• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitian tentang pembelajaran teks berdialog bahasa Jawa dengan pendekatan CLIL dan menggunakan media pembelajaran audio visual video scribe. Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama. Penelitian-penelitian ini berhasil dalam mengatasi permasalahan keterampilan berbicara siswa. Penelitian-penelitian yang sama masih dapat dilakukan dengan menggunakan teknik dan media yang berbeda dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Pustaka yang mendasari penelitian ini yaitu hasil dari penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan atau relevansi dengan penelitian ini. Penelitian yang memiliki keterkaitan dengan hasil penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wati (2013), Ariwardani (2009), Wiratna dkk (2013), Musyadat (2015), Mufidah (2015), Dellyardianzah (2017), Santosa (2016), Purwanti (2017), Putra S dan Rini S (2017), Nurkhin (2014), dan Efrizal (2012).

Wati (2013) melakukan penelitian yang berjudul Efektifitas Pendekatan

Content and Language Integrated Learning (CLIL) melalui Running Dictation untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berkomunikasi Lisan Sekolah Bilingual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar kognitif kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 0,39 (sedang) untuk kelas eksperimen

10

dan 0,29 (rendah) untuk kelas kontrol. Nilai keterampilan berkomunikasi lisan kelas eksperimen juga lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 0,43 (sedang) untuk kelas eksperimen dan 0,23 (rendah) untuk kelas kontrol. Hasil t-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kognitif dan skor keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan CLIL melalui running dictation lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual daripada metode ceramah biasa. Namun demikian, penelitian Wati masih terdapat kekurangan yaitu membuat individu siswa tergantung pada kelompok. Ada beberapa siswa yang pasif. Kepasifan mereka terlihat saat diskusi. Mereka cenderung diam, tidak mau menjawab pertanyaan, mengemukakan maupun menanggapi pendapat, sehingga keterampilan berkomunikasi lisan mereka kurang terasah.

Penelitian yang dilakukan oleh Wati (2013) memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu sama-sama meneliti aspek keterampilan berbicara dengan menggunakan pendekatan CLIL. Persamaan lainnya terletak pada jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Perbedaannya yaitu pada sasaran mata pelajarannya. Mata pelajaran yang menjadi sasaran penelitian yang dilakukan Wati (2013) adalah mata pelajaran Fisika, sedangkan penelitian ini untuk mata pelajaran Bahasa Jawa. Perbedaan lain juga terletak pada subjek penelitian. Subjek pada penelitian yang dilakukan Wati (2013) adalah siswa SMP kelas VII, sedangkan penelitian ini adalah siswa SD kelas VI.

11

Ariwardani (2009) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama dengan Media Film Bisu pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 3 Punggelan Banjarnegara. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ariwardani (2009) menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII D SMP N 3 Punggelan Banjarnegara dalam berbicara bahasa Jawa krama mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai keterampilan berbicara bahasa Jawa krama meningkat dari data awal yaitu nilai rata-rata sebesar 58,71 menjadi 66,41 atau meningkat sebesar 11,65%. Siklus II keterampilan berbicara bahasa Jawa krama meningkat di banding siklus I 66,41 menjadi 78, 85 atau meningkat sebesar 19,29%.

Berdasakan hasil tes yang dilakukan Ariwardani (2009) dapat diketahui bahwa pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama melalui media film bisu dapat meningkat dan berhasil dengan baik, yaitu siswa menjadi lebih terampil dalam berbicara bahasa Jawa krama bila dibandingkan sebelum diadakannya penelitian dengan menggunakan media film bisu.

Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Ariwardani (2009) dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pembelajaran bahasa Jawa pada keterampilan berbicara. Perbedaannya yaitu terletak pada media pembelajaran yang digunakan. Media pembelajaran yang digunakan Ariwardani (2009) menggunakan media film bisu, sedangkan penelitian ini menggunakan media audio visual yaitu

Video Scribe. Perbedaan lain juga terletak pada subjek penelitian. Subjek pada

penelitian yang dilakukan Ariwardani (2009) adalah siswa SMP kelas VIII, sedangkan penelitian ini adalah siswa SD kelas VI.

