• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Televisi Sebagai Media Massa

Pada dasarnya setiap individu memilild kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan, inilah yang memunculkan motif menggunakan media massa khususnya televisi. Televisi merupakan realitas vang sangat dekat dengan realitas sesungguhnya yang memiliki daya tarik sangat kuat terhadap individu atau kelompok, akibatnya dapat menimbulkan dampak yang luas di masyarakat (Wahyudi, 1994:7). Dalam banyak hal, khalayak lebih suka menonton televisi karena sifatnya mendekati realitas dan instant, tanpa harus melalui fantasi yang dibangunnya. Sebagai media massa elektronik, estetika, psikologi, moral maupun sosial sehingga tidak ada lagi bagian yang tidak tersentuh atau terpengaruh televisi (www.klik.galamedia. com, 18.00 wib, Sabtu,19 juli, 2008). Media elektronik ini memberikan pengaruh yang kuat, di mana kekuatannya terletak pada kesegaran dan kemampuannya menyampaikan informasi baik gambar maupun suara pada khalayak luas.

Televisi merupakan penyampai pesan yang paling efektif dan dominan sehingga sangat mempengaruhi persepsi seseorang tentang suatu hal, bahkan perubahan sosial dan budaya kehidupan sehari-hari karena kita sering atau berulang-ulang menonton suatu tayangan tertentu.

Televisi sifatnya langsung, suatu pesan yang akan disampaikannya kepada penonton tidak mengalami proses yang berbelit seperti halnya dengan menggunakan bahan cetak (Effendi, 2000:176). Pesan disini dapat berupa hiburan atau informasi-informasi yang dihasilkan, yang mengutamakan kecepatan, mengandung.nilai penting dan menarik. Setiap stasiun televisi memiliki program acara dokumenter yang tidak sama, acara dokumenter yang ditampilkan tidak hanya yang bersifat informatif saja melainkan ada pula yang mengajak pemirsanya seolah-olah ikut dalam suatu perjalanan dokumenter.

Media televisi dipilih karena televisi lebih mampu menjangkau pemirsa dan mampu memenuhi kebutuhan khalayak, mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga khalayak yang tinggal di daerah-daerah dapat menikmati siaran televisi. Televisi sendiri dapat didefinisikan dengan, televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri komunikasi massa yakni berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen (Effeddy, 1993:21).

Televisi pada pokoknya.mempunyai tiga fungsi (Effendy, 2000:24) yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Penerangan

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, televisi selain menyiarkan informasi dalam siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar faktual dan realistis.

2. Fungsi Pendidikan

Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan media yang layak untuk menyiarkan acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan, sesuai dengan makna pendidikan yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.

3. Fungsi Hiburan

Fungsi hiburan yang terdapat pada siaran televisi tampak dominan. Hal ini karena televisi dapat menampilkan gambar hidup serta suaranya yang tampak nyata dan bisa dinikmati bersama.

Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa dan pengkonsumsian media hanya untuk memuaskan kebutuhan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bila kita merasa kesepian, media massa dapat berfungsi sebagai teman. Bila kita merasa bosan dan menemui peranan yang tidak enak (bad mood), media massa berfungsi sebagai tempat pelarian dari perasaan yang tidak enak. Bila kita ingin mendapatkan sesuatu untuk dipelajari maka media massa berfungsi sebagai sahabat. Bila kita kesepian maka media massa berfungsi sebagai sahabat. Bila kita mengalami goncangan batin maka media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan (escapist).

2.1.2 Pemirsa Sebagai Khalayak Aktif

Salah satu prinsip dari teori Uses and Gratification adalah anggota khalayak dianggap secara akfif menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya (Rahmat, 2004:65).

Manusia merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas dan mempunyai sifat yang heterogen dan anonim. Dalam hal ini masyarakat yang diteliti adalah pemirsa televisi dan sebagai khalayak aktif yang mempunyai motif untuk memenuhi kebutuhannya mengenai informasi.

Berkaitan dengan sifat khalayak yang aktif dalam menggunakan media Little John (1996:354) menyatakan bahwa:

“It view member of the as actively utilizing media contents, rather than

being acted upon by the media.”

Pendekatan ini melihat bahwa anggota-anggota khalayak secara aktif menggunakan isi-isi media, daripada bertindak pasif terhadap media. Little John dalam Lilik (2001:13) juga mengungkapkan empat karakteristik khalayak yang aktif, yaitu:

1. Selectivity

Khalayak yang aktif melakukan pertimbangen dan seleksi untuk menentukan media mana yang mereka gunakan.

2. Utilirianism

Khalayak yang aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan mencapai tujuan merek.

3. Intentionality

Menunjukkan bahwa salah satu kegunaan media adalah memberi kepuasan. 4. Involvement or effort

Khalayak mengikuti dan berpikir dengan aktif menggunakan media. Dengan kata lain mereka tidak mudah mudah dipengaruhi media.

