• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Media Massa

Manusia memanfaatkan segala sesuatu yang ada dan dapat digunakan untuk mencapai setiap tujuannya. Segala sesuatu tersebut disebut sebagai alat atau media yang dapat menjembatani antara keinginan dengan keberhasilan. Media dapat berperan sebagai penghubung antara pihak pertama dengan pihak kedua yang saling membutuhkan.

Sama halnya dalam komunikasi, ada kalanya melakukan komunikasi membutuhkan media sebagai sarana penghubung yang dapat menyukseskan jalannya komunikasi. Kapan dan apa media yang digunakan tergantung dari komunikasi yang dilakukan. Media merupakan alat atau sarana yang digunakan

untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.19

Karakteristik media massa menurut Hafied Cangara; bersifat melembaga, bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai peralatan teknis atau mekanis,

dan bersifat terbuka.20

Media massa merupakan media komunikasi masyarakat yang mampu menimbulkan keserempakan dalam arti khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak secara bersama-sama, pada saat yang sama pula memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya majalah, surat kabar,

19

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 119.

20

radio, televisi, film dan testrikal yang ditayangkan bioskop.21 Sebagai perantara, media berfungsi memperlancar proses komunikasi massa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

a. Sejarah Internet sebagai media online

Internet merupakan sebuah kumpulan global (mendunia) ribuan jaringan komputer dan jutaan komputer pribadi yang dikelola secara bebas. Internet telah

memungkinkan komunikasi antar komputer dengan menggunakan Transmision

Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) yang didukung media

komunikasi, seperti satelit dan paket radio. Jadi, jarak jangkaunya tidak terbatas.22

Internet merupakan kata yang sudah tidak asing bagi masyarakat modern seperti saat ini.

Internet (dengan huruf “I” besar) merupakan gabungan jaringan komputer di seluruh dunia (lima benua), sedangkan istilah internet (dengan huruf “i” kecil)

merujuk kepada gabungan beberapa jaringan komputer (tidak harus meliputi seluruh dunia). Secara fisik, Internet dibentuk oleh jaringan komputer di seluruh dunia yang saling terhubung. Setiap jaringan mungkin menghubungkan ratusan, bahkan ribuan komputer yang memungkinkan berbagai informasi dan sumber

daya sehingga membentuk sistem informasi global.23

Di dalam bukunya Budi sutedjo dan Esther Wibowo, ”Pengantar Teknologi Internet Konsep dan Aplikasi” dikatakan bahwa Internet semakin kaya

21

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 16.

22

Budi sutedjo dan Esther Wibowo, Pengantar Teknologi Internet Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), h. 23.

23

dengan aneka layanan, antara lain: electronic mail (e-mail), mailing list,

USENET, newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), telnet, Bulletin, Board

Service (BBS), WWW, Internet Telephony, dan Internet Fax. Beranekanya

layanan akan membuat para pengakses semakin menyukai Internet.24

Internet sebagai sebuah jaringan pada Departemen Pertahan dan Komunikasi Ilmiah sudah ada kira-kira selama 20 tahun, dengan penemuan Mosaic pada tahun 1993, sebuah browser untuk World Wide Web (www) yang

telah membuat sumber-sumber Internet yang lebih banyak diakses. Mosaic

membiarkan para pengguna membuka materi Internet dengan hanya menunjuk

dengan sebuah tanda panah dan mengklik sebuah tetikus (mouse), dan hal itu

mempermudah untuk melihat grafik online.25

Sementara www merupakan sebutan bagi sekelompok halaman web (web

page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu domain (domain name) atau

subdomain di wwwdi Internet. WWW terdiri atas seluruh situs web yang tersedia

kepada publik. Halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang

menjadi “akar” (root), yang disebut homepage (halaman induk; sering

diterjemahkan ke dalam Bahassa Indonesiamenjadi “beranda,” “halaman,” “halaman muka),” dan biasanya disimpan dalam server yang sama.26

Khoe Yao Tung (1997) menyebutkan, muncul jaringan pendukung Internet di seluruh dunia. Amerika didorong oleh NFS-ANSNET dan CO+RE

24

Budi Sutedjo dan Esther Wibowo, Pengantar Teknologi Internet Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), h. 24.

25

Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Edisi ke II (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 4.

26

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Online (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 23.

(jaringan non profit terbatas) yang bekerjasama dengan Commercial Internet Exchange (CIX) serta Sprint (perusahaan telekomunikasi umum) tahun 1990.

