• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Tentang Motivasi Belajar Agama Islam 1. Pengertian motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivation yang berarti dorongan, sedangkan kata keijanya adalah to motivate yang berarti mendorong. Motivasi merupakan suatu kekuatan {power), atau tenaga {forces) atau daya {energy) atau suatu keadaan yang komplek dalam individu untuk bergerak kearah tujuan tertenu baik disadari atau tidak..

Dalam kegiatan belajar motivasi dap at dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.35

Jeremy Harmer bekata motivation is kind o f an internal drive which pushes someone to do things in order to achieve something.36 Maksudnya motivasi adalah sejenis pengendalian internal yang mana seseorang melakukan hal untuk mencapai suatu tujuan.

Dari definisi diatas motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi - kondisi tertentu, sehingga seorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dn bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

35 Sardinian, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, CV Rajawali, Jrkarta, 1988, him. 101 36 Jeremy Harmer, the practice o f English Language Teaching, Longtmn, New York, him.51

meniadakan atau mengelakkan rasa tidak suka untuk mencapai tujuan tertentu..

Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada diriny a sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: (1) mengetahui apa yang dipelajari (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.37 38

Seumpama seorang akan belaja; agama Islam maka ia ’ harus mengetahui hal yang dipelajari yaitu ten.ang agama Islam dan harus tahu mengapa agama Islam perlu dipelajari.

2. Macam - macam motivasi 1) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif - motii yang akui dan

T O

berfungsinya karena adanya perangsang dai* luar. Sebagai contoh, seorang siswa belajar karena besok mau ujian. Jadi kalau dilihat dari segi tujuannya belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu tetapi karena ingin mendapat nilai yang baik.

37 Sardiman, Opcit, hlm.39 38 Ibid, hlm.90

Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

3. Makna belajar

Untuk memahami makna belajar penulis mengawali aengan definisi belajar antara la in :

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sia tu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.39

Dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain seb.igainya.40

Jadi belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu yang ditandai dengan prubahan sikap / tingkah laku.

Dari hal tersebut maka yang dimaksud perubahan tingkah laku adalah : 1) Perubahan yang teijadi secara sadar

39 Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruh,, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm.2 40 Sardinian, opcit,hhn.22

Individu yang belajar menyadari akan terjadi perubahan atau setidaknya merasakan telah teijadi perubahan. Misalnya orang belajar agama Islam menyadari bahwa pengetahuannya bertambah dengan membaca mendengarkan ceramah, selain itu juga teijadi perubahan pada dirinya yang dulu tidak pernah shalat setelah belajar dan memahami Isian ia jadi rajin dan terbiasa solat.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu

Sebagai hasil belajar, perubahan yang teijadi dalam diri individu berlangsung terus menerus. Satu perubahan yang teijadi* akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan serta proses belajar berikutnya. Misalnya jik a seorang belajar menulis tulisan biasa atau tulisan arab maka mereka mengalarri perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangdung terus terus hingga kecakapannya menulis menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, khot arab.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah

laku karena proses kematangan, dia belajar sehii.gga akhlaknya bertambah mulia selain itu dia belajar shalat sampai bisa.

4) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer teqadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis tidak dapat digolongkan sebagai belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap. Misalnya seorang anak belajar membaca Al-Quran ini tidak akan hilang begitu saja melainkan bila dipergunakan terus akan lebih lancer dan tartil.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar - benar disadari. Misalnya seorang anak belajar cara solat maka ia sudah menetapkan apa yang akan dicapai yaitu dapat melakukan sshalat dengan benar.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku

secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.41

Sebagai contoh jika seorang anak belajar agama Islam baik dengan membaca buku keagamaan, mengikuti pengajian d;oi sebagainya maka anak itu akan berubah dari segi akhlak, selain itu juga tambah pengetahuannya tentang Islam.

4. Pengertian motivasi belajar agama Islam

Salah satu teori yang diungkapkan o b h Morgan, motifasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek - aspeK dari motivasi. Ketiga hal tersebut ialah : keadaan yang mendorong tingkah laku (“motivating states”), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (“motivated behavior”), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (‘ goals or ends o f such behavior”).42 Jadi keadaan yang mendorong tingkah laku adalah keadaan kegamaan keluarga, tingkah laku yang didorong adalah belajar agama Islam dan tujuan dari pada tingkah laku adalah pemahaman tentang agama Islam

Agama memang merupakan kebutuhan manusia jadi dalam diri sese orang sudah muncul sendiri dorongan untuk belajar agama Islam agar dapat memahami, mengamalkan dan bertingkah laku Islami ses uai dengan apa yang telah dipelajari.

41 Slameto, opcit, hlm.4

Adapun anak yang memiliki motivasi belajar agama Islam memiliki ciri - ciri kurang lebih seperti b e rik u t:

1) A ktif dikelas

Yang dimaksud penulis dengan aktif dikelas adalah murid benar - te n a r memperhatikan pelajaran dan dapat memahaminya serta bertanya apabila ada sesuatu yang belum dipahaminya.

