• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

D. Kajian Produk Akhir

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran fisika. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan adalah perangkat pembelajaran fisika aktif tipe information search berbasis kearifan lokal DIY. Perangkat pembelajaran hasil pengembangan ini didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan nilai karakter siswa. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa RPP, LKS, dan handout.

Perangkat pembelajaran fisika aktif tipe information searh berbasis kearifan lokal DIY ini telah mengalami tahap penilaian. Tiga tahapan penilaian yang dilalui yaitu: (1) penilaian dosen ahli dan praktisi; (2) temuan uji coba terbatas; dan (3) temuan uji coba lapangan. Pembahasan kajian produk akhir pengembangan perangkat pembelajaran merupakan pembahasan hasil-hasil penelitian yang diperoleh. Pembahasan tersebut meliputi karakteristik perangkat pembelajaran dilihat dari komponen-komponennya, yaitu RPP, LKS, dan handout.

131 1. RPP

Hasil penilaian dosen ahli dan praktisi terhadap RPP hasil pengembangan menunjukkan kualitas RPP termasuk dalam kategori “sangat baik”. Perumusan tujuan pembelajaran memperoleh skor 23,5 dari skor maksimal 25, pemilihan materi dan pengorganisasian materi ajar memperoleh skor 22,5 dari skor maksimal, pemilihan sumber belajar/media pembelajaran memperoleh skor 18,5 dari skor maksimal 20, langkah/kegiatan pembelajaran memperoleh skor 50,75 dari skor maksimal 55, dan evaluasi hasil belajar memperoleh skor 14,25 dari skor maksimal 15. Selain dari penilaian dosen dan praktisi, penetapan kriteria kelayakan RPP juga dapat dilihat dari keterlaksanaan RPP pada saat uji coba. Rata-rata persentase keterlaksanaan setiap RPP hampir mencapai 100%. Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, secara umum dapat disimpulkan bahwa RPP fisika aktif tipe information search berbasis kearifan lokal DIY yang telah dikembangkan ini layak digunakan dalam pembelajaran fisika di sekolah.

Model pembelajaran yang digunakan dalam RPP adalah model pembelajaran aktif tipe information search, dengan langkah pembelajaran guru menyiapkan sumber materi, membagi siswa dalam kelompok, memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan topik, dan siswa mencari informasi dari sumber materi yang telah disediakan. Pada langkah-langkah pembelajaran dimana siswa mencari informasi bersama dengan teman kelompoknya di sisipkan nilai karakter rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, dan tanggung jawab sehingga nilai karakter siswa dapat meningkat. Selain itu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi bersama kelompoknya mampu meningkatkan

132

tingkat berpikir kritis siswa. RPP ini digunakan untuk materi Hukum Newton dan dilaksanakan dalam waktu 9 jam pelajaran.

2. LKS

Hasil penilaian dosen ahli dan praktisi terhadap LKS yang telah dikembangkan menunjukkan kualitas LKS yang ditinjau dari aspek didaktik, konstruksi, kebahasaan dan grafis adalah “sangat baik”. Aspek didaktik memperoleh skor 46,25 dari skor maksimal 50, aspek konstruksi memperoleh skor 27,25 dari skor maksimal 30, dan aspek kebahasaan dan grafis memperoleh skor 23 dari skor maksimal 25. Berdasarkan penilaian ahli dan praktisi tersebut LKS fisika aktif tipe information search berbasis kearifan lokal DIY layak digunakan untuk pembelajaran fisika di sekolah.

LKS fisika aktif tipe information search berbasis kearifan lokal DIY yang telah dikembangkan tersebut digunakan saat pembelajaran fisika, dimana siswa akan berdiskusi dengan teman sekelompok untuk menjawab permasalahan yang ada di dalamnya. Kegiatan dalam LKS mendorong siswa untuk melakukan proses berpikir kritis, karena LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS diskusi. Pertanyaan-pertanyaan diskusi yang ada di dalam LKS disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu memberikan penjelasan dasar, memberikan argumen, melakukan logika berpikir, melakukan evaluasi, dan mengambil keputusan dan menentukan tindakan.