Kemudian muncul di negara-negara Eropa, lalu Asia.27

Sejarah Internet Indonesia dimulai pada awal tahun 1990. Saat itu jaringan

Internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana semangat

kerjasama, kekeluargaan, dan gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Di sekitar tahun 1994, mulai beroperasi Indonet yang dipimpin

oleh Sanjaya, dengan situs www.indonet.net.id.28

Budaya web dimulai dengan gagasan bahwa konten di web gratis sehingga

akan mengambil waktu lama bagi para konsumen untuk mengambil waktu lama bagi para konsumen untuk menerima ide bahwa mereka harus membayar konten

media di web.29 Faktor percepatan dari Internet membawa beberapa perubahan

pada bisnis berita. Berita menjadi lebih personal dan Internet mulai menggantikan siaran berita karena lebih cepat. Karena adanya berbagai akses dari media baru

yakni media online.

Menurut Shirley Biagi, Media Online (Digital) merupakan semua media

komunikasi yang muncul dengan mengkombinasikan teks, grafik, suara, dan

video menggunakan teknologi komputer.30

27

Syopiansyah Jaya Putra, Sejarah Internet (Jakarta: PT Andika, 1997), h. 29.

28

Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran (Graha Ilmu; 2009), h. 10.

29

Shirley Biagi, Media Impact Pengantar Media Massa, Penerjemah Mochammad Irfan dan Wulung Wira Mahendra, Edisi 9 (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h. 245.

30

Rafaeli dan New hagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang di

antara media online dan media massa tradisional: 1) kemampuan Internet untuk

mengombinasikan sejumlah media, 2) kurangnya tirani penulis atas pembaca, 3) tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak, 4) Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung dan 5) interaktif web tambahan untuk ini semua, karakteristik yang paling luar biasa dari media baru ini

adalah kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik sekaligus menakutkan.31

b. Komunikasi Massa

Proses merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara berangsur, tidak tahu kapan dimulai dan kapan berakhirnya. Komunikasi merupakan sebuah

proses yang memerlukan berbagai komponen. Schramm mengatakan bahwa

kegiatan komunikasi memerlukan tiga komponen yaitu, source, message, dan

destination atau komunikator, pesan, komunikan. Jika salah satu komponen tidak

ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Harold D. Lasswell, seorang ahli

politik Amerika Serikat mempunyai formula dalam menentukan scientific study

dari suatu proses komunikasi massa. Mengikuti formula Lasswell dalam proses

komunikasi massa terdapat lima unsur dalam proses komunikasi. Diantaranya:32

1. Who (siapa): komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam

proses komunikas massa.

31

Weir. D, Web Journalism Crosses Many Traditional Lines (Nieman Reports, 2000), h. 35.

32 Ega Aliffian Dahnil, “Komunikasi Massa”, artikel diakses pada 10 September 2013 dari http://egaaliffian.blogspot.com/2009/06/komunikasi-massa.html.

2. Says What (apa yang dikatakan),pernyataan umum dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap.

3. In which channel (melalui saluran apa), media komunikasi atau saluran yang digunakan.

4. To whom (kepada siapa), komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi.

5. With what effect (dengan efek apa), hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju.

c. Jurnalisme Online

Pengertian jurnalisme online atau jurnalistik menurut AS Haris Sumandira

dalam Jurnalistik Indonesia adalah kegiatan menyiapkan, mencari

mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita secara berkala

melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.33

Seiring maraknya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia, keberadaan berbagai portal/situs berita kini menjadi sumber utama masyarakat Indonesia dalam dalam mengakses informasi selain televisi. Inilah yang diklaim sebagai era

journalisme online.

Jurnalisme online bisa dikatakan memperketat deadline (tenggang waktu)

penulis berita. Kalau media cetak harian misalnya deadline jam 12 malam,

jurnalisme online setiap saat bisa menjadi deadline. Sebab, begitu berita

didapatkan, berita harus segera ditulis atau dilaporkan via telepon ke kantor

33

AS Haris Sumandira, Jurnalistik Indonesia (Bandung, Remaja Rosda Karya: 2006), h. 2.

pusatnya.34 Sayangnya, dalam menjawab kebutuahan aktualitas informasi ini, para pekerja media online lebih banyak memenuhi tuntutan pola kerja yang cepat dan selalu mengejar aktualitas daripada mematuhi prinsip-prinsip jurnalistik. Nilai berita yang mendasar sepertisignificance, prominance, dan magnitude, serta kaidah-kaidah jurnalisme seperti akurasi, keseimbangan, proporsionalitas, dan netralitas cenderung dinomorduakan. Berita online kerap hadir terpotong-potong, disusun tanpa proses matang dalam mekanisme rapat redaksi.

