• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Tentang Provide Relevant And Contextuallized Subject Matter Matter

Dalam dokumen UPAYA MENINGKATKAN CIVIC KNOWLEDGE (Halaman 45-52)

A. Kajian Pustaka

3. Kajian Tentang Provide Relevant And Contextuallized Subject Matter Matter

a. Pengertian Tentang Provide Relevant And Contextuallized Subject

Matter

Menurut Afandi, dkk (dalam Mulyasa, 2006:102), Provide

Relevant And Contextuallized Subject Matter merupakan konsep

pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Afandi, dkk (dalam Sanjaya,

2006:13), Provide Relevant And Contextuallized Subject Matter adalah suatu konsep pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Sedangkan menurut Afandi, dkk (dalam Nurhadi, 2003:13) Provide

Relevant And Contextuallized Subject Matter adalah konsep belajar

dari guru yang menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dismpulkan bahwa pembelajaran yang mengkaitkan dengan kehidupan nyata adalah pembelajaran yang menghadirkan dunia nyata di dalam kelas untuk menghubungkan antara pengetahuan yang ada untuk diterapkan dalam kehidupan siswa, dengan begitu dapat memungkinkan proses belajar mengajar yang menyenangkan sebab pembelajarannya dilakukan secara alamiah sehingga memungkinkan siswa dapat mempraktekkan secara langsung materi yang dipelajarinya.

b. Karakteristik dari Provide Relevant and Contextuallized Subject

31

Terdapat lima karakteristik penting yang ada pada pembelajaran pada kehidupan nyata yakni sebagai berikut: (Rusman, 2012:332) 1) Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada (activing knowledge). Artinya sesuatu yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh dan memiliki keterkaitan satu sama lain. 2) Pembelajaran yang dapat menambah pengetahuan baru

(acquiring knowledge). Pengetahuan baru yang diperoleh secara deduktif. Artinya, pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan secara detail. 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge). Artinya,

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal, tetapi untuk dipahami, dikaitkan dengan realitas kehidupan sehari-hari , dipraktikkan dan dibiasakan.

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman (applying

knowledge). Artinya, pengetahuan dan pengalaman yang telah

diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tampak ada perubahan pada perilaku siswa.

5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik (feedback) untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

c. Komponen yang ada pada Provide Relevant and Contextuallized

Subject Matter

Selain memiliki karakteristik diatas pembelajaran ini juga memiliki komponen-komponen atau asas yaitu sebagai berikut: (Rusman, 2012:333)

1) Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan kepercayaan mereka. Pembelajaran hendaknya dikemas menjadi proses „mengkonstruksi‟ bukan „menerima‟ pengetahuan. Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis dan logis, mandiri, cinta ilmu, rasa ingin tahu, menghargai orang lain, bertanggung jawab, dan percaya diri. 2) Inkuiri

Proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui berpikir secara sistematis. Maksudnya pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif, rasa ingin tahu,

33

menghargai pendapat orang lain, santun, jujur, dan tanggung jawab.

3) Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang berbasis inquiry yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Pembelajaran yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk menuntun siswa mencapai tujuan belajar dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, dan percaya diri. 4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Penerapan prinsip masyarakat belajar di dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain kerjasama, menghargai pendapat orang lain, santun, demokratis, patuh pada aturan sosial, dan tanggung jawab

sedangkan hakikat dari masyarakat belajar, yaitu masyarakat yang saling berbagi pengalaman, informasi dan pengetahuan.

5) Pemodelan (Modelling)

Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, menghargai orang lain, dan rasa percaya diri.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan kritis, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri, dan menghargai pendapat orang lain.

7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Ciri-ciri penilaian nyata (Authentic Assessment)

(Kusnandar, 2007:315) meliputi: harus mengukur semua aspek pembelajaran termasuk proses, kinerja, dan produk. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran, menggunakan berbagai cara dan sumber. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penelitian, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari, serta penilaiannya harus menekankan

35

kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa bukan keluasannya (kuantitas).

d. Operasional Pelaksanaan Provide Relevant and Contextuallized

Subject Matter

Operasional pelaksanaan ini dibuat dari penggabungan antara karakteristik PRCS dan komponen PRCS. Hasil dari penggabungan tadi akan menghasilkan pelaksanaan dari Provide Relevant and

Contextuallized Subject Matter sebagai berikut:

1) Pembelajaran, segala sesuatu yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari serta pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan dan dibangun atas pemahaman dari pengamalan-pengalaman baru.

2) Pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis, logis, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain dan tanggung jawab.

3) Pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan dikaitkan dengan kehidupan nyata setiap hari. 4) Adanya refleksi terhadap pengembangan pengetahuan yang

dapat memberikan umpan balik dalam proses perbaikan pembelajaran.

4. Pengaruh penggunaan Pembelajaran Card Sort terhadap

Dalam dokumen UPAYA MENINGKATKAN CIVIC KNOWLEDGE (Halaman 45-52)

Dokumen terkait