Hasil penilaian dari angket respon siswa terhadap LKS yang telah dikembangkan mendapatkan kategori baik pada uji coba terbatas maupun pada uji coba lapangan. Pada uji coba terbatas hasil penilaian pada aspek didaktik sebesar

133

55,19; aspek konstruksi sebesar 14,47; dan aspek teknik sebesar 14,75. Pada uji coba lapangan hasil penilaian pada aspek didaktik sebesar 56,32; aspek konstruksi sebesar 14,36; dan aspek teknik sebesar 15,61 sehingga secara empirik LKS yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran fisika.

3. Handout

Hasil penilaian dosen ahli dan praktisi terhadap handout yang dikembangkan menunjukkan kualitas handout yang ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan kebahasaan adalah “sangat baik”. Aspek materi memperoleh skor 41,75 dari skor maksimal 45, aspek konstruksi memperoleh skor 19 dari skor maksimal 20, aspek kebahasaan memperoleh skor 19 dari skor maksimal 20, dan aspek tampilan memperoleh skor 18,75 dari skor maksimal 20. Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa handout yang digunakan siswa untuk pembelajaran memiliki kelayakan isi yang baik, mudah dipahami sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai pemahaman dalam pembelajaran. Selain itu penyusunan handout yang berdasarkan urutan sekaten mampu memberikan gambaran kepada siswa bahwa materi fisika sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran fisika dengan menggunakan perangkat pembelajaran fisika aktif tipe information search berbasis kearifan lokal DIY pada uji coba terbatas ditemukan hasil antara lain peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 0,57 yang berarti bahwa kemampuan berpikir krtisi siswa memiliki peningkatan sedang. Selain itu nilai karakter siswa juga meningkat, dimana besar peningkatan karakter rasa ingin tahu sebesar 0,43, mandiri sebesar 0,51,

134

komunikatif sebesar 0,55, dan tanggung jawab sebesar 0,51. Besar peningkatan nilai karakter tersebut berada dalam kategori sedang.

Proses pembelajaran fisika dengan menggunakan perangkat pembelajaran fisika aktif tipe information search berbasis kearifan lokal DIY pada uji coba lapangan ditemukan hasil antara lain terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan nilai karakter siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 0,71, sedangkan pada kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 0,57. Nilai karakter pada kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 0,57 untuk rasa ingin tahu, 0,67 untuk komunikatif, 0,61 untuk mandiri, dan 0,73 untuk tanggung jawab. Nilai karakter pada kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 0,38 untuk rasa ingin tahu, 0,38 untuk komunikatif, 0,38 untuk mandiri, dan 0,32 untuk tanggung jawab. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada uji coba lapangan, kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi untuk kemampuan berpikir kritis dan nilai karakter siswa daripada kelas kontrol.

Hasil penilaian dari angket respon siswa terhadap LKS yang telah dikembangkan mendapatkan kategori baik pada uji coba terbatas maupun pada uji coba lapangan. Pada uji coba terbatas hasil penilaian pada aspek materi sebesar 23,03; aspek kebahasaan sebesar 10,84; dan aspek tampilan sebesar 14,78. Pada uji coba lapangan hasil penilaian pada aspek materi sebesar 23,67; aspek kebahasaan sebesar 11,29; dan aspek tampilan sebesar 14,71. Berdasarkan uji

135

empirik tersebut maka dapat dikatakan bahwa handout yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran fisika.

Kajian akhir tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan merupakan produk yang telah layak untuk digunakan dalam pembelajaran fisika di lapangan. Karakteristik lain dari perangkat pembelajaran fisika aktif tipe information search berbasis kearifan lokal DIY hasil pengembangan adalah beberapa keunggulan yang dimilikinya. Keunggulan tersebut antara lain: 1) Perangkat pembelajaran berisi perangkat-perangkat yang mengandung indikator kemampuan berpikir kritis sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, 2) mengandung nilai-nilai karakter sehingga peningkatan nilai karakter dalam pembelajaran dapat berjalan dengan komprehensif, dan 3) berbasis kearifan lokal DIY (sekaten) sehingga siswa dapat lebih termotivasi dalam pembelajaran karena berkaitan dengan keadaan di sekitarnya.

Dokumen terkait