• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KAJIAN TEORI

1. Konsep Dasar Penyuluhan a. Pengertian penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, atau bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Nasrul effendy dalam Eli dan Neil, 2008 ).

Menurut Azrul Anwar, penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan ,menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar ,tahu dan mengerti ,tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan nya dengan kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu prdoduk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang di dalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, 2002)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Tujuan pendidikan kesehatan adalah (Nasrul Effendy dalam Eli dan Neil, 2008):

1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat yang optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga kelompok dan masyarakat sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. 3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah

perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan. c. Faktor-faktor yang diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan

penyuluhan kesehatan adalah: 1) Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

2) Tingkat sosial ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.

3) Adat istiadat

Pengaruh adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4) Kepercayaan masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi. 5) Ketersediaan waktu di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

d. Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2003:105), metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah:

1) Metode ceramah

Merupakan suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran, sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

2) Metode diskusi kelompok.

Merupakan pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan. tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. 3) Metode curah pendapat.

Merupakan suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

4) Metode panel.

Merupakan pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

5) Metode bermain peran.

Merupakan memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6) Metode demonstrasi.

Merupakan suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7) Metode simposium.

Merupakan serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat. 8) Metode seminar.

Merupakan suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah di bawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan : 1) Masukan sendiri juga metode materi atau pesan nya 2) Pendidik atau petugas yang melakukannya

3) Alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan (Notoadmodjo,2003:103) f. Tujuan pendidikan kesehatan :

1) Mengubah pengetahuan/pengertian ,pendapat dan konsep –konsep 2) Mengubah sikap dan persepsi

3) Menanamkan tingkah laku atau kebisaan yng baru (Notoadmodjo, 2003:113)

Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan massa:

a) Metode pendidikan Individual (Perorangan)

Metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru ,atau seseorang yang mulai tertarik kepda sesuatu perubahan perilaku atau inovasi, hal ini disebapkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaa atau perilaku baru.

Bentuk dari pendekatan ini ,antara lain :

(1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)

Dengan cara ini kontak antara klien dengn petugas kesehatan lebih intensif setiap masalah yang dihadapi oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaianya (Notoadmojo,2003:104)

(2) Interview (wawancara)

Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk mengali informasi mengapa ia tidak mau atau belum menerima perubahaan.ia tertarik atau belum menerima prubahan untuk megtahui pakah perilaku yang sudah atau yang akan diabdosi itu mempunyai dasar pengrtian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi (Notoadmodjo;2003:104)

b) Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus mengingat besanya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.Unuk keompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil .Efektivitas suatu metode akan tergatung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

(1) Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar antara lain :

(a) Ceramah: Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan metode ceramah :

i) Persiapan

Ceramah yang berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan diceramahkan .Untuk itu penceramah harus mempersiapkaan diri dengan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(i) Mempelajari materi dengan sistematik yang baik ,lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.

(ii) Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran. ii) Pelaksana

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah untuk dapat menguasai sasaran penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

(i) Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh ragu-ragu dan gelisah.

(ii) Suara hendaknya cukup keras dan jelas.

(iii) Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah. (Notoadmodjo, 2003:105).

(b) Seminar

Metode ini hanya cook unuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian dari satu satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang di anggap penting dan biasanya di anggap hangat di masyarakat(Notoadmodjo,2003:106)

(2) Kelompok Kecil

Apabila pesrta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok kecil.Metode metode yang cocok untuk kelompok kecil,antara lain:

(a) Diskusi kelompok

Dalam diskusi kelompok semua anggota bebas berpartisipasi dalam diskusi,maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain.Untuk memulai diskusi,harus memberi pancingan berupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pertanyaan atau kasus sehubungan dengn topic yang di bahasa.

(b) Curah pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.Prinsipnya sama metode diskusi kelompok memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan(cara pendapat). Tanggapan atau Jawaban-jawaban tersebut ditampung dan di tulis dalam flipchart atau papan tulis.Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,tidak boleh diberi komentar oleh siapapun. (c) Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah,setelah ebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu.Mereka tetep mendiskusikan masalah terebut dan mencari kesimpulan.Kemdian tiap dua pasang yang sudah beranggotakan 4 orang bergabung dengan pasangan lainya dan sedemikian akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

(d) Kelompok Kecil-kecil ( Bruzz group)

Kelompok langsung di bagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian dilontarkan suatu pemasalahan-permasalahan sama atau tidak dengan kelompok lainya dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.