Dengan demikian untuk memenuhi sebagian kebutuhan, khalayak bebas untuk memilih dan menggunakan sejumlah media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Media massa yang digunakan adalah televisi karena televisi merupakan media elektronik yang dapat menjangkau seluruh daerah dan merupakan barang yang sudah umum dan dimiliki oleh sebagian masyarakat. Jadi khalayak aktif disini yaitu khalayak yang memenuhi kebutuhan akan informasi menggunakan media televisi. Menurut Dennis Mc. Quail (2000: 203) terdapat aktifitas khalayak yang berkaitan dengan penggunaan media khususnya televisi yaitu:

1. Preactivity

Perilaku individu yaitu senantiasa mencari media tertentu untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhan intelektual.

2. Duractivity

Berkaitan dengan derajat psikologis individu yang muncul selama menonton televisi. Tipe semacam ini akan lebih terilhami oleh orientasi konstruktivis.

Fokus semacam ini adalah pada perkiraan bagaimana individu menginterprestasikan pesan-pesan media akan membawa kepuasan intelektual dan emosi bagi penontonnya.

3. Post Activity

Berkaitan dengan perilaku dan penggunaan pesan oleh individu setelah diterpa pesan. Orang yang terlibat post activity karena mereka merasa informasi yang ada memiliki nilai personal. Individu yang secara aktif mencari berita sebagai bahan komunikasi interpersonal seperti pembicaraan ringan, merupakan perilaku post activity.

2.1.3 Kebutuhan Individu dalam Penggunaan Media Massa

Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi. Komunikasi dapat efektif apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya, mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator.

Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu: pemirsa heterogen (aneka ragam) yakni pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang sangat banyak, yang sifatnya heterogen terpencar-pencar di berbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf kehidupan, dan kebudayaan. Kedua, pribadi yakni untuk dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa sifatnya aktif. Mereka aktif, seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi

mereka, berpikir aktif, aktif melakukan interprestasi. Mereka bertanya-tanya pada pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi, benar atau tidak. Keempat, selektif yakni pemirsa sifatnya selektif. la memilih program televisi yang disukainya (Effendy, 2001:84). Memperhatikan pembedaan tersebut, maka dalam penelitian ini difokuskan pada pemirsa televisi, yaitu mahasiswa.

Mahasiswa sebagai pemirsa televisi juga mempunyai sifat yang aktif dan selektif. Dikatakan aktif karena apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi, mereka berpikir aktif dan melakukan interprestasi. Mereka bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi, benar atau tidak. Sedangkan selektif yaitu mereka memilih program televisi yang disukainya. Jadi tidak semua acara yang ditayangkan di berbagai stasiun televisi menjadi kesukaan mahasiswa ada program acara yang disukai dan tidak disukai.

2.1.4 Teori Uses and Gratifications

Konsep pemuasan kebutuhan khalayak berangkat dari beberapa asumsi dasar pcndekatan uses and gratifications. Adapun beberapa asumsi dasar dari uses and gratifications menurut Katz Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch (dalam

Wulansari, 2005:19) adalah sebagai berikut: 1. Khalayak itu akfif

2. Dalam proses komunikasi banyak inisiatif untuk meningkatkan kepuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber lainnya untuk memenuhi pemuasan kebutuhan khalayak.

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan oleh anggota khalayak artinya orang dianggap cukup mengerti melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar dan khalayak secara aktif memilih media massa untuk memenuhi kebutuhannya sehingga mendapat kepuasan dari penggunaan media massa tersebut. Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan dan berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi kebutuhannya itu. Adapun kebutuhan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh khalayak dalam kehidupannya, Menurut Katz, Gurevitch dan Hass (1973) dalam Effendi (2000:294) mendefinisikan jenis kebutuhan dalam kaitannya dengan penggunaan media massa adalah sebagai berikut:

1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman atas lingkungan. Kebutuhan ini didasari pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, memuaskan rasa penasaran dan dorongan,untuk penyelidikan. 2. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah kebutuhan

3. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Menurut Kriyantono (2007:211), bahwa ada empat tipologi fungsi media massa bagi individu yaitu sebagai berikut:

1. Informasi yaitu berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. 2. Identitas pribadi yaitu berkaitan dengan peningkatan pemahaman tentang diri

sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial yaitu memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.

4. Hiburan yaitu melepaskan diri dari permasalahan.

Oleh karena itu pada teori uses and gratification ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagainiana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Katz dalam Effendi, 2000:289). Jadi, nilainya ada pada khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Kepuasan khalayak terbagi menjadi dua, yaitu Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO). Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari

atau diinginkan individu ketika menggunakan suatu jenis media tertentu, sedangkan Gratification Obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu media tertentu (Subiakto, 2003:3). Kepuasan khalayak terhadap penggunaan media diukur berdasarkan discrepancy atau kesenjangan antara kepuasan yang dicari (GS) dan kepuasaan yang diperoleh (GO).

Jadi pada intinya teori uses and gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Rakhmat, 2006:204).

