• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pengembangan Aspek Bahasa Anak Usia Dini

4. Kajian Tentang Metode Bermain

a. Pengertian Metode Bermain

Menurut Moeslichatoen (2001: 6) mengatakan bahwa metode adalah bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi metode pelajaran adalah suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Menurut Robertus (dalam Andang Ismail, 2006: 25) dalam risetnya menyatakan bahwa cara belajar anak yang paling efektif ada pada permainan anak, yaitu dengan bermain dalam kegiatan belajar mengajarnya. Dalam bermain anak dapat mengembangkan kemampuan motoriknya, meningkatkan penalaran, dan memahami keberadaan lingkungan teman sebaya, membentuk daya imajinasi dengan dunia sesungguhnya, mengikuti aturan, tata tertib, dan disiplin yang tinggi. Secara alamiah, bermain dapat memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam, dan secara spontan pula anak mengembangkan bahasanya. Sedangkan bermain berasal dari kata ’main’ yang memiliki arti berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati dengan menggunakan alat-alat atau tidak. Menurut Andang Ismail (2006: 16) bermain merupakan kegiatan dilakukan dalam rangka memperoleh kesenangan yang membantu perkembangan anak.

Pada kegiatan belajar mengajar seorang guru tidak harus terpaku dalam menggunakan berbagai metode agar proses belajar mengajar atau pengajaran berjalan tidak membosankan, tetapi memikat perhatian anak didik. Namun di sisi lain penggunaan berbagai metode akan sulit membawa keberuntungan atau manfaat dalam kegiatan belajar mengajar, bila penggunaannya tidak sesuai

20

dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta kondisi psikologi anak didik. Maka dari itu disini guru di tuntut untuk pandai-pandai dalam memilih metode yang tepat (Syaiful Bahri, 2002: 24).

Paparan di atas memberikan pengertian bahwa metode bermain adalah cara mencapai tujuan pembelajaran yang di dalamnya terkandung macam-macam bentuk kegiatan yang membantu meningkatkan aspek perkembangan anak. Pada penelitian ini aspek yang diteliti yaitu aspek bahasa khususnya pada keterampilan berbicara anak, untuk mencapai tujuan peningkatan bicara tersebut maka penting penggunaan metode bermain. Dibuktikan dengan dunia anak usia dini yaitu senang bermain. Sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan penelitian ini.

b. Jenis-jenis Permainan Sebagai Metode Bermain

Berkaitan dengan kegiatan pengenalan dan pembelajaran berbahasa, Slamet Suyanto (2005: 172) mengatakan bahwa untuk melatih anak berkomunikasi secara lisan yaitu dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan anak berinteraksi dengan teman dan orang lain. Guru dapat mendesain berbagai kegiatan yang dapat memungkinkan anak mengungkapkan ide, perasaan, dan emosinya.

Berikut beberapa contoh kegiatan untuk melatih komunikasi lisan pada anak (Slamet Suyanto, 2005: 173-174) yaitu:

1) Bermain drama (dramatic play) seperti dokter-pasien, bermain keluarga, dan bermain jual-beli. 2) Bermain paralel dan kooperatif (parallel and cooperative play) seperti bermain dengan pasir, air, dan balok dimana anak bermain sendiri di tempat yang sama dengan media yang sama akan memungkinkan anak bermain paralel. Anak akan melihat bagaimana temannya bermain dan ikut menirukannya. Selain bermain paralel, bermain secara kooperatif juga dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berkomunikasi. 3) Menunjukkan dan menceritakan (show

21

and tell) seperti anak secara bergilir dan bergantian diminta untuk menceritakan pengalamannya di depan teman-teman yang lain, dengan anak bercerita secara langsung melalui permainan yang telah dirancang oleh guru.

Dari uraian di atas, maka salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berbicara anak yaitu dengan menunjuk dan menceritakan, pembelajaran berbahasa dapat dirancang sedemikian rupa sehingga akan menarik dan menyenangkan bagi anak. Dalam hal ini, kegiatan menunjukkan dan menceritakan dapat dilakukan melalui permainan. Permainan yang menarik dan tidak banyak aturan pada umumnya disukai anak-anak. Guru dapat menggunakan permainan untuk membelajarkan anak.

Membelajarkan anak dengan bermain dikenal dengan bermain sambil belajar (Slamet Suyanto, 2005: 43). Di antara permainan yang dapat dilakukan adalah permainan bahasa. Permainan bahasa untuk melatih kemampuan anak didik meningkatkan kemampuannya berbahasa seperti mengenal kosa kata, menyusun kalimat, menyusun kalimat bahasa asing, dan unsur bahasa lainnya (Mudjib dan Ramawati, 2011: 44). Permainan bahasa bertujuan memperoleh kesenangan dan melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).

