• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR TABEL

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berisikan tentang uraian mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan penyusun lakukan. Dari hasil pengamatan, penelusuran, dan pencarian literatur yang telah penyusun lakukan, terdapat beberapa karya ilmiah yang berkaitan dengan judul tesis yang penyusun angkat, diantaranya adalah sebagai berikut:

NO Judul dan Penulis

Jenis Karya

Ilmiah Deskripsi Singkat 1 Wahyu Setiawan, “Hak Nafkah Perempuan Pasca Perceraian (Studi atas Undang-Undang Perkawinan Tesis Konsentrasi Hukum Keluarga, Program Studi Hukum Islam, Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Rumusan Masalah

1. Bagaimana aturan hak nafkah perempuan pasca perceraian pada Undang-Undang Perkawinan India dan Indonesia? 2. Apa perbedaan dan

persamaan Undang-Undang Perkawinan India dan Indonesia?

India dan Indonesia"

Yogyakarta, Tahun 2004

Metode

jenis penelitian pustaka, sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis, dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis.

Hasil

Dalam tesis ini, penulis menganalisis undang-undang kedua negara dan konsep tradisional hingga keberanjakannnya menuju hukum progresif guna menemukan perbedaan dan persamaan dari kedua negara tentang nafkah seorang istri yang telah dicerai. Karya ilmiah ini menyebutkan bahwa negara Indonesia lebih dominan mengadopsi pemikiran mazhab Syafi'i sedangkan negara India lebih progresif

pembaharuan nafkah untuk istri yang telah dicerai, karena di negara India memberikan nafkah baik itu nafkah ta'ām (makanan), kiswah (pakaian), suknā (tempat tinggal), dan kebutuhan sekunder lain berupa biaya pengobatan, biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan hidup yang rasional tidak saja saat 'iddah tetapi juga setelahnya yang kewajiban tersebut dapat diwariskan kepada anak-anknya, orang tuanya atau ahli waris lain dan terakhir badan wakaf, dan melakukan penerapan sangsi bagi para pelanggarnya. Penyusun memberikan kontribusi menyangkut hak perempuan pasca perceraian yakni (1) menjadikan durasi

pembayaran nafkah sebagai perkara yang bersifat opsional, artinya pemberlakuan nafkah tidak terbatas pada masa 'iddah

saja namun juga

diperpanjang hingga satu tahun dalam kasus perceraian terjadi tanpa kesalahan pihak istri dan dilakukan sewenang-wenang oleh pihak suami; (2) pemberian nafkah bagi perempuan yang ditalak bā'in; (3) orientasi pertimbangan hakim dalam pemberian nafkah setelah perceraian tidak hanya terfokus pada kemampuan suami tetapi juga kebutuhan istri; dan (4) Pengaturan tentang kelalaian dan pengabaian mantan suami dari tanggung jawabnya dengan pengaturan sangsi berupa penjara atau

kurungan paling lama satu tahun atau pada saat suami memenuhi kewajibannya memberi nafkah pasca perceraian 2 Siti Munadziroh "Gugatan Nafkah Anak dan Eksekusinya (Studi atas Keputusan Hakim di Pengadilan Agama Sleman) Tesis Konsentrasi Hukum Keluarga, Program Studi Hukum Islam, Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2011 Rumusan Masalah 1. Bagaimana prosedur gugatan nafkah anak di Pengadilan Agama Sleman?

2. Bagaimana pelaksanaan eksekusi nafkah anak di Pengadilan Agama Sleman?

3. Apa saja faktor keberhasilan pelaksanaan eksekusi nafkah anak di Pengadilan Agama Sleman? Metode

jenis penelitian lapangan (field research), sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis, dan

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis sosiologis.