12

Wiratna dkk (2013) melakukan penelitian yang berjudul Penggunaan Media

Boneka Tangan untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Basa Krama Alus. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus ini

menunjukkan bahwa penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara basa krama alus serta meningkatkan efektivitas pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada pra siklus sebesar 58,6, siklus I meningkat menjadi 71,03, dan siklus II meningkat lagi menjadi 82,6.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiratna dkk (2013) memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu sama-sama meneliti dalam bidang pembelajaran berbicara bahasa Jawa di SD. Perbedaannya terletak pada subjek penelitiannya, yaitu siswa kelas IV SD, sedangkan penelitian ini siswakelasVI.Perbedaan lainnya terletak pada media yang digunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa. Penelitian yang dilaukan Wiratna dkk (2013) menggunakan media boneka tangan, sedangkan penelitian ini menggunakan media audio visual video scribe. Perbedaan lain terletak pada jenis penelitian yang digunakan. Penelitian yang dilakukan Wiratna dkk (2013) menggunakan jenis penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen.

Musyadat (2015) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Video Scribe Untuk Peningkatan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X MAN Bangil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

13

pembelajaran. Setelah dilakukan validasi dan uji coba, presetasenya sebagai berikut:ahli media (88%), ahli materi (88%), uji coba ahli pembelajaran (90%), dan uji coba lapangan (87,4%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, meningkatkan hasil belajar, membantu siswa memahami materi, dan menarik perhatian siswa sehingga media video scribe layak digunakan sebagai media pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan Musyadat dan penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada jenis media pembelajaran yang digunakan sebagai penelitian yaitu video scribe. Perbedaanya antara lain pada jenis penelitian dan subjek penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Musyadat (2015) menggunakan jenis penelitian RAD (Research and Development), sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Musyadat (2015) melakukan penelitian pada mata pelajaran Sosiologi untuk siswa kelas X MAN, sedangkan penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran bahasa Jawa untuk siswa SD kelas VI.

Penelitian yang dilakuan Mufidah (2015) berjudul Efetifitas Media Audio

Visual Adobe Flash dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa pada Siswa Kelas I SD Negeri Kalibeji 01 Kabupaten Semarang menggunakan

metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre-ekspeimental design dalam bentuk Intact-Group Comparison. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 1 SD Negeri Kalibeji 01. Instrumen penelitian berupa tes perbuatan, pedoman wawancara dan observasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan dua hal antara lain:

14

(1) Nilai rata-rata keterampilan berbicara kelas ekperimen sebesar 81, 74, sedangkan kelas kontrol sebesar 63,70. Ada perbedaan siginifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. (2) Perilaku siswa kelas eksperimen sudah baik dan siap menerima pelajaran. Adapun perilaku siswa kelas kontrol dari segi kesiapan sudah baik. Namun masih kurang dalam aspek perhatian, keseriusan, atusias, respon dan keaktifan. Bahkan masih ada siswa yang masih malu berbicara secara individu. Siswa kelas eksperimen mengatakan bahwa pembelajaran berbicara menyenangkan dan siswa tidak mengalami kesulitan. Adapun siswa kelas kontrol menyatakan bahwa pelajaran cenderung membosankan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mufidah (2015) tentunya memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu meneliti mengenai pembelajaran bahasa Jawa pada keterampilan berbicara di SD dan sama-sama menggunakan metode penelitian eksperimen. Perbedaannya terletak pada media yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Mufidah (2015) menggunakan media

Audio Visual Adobe Flash, sedangkan penelitian ini menggunakan media audio visual video scribe.