Perkembangan digitalisasi produksi berita dan kemampuan menyebarkan secara cepat akan menjadi tantangan bagi jurnalisme tradisional. Bahkan sekarang

muncul istilah citizen journalism (jurnalisme warga negara) yang memungkinkan

setiap orang bisa menulis berita di website-nya sendiri, blog, dan situs gratisan

lain. Tidak hanya berita yang disajikan tetapi juga ada gambar, foto, musik, dan pengguna bisa mengakses bebas termasuk memberikan komentar tanpa sensor

dari editor.35

Yayan Sopyan, seorang peneliti muda dari majalah Pantau Jakarta, dalam

sebuah workshop media online pernah melihat karakteristik jurnalisme online

sebagai berikut:

1. Kemudahan bagi penerbit atau pengakses untuk mengalihkan waktu

pengakses. Artinya penerbit media online misalnya bisa menentukan bahwa akses medianya bisa dimulai jam berapa pun.

34

Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Malang: Rajawali Pers, PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 17.

35

2. Real time. Langsung bisa disajikan. Penulis bisa menulis setiap saat.

3. Unsur multimedia. Bentuk dan publikasi yang lebih kaya.

4. Interaktif. Hyperlink memungkinkan user terhubung dengan link-link

lain.36

d. Pedoman Dewan Pers tentang Pemberitaan Media Online

Panduan Dewan Pers tentang pemberitaan media siber bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk membenahi jurnalisme online di Indonesia. Berikut ini Pedoman Dewan Pers tentang Pemberitaan Media Siber yang diambil dari website Dewan Pers:

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers. Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara

profesional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai “Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik.” Untuk itu Dewan

Pers bersama organisasi pers, pengelola media siber, dan masyarakat menyusun

Pedoman Pemberitaan Media Siber sebagai berikut:37

36

Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Malang: Rajawali Pers, PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 18.

37 Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”, Artikel diakses pada 24 September 2013

a. Ruang Lingkup. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan

Pers yang ditetapkan Dewan Pers. 38

b. Verifikasi dan keberimbangan berita. Pada prinsipnya setiap berita harus

melalui verifikasi. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.

c. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content). Media siber wajib

mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas.

d. Pencabutan Berita. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut

karena alasan penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA, kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers.

e. Iklan. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita

dan iklan. Setiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi

berbayar wajib mencantumkan keterangan ”advertorial,” ”iklan,” ”ads,”

”sponsored,” atau kata lain yang menjelaskan bahwa berita/artikel/isi

tersebut adalah iklan.

38 Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”, Artikel diakses pada 24 September 2013

f. Hak Cipta. Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Pencantuman Pedoman. Media siber wajib mencantumkan Pedoman

Pemberitaan Media Siber ini di medianya secara terang dan jelas.

h. Sengketa. Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman

Pemberitaan Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers.39

B. Teori Gill Branston dan Roy Stafford (Organization Production)

Peneliti akan menggunakan teori Gill Branston dan Roy Stafford (Organization Production). Di sesuaikan dengan penelitian peneliti yang bertemakan suatu proses produksi di sebuah media online, peneliti memilih teori organisasi produksi milik Branston dan Stafford untuk di tinjau lebih jauh.

Branston dan Stafford menjelaskan konsep proses produksi dengan orang yang ahli bekerja di media yang berbeda (misalnya penerbitan majalah, televisi dan lain-lain), itu akan memungkinkan terjadi perbedaan penekanan kekhususan dalam praktek kerja mereka. Branston dan Stafford menguraikan suatu proses produksi ke dalam beberapa tahap produksi secara garis besar, yaitu:

Pra-produksi, Pra-produksi, dan pasca produksi.40 Branston dan Stafford menjadikan

sebuah produksi film sebagai contoh kasus dalam pembahasan teori organisasi

produksi di bukunya “The Media Student‟s Book”

39Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”, Artikel diakses pada 24 September 2013

http://bincangmedia.wordpress.com/2012/02/29/reserved-2nd-post-for-29-february/.

40

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 280.