Hasil

Penulis dalam tesis ini yang mengungkap bahwa sampai saat itu Pengadilan Agama Sleman tidak menerima permohonan eksekusi terhadap nafkah anak, karena para pihak lebih memilih membiayai secara mandiri dibanding menggugat eksekusi yang membutuhkan biaya yang banyak dan waktu yang lama tetapi hanya mendapakan nafkah yang sedikit. Penyusun mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya eksekusi terhadap putusan nafkah anak yakni (1) faktor yuridis

(amar putusan) yang mencakup batasan waktu setiap bulan, dalam pembayaran nafkah, batasan jumlah nominal nafkah, dan batasan usia dewasa; (2) faktor prosedur pelaksanaan eksekusi yang memerlukan waktu panjang; dan (3) faktor ekonomi yang mencakup biaya eksekusi dan harta yang akan dieksekusi. 3 Lis Mu'alifah "Haḍānah dan Nafkah Anak Pasca Perceraian di Kabupaten Cilacap" Tesis Konsentrasi Hukum Keluarga, Program Studi Hukum Islam, Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2011. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengasuhan anak pasca perceraian di Kabupaten Cilacap? 2. Apakah anak korban dari

perceraian tetap dipenuhi nafkahnya oleh orang tuanya?

3.

Metode

jenis penelitian lapangan (field research), sifat penelitian ini adalah

deskriptif analisis, dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis.

Hasil

Penelitian yang dilakukan di kecamatan Nusawungu dan kecamatan Kroya yang diungkap penyusun bahwa satu orang responden dari sembilan responden haḍānah diberikan kepada ayah sehingga ia memberikan nafkah anak secara rutin, sedangkan delapan diantaranya diberikan kepada ibu. Dua responden di antara delapan responden memberikan nafkah secara tidak rutin setiap bulan dan enam responden lainnya tidak memberikan nafkah sama sekali karena kurangnya kesadaran mereka. Kurangnya

kesadaran dikarenakan rendahnya pendidikan dan keagamaan mereka sehingga mereka tidak bertanggung jawab. 4 Arlizza Muzayyanah “Pelaksanaan Pemberian Nafkah Anak Pasca Perceraian (Studi Kasus Desa Banguntapan, Bantul, DIY)" Tesis Konsentrasi Hukum Keluarga, Program Studi Hukum Islam, Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2016 Rumusan Masalah 4. Mengapa pelaksanaan pemberian nafkah anak pasca perceraian tidak berjalan dengan baik ? 5. Bagaimana Pengadilan

Agama menegakkan pelaksanaan pemberian nafkah anak pasca perceraian ?

Metode

jenis penelitian lapangan (field research), sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis, dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis sosiologis.

Hasil

Penulis mengungkap terbengkalainya pemberian nafkah anak pasca perceraian oleh ayah justru banyak tidak dihiraukan oleh para ibu. Tidak ada upaya yang dilakukan para mantan istri baik melalui jalan hukum dengan mengajukan tuntutan nafkah anak atau mengajukan eksekusi, maupun jalan musyawarah dengan mantan suami mereka. Hal tersebut tidak lain karena masih banyaknya para ibu yang buta hukum, pasrah, masih adanya perasaan benci, dendam ataupun kecewa terhadap mantan suami maupun karena ibu mapan secara finansial dan mampu membiayai kehidupana anak seorang diri juga menjadi alasan tidak adanya upaya

para ibu memperjuangkan hak nafkah si anak

Tabel Karya Ilmiah Yang ditelaah

Sejauh pencermatan penyusun dan hasil kajian pustaka di atas, pembahasan perceraian maupun haḍānah memang terdapat banyak pembahasan. Namun jarang yang membahas tentang hak ex officio hakim dalam menetapkan perkara haḍānah akibat perceraian dan eksekusi pengadilan agama. Sehingga penyusun berpendapat penelitian ini menarik dan layak untuk dikaji. Terlebih di wilayah Pengadilan Agama Yogyakarta yang merupakan salah satu kota metropolitan sejauh pengetahuan penyusun belum ada yang membahas dan meneliti terkait tema tesis ini di lokasi Pengadilan Agama Yogyakarta.

Dokumen terkait