort (1999)
Penelitian ini menjabarkan tentang fungsi multirepresentasi yaitu sebagai 1) Complementary Roles (sebagai pelengkap), 2) Constrain Interpretation (pembatas interpretasi) dan 3) Construct Deeper Understanding (membangun pemahaman).
7. Penelitian oleh Handhika, Cari, Suparmi, dan Sunarna (2015)
Representasi eksternal dapat digunakan sebagai alternatif solusi untuk mencegah terjadinya miskonsepsi dalam konsep fisika. Hal ini berarti penggunaan representasi eksternal bisa berfungsi sebagai pelengkap, seperti yang disampaikan oleh Ainswort.
8. Penelitian oleh Nieminen (2013)
Untuk belajar bahasa fisika dan kemudian bisa menyelesaikan permasalahan fisika, siswa harus memahami multirepresentasi. Artinya ketika menyelesaikan permasalahan fisika, siswa harus dapat menginterpretasikan dan membangun representasi yang berbeda-beda, mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan, dan berpindah dari bentuk representasi satu ke representasi lainnya.
9. Penelitian oleh Murtono, Setiawan, dan Rusdiana (2014)
Hasil menunjukkan bahwa jawaban yang benar bervariasi sesuai dengan konsep yang diukur dan mode representasi yang digunakan. Multirepresentasi dapat menjadi pelengkap representasi yang lain, membatasi interpretasi representasi yang lain, dan membangun pemahaman mahasiswa dalam menyelesaian permasalahan fisika, sesuai dengan fungsi representasi.
10.Penelitian oleh Fatmaryanti dan Sarwanto (2015).
Hasil penelitian menunjukkan dari 24 mahasiswa semester 3 presentase rata-rata kemampuan representasi verbal sebesar 8,7% (kategori baik); 30,4 % (kategori cukup) dan 58,6 % (kategori kurang). Kemampuan representasi visual sebesar 15,9% (kategori baik); 33,3% (kategori cukup) dan 50,8% (kategori kurang). Sedangkan kemampuan representasi matematis sebesar 37,5 % (kategori baik); 39,6% (kategori cukup) dan 22,9% (kategori kurang). Dapat diketahui bahwa mahasiswa calon guru fisika yang kemampuan representasinya kurang masih relatif tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan bahwa perlu untuk mengenalkan model pembelajaran atau bahan ajar bermuatan multipel representasi kepada mahasiswa agar memperoleh kemampuan pemahaman konsep lebih baik.
11.Penelitian oleh Yusuf dan Setiawan (2009)
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan multirepresentasi mahasiswa masih rendah. Keterampilan mahasiswa dalam menggunakan multirepresentasi tidak sama dan tidak konsisten pada setiap konsep. Secara umum, pada representasi matematik mahasiswa paling sedikit mengalami kesalahan (62,1%) dan pada representasi grafik mahasiswa paling besar mengalami kesalahan (95,9%). Tingkat kesalahan semua tipe representasi yang digunakan dalam penelitian lebih dari 50 %, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan multipel representasi mahasiswa masih relatif rendah.
12.Penelitian oleh Astuti (2013)
Bahan ajar hasil pengembangan multirepresentasi dapat dikategorikan sangat layak. Hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar siswa pada kelas eksperimen memperoleh hasil tes diatas KKM, (2) hasil postes kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, sehingga bahan ajar dikatakan efektif, namun tidak signifikan untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika.
13.Penelitian oleh Suhandi dan Wibowo (2012)
Pendekatan multi-representasi yang digunakan dalam program pembelajaran konseptual interaktif memiliki efektivitas yang tergolong tinggi dalam menanamkan pemahaman konsepual usaha-energi di kalangan para mahasiswa. Oleh karena itu beliau menyarankan untuk menggunakan pendekatan multipel representasi dalam perkuliahan bidang-bidang fisika. 14.Penelitian oleh Winarti (2015)
Kemampuan analisis mahasiswa berada pada level yang rendah. Hal ini disebabkan karena mahasiswa merasa ksulitan dalam melakukan proses evaluasi sampai memberikan keputusan akan hasilnya.
15.Penelitian oleh Engelhardt & Baichner (2004), Kocukozer & Kocakulah (2007), O'Dwyer (2009), Ugur, et. al. (2012), Hussain, et. al. (2012), Bilal & Erol (2009)
Diperoleh kesimpulan bahwa a) mahasiswa mengalami konsepsi alternatif tentang arus listrik, beda potensial, dan rangkaian sederhana, b) siswa mengalami kesalahan pemahaman konsep dan miskonsepsi pada materi listrik 16.Penelitian oleh Hofstein, Navon, Kipnis, dan Naaman (2004)
Peneliti menemukan bahwa kemampuan untuk mengajukan pertanyaan kelompok inkuiri lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan salah satu kelebihan pembelajaran inkuiri yang melatih mahasiswa untuk berfikir kritis.
17.Penelitian oleh Putri, Mahardika, dan Nuriman (2012)
Penelitian tentang model pembelajaran Free Inquiry (Inkuiri Bebas) dalam pembelajaran multirepresentasi memperoleh hasil sebagai berikut: (1) Tidak
ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan representasi verbal dan gambar antara kelas yang pembelajarannya menggunakan model free inquiry dengan kelas yang tidak menggunakan model free inquiry, (2) Ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan representasi matematik dan grafik antara kelas yang pembelajarannya menggunakan model free inquiry dengan kelas yang tidak menggunakan model free inquiry, (3) Ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar fisika antara kelas yang pembelajarannya menggunakan model free inquiry dengan kelas yang tidak menggunakan model free inquiry.
Beberapa penelitian tersebut mengemukakan adanya kesulitan mahasiswa dalam beberapa representasi dan berpindah dari satu representasi ke representasi yang lain, fungsi representasi dalam pembelajaran fisika, kemampuan analisis, kesalahan pemahaman konsep dan miskonsepsi pada materi listrik, dan penggunaan model pembelajaran inkuiri untuk pembelajaran multipel representasi. Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan di atas, diharapkan pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis inkuiri bebas termodifikasi efektif dan dapat meningkatkan kemampuan multipel representasi dan kemampuan analisis mahasiswa.