(e) Role play (Memainkan Peranan)

Dalam metode ini beberapa anggota ditunjuk sebagai pemenang peranan tertentu untuk memainkan peranan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(f) Permainan Simulasi (Simulation Game)

Gambaran antara role play dengan diskusi kelompok,pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli.

c) Metode Pendidikan Massa (public)

Metode pendidikan massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifat nya massa atau public.Sasaran pendidikan bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur,jenis kelamin pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang demikian rupa. Contoh metode melalui media massa:

(1) Ceramah umum

Pada acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainya bepidato di hadapan masa rakyat untuk menyampaikan pesan -pesan kesehatan Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.

(2) Pidato-pidato diskusi tenang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio

(3) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan tentang suatu penyakit atau mlah kesehtan melaui TV atau rdio.

(4) Sinetron “Dokter Sartika”di dalam acara TV juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.

(5) Tulisan di majalah atau koran baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab tentang kesehatan (Notoadmodjo,2003:18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d) Alat Bantu dan Media Pendidikan kesehatan (1) Alat Bantu (Peraga)

Yang dimakud alat bantu pendidikan adalah alat-alat yan di gunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran.Alat bantu ini lebih sering dsebut “alat peraga”karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran (Notoadmodjo,2003:108).

(2) Media Pendidikan Kesehatan

Alat yang digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi msyarakat atau “klien”.Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media),media ini di bagi menjadi 3 yaitu :

(a) Media cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain :

i) Booklet adalah suatu media untuk mnyampaikan pesan kesehatan dan bentuk buku,baik tulisan maupun gambar ii) Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau

pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat iii) Flyer (selebaran) adalah seperti leaflet tetapi tidk dalam

bentuk selebaran

iv) Flip chart(lembar balik) adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik

v) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah

vi) Poster adalah bentukmedia cetakberisi pesan-pesan atau informasi kesehatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(b) Media elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan atau informasi kesehatan jenisnya beda-beda,antara lain :

i) Televisi adalah penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi

ii) Radio adalah penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui radio

iii) Video adalah penyampaian informasi atau pesan kesehatan dapat melalui video

iv) Slide :slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau infomasi kesehatan

v) Film stripe juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan

vi) Media papan (bill board)

Papan (bill board) yang dipasang ditempat umum untuk dipakai diisi dengan pesan atau informasi kesehatan.Media papan disini juga mencakup pesan-pesan yang di tulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus atau taksi).

g. Penyuluhan gizi

Pengetahuan yang kurang tentang gizi dan kesehatan akan menyebabkan asupan makanan yang tidak cukup serta meningkatnya risiko penyakit infeksi diantaranya Diare dan ISPA. Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan penyuluhan. Penyuluhan terdiri dari beberapa model diantaranya adalah pendampingan dengan fokus pemberdayaan keluarga ( Amir, Aswita & Muis, Siti Fatimah & Suyatno,2008).

Berbagai program perbaikan gizi yang dalam beberapa tahun terakhir dijalankan pemerintah, dinilai belum berjalan optimal. "Program perbaikan gizi belum berjalan optimal, ini bisa kita lihat dari kegiatan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dilakukan di tingkat terbawah, di posyandu," kata Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan di Jakarta. Menurut beliau, sebagian besar posyandu di desa-desa sekadar melakukan kegiatan penimbangan balita dan pada saat-saat tertentu imunisasi. Sementara fungsi-fungsi pokok posyandu yang lain, seperti sebagai pembawa pesan kesehatan dan pelaku utama upaya perbaikan gizi balita belum berjalan dengan baik. "Penyuluhan gizi, yang merupakan bagian penting dalam upaya perbaikan gizi, belum sepenuhnya jalan," katanya. Ia mengatakan hal itu antara lain terjadi karena program pembangkitan kembali (revitalisasi) peran posyandu yang dicanangkan pemerintah pada 2005 hingga kini belum berjalan dengan baik. "Saat ini ada sekitar 240 ribu posyandu di Indonesia, tapi bagaimana kualitasnya? Meski kita dengar revitalisasi posyandu dilakukan sejak beberapa tahun lalu, tapi bagaimana kondisinya di desa-desa sekarang, seharusnya dicek sudah benar-benar jalan atau belum,"jelasnya. Kondisi dan kegiatan posyandu, jelas dia, mesti dipantau, dievaluasi, dan optimalkan untuk memastikan fungsinya sebagai ujung tombak berbagai upaya kesehatan, utamanya dalam upaya perbaikan gizi balita, berjalan sesuaitarget.

