• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian SMK3 pada PT. Suka Jaya Makmur mengacu pada Permenaker 05/MEN/1996 dan dilakukan pada P2K3 yang ada di perusahaan. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap P2K3, penerapan SMK3 pada PT. Suka Jaya Makmur yaitu:

Tabel 6 Kriteria-kriteria SMK3 menurut Permenaker 05/MEN/1996 yang diterapkan pada PT. Suka Jaya Makmur

No. Indikator Keterangan

1 Adanya kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang tertulis.

Berasal dari pimpinan perusahaan. 2 Kebijakan yang ditandatangani oleh pengusaha

dan atau pengurus.

Kebijakan ditandatangani oleh main camp manager.

3 Kebijakan disusun oleh pengusaha dan atau pengurus.

4 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan dan pemasok.

5 Kebijakan khusus dibuat untuk masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat khusus.

6 Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan

kebijakan khusus lainnya ditinjau ulang secara berkala.

7 Tanggung jawab dan wewenang untuk

mengambil tindakan dan melaporkan kepada semua personil yang terkait dalam perusahaan yang telah ditetapkan harus disebarluaskan dan didokumentasikan.

8 Penunjukkan penanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja harus sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Tanggung jawab diserahkan kepada P2K3 yang telah dibentuk dan disahkan oleh main camp manager dan pemerintah setempat.

9 Pimpinan unit kerja dalam suatu perusahaan bertanggung jawab atas kinerja keselamatan dan kesehatan kerja pada unit kerjanya.

10 Perusahaan mendapatkan saran-saran dari ahli

bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

11 Petugas yang bertanggung jawab menangani

keadaan darurat mendapatkan pelatihan.

12 Kinerja keselamatan dan dan kesehatan kerja

dimasukkan dalam laporan tahunan perusahaan dan dievaluasi.

13 Pimpinan unit kerja diberi informasi tentang

tanggung jawab mereka terhadap tenaga kerja kontraktor dan orang lain yang memasuki tempat kerja.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

14 Tanggung jawab untuk memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru mengenai peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja telah ditetapkan.

15 Pengurusan tanggung jawab secara penuh untuk menjamin sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan.

16 Hasil tinjauan ulang dimasukkan ke dalam

perencanaan tindakan manajemen.

Ada data dan dievaluasi. 17 Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan

Sistem Manajemen K3 secara berkala

18 Hasil peninjauan ulang dicatat dan

didokumentasikan.

19 Keterlibatan tenaga kerja dan penjadwalan

konsultasi dengan wakil perusahaan yang ditunjuk didokumentasikan.

Contoh kegiatan yang dilakukan yaitu diskusi mengenai pengadaan Alat Pelindung Diri (APD).

20 Dibuatkan prosedur yang memudahkan

konsultasi mengenai perubahan-perubahan yang mempunyai implikasi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

21 Perusahaan telah membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3).

22 Ketua P2K3 adalah pengurus atau pimpinan

puncak.

Ketua P2K3 adalah pengurus yang merupakan manajer PHLP PT. Suka Jaya Makmur.

23 Sekretaris adalah Ahli K3.

24 P2K3 menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan prosedur untuk mengendalikan risiko.

25 P2K3 mengadakan pertemuan secara teratur. - 26 P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur. 27 Dibentuk kelompok-kelompok kerja dan dipilih

dari wakil-wakil kerja yang ditunjuk sebagai penanggung jawab kesealamatan dan kesehatan kerja di tempat kerjanya dan kepadanya diberikan pelatihan.

Pelaksanaan K3 juga menjadi tanggung jawab kepala kelompok organisasi terkecil yang ada pada PT. Suka Jaya Makmur.

28 Tenaga kerja diberi informasi tentang struktur kelompok kerja yang telah dibentuk.

29 Petugas yang berkompeten telah

mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang telah teridentifikasi, yang berhubungan dengan operasi.

Analisis risiko kecelakaan telah dibuat dan didokumentasikan.

30 Perencanaan strategi keselamatan dan

kesehatan kerja perusahaan telah ditetapkan dan diterapkan untuk mengendalikan potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang teridentifikasi, yang berhubungan dengan operasi.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

31 Rencana khusus yang berkaitan dengan produk, proses, proyek atau tempat kerja tertentu telah dibuat.

32 Rencana didasarkan pada potensi bahaya dan

insiden, serta catatan keselamatan dan kesehatan kerja sebelumnya.

33 Rencana tersebut menetapkan tujuan

keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan yang dapat diukur, menetapkan prioritas dan menyediakan sumber daya.