Permainan bahasa dapat dipilih oleh guru dari bentuk-bentuk permainan yang sudah ada, atau dikombinasikan dengan unsur baru. Beberapa permainan untuk melatih keterampilan berbicara pada anak, di antaranya adalah bercerita dengan gambar berseri (Rahayu, 2012), bermain teater (Costa et al, 2011: 1), dan bermain peran (Siska, 2012: 33). Permainan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara hendaknya yang dapat melibatkan seluruh motorik anak,

22

seperti pendengaran, penglihatan, dan gerak. Permainan guna meningkatkan kemampuan berbicara dapat berupa permainan yang sama sekali baru atau hasil dari kombinasi. Pada penelitian ini, menggunakan metode bermain permainan kliping gambar.

c. Kekurangan dan Kelebihan Metode Bermain

Menurut Umar (2003:45) menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan metode bermain antara lain :

1) Kelebihan Metode Bermain :

a) Merangsang perkembangan motorik anak, karena dalam bermain membutuhkan gerakan-gerakan.

b) Merangsang perkembangan berfikir anak, karena dalam bermain membutuhkan pemecahan masalah bagaimana melakukan permainan itu dengan baik dan benar. Melatih kemandirian anak dalam melakukan sesuatu secara mandiri tidak menggantungkan diri pada orang lain.

c) Melatih kedisiplinan anak, karena dalam permainan ada aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan.

d) Anak lebih semangat dalam belajar, karena naluri anak usia dini belajar adalah bermain yang didalamnya mengandung pelajaran. 2) Kekurangan Metode Bermain:

a) Membutuhkan biaya yang lebih, karena dalam metode bermain membutuhkan alat atau media yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.

b) Membutuhkan ruang atau tempat yang khusus sesuai dengan tipe permainan yang dilakukan.

c) Sering terjadi saling berebut alat atau media bermain antara anak yang satu dengan yang lainnya apabila alat atau medianya tidak mencukupi.

d) Secara khusus akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan metode bermain permainan kliping gambar.

d. Permainan Kliping Gambar

Menurut Hans Daeng (dalam Andang Ismail, 2006: 5), permainan dapat dikatakan universal sifatnya, karena hidup pada semua masyarakat di dunia.

23

Permainan atau bermain adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak. Artinya, dengan dan dari bermain itu anak belajar hidup. Lasa Hs (2006: 2) menjelaskan bahwa kliping merupakan kegiatan pengguntingan atau pemotongan bagian-bagian surat kabar maupun majalah, kemudian disusun dengan sistem tertentu dalam berbagai bidang.

Kliping merupakan potongan berita yang diambil dari surat kabar atau majalah. Kliping merupakan kegiatan pengguntingan atau pemotongan bagian-bagian surat kabar maupun majalah, kemudian disusun dengan sistem tertentu dalam berbagai bidang sesuai dengan minat sehingga tidak semua berita atau artikel harus dikliping (http://deretankata.wordpress.com/ 2012/01/04/ kliping-apa-maknanya). Melalui gambar, anak dapat berbicara dengan lebih mudah. Anak dapat menunjuk ke arah gambar ketika berbicara atau mengungkapkan sesuatu. Ketika anak menggambar sendiri di kertas atau papan tulis, anak mengekspresikan diri dengan gambar, maka ketika anak menceritakan secara lisan tentang gambar tersebut, maka gambar telah menstimulasi anak untuk berbicara dengan menyenangkan (Ontario, 2007: 11-12). Tetapi, melalui kliping gambar, anak diberi kebebasan untuk dapat memahami bahasa gambar orang lain, dan ketika anak diminta untuk menceritakan gambar tersebut secara lisan kepada guru dan teman-temannya, maka anak dapat melatih kemampuan berbicara dari pemahamannya tentang gambar yang ada pada kliping.

Permainan kliping gambar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak, karena dalam kegiatan pembelajaran tersebut dirancang supaya anak belajar dalam keadaan yang menyenangkan melalui kegiatan bermain

24

permainan yang sesuai dengan tema dalam pembelajaran. Permainan kliping gambar ini termasuk dalam permainan yang menanamkan tentang keberanian dan keaktifan dalam berbicara di depan kelas dengan menceritakan isi dari kliping gambar yang sudah di tempel pada kertas karton.

Berdasarkan paparan di atas, dapat ditegaskan bahwa permainan kliping gambar adalah suatu aktivitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok dengan mengkliping atau membuat kliping (menggunting dan mendokumentasikan) gambar dari majalah maupun koran dan menceritakan kembali gambar tersebut di depan kelas.