Selain itu siswa juga mencatat hal - hal yang penting atau memgkum.rangkuman. mencatat tidak sama dengan menyalin katena memerlukan pemikiran. Gunanya ialah membantu kita untuk mengingat pelajaran.43

2) Membaca buku keagamaan.

Membaca buku keagamaan disini untuk menampah engetahuan keagamaan. M embaca bukanlah sekedar m engetihui kata - katanya.44 Akan tetapi bisa memahaminya dan mengulas kembali apa yang telah dibacanya.

3) Mengikuti shalat disekolah

Mengikuti sholat berjamaah disekolah penulis masukkan sebagai indikator motivasi belajar agama Islam, karena jik a ada ank yang belum

43 Slameto, opcit, hlm.84 44 Ibid, hlm.82

bisa shalat dan belum juga terbiasa shalat maka setidaknya dia dapat emlakukan shalat disekolah dan dapat belajar cara shalat.

4) Mengikuti kajian - kajian keagamaan di sekolah

Kajian keagamaan yang dimaksud penulis adalah kajian yang diadaln disekolah, meliputi kajian kitab, kajian di bulan romadhon dan mauidoh hasanah dan kajian keagamaan lainnya. Disini siswa dapat menambah pengetahuan tentang Islam dan juga dapat berdialog atau bertanya jaw ab dengan pemateri.

5) Mengikuti kegiatan organisasi intra sekolah

Organisasi intra sekolah disini adalah organisasi intra yang bersifat keagamaan. Seperti remaja Islam masjid SMA, atau Ikhwanul muslimin. Yang biasanya di dalam organisasi tersebut terdapat kegiatan - kegiatan keislaman di luar jam sekolah. Misalnya diskusi keislaman, diskusi masailul fiqhiyah dan juga ada tadarus Al Qur’an. Bagi anak yang merasa kurang dengan belajar agama Islam di kelas mereka bisa bertanya dan bertukar pengalaman tentang Islam di organisasi tersebut.

5. Fungsi motivasi dalam belajar agama Islam

Pada penegertian motivasi dijelaskan banwa moiivasi adalah dorongan melakukan suatu hal karena tujuan tertentu. Jadi secara etomatis fungsi utama motivasi adalah sebagai pendorong usaha atau pencapaian prestasi. Misalnya

dalam orang yang belajar juga memerlukan motivasi. Adanya motivasi yang baik akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain dengan usaha yang tekun dan didasari adanya dorongan / motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Sardinian mengungkapkan ada tiga fungsi m o tiv asi:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan - perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,45

Jadi fungsi motivasi dalam belajar agama Islam adalah sebagai pendorong siswa untuk mencapai tujuan yaitu memahami ajaran agama Islam serta mengamalkannya dengan cara berusaha d :ngan tekun misalnya dengan aktif dalam pelajaran PAI, membaca buku keagamaan mengikuti kegiatan keagamaan.

C. Hubungan Suasana Keberagamaan Keluarga Dengan Motivasi Belajar. Suasana keluarga yang aman dan bahagia itulah, yang diharapkan akan menjadi wadah yang baik dan subur bagi pertumbuhan jiw a anak yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga itu. Semua pengalaman yang dilalui anak sejak lahirnya itu merupakan pendidikan agama, yang diterimanya secara tidak langsung, baik melalui penglihatan, pendengaran dan perlakuan yang diterimanya.46

Jika anak sering menyaksikan orang tuanya menjalankan shalat, berdoa, berzikir, berpuasa, bersodaqoh dan tekun menjalankan ibadah la nnya, maka apa yang dilihatnya tersebut merupakan pengalaman yang akan menjadi bagian dari pribadinya. Demikian pula dengan pengalaman melalui pendengaran dan perlakuan orang tua yang mencerminkan ajaran - ajaran Islam, misalnya nasehat, tutur kata yang sopan dan halus, hal ini juga sangat berpengaruh bagi anak.

Bagi jiw a anak yang merasa aman damai di dalam keluarga serta mendapatkan kasih sayang, pendidikan moral dan agama maka itu menjadi motivasi bagi anak untuk belajar memperdalam agama Islam. Setelah mempelajari kemudian memiliki pengetahuan tentang ajaran Islam maka dengan kepribadian yang baik dia akan berusaha mengamalkan ajaran - ajaran agama Islam.

46 Zakiah Darojat, Pendidikan Agama Dalam pembinaan Mental, Bulan Bntang, Jakarta, 1)75, hlm.95

.Ucan tetapi pendidikan agama disekolah tetap haru dilaksanakan dengan sebaiknya karena hubungan kerjasama yang erat antara pelaksana pendidikan agama di sekolah dan dirumah dapat menetukan suksesnya pendidikan agama yang diberikan oleh guru - guru disekolah dengan pelbagai metodenya.47

Untuk itu orang tua juga harus memantau segala sesuatu keg atan belajar serta memberi perhatian khusus pada anak tentang pendidikan agama anak dirumah dan guru memantau di sekolah. Karena pendidil m agam sangat perlu sekali untuk mengatasi kebrobokan moral anak bangsa kita.

BAB III

Dokumen terkait