34 Manual Sistem Manajemen K3 meliputi kebijakan, tujuan, rencana, dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja untuk semua tingkatan dalam perusahaan.

35 Apabila diperlukan, telah dibuat manual khusus yang berkaiatan dengan produk, proses, atau tempat kerja tertentu.

36 Manual Sistem Manajemen K3 mudah didapat

oleh semua personil dalam perusahaan.

-

Daerah operasional yang luas. 37 Informasi tentang kegiatan dan masalah

keselamatan dan kesehatan kerja disebarkan kepada seluruh tenaga kerja perusahaan.

Perusahaan juga telah melakukan pelatihan dan sosialisasi SOP K3, penyebaran slogan-slogan K3 serta pemasangan himbauan/larangan di seluruh areal kerja.

38 Catatan-catatan informasi keselamatan dan kesehatan kerja dipelihara dan disediakan untuk seluruh tenaga kerja dan orang lain yang datang ke tempat kerja.

39 Prosedur dan terdokumentasi

mempertimbangkan identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan pada tahap melakukan perancangan atau perancangan ulang.

Analisis risiko K3 telah dibuat termasuk cara penanggulangannya.

40 Prosedur dan instruksi kerja untuk penggunaan produk, pengoperasian sarana produksi dan proses yang aman disusun selama tahap perancangan.

41 Petugas yang kompeten telah ditentukan untuk melakukan verifikasi bahwa perancangan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan.

42 Semua perubahan dan modifikasi perancangan yang mempunyai implikasi terhadap

keselamatan dan kesehatan kerja diidentifikasi, didokumentasi, ditinjau ulang dan disetujui oleh petugas yang berwenang.

Pembaharuan dilakukan agar menghasilkan data yang selalu relevan.

43 Prosedur yang didokumentasikan harus mampu mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan masyarakat, di mana prosedur tersebut digunakan pada saat memasok barang dan jasa dalam suatu kontrak.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

44 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tahap tinjauan ulang kontrak oleh personil yang berkompeten.

45 Kontrak-kontrak ditinjau ulang untuk menjamin

bahwa pemasok dapat memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kontrak pemasok dievaluasi/dinilai oleh manajemen Pontianak/Jakarta 46 Catatan tinjauan ulang kontrak dipelihara dan

didokumentasikan.

47 Dokumen keselamatan dan kesehatan kerja

mempunyai identifikasi status, wewenang, tanggal pengeluaran dan tanggal modifikasi.

48 Penerima distribusi dokumen tercantum dalam

dokumen tersebut.

49 Dokumen keselamatan dan kesehatan kerja

edisi terbaru disimpan secara sistematis pada tempat yang ditentukan.

Pengendalian dokumen yang ada dilakukan sesuai dengan SOP yang dimiliki oleh perusahaan. Dokumen dipelihara dalam jangka waktu lima tahun.

50 Dokumen usang segera disingkirkan dari penggunaannya sedangkan dokumen usang yang disimpan untuk keperluan tertentu diberi tanda khusus.

51 Terdapat sistem untuk membuat dan menyetujui perubahan terhadap dokumen keselamatan dan kesehatan kerja.

Tersedia lembar amandemen dan persetujuannya pada SOP-K3. 52 Apabila memungkinkan, diberikan alasan

terjadinya perubahan dan tertera dalam dokumen atau lampirannya.

53 Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau

daftar seluruh dokumen yang mencantumkan status dari setiap dokumen tersebut, dalam upaya mencegah penggunaan dokumen yang usang.

Terdapat SOP pengendalian dokumen.

54 Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat menjamin bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain yang relevan dengan keselamatan dan kesehatan kerja telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli.

Terdapat SOP pemesanan dan pembelian serta pengeluaran barang

55 Spesifikasi pembelian untuk setiap saran produksi, zat kimia atau jasa harus dilengkapi spesifikasi dan standar keselamatan dan kesehatan kerja dicantumkan dalam spesifikasi pembelian.

56 Konsultasi dengan tenaga kerja yang potensial berpengaruh pada saat keputusan pembelian dilakukan apabila persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja dicantumkan dalam spesifikasi pembelian.

Perusahaan juga menerima dan mempertimbangkan masukan dari karyawan yang berpengalaman dibidangnya.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

57 Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri dan perubahan terhadap prosedur kerja perlu dipertimbangkan serta ditinjau ulang sebelum pembelian, dan pemakaian sarana dan bahan kimia.