2.1.5 Kepuasan Khalayak

Kebutuhan khalayak akan media massa tidak dapat terlepas dari kehidupannya. Khalayak dapat memperoleh kebutuhan berupa informasi yang didasarkan atas motif diri dapat terpenuhi dengan media massa identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta kebutuhan akan hiburan. Tetapi pemenuhan kebutuhan itu membuat khalayik aktif dan selektif untuk memilih dan menggunakan media massa yang pada akhirnya khalayak akan mendapat kepuasan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002:902) dikemukakan pengertian kepuasan yaitu: “Kepuasan berasal dari kata “puas” (bentuk kata sifat) yang berarti merasa senang (lega, kenyang dan sebagainya karena sudah merasa secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya), sedangkan “kepuasan” (bentuk kata benda) dapat diartikan sebagai suatu perihal/perasaan puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya karena sudah terpenuhi apa yang diinginkan.”

Kepuasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terpenuhinya kebutuhan khalayak dalam kegiatan menggunakan media yang dalam hal ini

adalah tayangan musik “Dahsyat” di RCTI berdasarkan tujuan dan motif tertentu. Untuk mencapai kepuasan tersebut, setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhannya agar tercapai kepuasan. Asumsi bahwa khalayak aktif dan selektif disebabkan adanya motif-motif tertentu yang mendasari yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dipenuhi dan dipuaskan dengan menggunakan media dalam hal ini adalah tayangan musik “Dahsyat” di RCTI.

Penelitian Uses and Gratifications dilakukan untuk mengetahui motif seseorang dalam menggunakan media. disamping itu juga dapat mengungkapkan tingkat kepuasan seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu. Berdasarkan konsep yang dilakukan oleh Philip Palmgreen kepuasan yang diteliti ada dua, yaitu Gratification Sought dan Gratification Obtained. Kepuasan yang diterima individu dalam menggunakan media massa diukur melalui adanya kesenjangan (discrepancy) antara keduanya.

2.2 Kerangka Berpikir

Televisi sebagai media massa elektronik memiliki beberapa unsur yang tidak dimiliki oleh media massa lain, yaita kata-kata, musik, sound efek dan unsur visual berupa gambar yang dihasilkan menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa. Selain itu televisi mempunyai kekuatan yang terletak pada kesegarannya dan kemampuannya untuk menyampaikan informasi baik berupa gambar dan suara pada khalayak luas. Melalui media elektronik yang satu ini khalayak dapat menikmati berbagai program acara berita dan informasi hingga acara hiburan.

Banyaknya stasiun televisi yang muncul membuat khalayak untuk lebih aktif dan selektif dalam memilih program acara yang sesuai dengan kebutuhan dan motif yang mendorong seseorang untuk menggunakan media massa tersebut.

Setiap individu memiliki kebutuhan mengenai penggunaan media massa meliputi kebutuhan informasi, identitas personal, integritas dan interaksi sosial, serta hiburan. Dari empat kebutuhan itulah mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur ingin memenuhi kebutuhan dengan didasari oleh motif menggunakan media massa, antara lain: informasi, identitas personal, integritas dan interaksi sosial, serta hiburan. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang menyebabkan timbulnya motif-motif yang mendorong aktifitas untuk menggunakan media massa, sehingga terdapat kepuasan yang diinginkan individu sebelum menonton tayangan musik Dahsyat di RCTI (GS) dan kepuasan yang diperoleh setelah menonton tayangan musik Dahsyat di RCTI (GO).

Jika mean skor GS lebih besar dari mean skor GO, maka terjadi kesenjangan dimana ada beberapa kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi, sehingga tayangan musik Dahsyat di RCTI belum dapat memberikan kepuasan. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO, maka tidak terjadi kesenjangan dimana semua kebutuhan yang diinginkan terpenuhi, sehingga mendapat kepuasan. Sebaliknya apabila mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO maka terjadi kesenjangan dimana kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan, sehingga tayangan musik Dahsyat di RCTI dapat memenuhi kepuasan dalam hal ini terpenuhinya kebutuhan individu

terhadap penggunaan media. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka berpikir pada gambar 1.

Gambar 1

Bagan Kerangka Berfikir Penelitian

Pemirsa / Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur

Kebutuhan individu dalam m e n g g u n a k a n m e d i a (Gratification Sought / GS): 1. informasi

2. Identitas personal

3. Integritas dan interaksi sosial

4. Hburan

Menonton tayangan Dahsyat di RCTI

Kebutuhan yang diperoleh dalam menggunakan media (Gratification Obtained / GS): 1. informasi

2. Identitas personal

3. Integritas dan interaksi sosial 4. Hburan Pengukuran Kepuasan Menonton tayangan Dahsyat di RCTI: GS > GO = Tidak Puas GS < GO = Puas GS = GO = Puas Uji Beda 2.3 Hipotesis

Penelitian ini ingin melihat apakah mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur mendapatkan kepuasan dalam menonton tayangan musik Dahsyat di RCTI, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif informasi mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.

2. Diduga terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif identitas pribadi mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.

3. Diduga terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif integrasi dan interaksi sosial mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.

4. Diduga terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif hiburan mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.

Dokumen terkait