• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kajian Tentang Permainan Tradisional Pasaran

jkloiPermainan berasal dari kata dasar main. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, terbitan Departemen Pendidikan Nasional

Balai Pustaka arti kata main adalah melakukan permainan untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan untuk bersenang-senang baik menggunakan alat-alat tertentu atau tidak menggunakan alat. Jadi main adalah kata kerja, sedangkan permainan merupakan sesuatu yang digunakan untuk bermain atau sesuatu yang dipermainkan.

jkloiIstilah tradisional dari kata tradisi. Menurut kamus tersebut, arti tradisi adalah adat kebiasaan yang turun temurun dan masih dijalankan di masyarakat, atau penilaian/anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar. Tradisional mempunyai arti sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun, namun tradisional juga mempunyai arti menurut tradisi.

polioPermainan tradisional adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan diantara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai banyak variasi. Jika dilihat dari akarnya, permainan tradisional juga merupakan kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan. (Menurut James Danandjaja (1987) yang dikutip oleh Keen Achroni (2012: 45)).

polioPermainan tradisional adalah permainan yang memiliki beberapa ciri khas yang mengandung muatan edukatif, antara lain: (1) rekreatif, bertujuan membawa anak pada kegembiraan dalam beraktivitas kreatif.

(2) kooperatif, bertujuan mengembangkan sifat empati, tolong-menolong, kesetiakawanan, dan saling menghormati orang lain. (3) imajinatif, bertujuan mengantarkan anak kepada dunia imajiner yang khas kekanak-kanakannya. Anak belajar bermain peran seperti yang diimajinasikan dalam setiap permainan secara bebas dan spontan sesuai dengan peran

yang dimainkan. (4) ekonomis, secara ekonomis permainan tradisional

selalu memanfaatkan apa yang ada disekitar anak seperti; daun, kerikil, pasir, biji, dan sebagainya. Berkenaan dengan sifatnya yang ekonomis, permainan tradisional dapat dimainkan kapanpun dan dimanapun. (Ach Saifullah,dkk 2005:160-161) .

polioSelain itu, permainan tradisional juga merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan ini memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan kejiwaan, sifat dan kehidupan sosial anak dikemudian hari. (Sukirman Dharmamulya,dkk 2005:29).

polioDari beberapa pendapat diatas, disimpulkan bahwa permainan tradisional adalah permainan turun temurun yang mengandung muatan edukatif bagi pertumbuhan dan pembentukan karakter anak, dan menjadi salah satu alternatif yang patut untuk lebih dilestarikan kembali sebagai cara meningkatkan keterampilan sosial anak.

2. Pengertian Pasaran

poilkPasar-pasaran adalah permainan untuk anak perempuan. Permainan pasar-pasaran merupakan permainan yang menirukan peran orang dewasa dan mempunyai aktivitas perempuan dewasa, seperti berbelanja

sayur di pasar, berdagang, jual beli dan sebagainya. Mereka mendiskusikan cara bermainnya atau mengatur plot permainan seperti yang mereka inginkan sendiri. (Hendra Surya, 2006:50-51).

poiklPasaran merupakan permainan jual beli dengan menggunakan media yang didapat dari lingkungan sekitar. Dalam permainan pasaran ini menggambarkan imajinasi yang dilakukan oleh anak dalam bermain peran secara bebas dan spontan sesuai peran yang dimainkan. (Ach Saifullah, 2005:160)

poilkPasaran merupakan contoh dari permainan anak-anak yang mempunyai fungsi mempersiapkan anak-anak untuk memainkan peran yang sebenarnya ketika mereka dewasa nanti. Permainan pasaran seperti ini juga merupakan sebagian dari kondisi-kondisi yang memungkinkan si anak melakukan “objectivication of the self”. Melalui kegiatan bermain pasaran anak-anak akan dapat membayangkan dirinya berada dalam berbagai kedudukan dan peran, dan dengan demikian dia akan dapat membangun karakternya. (Menurut George H.Mead (1934) yang dikutip oleh Sukirman Dharmamulya,dkk (2005:21) ).

polioDari pendapat di atas dapat disimpulkan permainan tradisional pasaran adalah permainan yang menirukan peran orang dewasa, seperti berbelanja sayur di pasar, jual-beli, maupun berdagang. Melalui kegiatan bermain pasaran anak-anak akan dapat membayangkan dirinya berada dalam berbagai peran dan kedudukan yaitu sebagai pedagang atau sebagai pembeli, dengan demikian dia akan dapat membangun karakternya.

3. Manfaat Permainan Tradisional Pasaran

ioplkMenurut James Danandjaja (1987) yang dikutip oleh Keen Achroni (2012: 45-48) dan Ach Saifullah,dkk (2005:160-161), manfaat dari permainan tradisional pasaran bagi anak adalah:

1) Permainan tradisional pasaran jauh lebih ekonomis, dikarenakan selalu memanfaatkan apa yang ada disekitar anak.

2) Permainan dapat dimainkan kapan pun dan dimana pun. 3) Dapat mengenal fungsi uang

4) Dapat mengembangkan daya imajinasi secara bebas dan spontan sesuai dengan peran yang dimainkan.

5) Mengembangkan kemampuan empati dan ekspresi anak. 6) Tidak memerlukan biaya untuk memainkannya.

7) Mengembangkan kemampuan interaksi anak. 8) Mendekatkan anak-anak pada alam.

9) Sebagai media pembelajaran nilai-nilai.

10)Mengembangkan kecerdasan sosial dan emosi anak. 11)Memberikan kegembiraan dan keceriaan.

12)Dapat dimainkan lintas usia. 13)Mengasah kepekaan seni anak.

14)Mengembangkan kemampuan motorik anak.

polioDari ulasan mengenai manfaat permainan tradisional pasaran di atas dapat disimpulkan bahwa begitu banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh anak dari permainan tradisional pasaran ini. Anak tidak hanya

memperoleh keceriaan namun disisi lain dapat mengembangkan kecerdasannya baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik.

polioSelain itu, permainan tradisional pasaran juga mampu mendorong anak untuk mengenal nilai-nilai sosial, diantaranya: (1) nilai kemandirian, yaitu kemampuan anak dengan sendirinya menentukan peran yang akan dimainkan bersama teman yang lain, (2) nilai kepercayaan diri, yaitu kemampuan anak menunjukkan keberanian berinteraksi dengan teman yang lain pada saat melakukan permainan, (3) nilai kebersamaan, yaitu kemampuan anak melakukan permainan pasaran secara bersama-sama, (4) nilai kerukunan, yaitu: kemampuan anak melakukan permainan secara bergiliran dengan teman yang lain, (5) Nilai empati, yaitu kemampuan memposisikan diri menjadi peran teman yang lain, (6) Nilai toleransi, yaitu kemampuan menghargai sesama teman dan orang lain. (Ach Saifullah,dkk. 2005:160-161 & Keen Achroni. 2012:16-17)

polioDan bagi anak tunarungu yang mengalami hambatan dalam berkomunikasi, mengakibatkan kurangnya keterampilan sosial anak dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga melalui permainan tradisional pasaran ini anak- anak mampu mengembangkan keterampilan sosialnya dalam berinteraksi dan berekspresi mengungkapkan perasaannya sendiri yang sangat berguna bagi kehidupannya kelak.

D. Penggunaan Permainan Tradisional Pasaran dalam Meningkatkan