58 Barang dan jasa yang telah dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi pembelian.

Quality control dilakukan di bagian logistik PT. Suka Jaya Makmur. 59 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan,

sebelum digunakan terlebih dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya. Catatan tersebut dipelihara untuk memeriksa prosedur ini.

Contoh kegiatan yang dilakukan yaitu pengecekan part number.

60 Produk yang disediakan oleh pelanggan dapat diidentifikasikan dengan jelas.

61 Petugas yang bekompeten telah

mengidentifikasikan bahaya yang potensial dan telah menilai risiko-risiko yang timbul dari suatu proses kerja.

Analisis risiko K3 telah dibuat termasuk cara penanggulangan-nya. 62 Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan

maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian.

63 Terdapat prosedur kerja yang

didokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan suatu sistem “Ijin Kerja” untuk tugas-tugas yang berisiko tinggi.

Karyawan tidak diperbolehkan untuk memaksakan bekerja pada situasi yang berisiko tinggi.

64 Prosedur atau petunjuk kerja untuk mengelola secara aman seluruh risiko yang teridentifikasi didokumentasikan.

65 Kepatuhan dengan peraturan, standar dan

ketentuan pelaksanaan diperhatikan pada saat mengembangkan atau melakukan modifikasi prosedur atau petunjuk kerja.

Perusahaan mengacu pada UU No.1/1970 dan SOP-K3. 66 Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh

petugas yang berkompeten dengan masukan dari tenaga kerja yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas dan prosedur disahkan oleh pejabat untuk ditunjuk.

67 Alat pelindung diri disediakan bila diperlukan dan digunakan secara benar serta dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai.

68 Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan

telah dinyatakan layak pakai sesuai dengan standar dan atau peraturan perundangan yang berlaku.

Dilakukan pengecekan sesuai dengan spek pesanan.

69 Upaya pengendalian risiko ditinjau ulang apabila terjadi perubahan pada proses kerja.

70 Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa

setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

71 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat risiko tugas.

-

Pengawasan dilakukan terhadap setiap jenis pekerjaan dan dievaluasi risikonya.

72 Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi bahaya dan membuat upaya pengendalian.

73 Pengawas diikutsertakan dalam pelaporan dan

penyelidikan penyakit akibat kerja dan kecelakaan, dan wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada pengurus.

74 Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi. 75 Persyaratan tugas tertentu, termasuk

persyaratan kesehatan, diidentifikasi dan dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan tenaga kerja.

Penempatan karyawan disesuaikan dengan keahlian dan karyawan tersebut harus sehat.

76 Penugasan pekerjaan harus berdasarkan pada kemampuan dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja.

77 Perusahaan melakukan penilaian lingkungan

kerja untuk mengetahui daerah-daerah yang memerlukan pembatasan ijin masuk.

Pembatasan ijin yang ada pada perusahaan diantaranya yaitu SOP limbah, portal, pamhut dan pamwil, dan lain-lain.

78 Terdapat pengendalian atas tempat-tempat dengan pembatasan ijin masuk.

Tidak semua orang diperbolehkan dan masuk dengan mudah ke lingkungan kerja yang berbahaya. 79 Fasilitas-fasilitas dan layanan yang tersedia di

tempat kerja sesuai dengan standar dan pedoman teknis.

80 Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda

pintu darurat dipasang.

Rambu-rambu/petunjuk mengenai keselamatan dan tanda serta slogan K3 dipasang di tempat-tempat yang strategis.

81 Penjadwalan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta peralatan mencakup verifikasi alat-alat pengaman dan persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.

82 Semua catatan yang memuat data-data secara rinci dari kegiatan pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan-perubahan yang dilakukan atas sarana produksi harus disimpan dan dipelihara.

83 Sarana produksi yang harus terdaftar memiliki sertifikat yang masih berlaku.

84 Perawatan, perbaikan dan setiap perubahan

harus dilakukan personil yang berkompeten.

85 Apabila memungkinkan, sarana produksi yang

akan diubah harus sesuai dengan persyaratan peraturan perundangan yang berlaku.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

86 Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan yang mencakup ketentan mengenai peralatan-peralatan dengan kondisi keselamatan yang kurang baik dan perlu untuk segera diperbaiki.

Terdapat SOP pemeliharaan dan perbaikan peralatan.

87 Terdapat suatu sistem penandaan bagi alat yang sudah tidak aman lagi jika digunakan (lock out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya.

88 Apabila diperlukan, dilakukan penerapan sistem penguncian pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya.

-

Perusahaan lebih banyak hanya memberikan tanda/label saja. 89 Prosedur persetujuan untuk menjamin bahwa

peralatan produksi dalam kondisi yang aman untuk dioperasikan.