Branston dan Stafford menjelaskan, bahwa dalam kegiatan suatu organisasi produksi bisa dilakukan dengan beberapa tahap umum tahap, yaitu: Pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahap-tahap ini menunjukan proses produksi yang jelas. Ada sebuah pendapat bahwa produk media tidak perlu melibatkan negosiasi yang tak berujung, dan pra-produksi (meskipun masuknya beberapa materi itu masih perlu dinegosiasikan). Tetapi ketika produk pertama

kali merancang suatu tim produksi itu akan melalui tahap-tahap ini.41 Sebuah

televisi atau radio mempunyai tugas pada tim tertentu yang juga dikatakan sebagai sebuah produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Maka sama halnya dengan media online yang menghasilkan produk berupa teks berita online.

1. Pra-Produksi

Sebagai seorang tim produksi dalam mengawali proses pra-produksi, Branston dan Stafford menyebutkan beberapa unsur-unsur penting yang harus di

sadari untuk masalah kesehatan dan keamanan yang kurang jelas:42

a) Stres adalah bahaya potensi bagi tim produksi yang sering

tertekanan untuk membuat keputusan atau mengoperasikan peralatan dengan cepat dan efisien.

b) Pertanggung jawaban publik yang mengharuskan reporter untuk

berhati-hati ketika keluar pada lokasi di mana seorang sumber berita mungkin terganggu oleh kamera, kabel, lampu dan sebagainya.

41

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 280.

42

c) Efek khusus dan akrobatik dapat menambahkan transaksi yang baik untuk produksi video, tetapi ada resiko dalam menciptakan sebuah efek yang menggemparkan, seperti dalam mengemudi atau percobaan yang gagal dan sebagainya.

d) Mengangkat dan bergerak: seorang reporter berkewajiban

mengurusi peralatan yang dibutuhkan sehingga dalam keadaan hiruk pikuk pun bagaimana cara seorang reporter ingin peralatan tersebut teratur, itu semua harus dilakukan dengan mengangkat dan bergerak (dan kadang-kadang terjadi kerusakan pada peralatan yang mahal). Maka diperlukan dalam mempelajari cara untuk menangani peralatan dengan benar, kru dan waktu untuk

memindahkannya dengan baik.43

Gill Branston dan Roy Stafford telah menggolongkan empat komponen

penting dalam proses pra-produksi,44 yaitu;

a. Negosiasi singkat (Organisasi pelaksana produksi)

Ketika sebuah tim produksi memiliki ide tetapi tidak ada pembicaraan yang spesifik, maka sebuah negosiasi singkat akan diperlukan. Sebuah negosiasi singkat dapat dijalankan dengan berbagai cara, melalui pembicaraan langsung

maupun melalui sebuah proposal.45 Adanya proses negosiasi akan mengarahkan

ke titik dimana tim produksi akan tawar-menawar kesepakatan dengan segala

43

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 286.

44

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 286.

45

kondisi, materi, biaya, maupun jadwal.46 Didalam media online dalam melakukan suatu produksi, negosiasi yang dilakukan bisa berupa arahan-arahan dari redaktur kepada tim produksi. Bisa juga terjadi pada tim produksi bernegosiasi kepada redaktur dalam membangun sebuah ide yang akan diangkat menjadi sebuah materi produksi.

b. Penelitian/ Riset (Materi produksi)

Terkadang sebuah produk muncul dari penelitian yang mungkin mempunyai tujuan lain. Dalam hal ini, penelitian datang sebelum kejelasannya disepakati. Biasanya, penelitian merupakan komponen utama dari pra-produksi. Karena penelitian merupakan bagian penting dari pekerjaan media akademik, juga

sebagai produksi.47

Persiapan yang baik sangat penting untuk produksi media yang efektif, dan sebelum audio atau video atau karya fotografi berlangsung pada lokasi sebuah perusahaan produksi akan melakukan serangkaian 'riset' (pengecekan). Anggota

penting dari team produksi adalah perancang seni atau pengarah seni. Mereka

bertanggung jawab untuk seni yang jelas dan elemen desain dalam produk, tata letak halaman yang dramatis, dan penggunaan ilustrasi. Selain itu, mereka juga berkontribusi terhadap konsep yang lebih luas dari sebuah desain. Mereka

dirancang untuk mengumumkan dan melengkapi fitur lain dari produk tersebut.48

Desain yang baik berarti sebuah produk bekerja dengan baik pula dengan

46

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 287.