Dellyardianzah (2017) melakukan penelitian yang berjudul Penggunaan

Media Pembelajaran Berbasis Video Scribe untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Secara keseluruhan siswa kelas eksperimen sangat antusias dalam bertanya, menjawab pertanyaan maupun mengerjakan post-test yang diberikan. Pada kelas eksperimen

15

skor post-test terendah 55 dan tertinggi 90 dengan rata-rata skor 75,83, sedangkan pada kelas kontrol skor post-test terendah 50 dan tertinggi 85 dengan rata-rata skor 69,15. Dari hasil penelitian dapat diketahui perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa padakelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai signifikasi (Sig 2-tailed) adalah 0,003, nilai signifikasi < 0,05 (0,003 < 0,005) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis video scribe dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Penelitian yang dilakukan Dellyardianzah dan penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada jenis media pembelajaran yang digunakan sebagai penelitian yaitu video scribe. Perbedaanya antara lain terletak pada mata pelajaran Ekonomi untuk siswa kelas X SMA, sedangkan penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran bahasa Jawa untuk siswa SD kelas VI.

Hasil penelitian Santosa (2016) yang terdapat pada Jurnal Pendidikan Guru

Sekolah Dasar berjudul Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa melalui Implementasi Model Pembelajaran Bermain Peran. Penelitian yang dilakukan

Santosa bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar. Sama dengan dengan penelitian ini, tujuannya agar siswa dapat terampil berbicara bahasa Jawa melalui berdialog bahasa Jawa.

Penelitian yang dilakukan Santosa dan penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya misal terletak pada objek penelitiannya yaitu keterampilan berbicara bahasa Jawa, subjek penelitiannya sama-sama di sekolah dasar hanya saja

16

berbeda kelasnya yaitu Santosa melakukan penelitiannya di kelas 5, sedangkan penelitian ini dilakukan di kelas 6. Perbedaanya antara lain terletak pada jenis penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Santosa jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen.

Hasil penelitian Purwanti (2017) yang terdapat pada Indonesian Journal on

Education and Research berjudul Peningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Alus dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngadirejo Mojogedang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian yang

dilakukan Purwanti bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa pada siswa kelas IV Sekolah Dasar, sama dengan dengan penelitian ini, tujuannya agar siswa dapat terampil berbicara bahasa Jawa melalui berdialog bahasa Jawa.

Penelitian yang dilakukan Purwanti dan penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya misal terletak pada objek penelitiannya yaitu keterampilan berbicara bahasa Jawa, subjek penelitiannya sama-sama di sekolah dasar. Perbedaannya terletak pada metode pembelajaran yang digunakan. Purwanti menggunakan metode Role Playing, sedangkan penelitian ini menggunakan metode pendekatan CLIL. Perbedaan lainnya antara lain terletak pada jenis penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Purwanti jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra S dan Rini S (2017) berjudul Penerapan

17

Lingkaran di Kelas VIII SMP terdapat pada Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika.

Penelitian yang mereka lakukan bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan respon siswa terhadap pendekatan CLIL pada materi lingkaran di kelas VIII. Hasil dari penelitian yang mereka lakukan dirasa cukup berhasil. Hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Mojokerto setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan CLIL pada materi lingkaran yaitu 19 dari 25 anak (76%) dinyatakan tuntas dengan skor > 3,00, sedangkan 6 siswa dinyatakan tidak tuntas karena memperoleh skor < 3,00.

Penelitian yang dilakukan Putra S dan Rini S dengan penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya yaitu terletak pada pendekatan yang dilakukan dalam penelitian yaitu pendekatan CLIL. Perbedaannya yaitu pada sasaran mata pelajarannya. Mata pelajaran yang menjadi sasaran penelitian yang dilakukan Putra S dan Rini S adalah mata pelajaran Matematika, sedangkan penelitian ini untuk mata pelajaran Bahasa Jawa. Perbedaan lain juga terletak pada subjek penelitian. Subjek pada penelitian yang dilakukan Putra S dan Rini S adalah siswa SMP kelas VIII, sedangkan penelitian ini adalah siswa SD kelas VI.