Peralatan yang telah diperbaiki diberikan tanda “OK”.

90 Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan yang tunduk pada standar dan undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi persyaratan.

Hingga saat ini perusahaan belum pernah secara resmi menyediakan pelayanan seperti disebut di atas sehingga prosedur yang disyaratkan belum ada.

91 Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui kontrak, dan pelayanan tunduk pada standar perundangan keselamatan dan kesehatan kerja, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin bahwa pemberian pelayanan memenuhi persyaratan.

Prosedur belum ada akan tetapi kegiatan tersebut sudah dilakukan melalui organisasi.

92 Keadaan darurat yang potensial (di dalam atau di luar tempat kerja) telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat tersebut telah didokumentasikan.

Contoh dari tindakan tersebut yaitu dengan adanya SOP penanganan kebakaran.

93 Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas yang berkompeten.

- Hanya sesekali dilakukan. 94 Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan

mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko.

95 Petugas penanganan keadaan darurat diberikan

pelatihan khusus.

96 Instruksi keadaan darurat dan hubungan

keadaan darurat diperhatikan secara jelas/menyolok dan diketahui oleh seluruh tenaga kerja perusahaan.

-

Hanya sebagian tenaga kerja.

97 Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala.

-

Perusahaan hanya melakukan perencanaan sistem dalam keadaan daruratnya.

98 Kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan darurat telah dinilai oleh petugas yang berkompeten.

Perusahaan telah menempatkan alat pemadam kebakaran dan alat-alat lainnya sesuai dengan tempatnya. Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

99 Perusahaan telah mengevaluasi alat PPPK dan menjamin bahwa sistem PPPK yang ada memenuhi standar dan pedoman teknis yang berlaku.

Perusahaan melakukan pengecekan kelengkapan dan tanggal

kadaluarsanya setiap saat. 100 Petugas PPPK telah dilatih dan ditunjuk sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

101 Inspeksi tempat kerja dan cara kerja

dilaksanakan secara teratur.

-

Pelaksanaan inspeksi tidak teratur. 102 Inspeksi dilaksanakan bersama oleh wakil

pengurus dan wakil tenaga kerja yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya.

103 Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa.

104 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah

disusun untuk digunakan pada saat inspeksi.

105 Laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan

P2K3 sesuai dengan kebutuhan.

106 Tindakan korektif dipantau untuk menentukan

efektifitasnya.

107 Pemantauan lingkungan kerja dilaksanakan

secara teratur dan hasilnya dicatat dan dipelihara.

-

Pelaksanaan hanya sesekali/tidak rutin.

108 Pemantauan lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan psikologis.

109 Terdapat sistem yang terdokumentasi mengenai

identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji mengenai kesehatan dan keselamatan.

Kalibrasi alat kesehatan.

110 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas yang berkompeten.

111 Kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada

tempat kerja yang mengandung bahaya harus dipantau.

-

112 Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.

113 Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

-

Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh juru rawat/mantri.

114 Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

115 Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Perusahaan melakukan pendataan mengenai penyakit yang sering diderita karyawan.

116 Terdapat prosedur proses pelaporan sumber bahaya, personil perlu diberitahu mengenai proses pelaporan sumber bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

-

Belum ada prosedur secara formal tentang proses pelaporan sumber bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

117 Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta insiden di tempat kerja dilaporkan.

Setiap kecelakaan kerja yang terjadi dibuat berita acaranya.

118 Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilaporkan sebagai mana ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.

119 Perusahaan mempunyai prosedur penyelidikan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dilaporkan.

Setiap kecelakaan kerja dibuat berita acaranya dan dievaluasi

penyebabnya. 120 Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan kerja

dilakukan oleh petugas atau ahli K3 yang telah dilatih.

Laporan penyelidikan berisi saran dan solusi perbaikan.

121 Laporan penyelidikan berisi saran-saran dan jadwal waktu pelaksanaan usaha perbaikan.

122 Tanggung jawab diberikan kepada petugas yang

ditunjuk untuk melaksanakan tindakan perbaikan sehubungan dengan laporan penyelidikan.

123 Tindakan perbaikan didiskusikan dengan tenaga kerja di tempat terjadinya kecelakaan.

Kegiatan ini dilakukan tidak secara formal.

124 Efektivitas tindakan perbaikan dipantau. 125 Terdapat prosedur untuk menangani masalah

keselamatan dan kesehatan kerja yang timbul dan sesuai denngan peraturan perundangan yang berlaku.

