BAB II KAJIAN TEORI
B. Kajian Tentang Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
5. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Melihat tujuan pembelajaran IPA di atas, kita sadar bahwa pembelajaran IPA sangat penting diajarkan pada siswa SD. Melalui pembelajaran IPA siswa akan mengetahui konsep-konsep IPA, menanamkan rasa ingin tahu siswa, mengembangkan keterampilan berpikir siswa, ikut melestarikan lingkungan alam dan sadar bahwa IPA sangat berperan dalam perkembangan teknologi.
B. Kajian Tentang Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran 1. Keaktifan
Setiap guru tentunya ingin menciptakan suasana belajar yang aktif. Pembelajaran dikatakan aktif ketika siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa secara aktif berpartisipasi saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peran guru tidak hanya sekedar mengajarkan materi pelajaran, tapi guru juga bertanggungjawab menciptakan pembelajaran aktif di dalam kelas dan melibatkan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran yang aktif bisa dilihat dari aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas. Aktivitas yang dimaksud yaitu berupa kegiatan yang bermanfaat, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan yang bermakna. Siswa sibuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap suatu mata pelajaran. Dengan
16
bervariasinya aktivitas dalam pembelajaran, proses pembelajaran pun akan semakin berwarna.
Pembelajaran aktif memungkinkan siswa untuk terlibat dan berperan dalam proses pembelajaran. Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari (2013: 83) mengemukakan dalam pembelajaran aktif peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan, bimbingan, serta mengatur sirkulasi proses pembelajaran.
Siswa lebih banyak terlibat dan berperan dalam proses pembelajaran aktif. Karena pembelajaran aktif berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan berpikir secara kritis. Siswa bertanya untuk memperoleh jawaban terhadap sesuatu yang ingin diketahuinya. Siswa juga diberi kesempatan untuk menjawab, berpendapat, sehingga kemampuan berpikir siswa juga akan berkembang.
Fink (Warsono dan Hariyanto, 2012: 18) mengemukakan bahwa pembelajaran aktif terdiri atas dua komponen utama, yakni pengalaman (experience) dan komponen dialog. Pengalaman yang dimaksud yaitu pengalaman melakukan (doing) dan pengalaman mengamati (observing) dan dialog yang dimaksud yaitu dialog dengan diri sendiri ( dialogue with self) dan dialog dengan orang lain (dialogue with others).
Berdasarkan pendapat di atas, ada dua aspek perlu diperhatikan dalam pembelajaran aktif. Aspek tersebut yaitu pengalaman dan dialog.
17
Pembelajaran aktif bisa dilihat dari kedua aspek di atas. Misalnya pada aspek pengalaman, ketika siswa diarahkan untuk mengamati dan melakukan suatu kegiatan, maka siswa telah melakukan aktivitas mengamati dan melakukan.
Aspek dialog, aktivitas yang dilakukan bisa dialog dengan diri sendiri atau berpikir dan dialog dengan orang lain. Dialog dengan orang lain bisa saja berupa diskusi, bertanya, menjawab dan berpendapat. Aktivitas yang dilakukan siswa pada saat berdiskusi, bertanya, menjawab dan berpendapat tentu menjadikan kelas terlihat aktif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa, keaktifan siswa dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Semakin banyak variasi kegiatan pembelajaran, maka kemungkinan siswa terlibat secara aktif akan semakin besar. Sehingga guru harus mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang terencana dan memancing siswa untuk melakukan kegiatan lainnya yang bermanfaat.
Kegiatan yang terencana yang dimaksud ialah kegiatan sudah direncanakan pada saat sebelum proses pembelajaran. Misalnya, guru menyediakan media pembelajaran, kemudian guru menyiapkan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa melalui media tersebut. Sehingga, pada saat proses pembelajaran guru akan mengarahkan siswa melakukan kegiatan sesuai yang telah direncanakan. Selain kegiatan yang terencana, guru juga harus mampu memancing siswa untuk melakukan
18
aktivitas lain seperti berdiskusi, bertanya, menjawab, dan berpendapat agar keaktifan siswa di dalam kelas semakin meningkat.
2. Jenis-jenis Keaktifan
Keaktifan siswa di dalam kelas bisa dilihat dari aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa di dalam kelas banyak sekali macam-macamnya. Oleh karena itu, para ahli mengklasifikasikan keaktifan berdasarkan jenis aktivitas dalam pembelajaran. Berikut ini keaktifan berdasarkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menurut para ahli, beberapa diantaranya ialah:
1) Paul D. Diereich (Oemar Hamalik, 2013: 172-173) membagi kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok, ialah:
a) Kegiatan-kegiatan visual
Melihat dan mengamati media tiga dimensi (benda model). b) Kegiatan-kegiatan lisan (oral)
Mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, diskusi, menjawab pertanyaan.
c) Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan diskusi kelompok. d) Kegiatan-kegiatan menulis
Membuat rangkuman.
2) Getrude M. Whipple (Oemar Hamalik, 2013: 173-175) membagi kegiatan-kegiatan siswa sebagai berikut:
19
1) Mengamati penjelasan materi pelajaran, mengamati media pembelajaran.
b) Mempelajari masalah-masalah
1) Menjawab pertanyaan-pertanyaan. 2) Mempelajari buku pelajaran.
3) Membuat catatan-catatan saat diskusi kelompok.
4) Melakukan eksperimen, misalnya melakukan percobaan media tiga dimensi.
5) Membuat rangkuman. c) Cek dan tes
1) Mengerjakan soal latihan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa keaktifan belajar siswa banyak sekali macam-macamnya. Macam-macam keaktifan belajar siswa dapat dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dengan adanya pengelompokan jenis-jenis aktivitas belajar siswa di dalam kelas, akan memudahkan guru untuk mengamati kegiatan-kegiatan siswa sesuai dengan jenis aktivitas belajar siswa di dalam kelas.
Seorang guru harapannya mampu mengetahui jenis-jenis keaktifan belajar siswa di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Agar guru bisa mendesain dan merencanakan suatu pembelajaran yang bisa memfungsikan berbagai jenis-jenis keaktifan belajar siswa yang telah dikelompokkan oleh para ahli di atas. Untuk melihat keaktifan siswa, maka
20
kita harus mengetahui jenis-jenis keaktifan siswa di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengelompokan para ahli di atas tentang keaktifan belajar, peneliti menyederhanakan jenis-jenis keaktifan secara umum (keaktifan yang mudah diamati/dilihat), diantaranya yaitu:
a) Keaktifan visual (kegiatan-kegiatan visual) b) Keaktifan lisan (kegiatan-kegiatan lisan/oral)
c) Keaktifan mendengarkan ( kegiatan-kegiatan mendengarkan) d) Keaktifan menulis (kegiatan-kegiatan menulis)
3. Manfaat Keaktifan dalam Pembelajaran
Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran, memiliki manfaat tertentu bagi siswa. Karena aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran, secara langsung atau tidak langsung akan berdampak pada siswa tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2013: 175) bahwa aktivitas besar nilainya bagi pengajaran siswa, oleh karena:
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan orang tua dengan guru.
7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas
21
8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, kita ketahui bahwa keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat bagi siswa, baik secara kelompok atau individu. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang aktif. Agar siswa dapat berkembang dan memperoleh manfaat dari aktivitas yang dilakukan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, semakin banyak variasi aktivitas-aktivitas belajar siswa di dalam kelas, maka kemampuan sendiri/kelompok, kerja sama yang harmonis, minat siswa, interaksi sosial dan aspek pribadi siswa akan semakin berkembang dan terlatih.