Lebih lanjut dia menjelaskan, upaya perbaikan gizi balita melalui pembagian Makanan Pendamping ASI bagi balita dari keluarga kurang mampu pun masih tanggung. Atas persetujuan DPR, kata dia, pemerintah telah menyediakan dana Rp300 miliar per tahun untuk penyediaan Makanan Pendamping ASI bagi balita dari keluarga kurang mampu namun upaya itu hanya mampu menjangkau 15% balita di desa-desa. "Kader di daerah selalu bilang bahwa itu hanya cukup untuk 15 persen anak kita, artinya dari 100 balita di desa hanya 15 anak yang dapat MP ASI. Dana Rp300 miliar itu jadi tidak besar karena saking banyaknya balita Indonesia yang butuh bantuan," jelasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, guna mencegah terjadinya masalah gizi buruk pada balita pada masa mendatang pemerintah harus mulai memadukan dan mengoptimalkan program-program perbaikan gizi yang dijalankan. Penyuluhan gizi, pemberian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

makanan tambahan, fortifikasi bahan pangan dan program yang lainnya, kata dia, harus dipastikan berjalan dengan baik dan dievaluasi secara berkala. "Dan tentunya kemiskinan harus terus dikurangi, karena ini adalah faktor kunci munculnya masalah gizi," demikian Ali Khomsan (2008).

2. Kosep Dasar Status Gizi a. Pengertian Gizi

“Gizi” berasal dari bahasa Arab, “gizzah”, yang artinya zat makanan sehat (Irianto dan Waluyo, 2004).

Gizi adalah suatu proses orgenisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui prosepsi, digesti, absorsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002:17)

b. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2003).

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa 2001).

c. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Pada prinsipnya ada dua faktor yang mempengaruhi status gizi balita, yaitu:

1) Faktor Langsung

Faktor langsung yang berpengaruh adalah : a) Asupan makanan

Menurut Worthington Roberts (1993) dalam Bobak (2004) pemberian ASI Eksklusif memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu bayi akan mendapat imunologi untuk melindunginya dari banyak penyakit dan infeksi. ASI Eksklusif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

adalah pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya selama 6 bulan pertama usia bayi (Dinkes, JATIM 2005).

Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Selain itu dapat pula mempengaruhi status gizi pada usia balita akibat adanya penyakit pada masa bayi (Setiawan, 2008).

Menyapih adalah proses berhentinya menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya juga harus disesuaikan dengan keadaannya (Setiawan, 2008). b) Tingkat kebutuhan gizi

c) Faktor kesehatan (misalnya penyakit infeksi, penyakit metabolisme, paska operasi).

Penyakit infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan sehingga dapat mempengaruhi status gizi anak (Harsono, 2008).

2) Faktor Tidak Langsung

Faktor tidak langsung yang berpengaruh adalah : a) Tingkat kemiskinan

Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu (Khomsan, 2008). Bekerja adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

untuk menunjang kebutuhan dan kehidupan keluarga (Nursalam dan Pariani, 2001).

b) Tingkat pendidikan orang tua

Menurut teori Koentjoroningrat (1997) dalam Nursalam (2001) mengatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki.

c) Budaya

Adat-istiadat, norma, dan sesuatu yamg tabu dalam masyarakat akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Misalnya pada kebudayaan orang Bali sering diadakan upacara sehingga tersedia banyak makanan dan buah-buahan. Maka jarang terdapat anak yang gizi buruk karena pada saat upacara tersebut akan dimakan bersama saat selamatan (Soetjiningsih, 2004).

d. Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa (2001), penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

1) Penilaian Secara Langsung

Dibagi menjadi empat penilaian yaitu: a) Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi yang terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh sepserti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b) Klinis

Pemeriksaan klinis merupakan metode penting untuk menilai status gizi yang didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dan dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi sacara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit. c) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara labolatoris yang dilakukan pada berbagai macam anggota tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Penggunaan metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

d) Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khusunya jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan. Umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Penilaian Secara Tidak Langsung a) Survei Konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

b) Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

Dokumen terkait