Nurkhin (2014) melakukan penelitian yang berjudul Strategi Content and

Language Integrated Learning (CLIL) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Biaya. Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan dari pembelajaran

menggunakan strategi CLIL,yaitu peningkatan pemahaman mahasiswa menunjukkan hal yang menarik. Rata-rata nilai dari pre-test ke post-test meningkat tajam,dari 73,00 menjadi 89, 50. Hal ini disebabkan karena mahasiswa telah nyaman dengan

18

pembelajaran,sehingga mahasiswa dapat belajar dengan baik dan termotivasi. Hasil penelitian tindakan kelas ini membuktikan teori yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran CLIL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin (2014) memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu sama-sama meneliti mengenai pembelajaran menggunakan pendekatan CLIL. Perbedaan yang paling utama adalah pada subjek yang diteliti,Nurkhin (2014) melakukan penelitian pada mahasiswa di perguruan tinggi, sedangkan penelitian ini adalah siswa SD kelas VI. Perbedaan lainnya yaitu pada sasaran mata pelajarannya. Mata pelajaran yang menjadi sasaran penelitian yang dilakukan Nurkhin (2014) adalah mata pelajaran Akuntansi, sedangkan penelitian ini untuk mata pelajaran Bahasa Jawa.

Berbeda dengan Nurkhin, Efrizal (2012) melakukan penelitian yang berjudul

Improving Students Speaking through Communicative Language Teaching Method at Mts Ja-alhaq, Senot Ali Basa Islamic Boarding School of Bengkulu, Indonesia. Hasil

penelitiannya mengemukakan bahwa keterampilan berbicara siswa meningkat setelah digunakan metode pengajaran komunikatif. Pada prasiklus, nilai kemampuan berbicara siswa sangat rendah yaitu sebesar 44% gagal dalam pembelajaran tersebut. Pada siklus I jumlah siswa yang gagal sebesar 36%, hal ini menunjukkan jumlah siswa yang gagal sedikit berkurang. Pada siklus II diperoleh data sebesar 20% siswa yang gagal. Setelah dilakukan siklus terakhir yaitu siklus IX jumlah siswa yang gagal dalam keterampilan berbicara sebesar 0%. Hal ini menunjukkan hasil yang diharapkan telah tercapai.

19

Persamaan penelitian Efrizal dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti kemampuan berbicara, hanya saja Efrizal meneliti kemampuan berbicara berbahasa Inggris, sedangkan penelitian inimeneliti kemampuan berbicara khususnya berdialog menggunakan bahasa Jawa. Sedangkan perbedaannya terletak pada metodepenelitian yang dilakukan, Efrizal menggunakan metode penelitian tindakan kelas dan penelitian ini menggunakan metode eksperimen.

Berdasarkan kajian pustaka di atas, beberapa penelitian yang menerapkan media dalam pembelajaran berbicara sudah pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya. Penerapan media audio visual video scrabe diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara dibandingkan dengan penerapan media film bisu dan boneka tangan. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan CLIL diharapkan mampu mendukung agar hasil pembelajaran semakin maksimal. Media audio visual video scribe ini mampu menyajikan materi tentang berdialog yaitu contoh dialog atau percakapan dalam bentuk gambar yang disertai audio, sehingga akan lebih menarik minat siswa dan memudahkan dalam pemahaman materi jika dibandingkan dengan penggunaan media yang bersifat visual saja.

Dari hasil kajian pustaka di atas, dapat diketahui bahwa penelitian dengan judul Pembelajaran Teks Berdialog Bahasa Jawa Kelas IV dengan Pendekatan CLIL

Menggunakan Media Video Scribe di SD Negeri 1 Senon belum pernah dilakukan

Dokumen terkait