Menurut Ahmad Hanafi (2000:178) disebutkan beberapa kelebihan dari permainan kliping gambar, yaitu:

1) Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak,

2) Memberi kebebasan pada anak untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaannya melalui komunikasi lisan,

3) Mengembangkan kreasi dan imajinasi yang dimiliki anak melalui gambar yang anak ceritakan,

4) Anak dapat membuat cerita baru sesuai dengan yang diinginkan, 5) Permainan ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun

individu,

6) Bahan yang digunakan dalam permainan ini tidak harus baru, jadi dapat menghemat biaya, dan

7) Mengembangkan keterampilan berbicara anak.

Menurut Yusup Riyadi (2007: 14) selain kelebihan dari permainan kliping gambar yaitu melatih keberanian anak dalam mengungkapkan gambar yang sudah ada, terdapat pula kekurangan dari permainan kliping gambar ini, permainan ini tidak akan berjalan dengan baik apabila anak tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh. Akivitas permainan ini tidak berjalan dengan baik bila

25

penggunaan metode ini tidak ada hubungan antara praktik dan penggunaan metode dengan kompetensi yang hendak dicapai oleh guru.

Keterampilan berbicara melalui metode bermain kliping gambar mengarah pada kelebihan permainan kliping gambar yaitu terciptanya suasana yang menyenangkan antara anak yang satu dengan anak yang lain dalam mengungkapkan ide serta gagasan yang didapat dari belajar mengenai gambar yang ada (Joko Sutikno, 2011: 45). Berdasarkan pengertian, kelebihan, dan kekurangan yang telah dipaparkan di atas, maka permainan kliping gambar ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada anak TK.

Dalam hal ini kegiatan permainan kliping gambar dilakukan oleh anak dengan menggunting gambar-gambar yang ada pada majalah kemudian menempelkannya pada media kertas karton yang telah disediakan, untuk kemudian menyampaikan ceritanya kepada teman-teman di depan kelas. Melalui permainan kliping gambar ini, keterampilan berbicara anak dapat dilatih. Pada waktu penyampaian cerita dalam permainan kliping gambar itulah keterampilan berbicara anak dapat berkembang. Karena pada saat anak-anak maju ke depan kelas, mereka harus menceritakan gambar yang telah mereka tempel, memberikan informasi kepada teman-teman yang lainnya setelah itu guru memberikan pertanyaan sederhana untuk membantu mengungkapkan idenya.

Permainan kliping gambar ini dapat dilakukan dalam kegiatan inti maupun akhir pembelajaran. Sama halnya dengan membuat kliping pada perpustakaan yaitu mengumpulkan informasi penting dari jurnal ataupun informasi dari sumber lain, pada permainan ini anak juga melakukan

26

pengumpulan informasi yang menurut anak penting dengan menggunting gambar atau tulisan dari majalah ataupun sumber lain.

Perbedaannya adalah dalam kegiatan permainan kliping gambar, informasi yang dikumpulkan anak berupa gambar-gambar yang menurut anak menarik dan sesuai dengan apa yang akan anak sampaikan. Sebab, tujuan utama dari permainan kliping ini adalah meningkatkan keterampilan berbicara anak melalui penyampaian cerita dari kliping gambar yang telah anak buat dan komunikasi yang dilakukan anak selama permainan kliping gambar berlangsung.

e. Langkah-langkah Penerapan Metode Bermain Kliping Gambar

Gordon dan Browne (dalam Siti Partini Suardiman, 2003: 51) menyatakan ada berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dan peralatan bermain, yaitu: (a) mengundang perhatian semua anak, yakni bahan yang dapat memuaskan kebutuhan, menarik minat, dan yang menyentuh perasaan anak; (b) memilih bahan yang dapat memenuhi bermacam tujuan pengembangan seluruh aspek perkembangan anak; (c) memilih bahan yang dapat memperluas kesempatan anak untuk menggunakannnya dengan bermacam cara; (d) menentukan urutan langkah permainan; (e) kegiatan bermain sesuai urutan langkah-langkahnya; (f) menutup kegiatan bermain permainan.

Pada permainan kliping gambar ditentukan langkah menurut definisi operasional yang telah dijelaskan yaitu pertama, guru memberikan kertas bergambar dari majalah atau koran pada masing-masing anak beserta kertas karton sebagai tempat untuk menempel kliping gambar. Kedua, anak menceritakan hasil mengkliping tersebut di depan kelas dengan dibantu guru. Setelah itu guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Ketiga, setelah anak selesai membuat kliping gambar, guru memberikan penghargaan berupa

27

pujian ataupun hadiah kepada anak yang berani menceritakan kliping gambar di depan kelas.

Dengan demikian langkah penerapan metode bermain untuk meningkatkan keterampilan berbicara adalah bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dari permainan kliping gambar dilakukan di depan kelas sehingga anak aktif menyampaikan kalimat, memberikan keterangan/informasi tentang kliping gambar yang telah di tempel di kertas karton dan menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi dari kliping gambar tersebut.

Dokumen terkait