SOP yang ada disosialisasikan.

126 Tenaga kerja diberi informasi mengenai prosedur penanganan masalah keselamatan dan kesehatan kerja dan menerima informasi kemajuan penyelesaiannya.

127 Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko yang berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis.

128 Identifikasi dan penilaian dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten.

129 Perusahaan menerapkan dan meninjau ulang

cara pengendalian risiko yang berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis.

130 Prosedur untuk penanganan bahaya meliputi metode pencegahan tehadap kerusakan, tumpahan dan kebocoran.

Prosedur mengenai penanganan dan perbaikan alat di lapangan.

131 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan disimpan dan dipindahkan dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

132 Terdapat prosedur yang menjelaskan

persyaratan pengendalian bahan yang bisa rusak atau kadaluarsa.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

133 Terdapat prosedur menjamin bahwa bahan dibuang dengan cara yang aman.

134 Perusahaan telah mendokumentasikan prosedur

mengenai penyimpanan, penanganan dan pemindahan bahan-bahan berbahaya.

135 Lembar Data Bahan yang komprehensif untuk

bahan-bahan berbahaya harus mudah didapat.

136 Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan

pemberian label pada bahan-bahan berbahaya.

137 Rambu peringatan bahaya dipampang sesuai

dengan persyaratan perundangan dan standar yang berlaku.

138 Terdapat prosedur yang didokumentasikan

mengenai penanganan secara amana bahan-bahan berbahaya.

139 Petugas yang menangani bahan-bahan

berbahaya diberi pelatihan mengenai cara penanganan yang aman.

140 Perusahaan mempunyai prosedur yang

mengidentifikasi, mengumpulkan, mengarsipkan, memeliha dan menyimpan catatan keselamatan dan kesehatan kerja.

141 Undang-undang, peraturan, standar dan pedoman teknis yang relevan dipelihara pada tempat yang mudah didapat.

142 Terdapat prosedur yang menentukan

persyaratan untuk menjaga kerahasiaan catatan.

143 Catatan mengenai peninjauan ulang dan

pemeriksaan dipelihara.

144 Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan

catatan rehabilitasi kesehatan dipelihara.

145 Data keselamatan dan kesehatan kerja yang

etrbaru dikumpulkan dan dianalisis.

Analisis dilakukan oleh P2K3. 146 Laporan rutin kinerja keselamatan dan

kesehatan kerja dibuat dan disebarluaskan di dalam perusahaan.

Laporan dan evaluasi tahunan ditujukan kepada semua kepala bagian.

147 Audit Sistem Manajemen K3 yang terjadwal dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk menentukan apakah kegiatan tersebut efektif.

148 Audit internal Sistem manajemen K3 dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan independen di perusahaan.

Dilakukan oleh petugas P2K3. 149 Laporan audit didistribusikan kepada

manajemen dan petugas lain yang berkepentingan.

150 Kekurangan yang ditemukan pada saat audit

diprioritaskan dan dipantau untuk menjamin dilakukannya tindakan perbaikan.

151 Analisis kebutuhan pelatihan yang mencakup

persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja telah dilaksanakan.

Terdapat analisis training K3.

Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan - = belum diterapkan di perusahaan

Lanjutan Tabel 6

No. Indikator Keterangan

152 Rencana pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja telah disusun bagi semua tingkatan dalam perusahaan-perusahaan.

153 Pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan

tingkat kemampuan dan keahliannya.

154 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang

mempunyai kemampuan dan pengalaman yang memadai serta diakreditasi menurut peraturan perundangan yang berlaku.

Pelatihan diberikan oleh pihak Depnaker.

155 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai untuk pelaksanaan pelatihan yang efektif.

156 Perusahaan mendokumentasikan dan

menyimpan catatan seluruh pelatihan.

Terdapat daftar dan sertifikasinya. 157 Evaluasi dilakukan pada setiap sesi pelatihan

untuk me\njamin peningkatan secara berkelanjutan.

158 Program pelatihan ditinjau ulang secara teratur

untuk menjamin agar tetap relevan dan efektif.

159 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus

berperan serta dalam pelatihan yang mencakup penjelasan tentang kewajiban hukum dan prinsip-prinsip serta pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.

160 Manajer dan supervisor menerima pelatihan yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka.

161 Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja

termasuk tenaga kerja baru yang dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara aman.

162 Pelatihan diselenggarakan kepada tenaga kerja apabila di tempat kerjanya terjadi perubahan sarana produksi atau proses.

163 Apabila diperlukan diberikan pelatihan

Dokumen terkait