47

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 288.

48

penggunanya, dan itu harus menjadi prioritas pertama untuk media produksi. Di media online sendiri dikenal dengan seni menulis teks berita yang akan disajikan untuk para pembaca.

Masalah desain perlu ditangani pada tahap persiapan pra-produksi. Desain perlu menginformasikan aspek lain dari produksi yang berkembang dari ide awal tentang produk. Fred Wibowo menyatakan, bahwa: menemukan ide harus dimulai ketika pemimpin redaksi menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. Selanjutnya, perencanaan yang meliputi penetapan

jangka waktu kerja (time schedhule), penyempurnaan naskah, pemilihan berita,

peliputan berita, dan wartawan. Serta Persiapan yang meliputi semua hal pemberesan dalam perencanaan juga menjadi aspek penting dalam berjalannya

pra-produksi.49

c. Penetapan, Tujuan dan Sasaran

Dimanapun tugas produksi, ada beberapa pertanyaan penting yang perlu

ditanyakan di luar.50 Di dalam suatu produksi media apapun, diperlukan tahap

penetapan sebagai materi apa yang akan dijadikan sebuah ide untuk di produksi. Setelah dilakukannya penetapan, mulai kepada Tujuan, mengapa tim produksi ingin memproduksi materi tersebut? Kemungkinan besar itu untuk mendidik, menginformasikan atau untuk menghibur. Jika itu bukan termasuk

49

Fred Wibowo, Teknik Produksi program Televisi, cet. 1 (Yogyakarta: Pinus Book Publisrer, 2007), h. 39.

50

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 281.

salah satu dari ini semua, maka mungkin dimaksudkan untuk membujuk.51 Dengan adanya tujuan, produksi sebuah tim produksi akan dinilai sesuai dengan sejauh mana hal itu dapat sesuai dengan tujuannya.

Setelah dilakukannya sebuah penetapan dan tujuan dari sebuah produksi, branston dan staffed mengatakan bahwa sasaran menjadi faktor yang perlu

dilakukan. “Makna yang dihasilkan oleh suatu produksi itu akan tergantung pada

sebagian besar niat peminat. Profil konsumen itu termasuk standar usia, jenis kelamin, dan informasi kelas yang sama baiknya seperti banyaknya perbedaan kultural, termasuk agama, orientasi seksual, status perkawinan atau keluarga, dan

faktor lingkungan seperti lokasi geografis.52

d. Anggaran atau Pendanaan (Sarana Produksi)

Ketika membahas mengenai Anggaran dan pendaanaan, Branston dan

Stafford menganggap “setiap produksi media membutuhkan sejumlah uang yang

besar dalam banyaknya kasus.”53

Dimana hal itu berasal? Mereka

menjabarkannya sebagai berikut: “Penjualan secara langsung, ada sejumlah

pilihan yang tersedia: meminjam uang dari bank akan terkena pembayaran bunga yang tinggi, atau menjual minat dalam produksi ke pendukung lain, pra-penjualan

51

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 281.

52

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 281.

53

yang bersifat produksi berkelanjutan, hak jual distributor, menjual ide, sponsor

atau iklan, bantuan dana berupa track record.”54

Pada dasarnya gangguan pada penyandang dana sebuah produksi merupakan masalah yang besar. Di sisi lain ada beberapa penyandang dana yang dapat membantu dalam penganggaran namun semua butuh potensi dan keseriusan dalam memilih langkah untuk membangun sebuah keputusan.

2. Produksi

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pimpinan produksi dan tim produksi lainya mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam ide apa yang akan dijadikan suatu materi produksi apa yang akan di buat.. Ini adalah tahap ketika pekerjaan utama diselesaikan pada sebuah konsep yang akan muncul dalam produk jadi. Hal ini berguna pada saat akan dibahas siapa yang melakukan, apa dan bagaimana perannya didefinisikan dan diintegrasikan sebagai bagian dari suatu produksi.

Jika Eiji Ogawa menyebutkan “setelah melakukan penyelesaian semua

aktivitas pra produksi dan tiba di dalam proses produksi selanjutnya dengan

produksi secara penuh. Diantaranya seperti riset produk, alokasi budget, dan

manufakturing produk-produk baru.”55

Disamping itu, Gill Branston dan Roy Stafford menyatakan tujuh aspek penting dalam pendukung terjadinya proses produksi, di antaranya;

54

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London:

Dokumen terkait